Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL KEBERADAAN HASIL MEMBACA BUKU NONFIKSI

Nurul Husni
Kedokteran,Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Email ; nurulhusni141102@gmail.com

ABSTRACT
Referring to the results of a survey conducted by the Program for
International Student Assessment (PISA) released by the Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD), the literacy level of the
Indonesian people is very low. The results of the 2019 survey of Indonesian
people's reading interest ranked 62 out of 70 countries, or are in the bottom 10
countries.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan indonesia patut berbangga, Indonesia masuk


peringkat pendidikan dunia atau World Education Ranking yang
diterbitkan Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) menentukan, di posisi mana suatu negara maju dalam segi
pendidikan. Belum lama ini, peringkat tersebut menentukan negara mana
yang terbaik dari segi membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan.
Seperti yang dilansir The Guardian, Indonesia menempati urutan ke 57
dari total 65 negara. Sedangkan dalam peringkat Global Talent
Competitiveness Index (GTCI) 2018 yang bertema keberagaman untuk
meningkatkan daya saing Indonesia berada di urutan ke-77 dari total 119
negara.

1
Mengacu pada UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Jika kita lihat saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih saja
memprihatikan, terutama mengenai fasilitas pendidikan di daerah-daerah,
baik sarana maupun prsarana pendidikan. Sedangkan pada kualitas
pendidikan semakin memburuk penyebabnya yaitu:

1. Rendahnya kualitas sarana fisik.


2. Rendahnya kualitas guru.
3. Rendahnya kesejahteraan guru.
4. Rendahnya prestasi siswa.
5. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan.
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan.
7. Mahalnya biaya pendidikan.

Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan tersebut adalah


dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem
pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.

Untuk meringankan beban serta memperkokoh dasar-dasar


pendidikan pada siswa Indonesia, Kemdikbud memastikan akan
sepenuhnya memberlakukan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
merupakam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang terfokus
pada penguasaan pengetahuan kontekstual sesuai daerah dan lingkungan
masing-masing. Kurikulum tesebut menitikberatkan penilaian siswa pada
tiga hal yaitu: sikap (jujur, santun, disiplin), keterampilan ( melalui tugas
praktek/ proyek sekolah), dan pengetahuan keilmuan. Kurikulum ini
bertujuan untuk mengubah pola dan muatan materi pembelajaran di kelas-

2
kelas. Salah satu pola dan materi pembelajaran itu adalah muatan sastra
yang terangkum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa indonesia yang meliputi pengembangan


kemampuan berbahasa dan bersastra sangat perlu dilakukan dengan cerdas
dan kreatif. Dalam meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah, maka tumpuan harapan berada di pundak guru. Selain
kemampuan berbahasa, guru juga dituntut memiliki kemampuan bersastra.
Kemampuan guru bukan hanya cakap berinteraksi, tetapi jug
berkonsentrasi pada kreativitas, inovasi, dan memaksimalkan daya
imajinasi. Seorang guru harus cerdas dan kreatif agar dapat menghasilkan
siswa yang cerdas dan kreatif juga. Oleh karena itu, berbagai upaya harus
dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
dengan memperhatikan esensi dari “belajar” berbahasa dan bersastra
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah membaca
bahan atau tulisan, memahami, kemudian menerapkannya dalam
pembelajaran.

Dalam hal ini, Indonesia harus mengubah pandangannya terhadap


pendidikan, karena dengan pendidikan, Indonesia akan lebih bisa bersaing
di dunia global saat ini. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti
sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan
mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di
dunia internasional.

B. Tujuan Penulisan

Bertitik tolak dari penguraian diatas, penulisan ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan hasil observasi.


2. Menginformasikan kepada semua pembaca tentang hasil sebuah observasi.
3. Mensosialisasikan teori dalam bentuk terstruktur.

3
C. Permasalahan

Hidup itu adalah masalah. Demikian juga dalam pembuatan laporan ini,
adapun masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia


2. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar.
3. Tingginya sikap kepura-puraan peserta didik.

BAB II

KEBERADAAN HASIL MEMBACA BUKU NON FIKSI

A. Keberadaan Hasil Identifikasi


1. Barisan dan Deret Aritmatika
a. Definisi Barisan
Jika beda antara suatu suku apa saja dalam suatu barisan dengan
suku sebelumnya adalah suatu bilangan tetap b maka barisan ini adalah
barisan aritmatika. Bilangan tetap b itu dinamakan beda dari barisan.
1. Bentuk barisan aritmetika
Adapun bentuk barisan aritmetika adalah sebagai berikut.

Rumus selisih atau bedanya, adalah sebagai berikut.

4
Keterangan:
Un+1= suku ke-(n +1);
Un = suku ke-n; dan
b = beda atau selisih.

Akibat dari rumus suku ke-n tersebut, dapat diperoleh:

U1, U2, U3, …, Un-2, Un-1, Un

a, a+b, a+2b, …, a+n-3b, a+n-2b, a+n-1b

Jika banyak suku (n) ganjil, suku tengah (Ut) barisan aritmetika dapat
dirumuskan sebagai berikut.

banyak suku (n) ganjil, suku tengah (Ut) barisan aritmetika

Sementara itu, jika di antara dua buah suku U1,U2,U3,…,Un disisipkan k


buah bilangan sehingga terbentuk barisan aritmetika baru, beda dan
banyak suku dari barisan tersebut akan berubah sesuai rumusan berikut.

