Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Topik : Penyuluhan Gizi Buruk di Posyandu Dahlia IX Kelurahan Mappala

I. LATAR BELAKANG
Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di
dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Dari data Departemen Kesehatan
menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena masalah kekurangan gizi dan
buruknya kualitas makanan, didukung pula oleh kekurangan gizi selama masih didalam
kandungan. Hal ini dapat berakibat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak
beranjak dewasa.Dr.Bruce Cogill, seorang ahli gizi dari badan PBB UNICEF mengatakan bahwa
isu global tentang gizi buruk saat ini merupakan problem yang harus diatasi (Litbang, 2008).
Gizi buruk pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan kenaikan berat
badan balita yang tidak cukup.Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan
petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya
tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi buruk 12.6 kali dibandingkan pada balita yang berat
badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak naik lebih sering, maka risiko akan
semakin besar (Litbang, 2007).
Penyebab gizi buruk sangat kompleks, sementara pengelolaannya memerlukan kerjasama
yang komprehensif dari semua pihak.Bukan hanya dari dokter maupun tenaga medis saja, tetapi
juga dari pihak orang tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemuka agama maupun
pemerintah.Pemuka masyarakat maupun pemuka agama sangat dibutuhkan dalam membantu
pemberian edukasi pada masyarakat, terutama dalam menanggulangi kebiasaan atau mitos yang
salah pada pemberian makanan pada anak. Demikian juga posyandu dan puskesmas sebagai
ujung tombak dalam melakukan skrining atau deteksi dini dan pelayanan pertama dalam
pencegahan kasus gizi buruk (Nency, 2006)

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Status gizi pada anak saat ini kurang menjadi perhatian, padahal gizi merupakan elemen
penting dalam masa tumbuh kembang anak. Di samping dampak langsung terhadap kesakitan
dan kematian, gizi juga berdampak terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan
produktivitas.
Kecerdasan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan
berupa stimulasi, melainkan juga faktor gizi atau nutrisi. Untuk memperoleh anak yang cerdas
dan sehat dibutuhkan asupan gizi atau nutrisi yang sehat dan seimbang dalam makanan sehari-
hari. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat hubungan antara malnutrisi dengan tingkat
inteligensi dan prestasi akademik yang rendah. Untuk negara-negara berkembang dimana
kejadian malnutrisi sering dijumpai, hal ini akan berdampak serius terhadap keberhasilan
pembangunan nasional.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Berdasarkan masalah di atas, maka diadakan penyuluhan tentang gizi buruk, pengenalan
makanan yang bersih dan bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan, serta pemberian bubur
kacang hijau bagi balita yang hadir dalam kegiatan penyuluhan

IV. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan pengenalan tentang gizi buruk, pengenalan makanan yang bersih dan
bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan ini dilaksanakan di Posyandu Dahlia IX kelurahan
Mappala pada hari Selasa tanggal 8 Agustus 2017 dan dihadiri oleh warga sekitar dan kader-
kader posyandu.
Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan gizi buruk berupa definisi, penyebab, klasifikasi,
gejala klinis, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan terjadinya gizi buruk. Selain itu,
dilakukan pula pengenalan tentang makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi oleh
anak-anak pada masa pertumbuhan. Kegiatan ini dirangkaikan pula dengan kegiatan bulanan
posyandu yaitu pengukuran tumbuh kembang balita dan pada akhir kegiatan dilakukan
pemberian bubur kacang hijau kepada balita yang hadir.

V. EVALUASI
Kegiatan berjalan kondusif, dimana para warga kelurahan Mappala menyimak materi dengan
baik selama kegiatan berlangsung Setelah kegiatan penyuluhan berlangsung pun, warga aktif
bertanya. Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai pentingnya
pemberian gizi yang baik, benar, dan seimbang kepada anggota keluarganya agar
terhindar dari gizi buruk.
Namun, masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksaan kegiatan ini,
diantaranya kendala dalam berbahasa, di mana terdapat beberapa peserta yang tidak
fasih dalam berbahasa Indonesia. Selain itu, masih banyaknya ibu-ibu yang tidak
membawa anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan posyandu secara rutin tiap
bulannya dikarenakan alasan kerja atau dengan alasan apabila anak mereka ikut
posyandu dan mendapaat imunisasi, maka anak mereka akan menjadi sakit.
Diharapkan kedepannya, kader puskesmas yang tinggal disekitar warga dapat lebih
aktif mengajak warga untuk menghadiri kegiatan-kegiatan puskesmas demi
peningkatan pengetahuan dan kualitas hidup serta kesehatan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai