Anda di halaman 1dari 35

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

Disusun Oleh :

Adhila Pramesti P17320319001

Adinda Permata Sari P17320319002

Anisya Noviani P17320319003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN BOGOR

2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Abortus”
dapat terselesaikan dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas.

Dengan tersajinya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat


bermanfaat. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
sebab itu, semua kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan makalah ini sebagai pelajaran bagi penulis
untuk kedepannya agar bisa lebih baik.

Bogor, 06 September 2020

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II Pembahasan.................................................................................................................1

A. Definisi Abortus...........................................................................................................1

B. Etiologi Abortus...........................................................................................................1

C. Klasifikasi Abortus.......................................................................................................1

D. Manifestasi Klinis Abortus...........................................................................................2

E. Penatalaksanaan Abortus..............................................................................................2

F. Asuhan Keperawatan Dengan Abortus.........................................................................3

G. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Abortus.......................................................9

BAB III Penutup.................................................................................................................... 27

A. Kesimpulan................................................................................................................. 27

B. Saran........................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 28

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer, Arif, Dkk;
hal.260;2001). Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
(Prawiroharjo, S. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal;hal.145;2006).
Angka kejadiaan abortus sulit ditentukan,karena abortus provokatus banyak
yang tidak dilaporkan, kecuali sudah terjadi komplikasi. Rata-rata terjadi 114 kasus
perjam.Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan 15-20% dari semua
kehamilan. Hal ini dikarenakan angka chemical pregnancy lost yang tidak bisa
diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini
dikarenakan keganasan gamet ( misalnya: sperna dan disfungsi oosit).
Ada beberapa factor penyebab terjadinya abortus antara lain, factor genetik
(mendelian, multifactor, robertsonian, respirokal). Kelainan konginetal uterus (anomaly
duktus mulleri, sektum uterus, uterus bikornis, inkompetensi servik uterus, mioma
uteri, sindroma asherman), antoimun (aloimun, mediasi imunitas humeral, mediasi
imunitas seluler) defek fase luteal (faktor endokrin eksternal, antibodi antitiroid
hormon, sintesis Lh yang tin ggi, infeksi hematologik, lingkungan.
Bila terjadi perdarahan yang hebat akibat abortus inkomplit dianjurkan segera
melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang
mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan. Kontraksi uterus dapat
berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti.Selanjutnya dilakukan tindakan
kuretase.Tindakan yang dianjurkan ialah dengan kuret vakum menggunakan kanula dan
plastik. Pasca tindakan perlu diberikan uretonika parental atau peroral dan antibiotika.

1
B. Tujuan
a. Tujuan umum :
Untuk memenuhi tugas asuhan keperawatan KMB I
b. Tujuan khusus
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa mengerti dan memahami pengertian abortus.
2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami macam-macam abortus
3. Agar mahasiswa mampu membuat asuhan kebidanan pada kasus abortus
inkomplit.

2
BAB II
Pembahasan

A. Definisi Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu
dan berat janin kurang dari 500 gram (Muray, 2002).
Saifuddin, dkk (2002) menyatakan bahwa abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Abortus
dibagi menjadi dua, yaitu abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah
abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri
kehamilan tersebut. Terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau
miscarriage. Sementara itu, abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi
tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk keadaan
ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatus.

B. Etiologi Abortus
a. Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah: Kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi: kelainan kromosom, lingkungan nidasi kurang sempurna dan pengaruh luar.
b. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.
c. Abnormalitas traktur genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan,
robekan serviks, dan retroversio uterus.
d. Kelainan plasenta

C. Klasifikasi Abortus
Klasifikasi abortus adalah sebagai berikut:
a. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks.

1
b. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus.
c. Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih adarya sisa yang tertinggal dalam uterus.
d. Abortus kompletus adalah abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan.
e. Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium
uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis
uterus menjadi besar, bentuknya bundar dengan dinding menipis.
f. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati
itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
g. Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
h. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin
ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

D. Manifestasi Klinis Abortus


Adanya dugaan klien hamil mengalami abortus jika mengalami perdarahan segar
per vagina, rasa nyeri perut bagian bawah dan kemungkinan keluar massa hasil konsepsi.
Apabila perdarahan banyak maka dapat menyebabkan rasa lemas dan perubahan
kesadaran ibu akibat kekurangan cairan.

