Anda di halaman 1dari 12

FENOMENA RAGAM BAHASA PADA MASA

PANDEMI COVID 19

Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester


Bahasa Indonesia Semester VI
Pengampu: Najma Thalia, S.S., M.Hum.

Oleh:

DHAFIN TAUFIQI
B 200180147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa adalah perihal yang vital bagi keberlangsungan hidup umat
manusia karena bahasa adalah elemen yang vital dalam berkomunikasi antar
sesama manusia. Bahasa merupakan alat dalam melakukan komunikasi dapat
bermakna saat digunakan pada kehidupan sehari-hari. Demikian bahasa
dapat digunakan menjadi patokan pikiran dan menjadi tolak ukur dalam
kelangsungan kehidupan manusia.
Bahasa benar-benar mempunyai peran pada situasi saat ini dan situasi
tertentu secara umum karena bahasa bisa memudahkan komunikasi
interpersonal dalam pembelajaran serta interpretasi sesuatu. Kegunaan bahasa
sebagai alat komunikasi untuk informasi. Keberadaan Indonesia, yang
dianggap sebagai satuan bahasa, serta dipengaruhi oleh antusiasme
penggunanya, serta dapat didukung oleh kekuatannya untuk mengekspresikan
fenomena bahasa baru yang dikembangkan. Bahasa ini bisa disebut
mempunyai wawasan yang luas dalam bentuk pengungkapan seseorang
dalam bentuk simbol. Oleh karena itu, pengembangan Indonesia juga terkait
erat dengan tingkat keberhasilan dalam penciptaan kosa kata dan persyaratan
baru.
Setelah ditunjuk pandemi yang menjangkit seluruh dunia oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) selama lebih dari 1 tahun, Wabah Virus Crown
(Covid 19) dikenal di kota Wuhan China pada Desember 2019, sejauh ini,
masih mengikuti di antara masyarakat. Pada margin, mereka tersembunyi
dalam kata atau istilah yang merupakan topik hangat antara masyarakat.
Berbagai istilah ini difungsikan untuk menafsirkan situasi yang berbeda.
Namun, jika pemakaian istilah ini ditafsirkan serta didefinisikan dengan
berbeda, makna istilah tersebut dapat menjadi tidak tepat. Oleh karena itu,
sangat penting bahwa masyarakat bahasa memahami persyaratan yang sering
digunakan untuk menjelaskan perkembangan pandemi virus corona Covid 19
tetap menjadi perhatian besar bagi komunitas umum. Di tengah-tengah
keramaian Covid 19 terdapat beberapa istilah yang sering didengarkan secara
tidak sengaja.
Pengembangan bukan hanya pengembangan yang selalu dikembangkan.
Istilah baru juga ditemukan dan berkembang dengan sangat cepat sehingga
kami mengetahuinya. Ketentuan yang tidak digunakan jarang dapat dipahami
secara berbeda sehingga mereka mempengaruhi perkembangan bahasa
berikut. Perkembangan Indonesia semasa periode pandemi memiliki
pengaruh besar pada keberadaan Indonesia sebagai serangga. Ini disebabkan
karena fenomena bahasa baru yang dianggap kebingungan pada beberapa
orang. Anda tidak dapat mencurigai bahwa selama Endover Pandemi Covid
19 di komunitas, begitu banyak kosa kata yang muncul.
Pada saat ini, Indonesia sudah sangat dipengaruhi oleh beberapa pola
karakteristik berbeda dari berbagai bahasa. Jenis karakteristik pola dari
berbagai bahasa yang berfokus pada dokumen ini adalah bentuk bahasa
Inggris, singkatan, sinonim dan akronim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dirumuskan bahwa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa?
3. Apa saja istilah-istilah baru yang muncul ketika pandemi Covid-19?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
penulisan sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang bahasa.
2. Mengetahui tentang ragam bahasa.
3. Mengetahui istilah-istilah baru yang muncul ketika pandemi Covid-19.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa
Bahasa adalah lambang yang berisi bunyi yang bersifat sewenang-wenang
(arbitrer) yang dipergunakan oleh beberapa anggota masyarakat untuk
berinteraksi dalam berkomunikasi. Menurut chaer (1988 : 1), bahasa
merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan dalam suatu
masyarakat untuk berkomunikasi, bekerjasama serta mengidentifikasi diri.
Bahasa mempunyai aturan, pola-pola dan kaidah-kaidah tertentu. Maka
andaikan suatu aturan, kaidah dan pola-pola bahasa tersebut dilanggar, maka
komunikasipun akan terganggu.
Menurut Abdullah (2013 : 3), bahwa bahasa memiliki beberapa fungsi
dalam bahasa, antara lain bahasa berfungsi sebagai sistem, lambang, bunyi,
bermakna, arbitrer, konvensional, produktif, unik, universal, bervariasi dan
berfungsi sebagai identitas suatu kelompok. Dapat disimpulkan bahwa bahasa
adalah alat komunikasi yang memiliki sifat-sifat sukarela, yang berfungsi
untuk menyampaikan pesan dari speaker yang disampaikan dari speaker
kepada orang lain dengan tujuan dan makna tertentu sebagai alat komunikasi
sosial yang memiliki hubungan timbal balik dan bahasa bisa disampaikan
kepada banyak orang untuk mendapatkan niat dan tujuan tertentu.

