Anda di halaman 1dari 26

SISTEM KEKEBALAN TUBUH

( IMMUNO SYSTEM )

MAKALAH

MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

SEMESTER I

1
MAKALAH

SISTEM KEKEBALAN TUBUH

OLEH

KELOMPOK VI

1. I WAYAN ETA PURWANTO 2013.V.1.0010


2. IDA BAGUS NYOMAN SUAMBA 2013.V.1.0021
3. NI PUTU SULASTRI 2013.V.1.0022
4. PUTU DYAN PUSPITASARI 2013.V.1.0024

DISAMPAIKAN DALAM

MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

KELAS I A JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FPMIPA IKIP PGRI BALI

2O13

2
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Kekebalan Tubuh” sebagai bahan penilaian
dan penuntasan tugas mata kuliah Biologi Umum Semester I.

Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen yang telah menugaskan pembuatan
makalah sebagai salah satu penilaian. Sehingga dengan ini dapat kami jadikan sebagai pelatihan
awal dalam pembuatan dan penyusunan laporan. Yang pada akhir perkuliahan juga kami akan
menyusun laporan ( skripsi ) sebagai persyaratan wisuda.

Dan juga kami dapat mengembangkan pola belajar kelompok dan mandiri dalam usaha
memperkaya pengetahuan dan wawasan, khususnya dalam bidang Biologi.

Materi dalam makalah ini belumlah menunjukkan kesempurnaan karena keterbatasan


kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran masih
kami perlukan guna penyempurnaan makalah ini. Dan apabila terdapat kesalahan – kesalahan
dalam makalah ini kami sampaikan permohonan maaf.

Denpasar, 20 November 2013

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul 2

Kata Pengantar 3

Daftar Isi 4

BAB I PENDAHULUAN 5

1.1.
Latar Belakang 5
1.2.
Rumusan Masalah 5
1.3.
Tujuan 6

BAB II PEMBAHASAN 7

2.1. Definisi Sistem Kekebalan Tubuh 7

2.2. Mekanisme dan Macam – Macam Sistem Kekebalan Tubuh 8

2.3. Imunisasi 13

2.4. Sistem Kekebalan pada Makhluk Hidup Lain 22

BAB III PENUTUP 24

3.1. Simpulan 24

3.2. Saran – Saran 25

Daftar Pustaka 26

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia pasti pernah mengalami sakit. Baik itu sakit dalam tahap biasa maupun
parah. Terlebih sakit yang divonis tidak bisa disembuhkan atau tidak ada obatnya. Sakit disini
bukan keadaan ketika kita mengalami perlakuan kasar sehingga menimbulkan rasa sakit secara
fisik. Sakit disini kita maknai sebagai sebuah kondisi dimana manusia menglami penurunan
pada fungsi tubuhnya.

Secara umum, sakit merupakan persepsi seseorang ketika mengalami gangguan kesehatan.
Misalnya sakit tahap biasa seperti sakit kepala, pusing atau meriang. Dan tahap yang sudah
parah seperti tumor dan kanker. Dan keadaan ini bisa mengganggu sebagian atau bahkan
seluruh aktivitas sehingga mengakibatkan penurunan tingkat produktivitas hidup.

Terlebih saat ini sedang maraknya terjadi penyakit yang disebut dengan HIV/AIDS (Human
immunodeficiency virus infection / acquired immunodeficiency syndrome). Yang mana
penyakit tersebut tergolong dalam tahap penyakit parah karena bisa mengakibatkan kematian
bagi para penderitanya. Dan sampai saat ini belum ditemukan obat yang tepat untuk mengobati
penderita dari penyakit tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa tubuh memiliki sistem pertahanan yang menjaga agar tubuh
mampu bertahan dari serangan benda asing seperti bakteri yang mengancam kesehatan. Namun
apabila pertahanan tubuh lemah atau tidak mampu bertahan dari serangan tersebut maka tubuh
akan mengalami penurunan fungsi tubuh yang mengakibatkan kita menjadi sakit. Oleh karena
itu, kelompok 6 (enam) pada makalah ini akan memaparkan materi sistem kekebalan tubuh dan
juga sebagai penuntasan tugas untuk mata kuliah Biologi Umum pada semester I.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Definisi sistem kekebalan tubuh


1.2.2. Mekanisme dan macam – macam sistem kekebalan tubuh
1.2.3. Kelainan sistem kekebalan tubuh

5
1.2.4. Sistem kekebalan tubuh pada makhluk hidup lain

1.3. Tujuan

1.3.1. Mengetahui definisi sistem kekebalan tubuh


1.3.2. Mengetahui mekanisme dan macam – macam sistem kekebalan tubuh
1.3.3. Mengetahui kelainan pada sistem kekeban tubuhh
1.3.4. Mengetahui bagaimana sistem kekebalan tubuh pada makhluk hidup lain

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh atau sistem pertahanan tubuh atau yang sering disebut sistem
imun (imunitas) adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat
yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda
asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh.

Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan)
yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban
sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian
berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan
lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular.

Dalam sistem kekebalan tubuh, terdapat dua substansi yang memiliki peranan penting,
yaitu :

1. Antigen
Antigen adalah berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan
mampu merangsang sistem kekebalan untuk menimbulkan respon kebal terhadapnya.
Antigen disebut juga imunogen. Antigen dapat berupa bakteri, virus, protein,
karbohidrat, sel – sel kanker dan racun. Ada dua cirri penting antigen yaitu :
a. Imunogenisitas , yaitu kemampuan untuk memicu perbanyakan antibodi dan
limfosit spesifik.
b. Reaktivitas , yaitu kemampuan untuk bereaksi dengan limfosit yang teraktivasi dan
antibodi yang dilepaskan oleh reaksi kekebalan.
2. Antibodi
Antibodi adaah protein yang dibentuk oleh tubuh sebagai respon terhadap suatu antigen
dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut. jika antigen bertemu
dengan antibodi maka akan terbentuk kompleks antigen-antibodi. Setelah terjadi ikatan

7
antara antigen dan antibodi, proses penghancuran antigen akan berlangsung. Antibodi
disebut juga immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin ada beberapa jenis sebagai berikut :
a. IgA mampu menetralisasi virus dan menghalangi penempelan bakteri pada
epitelum.
b. IgG merupakan pertahanan utama terhadap infeksi untuk bayi pada minggu –
minggu pertama kehidupannya yang berasal dari kolostrum.
c. IgD berfungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan penting bagi aktivasi sel B
tersebut.
d. IgE merupakan antibodi yang menyebabkan reaksi alergi.
e. IgM merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan musuh.

2.2. Mekanisme dan Macam - Macam Sistem Kekebalan Tubuh

2.2.1. Sistem Kekebalan Nonspesifik

Sistem kekebalan nonspesifik ( bawaan ) merupakan potensi yang terdapat dari dalam
tubuh sendiri. Kekebalan ini ada sejak manusia lahir. Kekebalan bawaan bersifat nonspesifik
karena sistem kekebalan ini selalu siap menghadapi infeksi apapun yang masuk ke dalam
tubuh. Kekebalan nonspesifik terdiri dari perlindungan permukaan dan kekebalan dalam tubuh.

a. Perlindungan Permukaan ( Eksternal )


Lapisan pertama pada tubuh yang berfungsi dalam pertahanan tubuh adalah membran
mukosa. Kulit menghasilkan minyak yang mengandung zat kimia beracun bagi bakteri.
Apabila mikroorganisme mampu menembus kulit, lendir pada membran mukosa akan
menjerat mikroorganisme tersebut.
b. Kekebalan dalam Tubuh ( Internal )
Kekebalan dalam tubuh berfungsi sebagai zat penghalang apabila penghalang
permukaan tubuh berhasil dilewati oleh mikroorganisme. Kekebalan dalam tubuh terdiri
atas sel fagosit, protein antimikroba dan sel natural killer ( NK ).
 Sel fagosit ( sel pemakan )
Sel fagosit merupakan sel darah putih yang dapat menghancurkan kuman
penyakit/mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Sel yang termasuk fagosit
antara lain :
- Neutrofil , memiliki fungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa –
sisa sel mati. Satu neutrofil mampu memfagosit 5 – 20 bakteri.
8
- Eosinofil , memiliki daya fagositosis lemah. Eosinofil bertugas untuk
menyerang parasit yang berukuran besar, misalnya cacing.
- Makrofag , berasal dari monosit yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Makrofag mampu mefagosit 100 bakteri dengan cara menempel ke bakteri
kemudian merusaknya.
 Protein antimikroba
Protein antimikroba terdiri dari :
- Interferon, adalah protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus
untuk melindungi bagian sel lain di sekitarnya. Interferon berfungsi
menghambat perbanyakan sel – sel yang terinfeksi.
- Protein komplemen, adalah sekelompok plasma protein yang bersirkulasi di
darah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen aktif apabila muncul
ikatan antigen dan antibodi, atau dapat juga karena bertemu dengan molekul
polisakarida di permukaan tubuh mikroorganisme.
 Sel natural killer ( NK )
Berada di sistem limfatik dan peredaran darah. Fungsi sel NK adalah melisi dan
membunuh sel – sel kanker dan sel tubuh yyang terinfeksi virus sebelum
diaktifkannya sistem kekebalan adaftif dengan cara melepaskan senyawa perforin.

2.2.2. Sistem Kekebalan Spesifik

1. Limfosit dan Antibodi

Sistem kekebalan spesifik ( adaftif ) adalah kekebalan yang diaktifkan oleh sistem
kekebalan bawaan. Kekebalan adaftif bersifat spesifik karena mampu mengenali dan
mengingat patogen spesifik sehingga dapat bersiap apabila terjadi infeksi oleh patogen yang
sama untuk kemudian hari.