E. Penatalaksanaan Abortus
a. Ibu hamil sebaiknya segera periksa apabila terjadi perdarahan.
b. Ibu harus beristirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi.
c. Terapi intravena atau transfusi darah dapat dilakukan apabila diperlukan.
d. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui
pembedahan. Begitu juga dengan kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan.
e. Jika penyebab abortus adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai
mendapatkan penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotik.

2
F. Asuhan Keperawatan Dengan Abortus
a. Pengkajian
Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, maka identifikasi :
1. Umur kehamilan.
2. Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang
memengaruhinya.
3. Karakteristik darah merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan darah, dan lendir.
4. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan, seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam, mulas,
serta pusing.
5. Gejala-gejala hipovolemia, seperti sinkop.
b. Diagnosa keperawatan
Beberapa kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul, yaitu :
1. Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan vaskular dalam
jumlah berlebih.
2. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolemia ancaman.
3. Ketakutan yang berhubungan dengan kematian pada diri sendiri dan janin.
4. Nyeri yang berhubungan dengan dilatasi serviks, truma jaringan, dan kontraksi
uterus.
5. Risiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan penahaman hasil konsepsi.
c. Intervensi keperawatan
1. Diagnosis 1 : Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan
vaskular yang berlebihan.
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan kestabilan/perbaikan keseimbangan cairan
yang dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium
tepat, serta pengeluaran, dan berat jenis urine adekuat secara individual.
No Rencana Intervensi Rasional
Mandiri
1 Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah Perkiraan kehilangan darah membantu
dan sifat kehilangan darah, lakukan membedakan diagnosis. Setiap gram
perhitungan pembalut, kemudian peningkatan berat pembalut sama
timbang pembalut dengan kehilangan kira-kira 1 ml

3
darah
2 Lakukan tirah baring, instruksikan Perdarahan dapat berhenti dengan
klien untuk menghindari valsava reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan
manuver dan koitus abdomen atau orgasme dapat
merangsang perdarahan.
3 Posisikan klien dengan tepat, Menjamin keadekuatan darah yang
telentangkan dengan panggul tersedia untuk otak, peninggian
ditinggikan atau posisi semifowler panggul menghindari kompresi vena
kaya. Posisikan semifowler
memungkinkan janin bertindak
sebagai tampon.
4 Catat tanda-tanda vital, pengisian Membantu menentukan beratnya
kapiler pada dasar kuku, warna kehilangan darah, meskipun sianosis
membran. Ukur tekanan vena sentral dan perubahan pada tekanan darah
bila ada. dan nadi adalah tanda-tanda lanjut
dari kehilangan volume sirkulasi.
5 Pantau aktifitas uterus, status janin, Membantu menekan sifat hemoragi
dan ada nyeri tekan pada abdomen. dan kemungkinan akibat dari
peristiwa hemoragi.
6 Hindari pemeriksaan rektal atau Dapat meningkatkan hemoragi.
vagina.
7 Pantau masukan atau keluaran Menentukan luasnya kehilangan
cairan. Dapatkan sampel urine setiap cairan dan menunjukkan perfusi
jam, ukur berat jenis. ginjal.
8 Auskultasi bunyi nafas Bunyi nafas adventitus menunjukkan
ketidak tepatan atau kelebihan
pergantian.
9 Simpan jaringan atau hasil konsepsi Dokter volume mengevaluasi
yang keluar. kemungkinan retensi jaringan,
pemeriksaan histologi mungkin
diperlukan.

4
Kolaborasi
1 Dapatkan pemeriksaan darah cepat: Menentukan jumlah darah yang hilang
HDL, jenis dan pencocokan silang, dan dapat memberikan informasi
titer Rh, kadar fibrinogen, hitung mengenai penyebab harus
trombosit, APTT, dan kadar LCC. dipertahankan diatas 30% untuk
mendukung transport oksigen dan
nutrien.
2 Pasang kateter Keluaran kurang dari 30 ml/jam
menandakan penurunan perfusi ginjal
dan kemungkinan terjadinya nekrosis
tubuler. Keluaran yang tepat
ditentukan olehderajat defisit
individual dan kecepatan pergantian.
3 Berikan larutan intravena, ekspander Meningkatakan volume darah
plasma, darah lengkap atau sel-sel sirkulasi dan mengatasi gejala-gejala
kemasan sesuai indikasi. syok.