B. Ragam Bahasa
Istilah lain dari ragam bahasa kerap dianggap variasi bahasa. Abdullah
(2013 : 173) menyampaikan bahwa ragam bahasa merupakan jenis
penggunaan bahasa menurut pemakainya yang berbeda-beda. Ragam bahasa
dapat hadir disebabkan karena sejarah, latar belakang budaya, lokasi
geografis. Akibatnya, terciptalah banyak variasi bahasa yang ada di
Indonesia. Beberapa ragam bahasa mempunyai kemiripan disebabkan karena
ciri dan kaidah tata bunyi, pembentukan kata, dan tata makna umumnya yang
masih sama. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan suatu
bahasa, misalnya siapa pembicaranya, dengan siapa seseorang berbicara,
situasi, kondisi, ruang dan waktu.
Menurut Oktavia (2018 : 318) ragam bahasa merupakan jenis variasi
bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya, tanpa
mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa yang
disampaikan. Seperti komunikasi antara anak dengan orang tua akan berbeda
dengan komunikasi antar teman, begitu juga komunikasi tatap muka akan
berbeda dengan komunikasi melalui surat. Maka dari itu, ketika kita berbicara
kita tetap dapat memahami maksud dari penutur bahasa Indonesia lainnya
walaupun kita juga mengerti perbedaan bahasa Indonesia lain yang digunakan
orang tersebut.
Ragam bahasa terkait erat dengan varietas formal dan non-formal. Varietas
formal adalah berbagai bahasa paling penting dan sering digunakan sebagai
tangga untuk menentukan bahasa yang baik. Bahasa formal adalah bahasa
yang dikompilasi sesuai dengan aturan konseptual dan logis, khusus dan
digunakan untuk memenuhi tujuan yang tepat, secara sistematis dan
komplemen dengan mengikuti aturan semantik, sintaksis dan logis. Dalam
ragam bahasa, itu tidak hanya formal, tetapi ada juga berbagai bahasa non-
formal. Bahasa non-formal adalah jenis bahasa yang tetap hidup dan terus
tumbuh tergantung pada perkembangan waktu. Perkembangan ini dapat
dilihat melalui tata bahasa, pengucapan dan kosa kata. Menurut Sumarsono
(2017:33) ragam bahasa nonformal merupakan ragam bahasa yang digunakan
dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang secara santai. Bahasa
nonformal bisa didefinisikan dari terdapatnya sinonim, ragam bahasa asing,
akronim dan singkatan.

C. Istilah-Istilah Baru yang Muncul pada Pandemi Covid 19


Banyak istilah baru yang muncul selama pandemi Covid-19 dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis ragam bahasa, yaitu dengan menggunakan
bentuk istilah dari bahasa Inggris, singkatan, sinonim, akronim.
1. Istilah bahasa Inggris
Dikarenakan virus corona adalah virus yang semakin mewabah di
seluruh penjuru dunia, maka istilah-istilah yang digunakan untuk
mendefinisikan situasi Covid-19 ini tentu saja menggunakan istilah dari
bahasa Inggris. Bahasa Inggris digunakan karena bahasa Inggris
merupakan bahasa internasional. Ragam bahasa bentuk istilah dalam
bahasa Inggris yang berkaitan dengan pandemi Covid-19, antara lain,
sebagai berikut;
Tabel istilah bahasa Inggris
No Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
.
1. Social distancing Jaga jarak
2. Physical Distancing Pembatasan fisik
3. Lock down Penutupan wilayah
4. Handsinitizer Pensanitasi tangan
5. Suspect Terduga