Peran utama dalam kekebalan adaftif dilakukan oleh limfosit. Limfosit merupakan sel
darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghancurkan antigen
penyerbu. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua
tempat berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau
sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain.

Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik
( sel beracun ). Atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakan sel – sel
yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dikenali oleh sel T
9
sebelumnya. Limfosit T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari seluruh respon imun.
Sel – sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah menuju kelenjar getah
bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi – substansi
penyerbu secara terus menerus.

Setelah dewasa masing – masing limfosit akan membuat satu reseptor antigen, yaitu
satu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit. Struktur khusus ini akan
berikatan dengan struktur yang sesuai pada antigen.

Pada saat satu antigen masuk ke dalam sel tubuh maka molekul – molekul pengangkut
tertentu yang ada di dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel –
sel limfosit T. Molekul – molekul pengangkut ini dibuat oleh sekelompok gen yang disebut
kompleks histokompabilitas utama ( major histocompability complex , MHC ).

Molekul MHC terdiri atas dua kelas. Molekul kelas I berfungsi untuk membawa antigen
kepada sel –sel limfosit T pembunuh, sedangkan molekul MHC kelas II membawa antigen ke
sel – sel limfosit T penolong.

Berdasarkan sel yang terlibat dalam mekanismenya, kekebalan adaftif dibagi menjadi
dua sebagai berikut :

1. Imunitas Sel
Limfosit yang berperan dalam imunitas sel adalah sel T. Sel T merupakan limfosit yang
mengalami penuaan/pematangan di timus. Sel T secara aktif melawan bakteri dan virus
yang ada dalam tubuh yang terinfeksi. Selain itu juga dapat melawan protozoa, jamur
dan cacing parasit.
2. Imunitas Humoral
Limfosit yang berperan dalam imunitas humoral adalah sel B. Sel B merupakan limfosit
yang mengalami pematangan di sumsum merah. Apabila protein asing ( antigen ) masuk
ke dalam tubuh, sel B akan menghasilkan imunoglobulin ( Ig ) atau antibodi. Ada tiga
macam antigen yang merangsang terbentuknya antibodi yaitu sebagai berikut :
a. Heteroantigen yaitu antigen yang berasal dari spesies lain.
b. Isoantigen yaitu antigen dari spesies yang sama tetapi struktur genetiknya berbeda.
c. Autoantigen yaitu antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri dan menyebabkan
pembentukan antibodi tubuh juga.

10
Setiap antibodi dibentuk khusus untuk menghadapi tiap antigen yang umumnya
berbentuk kuman – kuman penyakit. Ada tiga macam antibodi , sebagai berikut :

a. Antitoksin yaitu antibodi yang dapat menawarkan racun.


b. Presipitin yaitu antibodi yang dapat menggumpalkan antigen.
c. Lisin yaitu antibodi yang dapat menguraikan antigen.

Zat antibodi merupakan protein jenis immunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan cara
merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi terdapat di
dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respon sistem kekebalan terhadap antigen
asing. Antigen yang dikenali oleh limfosit B, limfosit T dan makrofag akan merangsang
pelepasan antibodi ke dalam darah. Respon sel yang pertama terhadap antibodi adalah
pembentukkan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti
IgG, IgA, IgD dan IgE.

2. Jenis – Jenis Antibodi

 IgM yaitu antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen.
Contohnya, jika seorang anak menerima vaksinasi tetanus I, maka 10-14 hari kemudian
akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respon antibodi primer).
IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di
dalam organ maupun jaringan.

 IgG merupakan jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan antigen
berikutnya. Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus II (booster), maka 5-7 hari
kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG. Respon antibodi sekunder ini lebih
cepat dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi primer. IgG ditemukan di
dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat masuk melalui
plasenta dari ibu ke janin di dalam kandungannya. IgG ibu melindungi janin dan bayi baru
lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa menghasilkan antibodi sendiri.

 IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap
masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung,

11
mata, paru-paru dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran
pencernaan, hidung, mata, paru-paru, ASI).

 IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi segera).
IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnya river blindness dan skistosomiasis),
yang banyak ditemukan di negara berkembang.

 IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah.
Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.

3. Mekanisme Antibodi

Mekanisme zat antibodi dalam menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit adalah
sebagai berikut :

1) Netralisasi
Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen.
Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang.
Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat
dikurangi.

2)   Penggumpalan
Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang
memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki
sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan antigen - antigen yang
berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag)
untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat.

3)   Pengendapan
Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan
antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya
dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam menangkapnya.

4)   Aktivasi Komplemen

12
Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan penyerangan
terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada
membran sel asing dan dapat terjadi lisis.