2. Diagnosis 2 : Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolemia.


Kriteria hasil : Perfusi jaringan adekuat dibuktikan denyut jantung janin (DJJ)
dalam batas normal.
No Rencana Intervensi Rasional
Mandiri
1 Perhatikan status fisiologi ibu, status Kejadian perdarahan potensial
sirkulasi, dan volume darah. merusak hasil kehamilan.
Kemungkinan menyebabkan
hipovolemia atau hipoksia
uteroplasenta.
2 Auskultasi dan laporkan DJJ. Catat Melakukan pengkajian berlanjutnya
bradikardi atau takikardi. Catat hipoksia janin, pada awalnya janin
perubahan aktivitas janin. berespon pada penurunan k
oksigen dengan takikardi

5
peningkatan gerakan. Bila tetap
defisit, bradikardi dan penurunan
aktivitas terjadi.
3 Catat kehilangan darah klien karena Bila kontraksi uterus disertai dilatasi
adanya kontraksi uterus. serviks, tirah baring, dan medikasi
barangkali tidak efektif dalam
mempertahankan kehamilan.
Kehilangan darah Ibu secara
berlebihan menurunkan perfusi
plasenta.
4 Catat tinggi fundus ibu. Menghilangkan tekanan pada vena
kava inferior dan meningkatkan
sirkulasi plasenta atau janin dan
pertukaran oksigen.
5 Anjurkan tirah baring pada posisi Meningkatkan ketersediaan oksigen
miring. untuk janin. Janin mempunyai
beberapa kepastian perlengkapan
untuk mengatasi hipoksia, dimana
disosiasi Hb janin lebih cepat dari
pada Hb dewasa dan jumlah eritrosit
janin lebih besar dari dewasa,
sehingga kapasitas oksigen yang
dibawa janin meningkat.
Kolaborasi
1 Berikan suplemen oksigen pada ibu. Mengevaluasi dengan menggunakan
Lakukan sesuai indikasi. doppler respons DJJ terhadap gerakan
janin, bermanfaat dalam menentukan
janin, apakah janin dalam keadaan
asfiksia.
2 Ganti kehilangan darah atau cairan Mempertahankan volume sirkulasi
Ibu. yang adekuat untuk transpor oksigen.

6
Hemoragi maternal mempengaruhi
transpor oksigen uteroplasenta secara
negatif, menimbulkan kemungkinan
kehilangan kehamilan atau
memburuknya status janin.
Bila penyimpanan oksigen menetap,
janin akan kehilangan tenaga untuk
melakukan mekanisme koping dan
kemungkinan susunan saraf pusat
(SSP) rusak, sehingga janin bisa
meninggal.
3 Bantu dengan ultrasonografi dan Menentukan maturitas janin dan usia
amniosentesis. gestasi.
Membantu menentukan viabilitas dan
perkiraan hasil secara realistis.
4 Dapatkan tes darah ibu untuk Membedakan darah Ibu dari darah
mengevaluasi serum Ibu, darah Hb janin dalam cairan amnion
atau produk lavase lambung. menunjukkan implikasi terhadap
pemberian oksigen serta kebutuhan
ibu terhadap injeksi imunoglobulin Rh
(RhilG) bila kelahiran terjadi.
5 Siapkan ibu untuk intervensi bedah. Pembedahan perlu dilakukan bila
terjadi pelepasan plasenta yang berat
atau bila perdarahan berlebihan,
terjadi penyimpanan oksigen janin,
dan kelahiran melalui vagina tidak
mungkin seperti pada kasus plasenta
previa total, dimana pembedahan
mungkin perlu diindikasikan untuk
menyelamatkan hidup janin.

