Anda di halaman 1dari 2

Urgensi Organisasi Bagi Mahasiswa Kedokteran

Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang merupakan wadah atau
sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran organisasi memiliki banyak komponen yang
melandasi di antaranya terdapat banyak orang, tata hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan
kesadaran rasional dari anggota sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi mereka masing-masing.
Menurut Robbins (1994: 4) mengatakan, bahwa Organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.

Kedokteran merupakan bidang ilmu yang mempelajari segalanya mengenai tubuh manusia. Dalam
pekerjaannya seorang dokter tidak hanya cukup tau mengenai teori ilmu-ilmu kedokterannya saja.
Dokter bukanlah pekerjaan yang individualistik sehingga dalam melakukan pekerjaannya, pasti akan
berinteraksi dengan sejumlah orang. Jika seorang guru tempat kerjanya adalah di sekolah, maka
seorang dokter tempat kerjanya adalah di rumah sakit, Puskesmas, serta pusat kesehatan lainnya.
Saya ambil satu contoh, yaitu Rumah Sakit. Rumah sakit tempat dokter bekerja merupakan salah
satu bentuk organisasi. Jika ditinjau secara struktural, di sana pasti ada direktur rumah sakit, di
bawah direktur ada wakil direktur yang membawahi masing-masing divisi, dan seterusnya. Jadi,
sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya akan menjadi seorang dokter, penting bagi kita
untuk menyadari pentingnya pengetahuan berorganisasi.

kedokteran terkenal dengan jurusan yang jadwalnya sangat padat. Namun, dibalik kepadatan
jadwalnya itu, masih banyak mahasiswa yang berani menyita waktunya untuk berorganisasi.
Organisasi bagi mahasiswa kedokteran merupakan salah satu hal yang dibutuhkan namun tidak
mutlak diperlukan. Jurusan kedokteran berisi orang-orang terbaik dari sekolahnya, mungkin saja
sejak SD-SMA mereka tidak pernah keluar dari ranking 10 besar. Di kedokteran ambisius dan
kompetitif merupakan hal yang sudah lumrah. Setelah diamati, ternyata ada kelemahan dalam diri
sebagian mahasiswa kedokteran ini. Ada yang sangat sulit bekerja dalam kelompok karena sudah
terbiasa sendiri, ada yang tidak ingin menerima kritik dan saran karena perasaan superiornya, ada
yang mudah sekali mengalami stres/burn out ketika hasil tidak sesuai ekspektasi, dan paling
penting tidak semua dari mereka mampu mengatur skala prioritas dengan baik. Di organisasi, kita
diajarkan bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain karena organisasi adalah suatu badan
yang struktural dan tidak berdiri sendiri. Secara tidak langsung kita mampu Mengasah soft skill
yang tidak kita dapatkan saat kuliah. Menjadi lebih pandai dalam manajemen waktu dan lebih
mampu mengatur skala prioritas. Serta, memiliki relasi/networking yang lebih luas dibandingkan
mereka yang tidak mengikuti organisasi. Segala kelebihan di atas, tentunya akan sangat berguna
ketika kita sudah menjadi seorang dokter.

Walaupun begitu, organisasi juga memiliki efek yang tidak baik bagi sebagian orang. Banyak orang
yang bergabung dalam suatu organisasi namun tidak memahami esensinya. Sebagai mahasiswa
kedokteran, tentu hal yang sangat penting dan berada di puncak skala prioritas adalah kuliah,
bukan yang lain. Mereka jadi kesulitan mengatur waktu sehingga kuliahnya menjadi terbengkalai
yang akhirnya berujung pada buruknya hasil akademik. Hasil akademik yang buruk tentu lebih
mengancam untuk ke depannya. Sebelum bergabung organisasi penting bagi kita untuk
mamahami esensi organisasi itu sendiri dan harus mampu mempersiapkan diri untuk manajemen
waktu yang lebih baik agar tidak ketinggalan kuliah.

Menurut saya, bergabung dalam sebuah organisasi bagi seorang mahasiswa kedokteran adalah
hal yang sangat dianjurkan. Jika ditinjau antara benefit dan kekurangannya, benefitnya tentu lebih
banyak. Namun kembali lagi ke diri masing-masing, apakah siap menanggung konsekuensi (waktu
istirahat yang berkurang, jadwal yang lebih padat, dll) atau tidak. Selain siap menanggung
konsekuensi, jadilah mahasiswa yang berprinsip bahwa kuliah dan kemampuan akademik adalah
hal yang nomor satu.

Anda mungkin juga menyukai