Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH SETELAH MERGER

Tahun 2021 diharap akan menjadi masa pemulihan ekonomi nasional yang terpuruk


akibat pandemi. Salah satu upaya pemulihan ekonomi diharap terjadi lewat merger
bank syariah BUMN.

Ekonom Universitas Padjadjaran Aldrin Herwany menilai merger bank syariah BUMN
antara PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank
BNI Syariah (BNIS) akan memberikan efek berganda atau multiplier effect terhadap
industri keuangan. "Jadi kalau bank syariah ini bisa optimal, maka ini akan mempunyai
multiplier effect. Asuransi syariah berkembang, dana pensiun syariah berkembang,
produk halal berkembang dan seterusnya.Jadi efeknya akan besar. Ini potensi, sangat-
sangat potensi," ujar Aldryn dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Senin (21/12).

Proses penggabungan usaha ketiga bank syariah BUMN tersebut terus berjalan. Saat
ini proses merger telah sampai pada tahap penandatanganan Akta Penggabungan,
setelah masing-masing bank yang akan bergabung mendapat restu dari para
pemegang saham melalui forum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) untuk menuntaskan merger.

Bank hasil penggabungan yang bernama Bank Syariah Indonesia itu nantinya akan


melakukan kegiatan usaha di 1.200 lebih kantor cabang dan unit eksisting yang
sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah. Total aset
Bank Syariah Indonesia nantinya mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari
Rp 20,4 triliun. Jumlah tersebut menempatkan Bank Syariah Indonesia dalam daftar 10
besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan Top 10 bank syariah terbesar di
dunia dari sisi kapitalisasi pasar.

''Di sektor ekonomi syariah ada loncatan yang besar nanti di 2021 karena bank BUMN
kita sekarang itu sudah masuk tahapan proses merger yang sebenarnya. Nanti 2021,
kan dirutnya sudah terpilih, komisaris sudah terpilih, bisa lari kencang ini. Karena
kenapa? Asetnya juga besar, masuk 10 besar Islamic bank di dunia. Masuk kita di
angka total aset dan kemampuan modalnya," kata Aldryn.

Peran bank hasil penggabungan tersebut dinanti untuk membantu pemulihan ekonomi.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mengatakan penggabungan
ketiga bank ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian nasional.

"Peran dan kontribusi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. sangat ditunggu, apalagi dalam
upaya melakukan pemulihan ekonomi pascapandemi," katanya.

Menurutnya, sudah saatnya potensi ekonomi umat Islam disatukan agar dapat segera
memulihkan perekonomian di saat pandemi dan pasca-pandemi. Nantinya, Bank
Syariah Indonesia akan mampu memiliki jangkauan pasar yang lebih besar kepada
masyarakat Indonesia.

Luasnya daya jangkau bank ini akan membantu upaya pemerintah menaikkan tingkat
literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya dalam hal keuangan syariah. Bank
diharapkan dapat melayani gairah masyarakat muslim Indonesia untuk mempercayakan
layanan perbankannya ke Bank Syariah Indonesia.

Layanan perbankan syariah dengan cakupan modal besar dan sasaran yang lebih
merata, lanjut Ace, diharap juga diikuti dengan langkah mobilisasi dan investasi
tabungan untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang adil. Apabila hal
tersebut terjadi, keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak.

Menurutnya, mobilisasi investasi syariah yang adil merupakan hal penting karena Islam
secara tegas melarang penimbunan tabungan dan menganjurkan penggunaan sumber
dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi Islam. Ace
menambahkan, keberadaan Bank Syariah Indonesia tentu juga harus diiringi dengan
layanan yang lebih merata dan memanfaatkan IT atau teknologi digital.

Sehingga, hal ini akan mempermudah Bank Syariah Indonesia dalam memberikan
layanan kepada masyarakat. Ia mengatakan Bank Syariah Indonesia harus menjadi
pionir terdepan dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam memobilisasi investasi
keuangan, serta berkontribusi membangun bangsa Indonesia yang mayoritas
berpenduduk muslim.

Sementara masih berproses, Bank Syariah Indonesia telah menyiapkan rancangan


rencana bisnis untuk tahun 2021-2023. Direktur Mandiri Syariah, Hery Gunardi
mengatakan bank akan melakukan mendesain ulang bisnis model.

"Kami nanti akan desain ulang bisnis model, terkait branding kami akan bangun lebih
inklusif karena bank syariah itu universal merangkul semua lapisan," katanya, beberapa
waktu lalu.

Bank Syariah Indonesia akan mencoba mengakomodasi semua kebutuhan, baik retail,
korporasi, negara, nasabah milenial, non milenial, UMKM, dan umat Islam secara
keseluruhan. Bank terutama akan memperkuat bisnis wholesale setelah memiliki
permodalan yang kuat dari merger ini.
Dengan kapasitas besar tersebut, Bank Syariah Indinesia ingin menjadi pemain utama
dalam pendanaan proyek-proyek infrastruktur. Salah satunya dengan menjadi
pemimpin dari sindikasi pembiayaan yang sebelumnya hanya ikut dalam porsi kecil
mengikuti induknya.

Selain itu, BSI juga akan menggarap potensi halal value chain, mulai dari skala
prinsipal, distributor, hingga sub distributornya. Dalam rangka memanfaatkan potensi
pasar global, Bank Syariah Indonesia akan menyasar market sukuk.

"Kapasitas ini akan kami bangun di tahun 2021, tak menutup kemungkinan nanti kita
buka cabang di Dubai juga untuk mengakomodir perusahaan Indonesia cari investor
dari luar," katanya.

Tanpa meninggalkan spesialisasinya di segmen retail, Bank Syariah Mandiri juga akan
terus memperkuat lini tersebut. Satu produk unggul yakni Mitraguna yang berbasis
payroll akan menjadi dasar untuk segmen konsumer. Dengan cost of fund yang rendah
pun, maka harapannya bisa bersaing dengan bank konvensional.

"Nanti kita bisa bersaing juga di KPR, KKB karena imbal hasil lebih kompetitif, dengan
bisnis model yang kita rapikan," katanya.

Hery juga menegaskan tak melupakan segmen UMKM yang telah menjadi tulang
punggung bank syariah. UMKM menjadi agenda wajib sesuai dengan permintaan dari
pemerintah untuk mendorong perkembangan usaha masyarakat.

Nantinya pembiayaan terhadap segmen ini akan lebih terintegrasi dengan sistem value
chain juga rekomendasi dari cabang daerah. Digital banking juga akan terus
ditingkatkan, tidak hanya dari sisi fitur. Lebih lanjut, Hery mengatakan pada saat legal
merger nanti, akan ada aura baru dari Bank Syariah Indonesia karena rebranding.
Tidak hanya bisnis proses, tapi dari sisi penampilan infrastruktur, hingga layanan akan
berubah.

"Produk juga akan kita rapikan, kita pilih mana produk terbaik sehingga nanti hanya ada
produk juara," katanya. Sejumlah produk yang stagnan akan dihapus, digabung, atau
dibiarkan hingga batas waktunya habis.

Bank Syariah Indonesia akan berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS. Komposisi pemegang saham pada
Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., (BMRI) 51,2 persen,
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., (BNI) 25 persen, PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik
4,4 persen. Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan
valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.
Nama : Muhammad Quraisy
Npm : 2062201021
MK : Akuntansi Syariah

Anda mungkin juga menyukai