Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

“Undang-undang dalam pelayanan kebidanan ”

Dosen Pengampu:

Yetti purnama S.ST., M.Keb.

Disusun oleh:

Soniya Asana (F0G019023)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TP 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayahnya penyusunan Makalah dengan judul “KODE ETIK PROFESI
KEBIDANAN” ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah
direncanakan. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Etikolegal.Makalah ini juga merupakan tugas yang dapat
dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan juga bisa dijadikan
motivasi untuk lebih menambah pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

Penyusunan makalah ini, tentu masih jauh untuk dikatakan sempurna, hal ini
karena keterbatasan kami dalam menguasai wawasan dan ilmu pengetahuan
yang masih sangat terbatas. Walaupun demikian kami berharap semoga
penyusunan Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi pengetahuan bagi
teman-teman dan bagi kami selaku penyusun makalah ini. Akhir kata semoga
kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada kami mendapat imbalan
yang setimpal dari Allah SWT, amin.

Bengkulu,8 juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B.Rumusan Masalah.............................................................................. 2

C. Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. No. 23 tahun 1992 Tentang Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga


Kesehatan..................................................................................................4

B. Peraturan Perundangan Tentang Ketenaga Kerjaan.........................10

C. Peraturan Perundangan / UU Tentang Adobsi,

Bayi Tabung, dan Adobsi.........................................................................11

D.Peraturam Mentri Kesehatan Republik Indonesia..............................19

No. 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Praktik Kebidanan..........30

E.Permenkes no.28 tahun 2017...............................................................31

F.Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang kesehatan ......................32

G.keputusan mentri kesehatan no.369/Menkes/Sk/III/2007 tentang standar


profesi Bidan..............................................................................................33
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................34

B. Saran...............................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/Mengkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi kode etik bidan
Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan
bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap meningkatnya
kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan. Menjadi
tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme dalam
menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan berkualitas.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam mengambil
keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman tentang etika dan moral
menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan. dengan
senantiasa menghormati nilai-nilai pasien.

Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau
kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.

BAB II

Pembahasan
PERAN DAN TUGAS BIDAN BERDASARKAN ETIK DAN KODE ETIK PROFESI

Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampu menyesuaikan dengan keadaan dirinya dan
berlandaskan pada kode etik dan standar profesi. Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi
suatu teori etika secara kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.Bidan harus menilai
kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu
berusaha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan kelurga. Contohnya ketika seorang bidan desa
harus menolong persalinan, disaat jadual pemeriksaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang
memerlukan pelayanan KB dan asuhan BBL. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat mencoba
menghasilkan yang terbaik bagi semua orang sesuai kemampuannya.

A. MENERAPKAN KODE ETIK DALAM MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Pelayanan kebidanan disuatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap institusi
pelayanan memiliki norma dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi kesehatan.
Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu yaitu manusia atau individu sehingga individu harrus
jelas batas wewenang. Kewenangan bidan tertuang daalam KEPMENKES 900/MENKES/SK/VII/2002
tentang registrasi dan praktik bidan . mengenai kejelasan peran bidan diatur dalam standar praktik
kebidanan dan standa pelayanan kebidanan Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu, klien (Depkes, 1996:3).Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan
karakteristik berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam
masa prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan upaya
promotif, preventative dan rahabilitatif baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai
wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan (Sumarto, 1995 : 16).Asuhan kebidanan adalah
bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan pada wanita sesuai wewenang dan tanggung jawab
seorang bidan.

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Definisi

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi
sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang
organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Selama
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu
hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya.

Semua perubahan fisik pada ibu mengakibatkan terjainya perubahan psikis berupa rasa tidak percaya
diri terhadap penampilan dirinya. Pada masa ini, ada ibu yang ,merasa enggan berpergian, bahkan ada
yang sampai menarik diri dari aktivitas kehidupan social sebagai seorang ibu. Untuk mengantisipasi
supaya dampak-dampak negative seperti yang dipaparkan di atas tidak terjadi terlalu berat pada ibu,
dan untuk mengantisipasi supaya persalinan berlangsung aman dan tidak terjadi trauma terlalu berat,
baik terhadap ibu maupun janin, ibu hamil perlu diberi asuhan kehamilan.

Semakin bertambah usia kehamilan, akan mengakibatkan bentuk tubuh ibu berubah yang semula
langsing menjadi tidak langsing lagi. Buah dada mulai membesar, pembulih-pembuluh darah pada perut
tampak biru, perut semakin menonjol kedepan.

Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,menetapkan diagnosis dan
rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan
ibu dan janin selama periode kehamilan.

b. Tujuan

1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.