Data (1) istilah social distancing bisa diartikan sebagai jaga jarak.
Hal tersebut merupakan langkah untuk mencegah dan mengendalikan
penularan virus corona dengan menganjurkan orang sehat untuk
membatasi mendatangi tempat yang memicu keramaian dan melakukan
kontak langsung dengan orang lain. Ketika penerapan social distancing,
setiap orang tidak dibenarkan untuk bersalaman dan selalu menjaga jarak
minimal 1meter ketika sedang melakukan interaksi dengan orang lain.
Data (2) istilah physical distancing Itu bisa ditafsirkan dalam artian
pembatasan fisik. Pemerintah memerintahkan agar masyarakat terus
menjalankan interaksi sosial seperti biasa, tetapi kali ini bisa dengan cara
yang berbeda bahwa mereka tidak perlu hadir secara langsung, seperti
penggunaan teknologi informasi atau penggunaan jejaring sosial.
Data (3) istilah lockdown bisa dartikan sebagai penutupan sehingga
dapat didefinisikan sebagai situasi dimana warga dilarang untuk
memasuki ataupun keluar dari suatu wilayah karena sedang dalam
kondisi yang darurat. Lockdown juga bisa diartikan sebagai suatu
wilayah yang menutup perbatasannya, sehingga tidak ada orang yang
masuk atau keluar negaranya. Istilah ini juga dapat diartikan karantina
wilayah.
Data (4) istilah hand sanitizer adalah cairan yang digunakan
sebagai pembersih tangan yang diperuntukkan sebagai cara lain dalam
mencuci tangan selain menggunakan air dan sabun. Hand sanitizer
dengan bahan dasar alkohol dengan kadar minimum 60% dipercaya
cukup efektif untuk membasmi kuman dan mikroorganisme berbahaya
yang terdapat pada tangan, termasuk untuk mencegah virus Corona.
Data (5) istilah suspect bisa diartikan sebagai terduga, merupakan
istilah yang ditujukan kepada orang yang telah menunjukan gejala
terkena virus corona dan diduga kuat melakukan kontak fisik dengan
seseorang yang positif virus corona. Seseorang dinyatakan sebagai pasien
dalam pengawasan jika itu menunjukkan gejala reaktif dalam kegiatan
survei lainnya. Orang-orang dalam pengawasan dengan gejala ringan
dapat melakukan karantina timbal balik di rumah, sementara orang
dengan gejala parah akan menggunakan isolasi di rumah sakit rujukan.
2. Singkatan
Variasi bahasa singkatan dalam pandemi Covid 19 bisa dibedakan
dalam dua tipe, yaitu singkatan berbentuk bahasa Indonesia serta bahasa
Inggris. Singkatan adalah sebuah kata yang dikompilasi dari kombinasi
beberapa huruf yaitu dengan memperpendek atau menyingkat sebuah
kata pada huruf-huruf tertentu. Ragam bahasa bentuk singkatan yang
berkaitan dengan kasus Covid-19, antara lain, sebagai berikut;

Tabel istilah singkatan dalam bahasa Inggris


No Singkatan Kepanjangan
.
6. WFH Work From Home

Data (6) istilah WFH adalah kepanjangan dari Work From Home
yang berarti bekerja dari rumah. Diberlakukannya WFH selama masa
pandemi digunakan guna mencegah penularan yang semakin banyak.
Pada dasarnya, bekerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua orang
yang terutama membutuhkan jarak tempuh. Ini adalah dasar untuk
pertimbangan pencegahan penularan virus setiap kali Anda bepergian
atau sebagai seorang yang melakukan aktivitas perjalanan. Setiap orang
diminta untuk bekerja untuk menyelesaikan kewajiban pekerjaan di
rumah dengan prosedur kerja yang disediakan oleh setiap tempat kerja.
Tabel istilah singkatan dalam bahasa Indonesia
No Singkatan Kepanjangan
.
7. PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
8. APD Alat Pelindung Diri

Data (7) istilah PSBB merupakan kepanjangan dari Pembatasan


Sosial Berskala Besar. Hakikatnya kita sebagai manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa menjalani kehidupan sendiri dan saling bergantung
antara satu dengan yang lain. Kegiatan sosial pada dasarnya
mengharuskan seseorang untuk melakukan kontak fisik dan berkerumun.
Pada saat pandemi seperti ini kegiatan sosial dikurangi untuk
meminimalisir risiko penularan yang lebih tinggi. Sehingga setiap orang
diharuskan untuk mandiri dalam menjalankan kehidupannya, tidak boleh
membuat kerumunan dan harus menjaga jarak antar setiap individu.
Data (8) istilah APD merupakan kepanjangan dari Alat Pelindung
Diri yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan dalam mengobati pasien
Covid 19 supaya tidak tertular oleh virus. alat pelindung diri yang
digunakan oleh tenaga kesehatan biasanya terdiri dari masker, hamzat
suit, safety shoes, dan sarung tangan.
3. Sinonim
Ragam bahasa istilah sinonim adalah bentuk istilah yang dianggap
memiliki arti yang sama dengan istilah yang ditemukan. Ragam bahasa
bentuk sinonim yang berkaitan dengan virus Covid-19, antara lain,
sebagai berikut;
Tabel istilah sinonim
No Sinonim Makna
.
9. Wabah Peningkatan
10. Klaster Kelompok
11. Protokol Kesehatan Aturan atau ketentuan untuk
kesehatan

