NIM : G1A121066
Kedua pertanyaan ini menyentil nalar saya sehingga saya menggali beberapa referensi
melalui berbagai literatur mengenai definisi dan kriterianya. Beberapa literatur menyatakan
bahwa kriteria smart medical student adalah mahasiswa yang mampu menyeimbangi cara
belajarnya dengan aktivitas yang dilakukan sehari hari,sehingga terjadi balance antara
akademik dan non akademik dan cenderung memiliki tips dalam menaklukkannya.
Namun,sebelum itu para mahasiswa kedokteran harus telah mengetahui what they will do after
graduate as a doctor?. Tentu kita akan sama sama menjawab dengan bekerja di rumah
sakit,puskesmas,atau bahkan klinik. Tetapi jawaban yang diharapkan bukanlah
demikian,memang benar jika setelah seseorang lulus sebagai dokter mereka akan
bekerja,namun persaingan untuk mendapatkan lowongan pekerjaan di rumah
sakit,puskesmas,atau kilinik bukanlah perkara kecil. Dibutuhkan banyak usaha dan doa di
dalamnya,karena persaingan di masa depan ,bukan hanya tentang kualitas dan kuantitas,tetapi
privillige juga. Oleh karena itu,skill dan bakat lain yang kita punya juga harus diasah secara
maksimal,ingat we have to going the extra miles. Sehingga hal inilah yang melatarbelakangi
kita secara umum dan saya secara spesifik untu membiasakan tips tips belajar di dunia
kedokteran agar balance dapat tercapai.
Saya membaca sumber dari sebuah literatur tentang How to Study in Medical School
yang mengatakan bahwa belajar di sekolah kedokteran bukanlah menghafal seperti yang
masyarakat awam pikirkan melainkan memahami secara mendetail akan menjadi jawaban atas
dinamika pendidikan Kedokteran di masa sekarang atau bahkan di masa depan. Belajar di
sekolah kedokteran bukan menyimpulkan secara garis besar seperti jurusan lain,tetapi harus
secara mendetail hingga ke akar akarnya,karena hal kecil tersebut jika tertinggal tidak hanya
mengganggu pemahaman tetapi juga membahayakan pasien nantinya. Belajar di sekolah
kedokteran juga menuntun para mahasiswa untuk terbiasa going the extra miles. Untuk
mendapatkan sesuatu yang besar,tentu harus ada upaya besar dalam mewujudkannya. Selain
itu,cara belajar yang tidak “cramming” dan cenderung menggunakan “repetition” akan sangat
berguna untuk belajar di sekolah kedokteran. Karena di sekolah kedokteran memiliki materi
yang sangat banyak dan materi tersebut bukanlah materi yang setelah selesai ujian hilang
begitu saja,melainkan materi yan akan berhubungan dengan materi materi
selanjutnya,sehingga tak jarang materi di semester awal akan sangat berguna di untuk semester
selanjutnya.
Beberapa tips untuk belajar di sekolah kedokteran secara umum meliputi
memahami,mengulangi materi,menuliskannya,dan mengimajinasikannya. Namun,untuk hal
tersebut juga diperlukan tindakan yang cepat. Banyak yang salah paham,ketika seseorang
dituntut untuk mengulangi materi,maka akan membutuhkan banyak waktu. Tetapi,untuk
sekolah kedokteran,hal tersebut merupakan sebuah Big NO. Karena belajar di sekolah
kedokteran menggunakan materi yang sangat banyak dan waktu yang cukup singkat. Untuk
itu,selain cara belajar yang efektif,manajemen waktu juga diperlukan untuk menunjang smart
student in medical school. Manajemen waktu adalah perencenaan produktivitas individu
terhadap waktu dikarenakan waktu merupakan sesuatu yang terbatas,sehingga untuk mencapai
target yang diinginkan dibutuhkan pengelolaan secara efisien.
Dan untuk menjawab pertanyaan di awal tadi,maka being a smart medical student tidak
cukup smart saja,tapi juga dibutuhkan semangat pantang menyerah karena mengulang materi
yang banyak,kemudian kebijakan yang tepat dalam manajemen waktu,dan yang paling utama
dengan tidak melupakan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing masing. Dan terakhir,untuk
belajar di sekolah kedokteran,jangan berhenti sebelum mati,jangan istirahat sebelum
bermanfaat. Karena menjadi dokter bukan hanya tugas yang mulia,tetapi juga kepedulian.