7
3. Diagnosis 3 : Ketakutan yang berhubungan dengan ancaman kematian pada diri
sendiri atau janin.
Kriteria hasil : Klien mendiskusikan ketakutan mengenai diri janin dan masa
depan kehamilan, serta mengenai ketakutan yang sehat dan tidak sehat.
No Rencana Intervensi Rasional
1 Diskusikan tentang situasi dan Memberikan informasi tentang reaksi
pemahaman tentang keadaan ini individu terhadap apa yang terjadi.
dengan Ibu dan pasangan.
2 Pantau respon verbal dan nonverbal Menandai tingkat rasa takut yang
ibu dan pasangan. sedang dialami ibu atau pasangan.
3 Dengarkan masalah ibu dengan Meningkatkan rasa kontrol terhadap
penuh perhatian. situasi dan memberikan kesempatan
pada ibu untuk mengembangkan
solusi sendiri.
4 Berikan informasi dalam bentuk Pengetahuan akan membantu ibu
verbal dan tertulis serta beri untuk mengatasi apa yang sedang
kesempatan klien untuk mengajukan terjadi dengan lebih efektif.
pertanyaan. Informasi sebaiknya tertulis, agar
nantinya memungkinkan ibu untuk
mengulang informasi akibat tingkat
stres, Ibu mungkin tidak dapat
mengasimilasi informasi.
Jawaban yang jujur dapat
meningkatkan pemahaman dengan
lebih baik serta menurunkan rasa
takut.
5 Libatkan ibu dalam perencanaan dan Menjadi mampu melakukan sesuatu
berpartisipasi dalam perawatan untuk membantu mengontrol situasi,
sebanyak mungkin. sehingga dapat menurunkan rasa
takut.
6 Jelaskan prosedur dan arti gejala. Pengetahuan dapat membantu

8
menurunkan rasa takut dan
meningkatkan rasa kontrol terhadap
situasi.

d. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri
merupakan tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, serta
bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Di sisi lain, tindakan kolaborasi adalah
tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter
atau perugas kesehatan lainnya.
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian perkembangan ibu hasil
implementasi keperawatan dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak
dicapai.

G. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Abortus


1. PENGKAJIAN
A. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny. Ani
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jl. Cibogo raya
No. CM :
Diagnosa Medis : Abortus
Tanggal Masuk : 07 September 2020

9
Tanggal Pengkajian : 07 September 2020
Ruangan : Melati
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Adi
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Cibogo raya
Hubungan Keluarga : Suami
B. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan lemas dan pusing, pada saat dilakukan palpasi pada daerah
perut bagian bawah klien mengeluh nyeri, skala nyeri 3 (0-5).Nyeri dirasakan
apabila diberi tekanan. Klien mengatakan cemas, takut dengan tindakan yang
akan di lakukan.
c) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Pada saat dikaji pada tanggal 07 September 2020, sebelum masuk rumah sakit
klien mengalami perdarahan pada jalan lahir.Lalu keluarga membawa klien ke
rumah sakit, Klien mengatakan kehamilannya baru 2 bulan. Klien tidak
mempunyai riwayat penyakit, tidak mempunyai riwayat operasi sebelumya,
klien juga tidak mempunyai riwayat alergi.Pada kehamilan yang lalu klien
tidak merasakan keluhan yang berarti.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TB, hepatitis
dank klien tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti diabetes mellitus,
darah tinggi sebelumnya.
D. Riwayat Ginekologi

10
1. Riwayat mensturasi
Klien pertama kali mendapatkan mensturasi pada usia 14 tahun, lamanya
mensturasi 4-5 hari setiap bulannya, siklus haid 28 hari secara
teratur,klien tidak mengalami keluhan saat mensturasi.
2. Riwayat perkawinan
Klien mengatakan sudah menikah 2 kali, dari pernikahannya yang
pertama klien di karunia seorang anak perempuan, sekarang tinggal
bersama ayah kandungnya.
3. Riwayat KB (keluarga Berencana)
Selama menikah klien menggunakan kontrasepsi suntik, selama menggunakan
kontrasepsi suntik haidnya lancar tetapi sedikit – sedikit. Klien mengatakan
akan menggunakan alat kontrasepsi kembali.
E. Riwayat Obstetrik
1. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu
No. JK Cara Tempat BB Komplikasi dan Umur Keseh
Lahir Persalinan Lahir Masalah Selama Sekarang
dan Proses
Penolong Persalinan
1 P Normal Di rumah 2600 Tidak ada 10 tahun Seh
oleh paraji