2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetric selama kehamilan

3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi

4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puer perium normal, dan
merawat anak secara fisik, psikologis, dan social.

c. Langkah langkah

Proses manajemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang harus dilaksanakan secara
brurutan,dan secara periodic perlu di ulang-ulang sesuai dengan kondisi ibu hamil yang diberi
asuhan.Penerapan 7 langkah manajemen menurut varney dalam member asuhan kebidanan pada ibu
hamil secara sistematis adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan data dasar

Jenis data yang dikumpulkan adalah :

a. Data Subjektif terdiri dari :

1) Biodata ibu dan suami

2) Alasan ibu memeriksakan diri

3) Riwayat kehamilan sekarang

4) Riwayat kebidanan yang lalu

5) Riwayat menstruasi
6) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

7) Riwayat kesehatan

8) Riwayat bio-psikososial-spiritual

9. Pengatahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan

b. Data objektif terdiri dari :

1. Hasil pemeriksaan umum (tinggi badan,berat badan,lingkar lengan,suhu,nadi,tekanan


darah,pernafasan)

2. Hasil pemeriksaan kepala dan leher

3. Hasil pemeriksaan tangan dan kaki

4. Hasil pemeriksaan payudara

5. Hasil pemeriksaan abdomen

6. Hasil pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)

7. Hasil pemeriksaan darah dan urine

2. Menginterpretasikan atau menganalisis data

Pada langkah ini data subjektif dan data objektif yang dikaji di analisis menggunakan teiri fisiologis dan
patologis,sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan itu pada saat diberi
asuhan,termasuk teori tatang kebutuhan fisik dan psikologis ibu hamil.Hasil analisis dan interpretasi
data menghasilkan rumusab diagnosis kehamilan.

Selanjutnya,rumuskan masalah yang terjadi sesuai dengan kondisi ibu saat diberi asuhan. Masalah juga
merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan, adaptasi ibu
yang tidak positif terhadap kehamilan.

3. Merumuskan diagnosis atau masalah potensial, dan tindakan segera sebagai antisipasinya

Menetapkan perlunya tindakan segera dan melaksanakannya berdasarkan masalah potensial yang
dirumuskannya. Tindakan segera bisa meruapakan interfensi langsung oleh bidan maupun kolaborasi
dengan profesi lain.

4. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen
bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan
situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau
anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR
yang rendah).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Rencana asuhan yang menyeluruh mengacu pada diagnosis, masalah asuhan serta kebutuhan yang telah
sesuai dengan kondisi client.

Sebagai contoh memberikan penyuluhan kepada ibu terhadap kebutuhan ibu hamil.

6. Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan secara efisien dan aman

Pelaksanaan rencana asuhan bias dilaksanakan oleh bidan langsung, bias juga dengan memperdayakan
ibu. Misalnya pada rencana asuhan. Diatas, setelah ibu mendapat layanan konseling dari biadan tentang
cara menghindarkan diri dari kontak dengan asap rokok, dibuat kesepakatan tentang cara/tindakan yang
digunakan. Setelah ibu melaksanakan hasilnya dievaluasi oleh bidan.

7. Melaksanakan evaluasi terhadap rencana asuhan yang dilaksanakan.

Evaluasi ditunjukan terhadap efektifitas interfensi tentang kemuingkinan pemecahan masalah, mengacu
pada perbaikan kondisi, kesehatan ibu dan janin. Evaluasi mencangkup jangka pendek, yaitu sesaat
setelah interfensi dilakasanakan, dan jangka pendek, yaitu menungu proses sampai kunjungan
berikutnya/kunjungan ulang.

d. Konsep dasar

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,

a. Satu kali pada triwulan pertama

b. Satu kali pada triwulan kedua

c. Dua kali pada triwulan ketiga

Pelayanan atau asuhan standar minimaltermasuk “7T”:

a. Timbang berat badan


b. Ukur (Tekanan) darah

c. Ukur (Tinggi) fundus uteri

d. Pembeian imunisaasi (Tetanus Tiksoid) TT lengkap

e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan

f. Tes terhadap penyakit menular seksual

B. Menerapkan kode etik kebidanan pada ibu bersalin

a. Definisi

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa social bagi ibu dan keluarga. Dalam hal ini peranan petugas
kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibuagar seluruh
rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman dan baik bagi ibu maupun bagi bayi yang
dilahirkan.

b. Tujuan

Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan
yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek saying ibu dan sayang bayi.

c. Langkah-langkah

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:

1) Kala I yaitu, dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses ini
terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks
membuka dari 3 sampai 10 cm.

Tindakan yang dilakukan:

a) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau teman dekat.

b) Mengatur aktivitas dan posisi ibu

c) Membumbing ibu untuk rileks saat ada his

d) Menjelaskan tenteng kemajuan persalinan

e) Menjaga kebersihan diri

f) Mengatasi rasa panas

g) Masase
h) Pemberian cukup minum

i) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong

sentuhan

2) Kala II yaitu,dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Seorang bidan harus mendukung ibu atas usahanya
untuk melahirkan bayinya. Berikut adalah tindakan atau penanganan yang dilakukan selama persalinan
(kala II):

a) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu

Menghadirkan seseorang untuk menyemangati, memberi minum, mengipasi atau memijat ibu

b) Menjaga kebersihan diri

Bersihkan cairan yang ada untuk menghindari infeksi pada ibu

c) Mengipasi dan masase

Menambah kenyamanan bagi ibu

d) Memberikan dukungan mental

Mngurangi kecemasan ibu dengan cara:

1) Menjaga privasi ibu

2) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

3) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu

e) Mengatur posisi ibu

f) Menjaga kandung kemih tetap kosong

g) Memberikan cukup minum

h) Memimpin mengedan

i) Bernafas selama persalinan

j) Pemantauan denyut jantung janin

k) Membantu melahirkan bayi:

1) Menolong kelahiran kepala

2) Periksa tali pusat


3) Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya

l) Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh

m) Merangsang bayi

Kala III yaitu: Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.

