Anda di halaman 1dari 28

Selpiana_Teknik Pertambangan_UNSRI

 Perhitungan
yang
didasarkan pada
hubungan stoikiometri
sederhana dari reaksi
kimia
REAKSI KIMIA :

aA + tT  Produk

A = ANALIT
T = TITRAN
TITRIMETRIK :

PROSES PENGUKURAN VOLUME


TITRAN YANG DIPERLUKAN
UNTUK MENCAPAI TITIK
EKUIVALENSI
 TITRAN :
REAGENSIA (SUATU LARUTAN STANDAR)
YANG DITAMBAHKAN DARI DALAM SEBUAH
BURET UNTUK BEREAKSI DENGAN ANALITNYA

 STANDAR PRIMER :
SUATU ZAT YANG TERSEDIA DALAM BENTUK
MURNI ATAU KEADAAN DENGAN KEMURNIAN
YANG DIKETEHUI, YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENSTANDARKAN SUATU LARUTAN

 STANDARISASI :
PROSES MENENTUKAN KONSENTRASI SUATU
LARUTAN DITETAPKAN DENGAN AKURAT
 INDIKATOR :
SUATU ZAT YANG MEMPERLIHATKAN WARNA
YANG BERLAINAN DENGAN KEHADIRAN
ANALIT ATAU TITRAN SECARA BERLEBIH.

 TITIK EKUIVALEN :
TITIK DALAM SUATU TITRASI PADA SAAT
JUMLAN EKUIVALEN TITRAN = JUMLAH
EKUIVALEN ANALIT

 TITIK AKHIR :
TITIK DALAM SUATU TITRASI PADA SAAT
SUATU INDIKATOR BERUBAH WARNA
1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan persamaan
reaksi tertentu (tidak boleh ada reaksi samping)

2. Reaksi harus berjalan sampai lengkap pada titik


ekuivalensi

3. Harus tersedia metode untuk menetapkan


tercapainya titik ekuivalensi.

4. Diharapkan reaksi berjalan cepat


1. ASAM -BASA
Reaksinya :


HA  OH  A   H 2O
BOH  H 3 O   B   2 H 2 O

HA = Asam
BOH = Basa

Sebagai titran umumnya larutan standar elektrolit


kuat
2. OKSIDASI-REDUKSI

Contoh :
kalium permanganat (KMnO4)sebagai titran
dengan besi (II) dalam larutan asam :


5 Fe 2  MnO4  8 H   5 Fe3  Mn 2  4 H 2O
3. PENGENDAPAN :

CONTOH :
Pengendapan kation perak dengan anion
halogen.
Reaksinya :

 
Ag  X  AgX (s )
4. PEMBENTUKAN KOMPLEKS :

CONTOH :
Reaksi yang menghasilkan kompleks stabil
antara ion perak dan sianida


Ag  2CN  Ag (CN ) 2
 
 Hubungan bobot antara unsur-unsur dan
senyawa dalam reaksi kimia

 Pada analisa titrimetrik


metode yang digunakan untuk menyatakan
banyaknya zat terlarut dalam larutan dan
perhitungan stoikiomerti yang melibatkan
larutan.
Bobot ekuivalen suatu zat yang terlibat
dalam reaksi, yang digunakan sebagai dasar
titrasi, didefinisikan :

1. Asam Basa:
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam
gram dari suatu zat yang diperlukan untuk
memberikan atau bereaksi dengan 1 mol
(1,008 g) H 
2. Redoks, bobot gram ekuivalen :
bobot dalam gram (dari) suatu zat yang
diperlukan untuk memberikan atau bereaksi
dengan 1 mol elektron.

3. Pengendapan dan pembentukan kompleks,


bobot gram ekuivalen : bobot dalam gram
(dari) suatu zat itu yang diperlukan untuk
memberikan atau bereaksi dengan 1 mol
kation univalen,1/2 mol kation divalen, 1/3
mol kation trivalen
MW
EW 
n
 MOLARITAS
Perhitungan berdasarkan volume larutan.

Banyaknya mol zat terlarut per liter larutan.


Berdasarkan volume larutan.
n
M
V
M = Molaritas
n = mol
V = Volume (liter)
g
n
BM
g
M
BM x V
g  M x V x BM
2. Formalitas
Banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter
larutan

nf
F
V
F = Formalitas
nf = Banyaknya bobot rumus
V = Volume (liter)
g
nf 
BR
g
F
BR x V

BR = Bobot Rumus
3. Normalitas
Banyaknya ekuivalen zat terlarut per liter
larutan
ek Ket :
N
V ek =banyaknya ekuivalen
BE = bobot ekuivalen
g
ek 
BE
g
N
BE x V
g  N x V x BE
Jumlah gram zat terlarut per 100 gram larutan
w
P x 100
w  wo

P = Persen bobot zat terlarut


w = banyaknya bobot zat terlarut (gram)
w = banyaknya pelarut (gram)
o
Bagian suatu komponen dalam 1 juta bagian
campuran

w 6
ppm  x 10
w  wo
w 6
ppm  x 10
wo
• Termasuk perhitungan konsentrasi
• Bobot per volume, bobot : bobot reagensia
• Satuan yang digunakan mililiter dan
miliekuivalen (1000 mek= 1 ek)
mg
T
ml
mg
N
ml x BE
T  N x BE
 Proses penentuan konsentrasi larutan dengan
tepat.
 Reaksi antara titran dengan dengan zat yang
dipilih sebagai suatu standar primer harus
memenuhi syarat :
1. Tersedia dengan mudah dalam bentuk
murni
2. zat tersebut harus stabil
3. standar primer memiliki bobot ekuivalen
yang wajar untuk menghindari tjdnya galat
 Melewati titik akhir, penambahan titran
terlalu banyak dan mentitrasi balik dengan
larutan kedua.

 Syarat titrasi balik :


mengetahui normalitas larutan kedua atau
hubungan volume antara larutan kedua
dengan titran
 Pengambilan alikuot (sebagian dari
keseluruhan) dari larutan standar dan
mengencerkannya ke volume yang lebih
besar

V1 x M 1  V2 x M 2
mg analit
% x100
mg sampel
V (ml ) x N (mek / ml ) x BE (mg / mek )
% x100
bobot sampel (mg )

Anda mungkin juga menyukai