2. Riwayat kehamilan terakhir


Klien dengan P1A1, dengan umur kehamilan 8 minggu, klien tidak
mengalami mual muntah pada usia kehamilan trisemester pertama. Klien
memeriksakan kehamilannya 1 kali.Sebelumnya klien menggunakan alat tes
kehamilan untuk mengetahui kehamilannya.
F. Pola kebiasaan sehari-hari

No Data Di rumah Di rumah sa


1. Pola Nutrisi
i. Pola Makan 2-3 kali sehari 3 kali

11
a) Frekuensi Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
b) Jenis Makanan 2-3 piring sehari 3 piring sehari
c) Jumlah 1 piring habis ½ piring habis
d) Porsi Tidak ada Tidak ada
e) Pantangan Tidak ada Tidak ada
f) Keluhan
ii. Pola Minum 5-6 gelas sehari 5 gelas sehari
a) Frekuensi 1200 ml sehari 900 cc
b) Jumlah Air putih Air putih
c) Jenis Tidak ada Tidak ada
d) Pantangan Tidak ada Tidak ada
e) Keluhan
2 Pola Eliminasi
a. BAB Tidak tentu Tidak tentu
a) Frekuensi Kuning pekat Kuning pekat
b) Warna Khas feses Khas feses
c) Bau Padat Padat
d) Konsentrasi Tidak ada Tidak ada
e) Keluhan
b.BAK
a) Frekuensi 5 kali/hari T
b) Jumlah 500 cc 3
c) Warna Kuning bening K
d) Bau Khas urin K
e) Alat Bantu Tidak ada T
f) keluhan Tidak ada T

3Pola Tidur dan Istirahat


a. Waktu tidur Siang dan malam Siang dan m

12
b. Lama tidur 9 jam Tidak tentu
c. Kebiasaan pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
d. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
b) Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Pola aktivitas dan latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan Tidak bekerja Tidak ada
b) Olahraga Jalan santai Tidak ada
c) Kegiatan di waktu luang Jarang Tidak ada
d) Keluhan Tidak ada Tidak ada
5 Personal Hygiene
a) Kulit Putih Putih
b) Rambut Panjang Panjang
c) Mandi 2 kali / hari 1 kali sehari
d) Mulut dan gigi Bersih Bersih
e) Pakaian Rapi dan bersih Rapi dan bersih
f) Kuku Panjang dan bersih Panjang dan bers
g) Vulvahygiene Tidak di kaji Memakai pembal
h) Keluhan Tidak ada Keguguran

6 Ketergantungan Fisik
a) Merokok Tidak merokok Tidak
b) Minimam keras Tidak suka Tidak
c) Obat – obatan Tidak ada Tidak ada
d) Keluhan Tidak ada Abortus

G. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran umum

Kualitas : composmentis

13
Kuantitas :

Respon motorik :6

Respon verbal :5

Respon membuka mata :4

Jumlah : 15

Tanda-Tanda Vital
0
a. Suhu : 36,5 C
b. Nadi : 80x/menit
c. Pernapasan : 21x/menit
d. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
2) Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, rambut panjang dan berwarna
hitam kemerahan, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri.
b. Mata
Bentuk mata simetris antara kiri dan kanan, bisa melihata dengan jelas,
mengecil saat diberi reflek cahaya, konjungtiva anemis, tidak ada tanda –
tanda radang.
c. Hidung
Bentuk hidung simetris antara kiri dan kanan, dapat mencium bau kayu
putih, tidak ada sinus, tidak ada tanda-tanda peradangan
d. Mulut
Bentuk mulut simetrois, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak
ada bau mulut.
e. Tenggorokan
Ada reflek menelak, tidak ada tanda – tanda peradangan, tidak ada nyeri.
f. Teling
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, dapat mendengar dengan
baik, tidak ada peradangan dan nyeri.