Kekebalan dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua macam , yaitu sebagai berikut :

1. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang diperoleh karena tubuh membuat antibodi
sendiri. Kekebalan aktif dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Kekebalan aktif alami, diperoleh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu
penyakit. Sebagai contoh ; orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar
air, campak dan gondongan tidak akan pernah terserang penyakit yang sama
untuk kedua kalinya.
b. Kekebalan aktif buatan, diperoleh dengan vaksinasi, yaitu memasukkan vaksin
yang dapat berisi racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau
mikroorganisme mati sehingga kemudian tubuh menjadi aktif menghasilan
antibodi sendiri. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang
dengan memberikan vaksin disebut imunisasi.
2. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh melalui transfer atau pemberian
antibodi dari individu lain. Kekebalan pasif juga dapat terjadi secara alami dan buatan.
a. Kekebalan pasif alami, adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya
sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan yang timbul ketika
antibodi diberikan oleh ibu kepada bayinya melalui plasenta pada waktu masih
dalam kandungan dan ASI setelah dilahirkan.
b. Kekebalan pasif buatan, dapat diperoleh dengan imunisasi pasif. Imunisasi pasif
dilakukan dengan menyuntikkan antibodi dari manusia atau hewan yang telah kebal
terhadap suatu penyakit, misalnya rabies.

2.3. Imunisasi

Imunisasi ( vaksinasi ) adalah satu metode untuk membangkitkan kekebalan tubuh


manusia terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan mikroorganisme, seperti bakteri atau
virus yang telah dimodifikasi atau dilemahkan. Mikroorganisme tersebut bersifat sebagai
perangsang terhadap sistem kekebalan tubuh untuk membangun suatu mekanisme pertahanan
yang secara berkelanjutan menjaga tubuh dari serangan penyakit.

13
Ilmuwan mengembangkan dua pendekatan imunisasi, yaitu imunisasi aktif yang
memberikan imunitas jangka panjang dan imunisasi pasif yang memberikan imunitas
sementara.

1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif dilakukan dengan menyuntikkan vaksin yang berisi antigen
tertentu ke dalam tubuh untuk membangun sistem kekebalan. Antigen merupakan suatu
substansi yang ditemukan dalam organisme penyebab penyakit dan sistem imunitas
tubuh mengenalinya sebagai benda asing.
Sebagai tanggapan atas antigen, sisten imunitas akan mengembangkan zat
antibodi ataupun sel darah putih jenis limfosit T yang merupakan sel penyerang khusus.
Beberapa imunisasi memberikan perlindungan lengkap terhadap suatu penyakit seumur
hidup. Jenis lain memberikan perlindungan parsial, artinya bahwa orang yang
diimunisasi hanya mendapatkan kekebalan sementara. Beberapa jenis imunisasi
memerlukan suntikan ulang secara periodik, misalnya suntikan tetanus yang disarankan
setiap sepuluh tahun sekali.
Imunisasi aktif dapat dilaksanakan dengan menggunakan suatu organisme yang
telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga hanya mampu memberikan sedikit resiko
yang menyebabkan penyakit, tetapi masih mampu membangun sistem pertahanan tubuh
untuk melawan penyakit. Misalnya untuk melindungi tubuh dari deman kuning,
campak, cacar, dan banyak penyakit lain yang disebabkan virus.
Imunisasi dapat juga terjadi ketika seseorang menerima suntikan dari
mikroorganisme yang dinonaktifkan atau dibunuh sehingga relatif aman, tetapi masih
berisi antigen, misalnya ; polio, tipus dan diferi.
Beberapa vaksin hanya menggunakan bagian dari tubuh organisme penyebab
infeksi yang masih berisi antigen, seperti protein dinding sel dan flagellum. Vaksin jenis
ini dikenal sebagai vaksin aselular, misalnya untuk radang selaput otak. Versi vaksin
yang lebih baru digunakan untuk batuk rejan.

2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif dilakukan tanpa menyuntikkan antigen jenis apapun. Dalam
metode ini, vaksin berisi zat antibodi yang diperoleh dari darah suatu hewan atau
manusia yang diimunisasi secara aktif. Zat antibodi ini dapat melindungi seseorang dari
penyakit tertentu hanya untuk dua sampai tiga minggu. Walaupun hanya berumur

14
pendek, tetapi imunisasi ini memberikan perlindungan dengan segera atau lebih cepat,
misalnya untuk kasus makanan kaleng dan rabies.

2.4. Kelainan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Kelainan sistem kekebalan bervariasi dari yang ringan seperti alergi sampai yang serius
seperti penolakan pencangkokan organ, defisiensi kekebalan serta penyakit autoimun.

1. Alergi

Alergi ( hipersensitif ) disebabkan oleh respon sistem kebal terhadap beberapa antigen.
Antigen – antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai allergen
(penyebab alergi). Reaksi alergi juga disebut anaphylaxis atau sensitivitas berlebihan terhadap
suatu hal. Anda mungkin pernah merasakan hal ini. Sebagian orang alergi terhadap bulu, debu,
makanan laut, gigitan serangga, polen (serbuk sari) dan lain sebagainya. Bentuk reaksinya bisa
bermacam-macam, dari mulai bersin, gatal-gatal, pusing, muntah dan diare, bahkan hingga
kesulitan bernapas dan kematian.