Tidakan:

a) Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin

b) Memberikan oksitosin

c) Melakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT (CTT/Centroled Cord Traction)

d) Masase fundus

4) Kala IV yaitu: dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Masa post partum
merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu terutama kematian yang diakibatkan karena
pendarahan. Tindakan pemeriksaan:

a) Fundus: rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atau dibawah umbilicus.

 Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan

 Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan

 Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi

b) Plasenta: periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa dalam
uterus

c) Selaput ketuban: periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa
dalam uterus

d) Perineum: periksa luka robekan pada perineum dan vaginayang membutuhkan jahitan

e) Memperkirakan pengeluaran darah

Lochia: periksa apakah ada darah keluar langsung. Jika lochia berkontraksi kuat, lochia kemungkinan
tidak lebih dari menstruasi.

g) Kandung kemih: pastikan kandung kemih tidak terisi penuh. Kandung kemih yang terisi penuh akan
membuat uterus naik keatas dan menyebabkan tidak berkontraksi kuat.

h) Kondisi ibu: apabila kondisi ibu tidak stabil, pantau terus kondisinya dan penuhi apa yang ibu
inginkan.
i) Kondisi bayi baru lahir: pastikan kondisi bayi sehat.

Asuhan bidan:

a) Ikat tali pusat

b) Pemeriksaan fundus dan masase

c) Nutrisi dan hidrasi

d) Bersihkan ibu

e) Istirahat

f) Peningkatan hubungan ibu dan bayi

Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dengan bayi.

g) Memulai menyusui

Bayi sangat siap segera saat dilahirkan. Hal ini sangat tepat untuk mulai memberikan asi. Menyusui juga
membantu uterus berkontraksi.

h) Menolong ibu ke kamar mandi

Pastikan ibu telah buang air kecil dalam 3 jam selama postpartum

Mengajari ibu dan anggota keluarga

Beri tahu pada ibudan keluarga bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi dan tanda-
tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

d. Konsep dasar

Kebijakan pelayanan asuhan ibu bersalin:

1. Semua persalinan harus dihadiri atau dipantau oleh petugas kesehatan terlatih

2. Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas memadai untuk menangani kegawatdaruratan
obstetric dan neonatal harus tersedia 24 jam

3. Obat-obatan essensial, bahan dan perlengkapan harustersedia bagi seluruh petugas terlatih

Menerapkan Kode Etik Dalam Manejemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan yang memadai suatu persalinan
dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek saying ibu dan saying bayi.
C. Menerapkan Kode Etik Dalam Manejemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Tujuannya :
Untuk memberika asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan
dengan memperhatikan riwayat selama melahirkan, persalinan dan keadaan segera setelah
melahirkan.
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya , baik pisik maupun sikologis.
Melaksanakan skrinning secara komprehensip, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayi.
Memberikan pendidikan kesetan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan mafaat
menyusui, pemberiaan imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Mendapatkan kesehatan emosi.
D. Menerapkan Kode Etik Dalam Manejemen Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah
Pada Neonatus
Menilai terhadap keadaan bayi secara umum dengan menggunakan skor
APGAR jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah placenta
lahir dan kondisi ibu stabil.
Pada bayi
Periksa tanda vital bayi, ukur suhu, pemeriksaan bayi dari ujung kuku kaki
sampai kepala untuk mencari kemungkinan adanya kelainan. Hendaklah ibu
menyalsikan pemeriksaan tersebut. Lakukan pencatatan semua temuan
perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap.
Balita dan pra sekolah
Menilai terhadap keadaan fisik dan psikologi anak dengan pemeriksaan fisik
dan mengali informasi tentang kelengkapan imunisasi dan vaksin yang telah
diberikan sampai imunisasinya lengkap atau tidak lalu diberi penanganan.
E. Menerapkan Kode Etik Dalam Manejemen Asuhan Kebidanan Pada Kesehatan
Reproduksi
Suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
dari penyebab dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Upaya dalam mencapai kesejahteraan kesehatan reproduksi etik petugas kesehatan
untuk menekan :
Penyakit hubungan seksual
Upaya penekanan PMS
Penyakit gonore
Acquired imune defenciency syndrome (aids)
Dan kesadaran manusia tentang pertumbuhan penduduk di rencanakan keseimbangan
antara kebutuhan dan jumlah penduduk dengan
Sederhana
Moderan
Sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai