Anda di halaman 1dari 69

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS


TALISE KECAMATAN MANTIKULORE
KOTA PALU

PROPOSAL

SITI NUR FAJRIANTI


N 201 14 060

PEMINATAN BIOSTATISTIK KB DAN KEPENDUDUKAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
DAFTAR ISI

SAMPUL Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN ........................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ............................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi ............................................................................................ 7
2.2 Kehamilan ............................................................................................ 8
2.3 Hipertensi dalam Kehamilan ................................................................. 9
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipertensi dalam Kehamilan........... 27
2.5 Tabel Sintesa ........................................................................................ 35
2.6 Kerangka Teori ..................................................................................... 42
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................ 43
3.2 Alur Kerangka Konsep ......................................................................... 45
3.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ........................................... 46
3.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 49
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 50
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 50
4.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 50
4.4 Pengumpulan Data .............................................................................. 51
4.5 Analisis dan Penyajian Data ................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Sintesa Penelitian .................................................................. 35
Tabel 4.1 Tabel Kontingensi 2X2. ........................................................... 52
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 42
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 43
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN

Simbol/Singkatan Arti Simbol/Singkat

> Lebih dari


≤ Kurang dari atau sama dengan
AKI Angka Kematian Ibu
ANC antenatalcare
DINKES Dinas Kesehatan
DM Diabetes Melitus
HDK Hipertensi Dalam Kehamilan
HELLP hemolysis, elevated liver enzymes, low
platelet count
HLA-G Human Leukocyte Antigen Protein G
IMT Indeks Massa Tubuh
KEMENKES Kementerian Kesehatan
MSG Monosodium Glutamate
NK Natural Killer
PE Preeklamsia
PGE2 Prostasiklin E2
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
TXA2 Tromboksan A2
WHO World Health Organization
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 : Jadwal Penelitian
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dri 585.000

ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita

mempunyai kemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan atau persalinan

selama kehidupannya. Lebih dari 50% kematian di negara berkembang

sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya rendah.

Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan yang paling utama. Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan

bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar

25%-50% kematian wanita usia subur dikarenakan oleh hal yang berkaitan

dengan kehamilan (Rahman, 2015).

Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal

disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Setiap

tahun diperkirakan 585.000 wanita di dunia meninggal sebagai akibat

komplikasi yang timbul dari kehamilan. Salah satu masalah kesehatan yang

sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada

2-3% kehamilan adalah hipertensi. Kejadian hipertensi dalam kehamilan

sekitar 5-15%, dan merupakan satu di antara 3 penyebab mortalitas dan

morbiditas ibu bersalin di samping infeksi dan pendarahan (Sihotang et al.,

2016).
Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi dalam

kehamilan antara lain kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh

darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan kardiovaskular,

gangguan hati, gangguan pernafasan, sindrom HELLP (hemolysis, elevated

liver enzymes, low platelet count), serta gangguan pada janin seperti

pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga kematian dalam rahim.

Hipertensi dalam kehamilan juga dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan

eklamsia yang dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun janin (Sirait,

2012).

Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensi merupakan

penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang

sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi bayi

yang akan dilahirkan. Karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai

peringatan dini. Hipertensi dalam kehamilan atau yang disebut dengan

preeklampsia, kejadian ini persentasenya 12% dari kematian ibu di

seluruh dunia. Kemenkes Tahun 2013 menyatakan bahwa hipertensi

meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil (Kemenkes,

2013).

Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit hipertensi

dalam kehamilan ditemukan pada 146.320 wanita hamil di negara india atau

3,7% di antara semua kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup.

Hampir 18% di antara 1450 kematian di Amerika Serikat terjadi akibat

penyakit hipertensi dalam kehamilan. Di Brazil dilaporkan bahwa ibu hamil


yang mengalami hipertensi dalam kehamilan yaitu sebanyak 778 (13,9%)

dari 5602 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya (Debataraja, 2014).

Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) terdapat 536.000

ibu hamil meninggal akibat hipertensi dalam kehamilan. Kejadian ini

terjadi hampir di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Asia

Tenggara berjumlah 35 per 100.000 kelahiran hidup (Wijaya, 2014).

Penyebab kematian ibu yang utama di Indonesia adalah pendarahan,

hipertensi dalam kehamilan dan infeksi, secara klinis yang paling sering

adalah hipertensi pada ibu hamil dan juga merupakan salah satu tanda

dari penyakit pre-eklampsia. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan

penyebab utama kematian maternal dan perinatal terutama di negara

berkembang diperkirakan 15–40% kematian maternal berhubungan

langsung dengan hipertensi pada kehamilan dan sampai 30% janin

meninggal khususnya eklampsia (Sukfitrianty et al., 2016).

Jumlah kematian ibu di Sulawesi Tengah pada tahun 2016 yaitu

sebesar 98 jiwa, dimana Kota Palu menempati urutan ke 3 tertinggi di

antara Kabupaten atau Kota pada Provinsi Sulawesi Tengah setelah Parigi

Moutong dan Tojo una-una yaitu dengan jumlah AKI sebesar 11 jiwa.

Penyebab utama kematian ibu di Sulawesi Tengah adalah pendarahan

sebesar 36 jiwa, hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 19 jiwa, infeksi

sebesar 4 jiwa, gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke) 8 jiwa,

gangguan metabolik (DM) 3 jiwa dan lain-lain sebesar 27 jiwa (Dinkes

Provinsi Sulawesi Tengah, 2016).


Di Kota Palu penyebab kematian ibu yaitu pendarahan sebesar 1 jiwa,

hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 6 jiwa, gangguan sistem peredaran

darah (jantung, stroke) sebesar 1 jiwa, dan lain- lain sebesar 3 jiwa. Penyebab

kematian ibu di Kota Palu yang tertinggi yaitu hipertensi dalam kehamilan

(HDK). Dari tahun 2014-2016 jumlah penyebab kematian ibu di Kota Palu

akibat hipertensi terus meningkat yaitu pada tahun 2014 sebesar 2 jiwa, pada

tahun 2015 sebesar 3 jiwa dan pada tahun 2016 sebesar 6 jiwa (Dinkes Kota

Palu, 2016).

Berdasarkan data Dinkes Kota Palu pada tahun 2016 dari 13

Puskesmas yang ada di Kota Palu jumlah kematian ibu yang tertinggi berada

di Puskesmas Talise dengan jumlah kematian ibu sebesar 3 jiwa. Penyebab

kematian ibu di Puskesmas Talise yaitu hipertensi dalam kehamilan (HDK)

sebesar 2 jiwa dan gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke) sebesar

1 jiwa.

Pola makanan yang tidak baik akan menimbulkan beberapa gangguan

seperti kolesterol tinggi, tekanan darah meningkat dan kadar gula yang

meningkat. Menurut penelitian (Taslim, Kundre, & Masi, 2016) menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan terjadinya hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kamonji Kecamatan Palu

Barat.

Faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan frekuensi

primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama

primigravida muda. Persalinan yang berulang-ulang akan mempunyai banyak


risiko terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan

ketiga adalah persalinan yang paling aman (Rohmani et al., 2013).

Berdasarkan penelitian (Radjamuda & montolalu, 2014) menyatakan bahwa

terdapat hubungan paritas dengan hipertensi pada ibu hamil.

Menurut penelitian (Sukfitrianty et al., 2016) meyatakan bahwa

terdapat hubungan antara umur dengan hipertensi dalam kehamilan. Dengan

bertambahnya umur atau usia, maka seseorang juga semakin besar

menderita hipertensi (Sutanto, 2010).

Berdasarkan survey pendahuluan wawancara pada pasien yang

berkunjung di Puskesmas Talise ada 9 orang ibu hamil yang melakukan

kunjungan antenatalcare (ANC) 5 orang di antaranya menderita hipertensi.

Dari 9 ibu hamil ada 4 ibu hamil yang pola makannya terganggu akibat

kurangnya pengetahuan mengkonsumsi makanan sehat. Ada 2 orang ibu

hamil yang sudah punya anak >3 orang. Ada 2 ibu hamil yang umurnya <20

Tahun dan ada 2 ibu hamil yang umurnya >35 Tahun.

Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-

faktor yang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas

Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut maka dirumuskan

masalah apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi dalam

kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan

Mantikulore Kota Palu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan hipertensi dalam

kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

2. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan hipertensi dalam

kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

3. Untuk mengetahui hubungan umur dengan hipertensi dalam

kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan dapat

menambah wawasan bagi mahasiswa dan dosen mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas

Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang peningkatan

terhadap kesiapan wanita usia subur dalam menghadapi kehamilan dan

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga

kesehatan agar lebih produktif dalam mendeteksi kelainan pada ibu

hamil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan tekanan

darah melebihi batas normal. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika

kenaikan tekanan darah terjadi secara menetap dan mengakibatkan suplai

oksigen dan zat gizi terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan

(Ramayulis, 2010).

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer)

karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-

gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul,

gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga

korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Vitahealt, 2006).

Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan

hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah Sakit

kepala, jantung berdebar-berdebar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau

mengangkat beban berat dan mudah lelah (Vitahealt, 2006).

Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa hipertensi

merupakan penyebab nomor satu kematian di Dunia. Data Joint National

Committee On Prevention, Detection Evalution And Treatment On High Blood

Pressure Vii menyatakan hamper 1 milyar penduduk dunia mengidap

hipertensi. Sementara itu, hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013
menunjukan prevalensi hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun ke atas di

Indonesia sebesar 25,8% (Prasetyaningrum, 2014).

Hipertensi menyebabkan kematian sebanyak 9.4 juta pertahun di

seluruh dunia. Pada tahun 2008, di seluruh dunia, sekitar 40% dari orang

dewasa yang berusia 25 tahun keatas telah didiagnosis dengan hipertensi,

jumlah orang yang terkena hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun

1980 menjadi 1 milliar pada tahun 2008. Hipertensi banyak ditemukan di

negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah tidak hanya

diakibatkan oleh penghasilan negara tersebut, namun dipengaruhi juga

oleh banyaknya penduduk yang tinggal di negara-negara tersebut. Keadaan

ini juga dipengaruhi oleh sistem kesehatan yang kurang baik, orang-orang

dengan hipertensi yang tidak terdiagnosis, tidak diobati, dan tidak

terkendali (Setiadhi et al., 2016).

2.2 Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu

terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan

ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37

minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho & Utama, 2014).

Kehamilan adalah masa dimulai dari saat konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi dalam 3

triwulan/trimester, yaitu triwulan/trimester pertama dimulai dari konsepsi

sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,


triwulan/trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan. Istilah–

istilah yang terkait dengan kehamilan yaitu primigravida adalah wanita yang

hamil untuk pertama kalinya, secondigravida adalah wanita yang hamil untuk

kedua kalinya, multigravida adalah wanita hamil untuk beberapa kali

(Manuaba, 2007).

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280

hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung

antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari

43 minggu disebut kehamilan postmatur (Agustini, 2012).

2.3 Hipertensi dalam Kehamilan

2.3.1 Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) adalah suatu suatu keadaan

yang di temukan sebagai komplikasi medis pada wanita hamil dan

sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin.

Secara umum HDK dapat didefinisikan sebagai kenaikan tenganan

darah sistolik 140 mmHg keatas dan tekanan darah sistolik >90

mmHg yang diukur paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda.

Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah satu

penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnva. Upaya

pencegahan terhadap penyakit ini dengan sendirinya akan

menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tersebut. Untuk itu

diperlukan bukan hanya pengetahuan mengenai patofsiologis tetapi


juga cara-cara deteksi dini dan cara intervensi terhadap perubahan

yang terjadi dalam proses penyakit tersebut (Islamiah, 2013).

Hipertensi pada kehamilan merupakan salah satu penyebab

utama peningkatan angka kematian, baik itu untuk ibu maupun untuk

janin yang dikandung. Hal ini tidak hanya terjadi pada Negara yang

sedang berkembang saja, tetapi juga bagi Negara maju. Perempuan

hamil dengan hipertensi mempunyai resiko tinggi untuk komplikasi

yang berat seperti penyakit jantung, penyakit pembuluh darah otak

ataupun gagal organ hingga kematian terhadap janin, hipertensi

mengakibatkan risiko perkembangan janin dalam rahim yang terhambat,

kelahiran sebelum waktunya dan kematian janin dalam rahim dan

umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan tekanan darah diatas 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90

mmHg (Rukiyah, 2010).

Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat

kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau

lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya

normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan

tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai

normal (Junaidi, 2010).

Hipertensi pada wanita hamil yang tidak disertai kejang disebut

preeklamsi. Kalau dengan kejang eklamsi. Eklamsi dalam kehamilan

dapat menimbulkan kematian bagi ibu dan anak. Penyakit ini bisa
berulang pada kehamilan berikutnya sehingga harus diwaspadai

(Marliani & Tatan, 2007).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dialami oleh ibu hamil

erat kaitannya dengan preeklampsia. Preeklampsia merupakan suatu

penyakit dengan gejala hipertensi, oedema dan proteinuria yang muncul

pada saat kehamilan biasanya pada triwulan kedua dan ketiga, sedangkan

eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsi yang

disertai dengan kejang menyeluruh dan koma (Febriana et al, 2017).

2.3.2 Jenis-jenis Hipertensi dalam Kehamilan

Menurut Islamiah (2013), jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan

yaitu :

a. Hipertensi kronik

Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis

setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12

minggu pasca persalinan.

Hipertensi kronis ditemukan dalam 1-5% dari kehamilan dan

frekuensi meningkat dengan usia dan berat badan dan lebih tinggi di

Black dibandingkan pada individu Putih. Dalam kebanyakan kasus

kondisi mendahului timbulnya kehamilan (pre-kehamilan) dan lain-

lain hipertensi berkembang dalam 20 minggu pertama kehamilan. 2, 3

Pada hipertensi kronis ada risiko tinggi untuk pengembangan


hipertensi berat atau preeklamsia (PE) dan pengiriman kecil untuk

usia kehamilan (SGA) neonates (Nzelu et al., 2018).

b. Pre Eklampsia

Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda

hipertensi, oedema dan proteuria yang timbul karena kehamilan.

c. Eklampsia

Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti

“halilintar” dipakai karena seolah-olah gejala eklampsia timbul

dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Pada

umumnya kejang didahului makin memburuknya preeklampsia dan

terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan

penglihatan, mual, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia.

Jenis–jenis Eklampsia

1. Eklampsia gravidarum (Eklampsia antepartum) adalah tekanan

darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air

kencing) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada

kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah

persalinan.

2. Eklampsia parturientum (Eklampsia intrapartum) adalah

pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita

tekanan darah tinggi. Intrapartum berarti bahwa itu terjadi selama

pengiriman bayi. Eklampsia adalah kondisi serius yang

memerlukan pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat


dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan pada

tekanan darah. Tekanan darah dapat kembali normal setelah

melahirkan atau mungkin bertahan untuk jangka waktu tertentu.

3. Eklampsia puerperale (Eklampsia post partum)

pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita

tekanan darah tinggi. Postpartum berarti bahwa segera setelah

melahirkan. Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan

pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat dikaitkan

dengan peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan

darah.

d. Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah

hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria

dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan

dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

hipertensi gestasional adalah pengembangan hipertensi baru

pada wanita hamil setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa kehadiran

protein dalam urin atau tanda-tanda lain dari preeklampsia

(Abdelwahid et al., 2018).

2.3.3 Patofisiologi

Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab hipertensi dalam

kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah

dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak


ada satu pun teori yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang

sekarang banyak dianut adalah:

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran

darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua

pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa arteri arkuata

dan arteri arkuata memberi cabang arteri radialis. Arteri 1radialis

menembus endometrium menjadi arteri basalis dan memberi cabang

arteri spiralis.

Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi

invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang

menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut, sehingga terjadi

dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar

arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan

memudahkan lumen spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi

dan vasodilatasi lumen arteri apiralis ini memberi dampak penurunan

tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran

darah pada utero plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup

banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat

menjamin pertumbuhna janin dengan baik. Proses ini dinamakan

“remodeling arteri spiralis” yang dapat dilihat pada

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel

trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks


sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis tidak memungkinkan

mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif

mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan “remodeling arteri

spiralis”, sehingga aliran darah utero plasenta menurun, dan terjadilah

hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia plasenta akan

menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan

patogenesis hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.

2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas

Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada

hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri

spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang

mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan

(radikal bebas).

Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima

molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah

satu oksidan penting yang dihasilkan iskemia plasenta adalah

radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran

sel endotel pembuluh darah. Produksi oksidan pada manusia adalah

suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk

perlindungan tubuh. Adanya radikal bebas dalam darah, maka

hipertensi dalam kehamilan disebut “toxaemia”.


Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang

mengandung banyak asam lemak tidak jernih menjadi peroksida

lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga

akan merusak nukleus dan protein sel endotel. Produksi oksidan

(radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi

dengan produksi antioksidan.

b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan

Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa

kadar oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan

antioksidan, misalnya vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan

menurun, sehingga terjadi dominan kadar oksidan peroksida lemak

yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas

yang sangat toksik ini akan beredar di seluruh tubuh melalui aliran

darah dan akan merusak membran sel endotel. Membran sel

endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak,

karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan

mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak

jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan

berubah menjadi peroksida lemak.

c. Disfungsi sel endotel

Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka

terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari

membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel


mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya

seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut “disfungsi

endotel” (endothelial disfunction). Pada waktu terjadikerusakan sel

endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka akan

terjadi :

1) Ganggguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi

endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya

produksi prostasiklin (PGE2) suatu vasodilator.

2) Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami

kerusakan. Agregasi trombosit ini adalah untuk menutup

tempat-tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.

Agregasi trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) suatu

vasokontriktor kuat. Dalam keadaan normal perbandingan kadar

protasiklin/tromboksan lebih tinggi kadar prostasiklin

(vasodilator). Pada preeklampsi kadar tromboksan lebih tinggi

dari kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi, maka

terjadi kenaikan tekana darah.

3) Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular

endotheliosis).

4) Peningkatan permeabilitas kapiler.

5) Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu endotelin.

Kadar vasodilator menurun, sedangkan endotelin (vasokontriksi)

meningkat.
6) Peningkatan faktor koagulasi.

3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

Faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi

dalam kehamilan dengan fakta sebagai berikut :

a. Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi

dalam kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.

b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih

besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan

dengan suami yang sebelumnya.

c. Seks oral mempunyai risiko lebih rendah terjadinya hipertensi

dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat

kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya

hipertensi dalam kehamilan.

Pada perempuan hamil normal, respon imun tidak menolak

adanya “hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan

adanya human leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang berperan

penting dalam modulasi respon imun, sehingga ibu tidak menolak

hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat

melindungi trofoblas janin dari lisis oleh natural killer cell (NK) ibu.

Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah invasi sel

trofoblas kadalam jaringan desidua ibu, jadi HLA-G merupakan

prokondisi untuk terjadinya invasi trofoblas ke dalam jaringan

desidua ibudisamping untuk menghadapi sel natural killer. Pada


plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan HLA-G.

Berkurngnya HLA-G di desidua didaerah plasenta, menghambat

invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar

jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga mepermudah

terjadinya reaksi inflamasi kemungkinan terjadi immune-

maladaptation pada preeklampsia.

Pada awal trimester kedua kehamilan perempuan yang

mempunyai kecenderungan terjadi preeklampsia, ternyata mempunyai

proporsi sel yang lebih rendah di banding pada normotensif.

4. Teori adaptasi kardiovaskular

Pada hamil normal pembulu darah refrakter tehadap bahan-

bahan vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka

tehadap rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar

vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respons

vasokonstriksi. Pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh

daerah terhadap bahan vasopresor adalah akibat dilindungi oleh

adanya sitensis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal

ini dibuktikan bahwa daya rafrakter terhadap bahan vasopresor akan

hilang bila diberi prostaglandin sintensa inhibitor (bahan yang

menghambat produksi prostaglandin). Prostaglandin ini di kemudian

hari ternyata adalah prostasiklin.

Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter

terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan


kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter

pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh

darah menjadi peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah

membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan

vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada

trimester I (pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang

akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan

pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai

prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

2.3.4 Manifestasi Klinis

Menurut Manuaba (2007), hipertensi dalam kehamilan

merupakan penyakit teoritis, sehingga terdapat berbagai usulan

mengenai pembagian kliniknya. Pembagian klinik hipertensi dalam

kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan

a. Preeklampsi

Preeklampsi adalah suatu sindrom spesifik kehamilan

berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi

endotel. Diagnosis preeklampsi ditegakkan jika terjadihipertensi

disertai dengan proteinuria dan atau edema yang terjadi akibat

kehamilan setelah minggu ke-20.

Proteinuria yang merupakan tanda diagnostik preeklampsi

dapat terjadi karena kerusakan glomerulus ginjal. Dalam keadaan


normal, proteoglikan dalam membran dasar glomerulus

menyebabkan muatan listrik negatif terhadap protein, sehingga

hasil akhir filtrat glomerulus adalah bebas protein.

Pada penyakit ginjal tertentu, muatan negatif proteoglikan

menjadi hilang sehingga terjadi nefropati dan proteinuria atau

albuminuria. Salah satu dampak dari disfungsi endotel yang ada

pada preeklampsi adalah nefropati ginjal karena peningkatan

permeabilitas vaskular. Proses tersebut dapat menjelaskan

terjadinya proteinuria pada preeklampsi. Kadar kreatinin plasma

pada preeklampsi umumnya normal atau naik sedikit (1,0-

1,5mg/dl). Hal ini disebabkan karena preeklampsi menghambat

filtrasi, sedangkan kehamilan memacu filtrasi sehingga terjadi

kesimpangan.

b. Eklampsia

Eklampsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita

dengan preeklampsia yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain.

Kejang bersifat grand mal atau tonik-klonik generalisata dan

mungkin timbul sebelum, selama atau setelah persalinan.

Eklampsia paling sering terjadi pada trimester akhir dan menjadi

sering mendekati aterm.

Pada umumnya kejang dimulai dari makin memburuknya

preeklampsia dan terjadinya gejala nyeri kepala daerah frontal,

gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia.


Konvulsi eklampsi dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu (Prawirohardjo,

2013) :

1) Tingkat awal atau aura

Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata

penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar

demikian pula tangannya dan kepala diputar ke kanan atau ke

kiri.

2) Tingkat kejang tonik

Berlangsung kurang lebih 30 detik. Dalam tingkat ini

seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangannya

menggenggam dan kaki membengkok ke dalam. Pernapasan

berhenti, muka terlihat sianotik dan lidah dapat tergigit.

3) Tingkat kejang klonik

Berlangsung antara 1-2 menit. Kejang tonik menghilang.

Semua otot berkontraksi secara berulang-ulang dalam tempo

yang cepat. Mulut membuka dan menutup sehingga lidah dapat

tergigit disertai bola mata menonjol. Dari mulut, keluar ludah

yang berbusa, muka menunjukkan kongesti dan sianotik.

Penderita menjadi tak sadar. Kejang klonik ini dapat terjadi

demikian hebatnya, sehingga penderita dapat terjatuh dari

tempat tidurnya. Akhirnya kejang berhenti dan penderita

menarik napas secara mendengkur.


2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun

a. Hipertensi kronik

Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah tekanan darah

≥140/90 mmHg yang didapatkan sebelum kehamilan atau sebelum

umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi tidak menghilang

setelah 12 minggu pasca persalinan. Berdasarkan penyebabnya,

hipertensi kronis dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan

sekunder. Pada hipertensi primer penyebabnya tidak diketahui

secara pasti atau idiopatik. Hipertensi jenis ini terjadi 90-95% dari

semua kasus hipertensi. Sedangkan pada hipertensi sekunder,

penyebabnya diketahui secara spesifik yang berhubungan dengan

penyakit ginjal, penyakit endokrin dan penyakit kardiovaskular.

b. Superimposed preeclampsia

Pada sebagian wanita, hipertensi kronik yang sudah ada

sebelumnya semakin memburuk setelah usia gestasi 24 minggu.

Apabila disertai proteinuria, diagnosisnya adalah superimpose

preeklampsi pada hipertensi kronik (superimposed preeclampsia).

Preeklampsia pada hipertensi kronik biasanya muncul pada usia

kehamilan lebih dini daripada preeklampsi murni, serta cenderung

cukup parah dan pada banyak kasus disertai dengan hambatan

pertumbuhan janin.
3. Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional didapat pada wanita dengan tekanan

darah ≥140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan

tetapi belum mengalami proteinuria. Hipertensi gestasional disebut

transien hipertensi apabila tidak terjadi preeklampsi dan tekanan

darah kembali normal dalam 12 minggu postpartum. Dalam

klasifikasi ini, diagnosis akhir bahwa yang bersangkutan tidak

mengalami preeklampsi hanya dapat dibuat saat postpartum. Namun

perlu diketahui bahwa wanita dengan hipertensi gestasional dapat

memperlihatkan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan preeklampsi,

misalnya nyeri kepala, nyeri epigastrium atau 27 trombositopenia

yang akan mempengaruhi penatalaksanaan.

2.3.4 Faktor Risiko Hipertensi Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial.

Menurut (Katsiki et al, 2010), beberapa faktor risiko dari hipertensi

dalam kehamilan adalah:

1. Faktor maternal

a. Usia maternal

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah

usia 20-30 tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan

melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih

tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29

tahun. Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan


komplikasi selama kehamilan. Setiap remaja primigravida

mempunyai risiko yang lebih besar mengalami hipertensi dalam

kehamilan dan meningkat lagi saat usia diatas 35 tahun.

b. Primigravida

Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada

kehamilan pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam

kehamilan, graviditas paling aman adalah kehamilan kedua sampai

ketiga.

c. Riwayat keluarga

Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan.

Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan

hipertensi dalam kehamilan.

Orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai

hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga

dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga

mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi

primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung

meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.

d. Riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan

dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan,

dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose

preeclampsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan.


e. Tingginya indeks massa tubuh

Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi

karena kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa

menjadi faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit

degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam kehamilan,

penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan

(kanker) dan gangguan kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan

dengan adanya timbunan lemak berlebih dalam tubuh.

f. Gangguan ginjal

Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada

ibu hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan. Hal

tersebut berhubungan dengan kerusakan glomerulus yang

menimbulkan gangguan filtrasi dan vasokonstriksi pembuluh darah

g. Aktivitas fisik

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita

hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan.

Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi

denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus

bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering

otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang

dibebankan pada arteri.

h. Pola Makan

Saat sedang hamil seorang ibu perlu memperhatikan pola

makan yang baik, membutuhkan asupan gizi yang seimbang dan


tidak berlebihan agar pada masa kehamilan kondisi ibu dan bayi

yang dikandung tetap sehat dan tidak terjadi hipertensi dalam

kehamilan (Sutomo, 2010).

2. Faktor kehamilan

Faktor kehamilan seperti molahilatidosa, hydrops fetalis dan

kehamilan ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.

Preeklampsi dan eklampsi mempunyai risiko 3 kali lebih sering

terjadi pada kehamilan ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua,

didapatkan 28,6% kejadian preeklampsi dan satu kasus kematian ibu

karena eklampsi.

2.3.4 Pencegahan

Menurut Astuti (2015), pencegahan yang dapat dilakukan untuk

mencegah hipertensi dalam kehamilan sebagai berikut :

1. Dianjurkan untuk mentaati peraturan pemeriksaan antenatal yang

teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada dokter ahli.

Perawatan antenatal ditujukan untuk pengendalian tekanan darah

dan deteksi dini tanda-tanda perawatan preeklampsi.

2. Ibu hamil harus diperiksa sedikitnya 2 minggu sekali sampai usia

kehamilan 28 minggu dan kemudian seminggu sekali sampai

melahirkan.

3. Dianjurkan untuk cukup istirahat, tidak emosi dan menghindari

aktivitas yang terlalu berat.

4. Mencegah penambahan berat badan yang agresif.


5. Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah lemak dan rendah

garam.

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi dalam Kehamilan

2.4.1 Pola Makan

Pola makan adalah cara seseorang, kelompok orang dan keluarga

dalam memilih jenis dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap

hari oleh satu orang atau lebih dan mempunyai khas untuk satu

kelompok tertentu. Penanaman pola makan yang beraneka ragam

makanan harus dilakukan sejak bayi, saat bayi masih makan nasi tim,

yaitu ketika usia baru enam bulan ke atas, ibu harus tahu dan mampu

menerapkan pola makan sehat (Chairiah, 2012).

Pola makan yang baik, langkah yang dapat dilakukan yaitu

dengan cara mengurangi konsumsi garam dan lemak berlebih.

Disamping itu, perlunya meningkatkan konsumsi buah dan sayur sehari-

hari. Dengan adanya pendidikan kesehatan yang berkualitas disertai

langkah promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dapat memotivasi

masyarakatuntuk merubah perilaku pola makan agar menjadi lebih baik

(Triyanto, 2014).

Saat sedang hamil seorang ibu perlu memperhatikan pola makan

yang baik, membutuhkan asupan gizi yang seimbang dan tidak

berlebihan agar pada masa kehamilan kondisi ibu dan bayi yang

dikandung tetap sehat dan tidak terjadi hipertensi dalam kehamilan

(Sutomo, 2010).
Jika ibu hamil mengalami hipertensi, maka batasi Na (garam

maksimal ½ sdt/hari), tidak mengonsumsi makanan dengan Na tinggi

(ikan asin), monosodium glutamate (MSG), kafein, dan makanan

awetan yaitu kecap, keju, dan sebagainya (Fikawati et al., 2015).

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber

karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Untuk

pengganti nasi dapat digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk

pengganti protein hewani dapat digunakan Tempe, Tahu. Makanan ibu

selama hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu

dan janin dalam keadaan sehat. Demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi

ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik dan selama hamil

harus mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin dan energi

(Prastyono, 2009).

Pola makan yang salah dan tidak sehat seperti konsumsi makanan

asin dan makanan awetan secara berlebihan juga diketahui dapat

berdampak pada peningkatan tekanan darah. Makanan tinggi natrium

mengandung natrium dalam jumlah yang tinggi. Asupan natrium

berlebih membuat pembuluh darah pada ginjal menyempit dan menahan

aliran darah. Hal ini dalam jangka waktu lama akan menyebabkan

kerusakan ginjal dan memicu terjadinya hipertensi sekunder. Asupan

kalium yang cukup akan membantu menurunkan tekanan darah dengan

menyeimbangkan konsentrasi natrium di ekstraseluler (Kurnianingsih,

2016).
2.4.2 Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang

dimiliki oleh seorang wanita. Secara reproduktif paritas menjadi salah

satu aspek yang dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai

permasalahan berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Persalinan yang

berulang-ulang akan mempunyai banyak risiko terhadap kehamilan,

telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang

paling aman. Pada The New England Journal of Medicine tercatat bahwa

pada kehamilan pertama risiko terjadi preeklampsia 3,9% , kehamilan

kedua 1,7%, dan kehamilan ketiga 1,8% (Astuti, 2015).

Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau

dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai

angka kematian maternal lebih tinggi, semakin tinggi paritas semakin

tinggi kematian maternal. Hal tersebut dikarenakan pada setiap

kehamilan terjadi peregangan rahim, jika kehamilan berlangsung terus

menerus maka Rahim akan semakin melemah sehingga dikhawatirkan

akan terjadi gangguan pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas

(Sukesih, 2012)

Paritas yang berisiko mengalami komplikasi yaitu apabila tidak

hamil selama 8 tahun atau lebih sejak kehamilan terakhir, mengalami

kehamilan dengan durasi sedikitnya 20 minggu sebanyak 5 kali atau

lebih, dan kehamilan terjadi dalam waktu 3 bulan dari persalinan terakhir

(Lockhart, 2014).
2.4.3 Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih, matang dalam

berfikir dan bekerja. Umur merupakan periode terhadap pola pola

kehidupan baru dan harapan harapan baru. Semakin bertambahnya

umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang

dimilik (Debataraja, 2014).

Umur reproduksi yang sehat danaman adalah umur 20-35

tahun, Hal inidikarenakan pada umur dibawah 20 tahun,dari segi

biologis fungsi reproduksiseorang wanita belum berkembang

dengansempurna untuk menerima keadaan janindan segi psikis

belum matang dalammenghadapi tuntutan beban moril, mentaldan

emosional, sedangkan pada umurdiatas 35 tahun dan sering

melahirkan,fungsi reproduksi seorang wanita sudahmengalami

kemunduran atau degenerasi dibandingkan fungsi reproduksi normal

sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan

terutamaketuban pecah dini (Sandy, 2015).

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua

seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari

40 tahun mempunyai resiko terkena hipertensi. Risiko tinggi bila

ibu berumur <20 tahun dan >35 tahun sedangkan risiko rendah bila

umur ibu 20-35 tahun. Dengan bertambahnya umur, resiko terkena


hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia

lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50%

diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau

kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia,

kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan

dan enam puluhan (Islamiah, 2013).

Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh

interaksi berbagai faktor risiko yang dialami seseorang. Pertambahan

usia menyebabkan adanya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti

penebalan dinding arteri akibat adanya penumpukan zat kolagen pada

lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan mengalami penyempitan

dan menjadi kaku dimulai saat usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi

peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta kurangnya

sensitivitas baroreseptor (pengatur tekanan darah) dan peran ginjal aliran

darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Pramana, 2016).

Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35

tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia

dibawah 25 tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat, karena wanita

yang memiliki usia kurang dari 25 tahun dan lebih dari 35 tahun di

anggap lebih rentan terhadap terjadinya hipertensi (Cunningham,

2009).

Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, pre-

eklamsia dan eklampsia. Usia wanita remaja pada kehamilan pertama


atau nulipara umur belasan (usia muda kurang dari 20 tahun). Studi

di RS Neutra di Colombia, Porapakkhan di Bangkok, Efiong di

Lagos dan Wadhawan dan lainnya di Zambia, cenderung terlihat

insiden cukup tinggi. Hubungan peningkatan usia terhadap

hipertensi, preeklamsia dan eklampsia adalah sama dan meningkat lagi

pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun. Usia 25-35 tahun

adalah periode paling aman untuk melahirkan, akan tetapi di negara

berkembang sekitar 10% sampai 20% bayi dilahirkan dari ibu remaja

yang sedikit lebih besar dari anak-anak (Jiwandari, 2015).


2.5 Tabel Sintesa

No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

1. Pesta Corry Hubungan Pola ibu hamil Instrumen Penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Sihotang, Makan dan yang penelitian merupakan didapatkan adanya hubungan pola
Elifah Ihda Kecukupan melakukan adalah penelitian makan dengan kejadian hipertensi
Rahmayanti, Istirahat Tidur kunjungan di kuesioner kuantitatif pada ibu hamil dengan nilai p -
Juwita dengan Kejadian Puskesmas yang akan dengan value 0,000 dan ada hubungan
Meldasari Hipertensi Pada Biromaru diisi oleh menggunakan kecukupan istirahat tidur dengan
Tebisi dan Ibu Hamil Di responden. metode cross kejadian hipertensi pada ibu
Fani Wilayah Kerja sectiona. hamil dengan nilai p -value
Mirnawati Puskesmas 0,036. Kesimpulan penelitian ini
Bantulu Biromaru adalah ada hubungan pola makan
(2014). dengan kejadian hipertensi pada
ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Biromaru dan ada
hubungan kecukupan istirahat
tidur dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Biromaru.
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

2. Gresty Masi Ibu Hamil memeriksaka penelitian ini pendekatan dengan p-value 0,012 (<0,05) serta
(2016). Di Wilayah n kehamilann adalah cross sectional. ada hubungan antara stres dengan
Kerja Puskesmas ya di pustu lembaran kejadian hipertensi grade1 dan 2
Kamonji wilayah kuesioner, pada ibu hamil, dengan p-value
Kecamatan Palu kerja sphygmo- 0,000 (<0,05).
Barat. Puskesmas manometer
Kamonji. dan
stethoscope.
3. Sukfitrianty, Faktor Risiko Semua ibu Instrumen Penelitian ini Hasil penelitian diperoleh bahwa
Aswadi dan Hipertensi Pada hamil yang penelitian merupakan umur ibu merupakan faktor risiko
Abdul Majid Ibu Hamil Di ada di adalah observasional hipertensi dengan nilai OR =
H.R. Lagu Rumah Sakit Rumah Sakit kuesioner dengan 2,566, status bekerja ibu
(2016). Hikmah Kota Hikmah Kota pendekatan merupakan faktor risiko hipertensi
Makassar. Makassar. case control dengan nilai OR = 3,916,
study. konsumsi fast food merupakan
faktor risiko hipertensi dengan
nilai OR = 2,971, dan antenatal
care merupakan faktor risiko
hipertensi dengan nilai OR =
2,352, . Disarankan bagi ibu hamil
memiliki umur risiko tinggi tetap
memperhatikan atau mengurangi
makanan yang banyak
mengandung natrium.
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

4. Nelawati Faktor-Faktor Semua ibu Instrumen Penelitian ini penelitian ini didapatkan kejadian
Radjamuda Risiko Yang hamil Penelitian merupakan hipertensi ibu hamil pada umur
dan Agnes Berhubungan dengan yang analitik korelasi <20 tahun 117 orang (56,5%),
Montolalu dengan Kejadian hipertensi digunakan dengan pada primipara 109 (52,7%), dan
(2014). Hipertensi Pada kehamilan untuk pendekatan pada riwayat hipertensi
Ibu Hamil Di mengumpulk retrospektif. (preeklamsi-eklamsi) 115 orang
Poli Klinik Obs- an data (55,6 %). Hasil
Gin Rumah berupa bivariat yaitu terdapat hubungan
Sakit Jiwa format antara umur dengan kejadian
Prof. Dr. V. L. penelitian hipertensi pada ibu hamil
Ratumbuysang yang terdiri (p=0,002), terdapat hubungan
Kota Manado dari Kolom antara paritas dengan kejadian
yang berisi hipertensi pada ibu hamil
: No, No dengan nilai p=0,000 dan
rekam medis, terdapat hubungan antara riwayat
Nama, Umur, hipertensi dengan kejadian
Paritas, hipertensi pada ibu hamil
Riwayat dengan nilai p=0,002 (p<0,005).
Hipertensi
(preeklamsi-
eklamsi)
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

5. Afiana Faktor Resiko ibu hamil Instrumen Penelitian ini Hasil analisis : variabel graviditas
Rohmani, Kejadian yang penelitian merupakan studi menunjukkan bahwa tidak ada
Muhamad Hipertensi dalam mengalami adalah observasional hubungan dengan kejadian
Taufiqy Kehamilan hipertensi kuesioner dengan metode hipertensi dalam kehamilan
Setyabudi dalam cross-sectiona (p=0,077). Sedangkan variabel
Dan Diana kehamilan. usia maternal (OR=2,774; p =
Ratih 0,004) dan indeks massa tubuh
Puspitasari (OR = 2,602; p = 0,005)
(2013). menunjukkan bahwa ada
hubungan dengan kejadian
hipertensi dalam kehamilan. Hasil
analisis multivariat menunjukan
bahwa variabel usia maternal)
merupakan faktor risiko paling
dominan (p=0,003) terjadinya
hipertensi dalam kehamilan.
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

6. Anna Maria Prevalensi Sampel - Desain Dari jumlah kasus ini diperoleh
Sirait (2012). hipertensi pada adalah ibu penelitian paling banyak di Provinsi
kehamilan di hamil yang adalah potong Sumatera Selatan (18,0%). Sedang
indonesia berusia antara lintang dan di Provinsi Sulawesi Tengah tidak
dan berbagai 15–54 tahun berasal dari 440 diperoleh adanya ibu hamil.
faktor yang kabupaten dan hipertensi pada kelompok umur <
berhubungan 33 provinsi di 18 dan > 35 tahun (kelompok usia
(riset kesehatan Indonesia yang risiko tinggi terjadinya eklamsia)
dasar 2007) diambil secara sebesar 24,3% dengan OR 2,85
probability (95% CI : 2,47–3,28). Dapat
proportional to disimpulkan bahwa prevalensi
size (PPS). hipertensi pada ibu hamil sebesar
12,7%. Terdapat hubungan antara
kelompok umur, tingkat
pendidikan dan status wilayah
dengan hipertensi pada ibu hamil.
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

7. Sutiati Faktor-faktor Sampel Pengukuran Metode yang Hasil penelitian didapatkan 76


Bardja yang penelitian ini data digunakan di responden yang berusia <20
(2017). mempengaruhi adalah menggunaka dalam penelitian terdapat 8 orang (10,5%), yang
terjadinya semua ibu n kuesioner ini metode berusia 20-35 tahun terdapat 50
hipertensi hamil yang yang survey analitik orang (65,8%), dan yang berusia
dalam kehamilan berada di diberikan dengan >35 tahun terdapat 18 orang
pada ibu hamil wilayah kepada pendekatan (23,7%). Responden berdasarkan
di puskesmas kerja responden. cross tingkat pengetahuan dengan
gunung jati Puskesmas secrtional. kriteria kurang berjumlah 19
tahun Gunung Jati (25%), dengan kriteria cukup
2015 pada bulan terdapat 37 orang (48,7%), dan
Juni- responden
September dengan kriteria baik terdapat 20
2015 orang (26,3%). Hasil uji tentang
pengaruh terjadinya hipertensi
dalam kehamilan yaitu faktor
pengetahuan, faktor umur, dan
faktor paritas ada hubungan yang
bermakna.
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

8. Budi Faktor Risiko Sampel - Penelitian ini Hipertensi pada wanita hamil di
Setyawati, Hipertensi Pada adalah adalah studi Indonesia 2013 sebesar 6,3%.
Noviati Wanita Hamil Di wanita observasional Determinan hipertensi pada wanita
Fuada, Indonesia hamil pada analitik dengan hamil adalah riwayat pernah
Salimar, (Analisis Data Riskesdas desain cross didiagnosis hipertensi (OR : 5,1),
Bunga Riskesdas 2013). 2013. sectional study, status gizi yang digambarkan oleh
Christitha menggunakan lingkar lengan atas (LILA)> 30 cm
Rosha data Riskesdas (OR : 2,9), umur diatas 35 tahun
(2015). 2013. (OR : 1,8), kebiasaan makan
makanan asin tiap hari (OR :
1,6), pendidikan kurang dari
SMP (OR : 1,6), dan
kawasanbukan Jawa-Bali (OR :
1,3), kesemuanya signifikan secara
statistik (p<0,05).
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

9. Robert A. Effect of age, Sampel - Data dievaluasi Hubungan antara kejadian


Gold, parity, and race dalam dari Pusat kehamilan terkait hipertensi dan
Kellyanne R. on the incidence penelitian ini Nasional untuk usia ibu untuk paritas yang
Gold, Mark of pregnancy adalah semua Statistik berbeda pada wanita merokok di
F. Schilling, associated ibu hamil Kesehatan Amerika Serikat. Insiden PAH
dan Tamara hypertension and (bagian statistik secara signifikan menurun pada
Modilevsky eclampsia in the vital). G2 + kelompok untuk. Hubungan
(2013). United States antara kejadian kehamilan terkait
hipertensi dan usia ibu untuk
paritas yang berbeda pada wanita
merokok di Amerika Serikat.
Insiden PAH secara signifikan
menurun pada G2 + kelompok
untuk usia 15-18 pada wanita
merokok (P 6.0003).
No Karakteristik
Peneliti
(Tahun) Judul Subjek Instrumen Metode/Desain Temuan

10. Diane nzelu, Chronic Sampel - Desain studi Hasil penelitian yang didapatkan
M.D., Dan hypertension: dalam adalah studi usia kehamilan rata-rata pada
Dumitrascu- first-trimester penelitian ini prospektif dari presentasi adalah 10,0 (kisaran
Biris, M.D., blood pressure adalah semua 586 wanita interkuartil 9.1-11,0) minggu.
Kypros H. control and ibu hamil dengan pra- Dalam kelompok 2 dan 3,
NicolaideS, likelihood of kehamilan dibandingkan dengan kelompok 1,
M.D., severe hipertensi ada secara signifikan lebih tinggi.
Nikos A. hypertension, kronis, dengan indeks massa tubuh kejadian asal
Kametas, preeclampsia tidak adanya ras hitam dan sejarah preeklamsia
M.D. (2017). and small for penyakit ginjal pada kehamilan sebelumnya. Ada
gestational age atau hati, peningkatan yang signifikan dari
dipesan di grup 1 ke grup 3 di kejadian
sebuah klinik hipertensi berat (10,6%, 22,2%
khusus untuk dan 52,1%), preeklampsia
pengelolaan prematur dengan onset di <37
hipertensi pada minggu kehamilan (7,0%, 15,9%
kehamilan dan 20,4%), dan kecil untuk usia
kehamilan (13,1%, 17,7% dan
21,1%), tetapi tidak istilah
preeklampsia dengan onset di > 37
minggu kehamilan (9,5%, 9,1%
dan 6,6%).
2.6 Kerangka Teori

Faktor Kehamilan

1. Molahidatidosa
2. Hydrops fetalis
3. Kehamilan Multifetus

Faktor Maternal
Hipertensi dalam
1. Riwayat keluarga
Kehamilan
2. Riwayat hipertensi
3. Umur
4. Diabetes mellitus
5. Gagal ginjal
6. Paritas
Paritas
7. IMT (indeks massa
tubuh)
8. Pola
Pola Makan
makan
9. Aktivitas fisik

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hipertensi dalam Kehamilan


Sumber : (Katsiki et al., 2010) dan (Radjamuda & Montolalu, 2014)
Dimodifikasi Penulis

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti


BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Saat sedang hamil seorang ibu perlu memperhatikan pola makan yang

baik, membutuhkan asupan gizi yang seimbang agar pada masa kehamilan

kondisi ibu dan bayi yang dikandung tetap sehat. Makanan bagi seorang ibu

yang sedang hamil sangat penting untuk diperhatikan. Karena makanan yang

dimakan dapat mempengaruhi asupan nutrisi janin yang ada dalam

kandungan. Dengan konsumsi pola makan yang seimbang dan teratur, dapat

mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan dan hipertensi dalam

kehamilan (Sutomo, 2010).

Kejadian hipertensi dalam kehamilan terjadi pada paritas >3 orang,

hal ini disebabkan karena paritas tinggi atau >3 orang anak dapat

menyebabkan berkurangnya hormon-hormon reproduksi wanita, sehingga

hormon-hormon yang mempengaruhi kehamilan dan persalinan tidak

seimbang, fungsi alat reproduksi sudah mengalami penurunan untuk

menerima buah kehamilan (Sandy, 2015).

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kelangsungan kehamilan dan juga merupakan salah faktor risiko terjadinya

hipertensi. Umur ibu yang terlalu muda (<20 tahun) memiliki risiko yang

besar untuk terjadinya hipertensi, hal ini disebabkan karena ibu yang hamil

pada usia yang terlalu muda dari segi biologis perkembangan alat-alat
reproduksinya belum optimal sedangkan pada usia tua (>35 tahun) akan

menambah terjadinya komplikasi kehamilan (Debataraja, 2014).

3.2 Alur Kerangka Konsep

Berikut ini alur kerang konsep yang dibuat peneliti untuk

mempermudah cara berpikir dan pemaparan hasil penelitian ini :

Pola Makan

Paritas Hipertensi dalam


Kehamilan

Umur

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

= Variabel Dependen (Terikat)

= Variabel Independen (Bebas)


3.3 Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

a. Definisi Operasional

Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi

saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir

kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada

wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai

nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan

tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal.

b. Kriteria Objektif

Hipertensi : Jika tekanan darah responden ≥140/90 mmHg

Tidak Hipertensi : Jika tekanan darah responden <140/90 mmHg

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

a. Pola Makan

1). Definisi Operasional

Pola makan adalah respon dari responden terhadap

seberapa sering responden ibu hamil mengkonsumsi makanan

sehari-hari yang dapat berisiko hipertensi dan tidak berisiko

hipertensi dengan menjawab pernyataan kuesioner secara benar.

Pola makan ibu hamil diukur berdasarkan 11 pertanyaan

dari kuesioner dengan jawaban tertinggi diberi skor 4 dan terendah

diberi skor 1. Dihitung dengan menggunakan Skala Likert, yaitu :


Skor tertinggi = Jumlah pertanyaan x Bobot tertinggi

= 11 x 4 = 44 (100%)

Skor terendah = Jumlah pertanyaan x Bobot terendah

= 11 x 1 = 11 (25%)


Interval =

= 100% - 25%

= 37,5%

Skor standar = 100% - 37,5%

= 62,5%

2). Kriteria Objektif

Berisiko : Jika skor jawaban responden <62,5%

Tidak Berisiko : Jika skor jawaban responden ≥62,5%

b. Paritas

1). Definisi Operasional

Paritas adalah jumlah kelahiran yang diakhiri dengan

kelahiran yang mampu hidup diluar rahim.

2). Kriteria Objektif

Berisiko : Jika anak responden >3 orang

Tidak Berisiko : Jika anak responden ≤ 3 orang


c. Umur

1). Definisi Operasional

Umur adalah usia ibu pada waktu hamil.

2). Kriteria Objektif

Berisiko : Jika umur responden <20 tahun atau >35 tahun

Tidak Berisiko : Jika umur responden 20-35 tahun

3.4 Hipotesis Penelitian

Adapun Hipotesis dari Penelitian ini, adalah :

1. Ada hubungan pola makan dengan hipertensi kehamilan di Puskesmas

Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

2. Ada hubungan paritas dengan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas

Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

3. Ada hubungan umur dengan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas

Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010).

Rancangan penelitian digunakan melalui pendekatan cross sectional yaitu

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali

waktu) antara variabel dependen dan independen. (Hidayat, 2011).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Talise Kecamatan

Mantikulore Kota Palu pada bulan April-Mei Tahun 2018

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia

kehamilan ≥20 minggu yang berkunjung di Puskesmas Talise

Kecamatan Mantikulore Kota Palu Tahun 2018 selama penelitian

berlangsung.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang

berkunjung di Wilayah Kerja Puskesmas Talise Kecamatan

Mantikulore Kota Palu.

Besarnya jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan rumus

estimasi proporsi, yaitu :


/ ∗ ∗ ( )
n=

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z(1-α/2)2 = Z score pada 1-α/2 tingkat kepercayaan (1,96)

d = presisi (tingkat ketelitian yang digunakan) (0,1)

p = perkiraan proporsi kejadian variable yang diteliti (0,5)

Sehingga dapat dihitung besar sampel sebagai berikut :

( , ) ( , ) ( , )
n=
( , )

,
n=
,

n = 96,04

n = 96,04 = 97 ibu hamil

Jadi besar Sampel dalam penelitian ini adalah 97 ibu hamil yang

berkunjung di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

4.4 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.

Adapun cara pengumpulan data penelitian yaitu dengan menggunakan

kuesioner sebagai alat bantu wawancara.

4.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul menggunakan sistem

komputerisasi.
4.5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat untuk menunjukkan distribusi frekuensi

masing-masing variabel yang diteliti. Analisis ini disajikan dalam bentuk

tabel dan penjelasan.

4.5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel. Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan variabel bebas

terhadap variabel terikat dengan menggunakan Uji Chi Square (x2),

dengan derajat kepercayaan 95%. Seperti tertera pada tabel 4.1 Tabel

Kontingensi 2X2.

4.1 Tabel Kontingensi 2X2 Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas Talise
Kecamatan Mantikulore Kota Palu
Hipertensi dalam kehamilan
Faktor Risiko Jumlah
Ya Tidak
Ya a B a+b
Tidak c D c+d
Jumlah a+c b+d N
Sumber: Saepuddin, 2011
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer

untuk mengetahui hubungan umur, paritas, riwayat hipertensi dan pola

makan dengan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Talise

Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

Rumus Uji Chi-Square:

(| | )
=
( )( )( )( )
Keterangan:

n = jumlah sampel

a = subjek sampel faktor risiko yang mengalami efek (+)

b = subjek sampel faktor risiko yang mengalami efek (-)

c = subjek sampel faktor risiko yang mengalami efek (+)

d = subjek sampel faktor risiko yang mengalami efek (+)

Interpretasinya:

a. Jika ρ-value >0,05 maka H0 diterima artinya menunjukkan variabel

tersebut tidak ada hubungan.

b. Jika ρ-value ≤0,05 maka H0 ditolak artinya menunjukkan variabel

tersebut ada hubungan.

4.6 Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi disertai narasi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdelwahid, H. H., Wahab, B. A., Mahmoud, M. Z., Abukonna, A., Ali, E., &
Taha, S. (2018). Journal of Radiation Research and Applied Sciences Effects
of gestational hypertension in the pulsatility index of the middle cerebral and
umbilical artery , cerebro-placental ratio , and associated adverse perinatal
outcomes. Journal of Radiation Research and Applied Sciences, 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.jrras.2018.02.001
Agustini, sri. (2012). Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya
Kehamilan Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Cimandala Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor Tahun 2012. universitas indonesia.
Astuti, S. F. (2015). Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan kejadian
Preeklamsia Diwilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan
Tahun 2014-2015.
Chairiah. (2012). Pengaruh Pola Makan Dan Status Gizi Terhadap Kejadian
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di RSU Tanjunh Pura Kabupaten Langkat.
universitas sumatra utara. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Cunningham. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC
Debataraja, monita verawati. (2014). hubungan paritas dan umur ibu dengan
kejadian hipertensi dalam kehamilan di klinik ina gurky medan. akademi
kebidanan audi husada.
Dinas Kesehatan Kota Palu. (2016). Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2016.
Palu: Dinas Kesehatan Kota Palu.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. (2016). Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2016. Palu: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah.
Djannah, S. N., & Arianti, I. S. (2010). Gambaran Epidemiologi Kejadian
Preeklampsia dan Eklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tahun 2007-2009. Jurnal Uad, (274), 378–385.
Febriana, E., Rahfiludin, M. Z., & P, D. R. (2017). Hubungan Asupan Natrium,
Kalsium dan Magnesium dengan Tekanan Darah pada Ibu Hamil Trimester
II dan III (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Temanggung),
5, 648–655.
Fikawati, S., Syafiq, A., dan Karima, K. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Hidayat, Azis. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Pengambilan
Data. Jakarta: Selimba Medika.
Islamiah, nur. (2013). Gambaran Faktor Risiko Pada Ibu Hamil Dirumah
Bersalin Matirobaji Gowa. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Jiwandari, deviana. (2015). Tingkat Pengetahun Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Dalam Kehamilan Di BPS Anas Kusuma Amd,Keb Pilangsari Sragen.
sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada.
Junaidi, Iskandar. (2010). Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan.
Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Katsiki, N., Godosis, D., Komaitis, S., & Hatzitolios, A. (2010). Hypertension in
pregnancy : classification , diagnosis and treatment . 10 Aristotle University
Medical J, 37(2).
Kemenkes RI. 2013. Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan di Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kurnianingsih, D. (2016). Faktor Risiko Hipertensi Pada Ibu Rumah Tangga Di
Desa Pemali, Kabupaten Bangka. institut pertanian bogor.
Lockhart A dan Saputra L. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis &
Patologis. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. (2007).
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Marlian, L., Tatan. S. (2007). 100 Questions & answer. Jakarta: PT elex Media
Komputindo.
Nugroho. T., Utama. B. I. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nzelu, D., Biris, D., Nicolaides, K. H., & Nikos, A. (2018). Chronic hypertension:
first-trimester blood pressure control and likelihood of severe hypertension,
preeclampsia and small for gestational age. American Journal of Obstetrics
and Gynecology. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2017.12.235
Pramana, L. dwi yoga. (2016). Skripsi faktor-faktor yang berhubungan dengan
tingkat hipertensi di wilayah kerja puskesmas demak ii. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Prasetyaningrum, Yunita, Indah. (2014). Hipertensi. Jakarta: Fmedia (Imprint
Agromedia Pustaka).
Prastyono, DS. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu hamil. Yogyakart: DIVA Press.
Prawirohardjo. (2013). Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka
Prawirohardjo.
Radjamuda, N., & montolalu, agnes. (2014). Faktor-Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik
Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Ilmiah Bidan, 2(1), 33–40.
Rahman, A. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam
Mengenal Tanda Bahaya Kehamilan Dan Persalinan Di Puskesmas
Managaisaki. Jurnal Kesehatan Tadulako Healthy Tadulako Journal, 1(2),
1–78.
Ramayulis, R. (2010). Menu & Resep untuk penderita hipertensi. Penebar Plus.
Jakarta.
Rohmani, A., Setyabudi, M. T., & Puspitasari, D. R. (2013). Faktor Resiko
Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan, 1–9.
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebi
danan). Jakarta: Trans Info Media.
Setiadhi, Y., Kawengian, S. E. S., & Mayulu, N. (2016). Analisis faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di Kota Manado.
Jurnal E-Biomedik (eBM), 4 (November), 1–6.
Sihotang, P. C., Rahmayanti, E. I., Tebisi, J. M., & Bantulu, F. M. (2016).
Hubungan pola makan dan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian
hipertensi pada ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Biromaru. Jurnal
Kesehatan Tadulako Healthy Tadulako Journal, 2(1), 1–75.
Sirait, A. M. (2012). Prevalensi Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia dan
Berbagai Faktor Yang Berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 2007). Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. Retrieved from
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/download/2983/221
6
Siswanto. (2013). Metode penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta:
Bursa Ilmu.
Sukesih, S. (2012). faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu
Hamil Mengenai Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Di Puskesmas Tegal
Selatan Kota Tegal Tahun 2012. Universitas Indonesia.
Sukfitrianty, Aswadi, & Lagu, A. M. H. R. (2016). Faktor Risiko Hipertensi Pada
Ibu Hamil Di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. Faktor Risiko Hipertensi
Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar, 8(2548–5334), 79–
88.
Susanto. (2010). Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok per Hari. Jakarta:
Gramedia.
Taslim, riski wulan ramadani, Kundre, R., & Masi, G. (2016). Hubungan Pola
Makan Dan Stress Dengan Kejadian Hipertensi Grade 1 Dan 2 Pada ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Kamonji kecamatan Palu Barat.
Keperawatan, 4, 1–8.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Vitahealth. (2006). Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widyaningrum, Siti. (2012). Hubungan Antara Konsumsi Makanan dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember.
Wijaya, F. I. (2014). Hubungan Antara Pengetahuan Sikap dan Pola Makan
dengan kejadian Hipertendi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Juwana
Kabupaten Pati. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
JADWAL PENELITIAN
Judul : Faktor-Faktor Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Hipertensi Kehamilan Di Puskesmas Talise Kecamatan

Mantikule Kota Palu.

Nama : Siti Nur Fajrianti


Stambuk : N 201 14 060
Februari Maret April Mei Juni Juli
No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
1 Penyusunan Proposal
2 Penyusunan Instrumen
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pelaksanaan Penelitian
6 Pengumpulan Data
Pengolahan dan
7
Tabulasi Data
8 Ujian Hasil Penelitian
9 Perbaikan
10 Ujian Skripsi
Perbaikan dan
11
Penyerahan Skripsi
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Umur :

Dengan ini menyatakan kesediaan untuk menjadi responden dan bersedia mengisi
kuesioner penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota
Palu”.
Yang dibuat oleh:

Nama : Siti Nur Fajrianti


NIM : N 201 14 060

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.

Palu, 2018
Yang membuat pernyataan

65
PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Pasien yang berkunjung di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dalam rangka memenuhi Tugas Akhir Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako, bersama ini
saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi responden
penelitian saya yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota
Palu”.
Untuk itu mohon bantuan Ibu/Saudari mengisi kuesioner ini berdasarkan
kondisi Ibu/Saudari masing-masing saat ini, apa adanya. Semua informasi yang
didapatkan ini akan menjadi bahan penelitian secara akademis dan semua jawaban
akan dirahasiakan. Keberhasilan penelitian ini sangat tergantung pada partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari.
Atas dukungan dan partisipasinya saya mengucapkan banyak terima kasih.
Jika Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan
menghubungi:
Email : Snurfajrianti@gmail.com HP: 082146845849

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

Siti Nur Fajrianti


N 201 14 060

66
KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI


DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS TALISE KECAMATAN
MANTIKULORE KOTA PALU

Jawablah pertanyaan di bawah ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan

dengan penuh kejujuran.

No. :

Tanggal :

A. Identitas Responden

Nama (Inisial) :

Umur :

Tekanan darah :

Pekerjaan :

Alamat :

B. Pola Makan

Bacalah petunjuk berikut :

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan baik.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jika anda merasa tidak pernah,

kadang-kadang, sering dan sangat sering.

67
No Pernyataan Jawaban skor

Tidak Kadang Sering Sangat


Pernah -kadang Sering

1 Selama hamil, setiap hari


ibu selalu mengonsumsi
buah

2 Selama hamil, ibu


mengonsumsi jenis
maknan apapun yang ibu
inginkan, termasuk
makanan junk food
(makanan siap saji)

3 Selama hamil, ibu makan-


makanan yang berlemak
tinggi (misalnya yang
bersantan)

4 Selama hamil, ibu sangat


memperhatikan pola
makan dengan
mengkonsumsi serat dan
rendah garam

5 Selama hamil, ibu sering


mengonsumsi ikan asin
dan makan makanan yang
rasanya asin

6 Selama hamil, ibu


mengonsumsi semangka,
mentimun dan bayam

7 Selama hamil, ibu makan


sate dan gule kambing

8 Selama hamil ibu


mengkonsumsi daging
sapi

68
9 Selama hamil, ibu sering
minum kopi dan minuman
yang bersoda
10 Selama hamil, ibu sering
mengkonsumsi gula

11 Selama hamil, ibu


mengkonsumsi durian

C. Paritas
Berapa jumlah anak ibu ?
a. Lebih dari 3 orang
b. Kurang dari atau sama dengan 3 orang

Terima Kasih atas kerjasamanya

69

Anda mungkin juga menyukai