Gambar 1

(a) dan (b) Polen dapat menyebabkan alergi. (c) Bersin merupakan reaksi alergi terhadap suatu
benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

Reaksi alergi pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh Paul Portier dan Charles
Richet, ketika mereka menyuntikkan protein dari anemon pada seekor anjing. Ketika mereka
menyuntikkan protein yang sama dengan dosis yang lebih banyak, anjing percobaan mereka
menunjukkan gejala anaphylaxis (hipersensitif terhadap antigen), hingga akhirnya mati.

Pada awalnya, tidak ada tanda-tanda penolakan apapun pada tubuh ketika protein asing
masuk ke dalam tubuh. Pada tahap ini tubuh mengembangkan imunoglobulin (biasanya dari
kelas IgE). Ketika protein dari jenis yang sama memasuki tubuh untuk ke dua kalinya, IgE

15
bereaksi dengan berikatan pada antigen pada permukaan membran mast cell. Reaksi ini
mendorong mast cell menyekresikan histamin. Histamin dalam jumlah besar inilah yang
menyebabkan berbagai reaksi alergi. Misalnya saja jika reaksi alergi terjadi pada saluran
pernapasan, histamin akan ditangkap oleh sel-sel otot polos pada rongga pernapasan, yang
diikuti dengan berkontraksinya otot-otot tersebut sehingga terjadi penyempitan saluran
pernapasan. Histamin juga mengakibatkan vasodilatasi, kapiler darah menjadi lebih permeabel,
dan tekanan darah turun. Hal ini mengakibatkan jaringan membengkak.

a. Reaksi Alergi Cepat


Reaksi alergi cepat, seperti alergi akibat tersengat lebah, alergi terhadap tepung
sari atau hewan kesayangan, disebabkan oleh mekanisme kekebalan humoral.
Kekebalan tersebut diperantarai oleh sekresi antibodi ke cairan tubuh untuk melawan
antigen penyerbu. Reaksi hipersensitif cepat ini diakibatkan oleh produksi zat antibodi
IgE. Ketika seseorang terkena zat penyebab alergi , antibodi IgE ini akan terikat pada
sel – sel darah putih yang berisi histamin, yaitu bahan kimia yang menyebabkan gejala
alergi yang umum, seperti hidung basah, mata berair dan bersin. Jika lokasi ikatan
antara antigen dengan sel darah putih terisi oleh alergen, maka sel – sel darah putih akan
melepaskan histamin.
b. Reaksi Alergi Lambat
Reaksi alergi lambat dikenal sebagai delayed-type hypersensitivitas atau DTH,
contohnya kasus orang yang keracunan tumbuhan menjalar ‘ivy’ atau pohon ek
beracun. Contoh DTH ekstrim terjadi ketika makrofag tidak dapat dengan mudah
menghancurkan unsur penyerbu. Akibatnya sel T diaktifkan sehingga menyebabkan
peradangan pada jaringan tubuh. Radang ini terus berlanjut sepanjang sel T diaktifkan.

2. Penyakit Autoimun

Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi


untuk menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-olah bukan bagian dari tubuh.
Sel limfosit T, karena suatu hal menyerang sel tubuh sendiri. Kemungkinan penyebab
abnormalitas ini bermacam-macam. Beberapa kemungkinan ditemukan, diantaranya adalah
infeksi virus pada masa pra natal (sebelum lahir) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Kemungkinan lainnya adalah ketidakmatangan (immature) sel-sel yang memproses limfosit T
di kelenjar timus. Pada percobaan tikus yang menderita autoimunitas, ditemukan bahwa sel
yang tidak matang tersebut, mengalami mutasi. Namun, hal ini belum diketahui apakah terjadi
16
pula pada manusia. Banyak jenis abnormalitas yang menyangkut autoimunitas ini. Beberapa di
antaranya adalah:

 Myasthenia gravis, yaitu antibodi menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan
degradasi otot, dan berkurangnya kemampuan otot untuk menangkap asetilkolin, zat
yang dilepaskan oleh saraf yang memicu kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada
mata, pandangan atau posisi mata menjadi tidak simetris.

Gambar 2 Myasthenia gravis pada mata.

 Lupus erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain (secara umum)
sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali karena gejalanya sangat umum.
Ketika kondisi lingkungan berubah dan kondisi tubuh melemah, maka serangan antibodi
meningkat.

Gambar 3 Penyakit lupus pada bagian wajah.

17
 Addison’s disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Pertama kali
ditemukan seorang dokter Inggris bernama Thomas Addison, tahun 1855. Penyakit ini
bisa disebabkan karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab
yang lain, yaitu antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin.
Akibat yang ditimbulkan di antaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat badan,
tekanan darah rendah, kadar gula darah yang rendah, rasa perasaan tertekan, dan
peningkatan pigmentasi kulit.