Keterangan:
b’= beda barisan aritmetika baru;
b= beda barisan aritmetika lama;
k= banyak bilangan yang disisipkan;

n‘= banyak suku barisan aritmetika baru; dan

5
n= banyak suku barisan aritmetika lama.
2. Suku ke-n barisan aritmetika

Keterangan:
a = suku awal (U1);
Un= suku ke-n; dan
b = beda atau selisih.
Contoh soal ;
Tentukan suku ke-20 dari barisan 2, 6, 10, 14, …, …,!
Diketahui:
a=2
b=6–2=4
Ditanya: U20 =…?

4. Sisipan bilangan pada barisan aritmetika

Ketentuannya, suku pertama barisan yang baru sama dengan suku


pertama barisan sebelumnya karena bilangan yang disisipkan tidak berada
di awal baris.
b. Definisi Deret
Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan disebut deret.
1. Deret Aritmatika

6
Deret aritmetika berkaitan dengan barisan aritmetika. Deret
aritmetika yang disimbolkan dengan Sn merupakan jumlah n suku pertama
barisan aritmetika. Dengan kata lain, penjumlahan dari suku-suku barisan
aritmetika disebut dengan deret aritmetika.

suku-suku barisan aritmetika disebut dengan deret aritmetika

2. Barisan dan Deret Geometri


1. Bentuk barisan geometri
Rumus untuk menentukan rasio pada barisan geometri adalah sebagai
berikut.

Keterangan:
r = rasio;
Un = suku ke-n;
Un-1= suku sebelum suku ke-n; dan
n = banyaknya suku.

2. Suku ke-n barisan geometri

Akibat dari rumus suku ke-n tersebut, dapat diperoleh rumus suku ke-n

3. Suku tengah barisan geometri

7
Sama halnya barisan aritmetika. Pada barisan geometri yang banyak
sukunya ganjil, suku tengahnya bisa diperoleh dengan persamaan berikut.

4. Sisipan pada barisan geometri

5.Deret Geometri
Secara matematis, jumlah suku ke-n pertama barisan geometri
dirumuskan sebagai berikut.

B. Keberadaan Hasil Struktur


1. Orientasi
Dalam perkembangannya,barisan dan deret telah mengalami beberapa kali
uji coba hingga akhirnya barisan dan deret telah dijadikan dalam hitungan
baku matematika.
2. Penjabaran
Secara umum, barisan dan deret dibagi menjadi dua, yaitu barisan dan
deret aritmetika serta barisan dan deret geometri.
3. Penegasan Ulang
Definisi Barisan :
Barisan adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai
karakteristik atau pola tertentu. Setiap bilangan dalam barisan merupakan
suku dalam barisan.

8
Contoh :
1,2,3,4,5,6,…,…,…,…,… dst
2,4,6,8,10,12,…,…,…,… dst

Definisi deret :

Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan disebut deret. Jika U1,U2,U3,


…..Un maka U1 + U2 + U3 +… +Un adalah deret.
Contoh :
1 + 2 + 3 + 4 +… + Un
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan:
1. Secara umum, barisan dan deret dibagi menjadi dua, yaitu barisan dan
deret aritmetika serta barisan dan deret geometri.
2. Barisan dan deret aritmatika adalah jika beda antara suatu suku apa saja
dalam suatu barisan dengan suku sebelumnya adalah suatu bilangan tetap b
maka barisan ini adalah barisan aritmatika. Bilangan tetap b itu dinamakan
beda dari barisan.
3. Barisan dan deret geometri adalah jika rasio antara suku apa saja dalam
suatu barisan dengan suku sebelumnya merupakan suatu bilangan tetap r
maka barisan tersebut adalah barisan geometri.bilangan tetap r disebut
rasio dari barisan.
B. Saran
Demi terwujudnya pendidikan nasional, dalam kesempatan kali ini penulis
menyarankan:
1. Kepada Pihak terkait

9
Untuk dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua
Warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung pada sustu
kesatuan pendidikan.
2. Kepala Sekolah
Sebaiknya sekolah melengkapi sarana dan prasarana penunjang proses
belajar mengajar di sekolah agar siswa bisa belajar dengan maksimal dan
bagi siwa yang kurang mampu untuk membeli sarana dan prasarana yang
harganya mahal dan tidak merasa terbenani.
3. Kepada peserta didik
Sebaiknya siswa dalam belajar jangan pura-pura mengerti terhadap suatu
materi yang tidak dipahami, dan sebaiknya siswa bertanya jika ada materi
yang tidak dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

10
Sulistiyono.2007.Matematika 3B Barisan dan Deret Program IPS.Jakarta:
Esis.

11

Anda mungkin juga menyukai