14
g. Leher
Tidak ada pembesaran KGB, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada nyeri.
h. Dada / Thorax
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola napas teratur, irama
jantung teratur, S1 dan S2, mamae tidak ada benjolan.CRT kembali <
2 detik.
i. Abdomen
Perut bersih, ada nyeri saat di palpasi, bising usus 6x/menit
j. Genitalia
Ada perdarahan pada jalan lahir, terpasang pembalut, sudah 2 kali ganti
perdarahan banyak, warna darah merah pekat.
k. Ekstremitas
Bentuk ektremitas atas dan bawah simetris, ,keadaan jari tangan dan kaki
lengkap, kekuatan otot tangan 5/5, otot kaki 5/5, tangan kiri terpasang
infus RL 20 tpm

H. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Jenis Hasil Normal Interpretasi


Pemeriksaan
07 September Hemoglobin 10,8 13-18 L/ 12-16 P Menurun
2020
Leukosit 13700 4000-10000 Meningkat
Hematokrit 34,7 40-48 L/ 37-47 P Menurun
Trombosit 291000 150000-450000 Normal
Eritrosit 3,83 4,2-5,4 p/ 4,6-6,2 L Menurun

I. Terapi Yang Digunakan

Tanggal dan Jenis Terapi Rute Dosis


Jam

15
07 September Amoxcilin Oral 3x500 mg
2020
(19.00)
Metronidazol Oral 3 x 500 mg
Oxitosin Inj
08 September Amoxcilin 3 x 500 mg
2020
Metronidazole 3 x 500 mg
Ketorolax 3x1

2. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1 Pre kuret Faktor stres Gangguan rasa
Ds : klien mengatakan ↓ nyaman nyeri
nyeri ketika di lakukan Minum sprite
palpasi pada daerah perut. ↓
Perdarahan nekrosis
Do :klien tampak ↓
meringis, skala nyeri 3(0- Hasil konsepsi terlepas
5). TD 100/80 nadi 80 dari uterus
kali/menit ↓
uterus berkontraksi

Hasil konsepsi tidak
keluar

Tidak keluar secara
sempurna

Nyeri

16
2 Ds : klien mengatakan Perdarahan nekrosis Cemas
tidak tahu tentang ↓
penyakitnya, dan takut Hasil konsepsi terlepas
dengan tindakan yang dari uterus
akan dilakukan ↓
TD 100/80 nadi 80 uterus berkontraksi
kali/menit ↓
Hasil konsepsi tidak
Do : klien tampak keluar
bingung, cemas, dan ↓
bertanya-tanya tentang Tidak keluar secara
tindakan kuret yang akan sempurna
dilakukan ↓

17
Tindakan kuretase

cemas

3 Post Kuret Perdarahan nekrosis Resiko infeksi


Ds : klien mengatakan ↓
mengalami perdarahan Hasil konsepsi terlepas
dari uterus
Do : 1 pembalut penuh, ↓
warna merah segar, bau uterus berkontraksi
khas darah ↓
TD 100/80 nadi 80 Hasil konsepsi tidak
kali/menit keluar

Tidak keluar secara
sempurna

Tindakan kuretase

Perdarahan

Resiko infeksi

3. Diagnosa Keperawatan Pre kuret


a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
b. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang prosedur kuret yang akan dilakukan

Post kuret
a. Resiko infeksi b.d perdarahan, keadaan vulva lembab

18
4. Intervensi Tindakan
Nama : NY.R No. RM : 730663
Usia : 29 thn Dx : abortus inkomplit

Perencanaan

Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Para


Keperawatan

18 mei Gangguan Tujuan : 1. Observasi tanda- 5. Mengetahui


2015 rasa nyaman Setelah dilakukan tanda vital keadaan umum
nyeri b.d tindakkan 2. Observasi skala klien
kerusakan keperawatan 3 x 24 nyeri, lokasi, 6. Mengetahui
jaringan jam masalah nyeri frekuensi tingkat nyeri
intrauteri berkurang. 3. Ajarkan klien yang di alami
teknik relaksasi klien
Tujuan :
dan distraksi 7. Mengurangi
Setelah dilakukan
4. Kolaborasi nyeri pada klien
tindakan
dengan dokter 8. Untuk
keperawatan 1 x 24
pemberian menghilangkan
jam masalh teratasi
analgetik nyeri
sebagian dengan
kriteria hasil:
a. Nyeri berkurang
b. TTV dalam batas
normal, TD
120/80, nadi 80
x/menit, respirasi
20 x/ menit
19
18 Mei Cemas b.d Tujuan : 1. Observasi tanda- 1. Untuk
2015 kurangnya Setelah dilakukan tanda vital mengetahui
pengetahuan tindakan 2. Kaji tingkat keadaan umum
tentang keperawatan 3 x 24 ansietas bklien klien
prosedur jam cemas teratasi 3. Dengarkan 2. Untuk
kuretase masalah klien mengetahui
yang akan di 4. Jelaskan sejauh mana
Tujuan :
lakukan prosedur kuretase tingkat ansietas
Setelah dilakukan
5. Evaluasi/ validasi klien
tindakan
tentang informasi 3. Meningkatkan
keperawatan 1 x 24
yang di berikan rasa kontrol
jam masalah teratasi
terhadap situasi
sebagian, dengan
4. Pengetahuan
kriteria hasil :
dapat
Cemas berkurang
membantuan
menurunkan
tingkat ansietas
5. Mengetahui
sejauh mna
informasi dapat
di terima

20 Mei Resiko Tujuan : 1. Pantau TTV, 1. Peningkatan


2015 infeksi b.d Setelah dilakukan setiap 4 jam tekanan darah,
perdarahan, tindakan sekali nadi respirasi,
keadaan keperawatan 3 x 24 2. Kali kondisi suhu dapat
vulva jam infeksi teratasi. pengeluaran mengetahui
lembab darah, warna dan adanya infeksi
Tujuan :
bau. 2. Mengetahui
Setelah dilakukan
3. Anjurkan klien adanya
tindakan
melakukan pengeluaran

20
keperawatan 1 x 24 personal hygiene darah, warna,
jam masalah teratasi : ganti balutan bau
sebagian, dengan 4. Berikan 3. Untuk
kriteria hasil : penyuluhan mencegah
a. TTV dalam pendidikan infeksi
batas normal. kesehatan 4. Untuk
TD 120/80, nadi tentang mencegah
80 x/menit, perawatan post infeksi dan
respirasi kuret di rumah membantu
21x/menit 5. Anjurkan klien proses
b. Tidak terdapat makan makanan penyembuhan
tanda – tanda berprotein 5. Membantu
infeksi (tubor, 6. Kolaborasi mencegah
lubor, dolor, dengan dokter infeksi
kalor, pemberian obat
fungsiolesa) sesuai indikasi

5. Implementasi dan Evaluasi


Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf

Gangguan rasa 18 mei 1. Mengobservasi tanda S : klien mengatakan nyeri


nyaman nyeri 20115 – tanda vital ketika di lakukan palpasi
b.d kerusakan 2. Mengobservasi skala di daerah perut
jaringan nyeri, lokasi,
intrauteri frekuensi, O : klien tampak meringis,
3. Mengajarkan klien skala nyeri 5 (1-10), TD
teknik relaksasi dan 100/80, nadi 80 x/menit
distraksi
A : masalah belum teratasi

21
P : intervensi di lanjutkan

Cemas b.d 1. Mengobservasi tanda S : klien mengatakan


kurangnya – tanda vital tidak tahu tentang
pengetahuan 2. Mengkaji tingkat penyakitnya, dan takut
tentang ansietas bklien dengan tindakan yang
prosedur 3. Mendengarkan akan dilakukan
kuretase yang masalah klien
akan di 4. Menjelaskan prosedur O : klien tampak bingung,
lakukan kuretase cemas, dan bertanya-tanya
5. Mengevaluasi/
memvalidasi tentang A : masalah belum teratasi
informasi yang di
berikan P : intervensi di lanjutkan

Resiko infeksi 1. Memantau TTV, S : klien mengatakan


b.d setiap 4 jam sekali mengalami perdarahan
perdarahan, 2. Mengkaji kondisi
keadaan vulva pengeluaran darah, O : 1 pembalut penuh,
lembab warna dan bau warna merah segar, bau
3. Menganjurkan klien khas darah
melakukan personal
hygiene : ganti A : masalah belum teratasi
balutan
4. Memberikan P : intervensi di hentikan
penyuluhan
pendidikan kesehatan
tentang perawatan
post kuret di rumah

22
Catatan Perkembangan
Diagnosa Hari dan Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Gangguan rasa 19 mei 2015 S : klien mengatakan nyeri ketika di lakukan
nyaman nyeri b.d Jam 14.30 palpasi pada daerah perut.
kerusakan
jaringan P : klien tampak meringis, skala nyeri 3(0-5).
intrauteri TD 100/80 nadi 80 kali/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan 1,2,3,4

I:
a) Observasi tanda – tanda vital R/ TD
100/80 nadi 80 kali/menit
b) Observasi skala nyeri, lokasi, frekuensi
R/skala nyeri 3 ( 0 – 5 )
c) Ajarkan klien teknik relaksasi dan
distraksi R/ klien mengatakan bersedia
untuk mlakukan teknik elksasi afas
dalam dan distraksi.

E : klien masih merasa nyeri

R : pengkajian dilanjutkan

Cemas b.d 19 Mei 2015 S :klien mengatakan tidak tahu tentang


kurangnya Jam 08.30 penyakitnya, dan takut dengan tindakan yang
pengetahuan akan dilakukan

23
tentang prosedur
kuretase yang O : klien tampak bingung, cemas, dan
akan di lakukan bertanya-tanya tentang tindakan yang akan
dilakukan

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4

I:
a) Mengobservasi tanda – tanda vital R/ TD
100/80 nadi 80 kali/menit
b) Mengkaji tingkat ansietas bklien
c) Mendengarkan masalah klien
d) Menjelaskan prosedur kuretase

E : klien masih merasa cemas

R : pengkajian dilanjutkan

Cemas b.d Hari ke 2 S :klien mengatakan tidak tahu tentang


kurangnya tanggal 20 penyakitnya, dan takut dengan tindakan yang
pengetahuan Mei 2015 akan dilakukan
tentang prosedur
kuretase yang O : klien tampak bingung, cemas, dan
akan di lakukan bertanya-tanya tentang tindakan yang akan
dilakukan

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5

24
I:
a) Mengobservasi tanda – tanda vital R/ TD
100/80 nadi 80 kali/menit
b) Mengkaji tingkat ansietas bklien
c) Mendengarkan masalah klien
d) Menjelaskan prosedur kuretase
e) Mengevaluasi/ memvalidasi tentang
informasi yang di berikan

E : Klien sudah tidak merasa cemas

R : pengkajian dilanjutkan

Resiko infeksi Tanggal 20 S : klien mengatakan mengalami perdarahan


b.d perdarahan, mei 2015
keadaan vulva O : 1 pembalut penuh, warna merah segar,
lembab bau khas darah

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan 1,2,3,4

I:
a) Memantau TTV, setiap 4 jam sekali
b) Mengkaji kondisi pengeluaran darah,
warna dan bau
c) Menganjurkan klien melakukan personal
hygiene : ganti balutan
d) Memberikan penyuluhan pendidikan
kesehatan tentang perawatan post kuret di

25
rumah

E : klien mengatakan keluaran darah dari


jalan lahir

R : pengkajian di lanjutkan
Resiko infeksi S:
b.d perdarahan,
keadaan vulva O:
lembab
A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan (pasien pulang)

26
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut, dapatlah kiranya ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan). Aborsi
provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu aborsi provokatus
terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis (buatan ilegal).
2. Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat dalam dua
undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan.
3. Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi
(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal
(terapetikus atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
4. Penghayatan & pengamalan sumpah profesi & kode etik masing-masing tenaga
kesehatan, secara tidak langsung dapat mengurangi terjadinya aborsi buatan ilegal, lebih lagi jika
diikuti dengan pendalaman & pemahaman ajaran agama masing-masing.

B. Saran
Mudah-mudahan dengan makalah ini kita dapat lebih memahami dan mengetahui
tentang aborsi. Sehingga kita tidak sampai melakukan tindakan aborsi karena tindakan
tersebut selain malanggar hukum, baik hukum agama maupun hukum perdata, juga
mempunyai banyak resiko atau akibat dari perbuatan aborsi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Maternitas; Pustaka Baru Pres; Ana Ratnawati, A.Per. Pend., S.Kep., Ns, M. Kep

http://makalahcyber.blogspot.com/2012/07/askeb-abortus-inkomplit.html?m=1

http://warungbidan.blogspot.com/2016/09/asuhan-keperawatan-klien-dengan-abortus.html?m=

28

Anda mungkin juga menyukai