 Multiple sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang
belakang. Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin, yang melapisi sel saraf
dan berperan dalam menghantarkan informasi. Kerusakan mielin ini menyebabkan
berbagai gejala, dari mulai gangguan penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain.

 Diabetes mellitus, yaitu type I (Insulin-dependent Diabetes Mellitus). Antibodi


menyerang sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin.
Akibatnya, kadar gula darah tinggi. Gejala yang timbul sangat mirip dengan kasus
diabetes. Belum diketahui cara atau obat yang dapat menyembuhkan kelainan - kelainan
tersebut. Hingga saat ini pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi
kadar gamma globulin dalam darah. Gamma globulin adalah bagian dari darah yang
mengandung antibodi.

3. HIV/AIDS

Sutau penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV. Virus
tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan menginfeksi secara cepat menghancurkan sel - sel
T penolong. AIDS adalah suatu sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS termasuk
penyakit menular seksual ( PMS ).

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), adalah penyakit yang disebabkan oleh


Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini diduga berkembang dari sebuah daerah
terpencil di Afrika Tengah, pada tahun 1930. Pada tahun 1981, virus ini ditemukan merebak di
kalangan kaum homoseksual dan para pengguna obat bius di New York dan California. Sejak
tahun 1981, penyakit tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Diperkirakan 33,6 juta orang
dewasa dan 1,2 juta anak-anak di seluruh dunia mengidap AIDS. WHO memperkirakan sejak

18
tahun 1981 hingga akhir 1999, telah 16,3 juta orang meninggal karena AIDS, 3,6 juta di
antaranya adalah anak-anak di bawah 15 tahun.

AIDS disebabkan infeksi virus HIV pada sel limfosit T. Ketika virus berhasil
menginfeksi sel limfosit T, virus menggunakan ‘perangkat’ selnya untuk menggandakan diri di
dalam sel. Virus, yang telah menggandakan diri kemudian menghancurkan membran sel dan
meninggalkan sel limfosit T yang lama. Virus-virus ini siap menginfeksi sel limfosit T yang
lain yang masih sehat.

Masih ingatkah Anda cara virus menggandakan diri? Pada keadaan yang normal, virus
dapat dinonaktifkan oleh sel limfosit T. Namun, ketika sel T penolong terinfeksi virus, maka ia
tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsinya untuk mengenali dan menonaktifkan
sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah limfosit T pada orang yang normal rata-
ratanya adalah 1.000 sel per mikroliter darah. Ketika jumlah sel limfosit T pada orang yang
terkena AIDS mencapai konsentrasi sekitar 200 sel per mikroliter darah, maka ia akan sangat
rentan diserang oleh penyakit. Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini menular dari satu orang
ke orang yang lain melalui percampuran cairan tubuh terutama darah. Penggunaan jarum suntik
secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, dan hubungan seksual, hingga sejauh ini
diketahui sebagai cara efektif penularan virus HIV ini.

Beberapa jenis penyakit yang umumnya berakibat fatal pada penderita HIV adalah
sebagai berikut.

1. Infeksi jamur, contohnya: Pneumocystis carinii, yang menyerang paru-paru;


Cryptococcus, yang mengakibatkan penyakit meningitis (radang membran otak);
Histoplasma capsulatum, yang menyerang sistem pernapasan.
2. Infeksi bakteri, contohnya: Mycobacterium tubercolosis, yang menyebabkan TBC;
Mycobacterium avium, yang menyebabkan gangguan pada pencernaan.
3. Infeksi virus, contohnya: virus Cytomegalovirus (CMV), yang menginfeksi retina mata
dan mengakibatkan kebutaan; virus Epstein-Barr (EBV), yang menyebabkan kanker
darah; virus Herpes Simplex (HSV) yang menyebabkan penyakit Herpes.
4. Sebagian pengidap AIDS juga mengidap kanker, sebagai konsekuensi dari melemahnya
tugas limfosit T dalam memerangi sel-sel asing, termasuk di antaranya sel kanker.

19
4. Penolakan Transplantasi

Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda dari
unsur yang ada di dalam tubuh seseorang bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti
organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu penolakaan hiperakut, akut dan kronis.

a. Penolakan Hiperakut
Penolakan tipe ini terjadi segera begitu transplantasi dilakukan, contoohnya pada
transplantasi ginjal. Penolakan hiperakut dapat diatasi dengan mencangkokkan organ pada
resipien yang memiliki golongan sama dengan donor.
b. Penolakan Akut
Penolakan akut biasanya terjadi beberapa hari setelah transplantasi. Untuk mengatasi hal
ini, biasanya pada resipien diberikan obat, seperti siklosporin yang mempengaruhi respon
molekul MHC resipien terhadap donor.
c. Penolakan Kronis
Penolakan kronis terjadi karena organ yang ditransplantasikan kehilangan fungsi yang
disebabkan oleh darah beku pada pembuluh darah organ.

5. Defisiensi Imun

Defisiensi sistem kekebalan ( imun ) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi imun
yang diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada
generasi berikut sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan
menghancurkan organisme penyerbu. Contohnya adalah Severe Combined
Immmunodeficiency ( SCID ). Penderita SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T,
sehingga harus tinggal di lingkungan yang steril agar tidak terkena infeksi.

Berikut merupakan beberapa contoh makanan yang dapat membangkitkan sistem


kekebalan tubuh yang kami himpun dari, antara lain :

1) Jeruk
Mengatasi sariawan pasti hal pertama yang ada di benak orang kebanyakan ketika
ditanya manfaat jeruk. Tetapi tahukah Anda bahwa jeruk merupakan salah satu buah yang
dapat mencegah kanker dan serangan jantung. Enzim Limonid pada jeruk mampu mencegah
kanker tertentu. Enzim Pectin yang ada menurunkan LDL ( koresterol jahat ), memperkecil
penyumbatan pembuluh darah dan memperkecil resiko serangan jantung

20
2) Semangka
Wajah segar, bercahaya dan tampak lebih muda terpancar dari orang yang
mengkonsumsi buah kaya air ini secara teratur. Zat bekaroten dalam semangka mampu
menyegarkan kembali sel-sel layu yang dirusak oleh molekul radikal bebas yang merupakan
hasil sampingan metabolisme tubuh. Likopen yang ada dalam semangka dapat menyusutkan
resiko kanker mulut rahim dan kanker pankreas pada wanita. Sebuah hasil penelitian di India
menunjukkan likopen dapat menambah jumlah sperma pada laki-laki terutama yang stuktur
spermanya tidak normal dan pergerakanya lambat.

3) Kedelai
Dalam kacang kedelai terdapat Isoflavon, enzim yang memiliki fungsi mirip hormon
estrogen, sehingga dapat mencegah Osteoporosis. Kedelai juga termasuk makanan pengganti
protein tinggi yang ideal, karena tak mengandung asam lemak jenuh, sehingga mengurangi
resiko serangan jantung.

4) Brokoli
Sulforaphan, zat antioksidan pada brokoli dapat mambantu tubuh untuk menghilangkan
atau menetralkan zat penyebab kanker karsinogenik. Zat betakarotin di dalam brokoli mampu
mencegah kanker usus besar dan payudara, juga tekanan darah tinggi.

5) Kangkung
Kangkung mengandung zat untuk meningkatkan ketahanan tubuh bersifat anti racun,
anti radang dan mengandung protein, kalsium juga karoten ini dapat melancarkan air seni. Bagi
ibu hamil juga berguna untuk mengatasi mual-mual di awal kehamilan.

6) Belimbing
Buah ini mengandung serat makanan, vitamin A dan C juga kalium. Zat-zat tersebut
menjaga fungsi organ pencernaan, system pembuluh darah dan jantung. Bagi orang yang
mampunyai tekanan darah dan koresterol tinggi sangat disarankan untuk mengkonsumsi
belimbing.

4. Sistem Kekebalan pada Makhluk Hidup Lain

1. Perlindungan di prokariota

Bakteri memiliki mekanisme pertahanan yang unik, yang disebut sistem modifikasi
restriksi untuk melindungi mereka dari patogen seperti bateriofag. Pada sistem ini, bakteri

21
memproduksi enzim yang disebut endonuklease restriksi, yang menyerang dan menghancurkan
wilayah spesifik dari DNA viral bakteriofag. Endonuklease restriksi dan sistem modifikasi
restriksi hanya ada di prokariota.

2. Perlindungan di invertebrata

Invertebrata tidak memiliki limfosit atau antibodi berbasis sistem imun humoral. Namun
invertebrata memiliki mekanisme yang menjadi pendahulu dari sistem imun vertebrata.
Reseptor pengenal pola (pattern recognition receptor) adalah protein yang digunakan di hampir
semua organisme untuk mengidentifikasi molekul yang berasosiasi dengan patogen mikrobial.
Sistem komplemen adalah lembah arus biokimia dari sistem imun yang membantu
membersihkan patogen dari organisme, dan terdapat di hampir seluruh bentuk kehidupan.
Beberapa invertebrata, termasuk berbagai jenis serangga, kepiting, dan cacing memiliki bentuk
respon komplemen yang telah dimodifikasi yang dikenal dengan nama sistem
prophenoloksidase.

Peptida antimikrobial adalah komponen yang telah berkembang dan masih bertahan
pada respon imun turunan yang ditemukan di seluruh bentuk kehidupan dan mewakili bentuk
utama dari sistem imunitas invertebrata. Beberapa spesies serangga memproduksi peptida
antimikrobial yang dikenal dengan nama defensin dan cecropin.

3. Perlindungan di tanaman

Anggota dari seluruh kelas patogen yang menginfeksi manusia juga menginfeksi
tanaman. Meski spesies patogenik bervariasi pada spesies terinfeksi, bakteri, jamur, virus,
nematoda, dan serangga bisa menyebabkan penyakit tanaman. Seperti binatang, tanaman
diserang serangga dan patogen lain yang memiliki respon metabolik kompleks yang memicu
bentuk perlindungan melawan komponen kimia yang melawan infeksi atau membuat tanaman
kurang menarik bagi serangga dan herbivora lainnya.

Seperti invertebrata, tanaman tidak menghasilkan antibodi, respon sel T, ataupun


membuat sel yang bergerak yang mendeteksi keberadaan patogen. Pada saat terinfeksi, bagian-
bagian tanaman dibentuk agar dapat dibuang dan digantikan, ini adalah cara yang hanya sedikit
hewan mampu melakukannya. Membentuk dinding atau memisahkan bagian tanaman
membantu menghentikan penyebaran infeksi.

22
Kebanyakan respon imun tanaman melibatkan sinyal kimia sistemik yang dikirim
melalui tanaman. Tanaman menggunakan reseptor pengenal pola untuk mengidentifikasi
patogen dan memulai respon basal yang memproduksi sinyal kimia yang membantu menjaga
dari infeksi. Ketika bagian tanaman mulai terinfeksi oleh patogen mikrobial atau patogen viral,
tanaman memproduksi respon hipersensitif terlokalisasi, yang lalu membuat sel di sekitar area
terinfeksi membunuh dirinya sendiri untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian tanaman
lainnya. Respon hipersensitif memiliki kesamaan dengan pirotopsis pada hewan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) merupakan kelompok sel, molekul dan organ yang
bekerja sama untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan benda asing yang dapat
menyebabkan penyakit, seperti : bakteri, virus, jamur atau sel yang abnormal.

Mekanisme dan jenis – jenis sistem kekebalan tubuh yaitu sebagai berikut :

1. Sistem kekebalan nonspesifik ( bawaan ) terdiri dari :


a. Perlindungan permukaan (eksternal) : kulit dan membran mukosa
b. Kekebalan dalam tubuh (internal) :
 Sel fagosit : neutrofil, esinofil dan makrofag
 Protein antimikroba : interferon dan protein komplemen
 Sel natural killer ( NK )
2. Sistem kekebalan spesifik ( adaftif ) terdiri dari :
a. Limfosit : sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan
menghancurkan antigen penyerbu.
b. Antibodi : protein yang dibentuk oleh tubuh sebagai respon terhadap suatu antigen.
c. Jenis – jenis antibodi : IgM, IgG, IgA, IgE dan IgD
d. Mekanisme antibodi : netralisasi, penggumpalan, pengendapan, aktivasi komplemen

Kekebalan dalam tubuh manusia juga dibagi menjadi dua macam yaitu : kekebalan aktif
dan kekebalan pasif.

Imunisasi ( vaksinasi ) adalah satu metode untuk membangkitkan kekebalan tubuh manusia
terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan mikroorganisme, seperti bakteri atau virus
yang telah dimodifikasi atau dilemahkan.

24
Jenis – jenis imunisasi antara lain : imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

Kelainan pada sistem kekebalan tubuh antara lain : alergi, penyakit autoimun, HIV/AIDS,
penolakan transplantasi, defisiensi imun.

Beberapa makanan yang mampu membangkitkan dan menjaga sisem kekebalan tubuh
anatara lain : jeruk, semangka, kedelai, brokoli, kangkung dan belimbing.

Sistem kekebalan tubuh juga terdapat dalam tubuh beberapa makhluk hidup lain seperti :
prokariota, hewan invertebrate dan tanaman.

3.2. Saran – Saran

Berdasarkan pengetahuan bersama tentang sistem imun bahwa sistem kekebalan tubuh
sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat,
cukup berolahraga dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali
senyawa beracun hadir di dalam tubuh maka harus dikeluarkan dengan segera.

Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang sehat
terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga
prima.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ana Kunhas.2011.www.ankunhas.com/2011/05/macam-macam-leukosit-sel-darah-putih.html

Biologi Media Centre.2011.http://biologimediacentre.com/sistem-kekebalan-


tubuh/#sthash.yv7VpaBO.dpuf

Handayani, Trimar.2009. http://arifwr.wordpress.com/2009/06/09/respon-imun-non-spesifik/

IrmaSuryaniBsy.2012.http://www.andiirmasuryani.blogspot.com

Learn Genetics.2013. http://learn.genetics.utah.edu/content/disorders/whataregd/scid/

Medicastore.http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=790

Pramudyanti, Ida Ayu Ria dkk.2011.Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap.Jawa
Tengah : Viva Pakarindo

Priadi, Arif.2011.Biologi SMA Kelas XI.Jakarta : Yudhistira

26

Anda mungkin juga menyukai