Data (9) istilah wabah berasal dari kata bahasa Arab yang
mempunyai arti penyakit yang dapat menular dan proses terjangkitnya
dapat terjadi dalam proses yang cepat yang menyerang banyak orang.
Wabah juga bisa didefinisikan sebagai penyakit menular yang bisa
merebak dengan cepat serta menyerang banyak orang di tempat yang
luas. Selain itu, wabah Covid-19 bukan hanya bisa menyerang satu
wilayah saja, melainkan penyebarannya akan terus meluas hingga seluruh
wilayah akan terjangkit virus Covid-19.
Data (10) istilah klaster merupakan suatu bentuk pengelompokan
yang memiliki fungsi sebagai bentuk klasifikasi dari mana sumber
penyebaran virus terjadi. Penyebaran virus yang sangat luas pada setiap
daerah memerlukan proses penelusuran klaster pada setiap pasien.
Klaster digunakan untuk mendata daerah yang memiliki resiko
penyebaran virus yang tertinggi. Penelusuran klater pada penyebaran
virus tersebut dapat mempermudah untuk menerapkan aturan sebagai
upaya untuk meminimalisir penyebaran virus yang lebih luas.
Data (11) istilah Protokol kesehatan merupakan peraturan dan
ketentuan yang wajib diikuti oleh semua orang agar dapat melakukan
aktivitas secara aman selama pandemi Covid-19 ini. Protokol kesehatan
dibuat bertujuan supaya masyarakat tetap dapat beraktivitas secara aman
dan tidak mengancam keamanan atau kesehatan orang lain. Apabila
masyarakat dapat patuh terhadap segala aturan yang ada dalam protokol
kesehatan, maka potensi penularan COVID-19 akan dapat diperkecil.
4. Akronim
Akronim merupakan kependekan yang berisi kombinasi huruf atau
suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan diucapkan sebagai kata yang
wajar. Ragam bahasa bentuk akronim yang berkaitan dengan kasus
Covid-19, antara lain, sebagai berikut;
Tabel istilah akronim
No
Akronim Kepanjangan
.
12. Covid-19 Coronavirus disease 2019
13. Webinar Web seminar

Data (12) istilah Covid-19 mempunyai kepanjangan yaitu


Coronavirus disease2019. Disebut dengan Covid-19 bermaksud untuk
mempermudah masyarakat luas dalam mengucapkan dan memaknai.
Dengan begitu masyarakat dapat melakukan penyebaran suatu informasi
dengan lebih. Virus tersebut dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok
pada akhir Desember 2019.
Data (34) istilah webinar merupakan akronim yang mempunyai
kepanjangan yaitu Web seminar. Web seminar dapat digunakan sebagai
cara lain dalam pengadaan seminar melalui jejaring sosial atau aplikasi
video conference. Sehingga kegiatan pertemuan atau seminar bisa dapat
berjalan dan tetap bisa dihadiri oleh khalayak ramai meskipun dalam
kondisi pandemi seperti ini.
BAB III
PENUTUP

Bahasa adalah alat komunikasi yang memiliki sifat-sifat sukarela, yang


mempunyai fungsi untuk mengantarkan pesan dari pembicara yang disampaikan
dari pembicara kepada individu lain dengan tujuan dan maksud tertentu sebagai
alat komunikasi yang memiliki hubungan timbal balik dan bahasa bisa
disampaikan kepada banyak orang untuk mendapatkan niat dan tujuan yang
spesifik. Bahasa mempunyai sifat dinamis dikarenakan bahasa akan selalu
mengalami perkembangan bersamaan dengan keadaan dan situasi. Hal tersebut
bisa membuat bahasa memiliki banyak variasi keragaman.
Ragam bahasa adalah perkara yang sangat vital dan kerap dibuat menjadi
dasar untuk menetapkan kualitas dari suatu bahasa. Keunikan ragam bahasa dapat
didefinisikan menjadi banyak wujud. Pada penjelasan diatas bisa dipahami dalam
bentuk istilah dari bahasa Inggris, singkatan, sinonim, dan akronim. Masing-
masing istilah dan bahasa yang muncul akan mengikuti peristiwa tertentu yang
dapat dikelompokkan ke dalam persamaan makna, asal bahasa, dan bentuk kata.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A., & Achmad.(2013). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga

Chaer, Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesi. Jakarta : Bhratara.

Oktavia, W. (2018).Variasi Jargon Chatting Whatsapp Grup Mahasiswa Tadris


Bahasa Indonesia. Jurnal Kata, 2(2), 317-325.

Sumarsono. (2017). Sosiolinguistik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai