Misteri Ka'bah
Misteri Ka'bah
Ka’bah, rumah Allah sejuta ummat muslim merindukan berkunjung dan menjadi
tamu - tamu Allah sang maha pencipta. Kiblatnya (arah) ummat muslim dalam
melaksanakan sholat, dari negara manapun semua ibadah sholat menghadap ke
kiblat ini.
Istilah Ka’bah adalah bahasa al quran dari kata “ka’bu” yg berarti “mata kaki” atau
tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. Ayat 5/6 dalam Al-quran
menjelaskan istilah itu dg “Ka’bain” yg berarti ‘dua mata kaki’ dan ayat 5/95-96
mengandung istilah ‘ka’bah’ yg artinya nyata “mata bumi” atau “sumbu bumi” atau
kutub putaran utara bumi.
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi.
Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa
dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata
menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam
radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21
hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik
penghapusan website tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota
Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut
bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto
planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan
menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Makkah Pusat Bumi
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah
pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di
kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati
dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing.
Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan
proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-
program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi
yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan,
bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi
terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar
lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu
seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk
membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini
diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya
menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah
berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting
di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga
merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal
kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman,
‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan.’ (ar-Rahman:33)
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia
mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-
lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada
di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-
tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat
Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi
(maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)