Anda di halaman 1dari 3

Filsafat berasal dari 2 kata:

a. Philos : cinta/teman
b. Sophos : bijaksana

Digabungkan menjadi philosophia yang berarti cinta kepada kebijaksanaan .

Filsafat yaitu proses yang berawal saat kita memikirkan pernyataan apapun secara radikal
ataupun mendasar dari dasar sampai kepada setiap konsekuesinya dan secara sistematis
(penuturnnya logis, berurutan dan saling berhubungan)

Filsafat Pancasila adalah hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya dari dan oleh bangsa Indonesia
yang dianggap dan dipercaya sebagai sesuatu yang paling benar, adil, bijaksana, baik, dan sesuai bagi
Bangsa Indonesia.

Pendapat tokoh-tokoh mengenai filsafat :


R. Beerling
Filsafat adalah pemikiran pemikiran bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul
dari pengalaman pengalaman
Arne Naess
Filsafat terdiri dari pandangan pandangan yang menyeluruh, dan diungkapkan dalam pengertian-
pengertian

Berdasarkan pengkatagorian filsafat :


1. Religius dan non religius
2. Praktik dan teoritis
Filsafat Pancasila termasuk ke dalam yang religius dan praktik :
1. Dikatakan religius karena dalam hal kebijaksanaan mengenal adanya kebenaran mutlak dari
Tuhan YME dan mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
2. Dikatakan praktik karena di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya
tujuannya tidak hanya mencari kebenaran dan kebijaksanaan atau memuaskan rasa ingin
tahu manusia tetapi juga sebagai pedoman hidup agar mencapai kebahagiaan lahir batin.

Filsafat yang berkaitan dengan Pancasila dibagi menjadi dua :


a. Filsafat sebagai metode  cara berpikir dan menganalisa untuk menjabarkan Pancasila.
b. Filsafat sebagai pandangan  mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang menjadi isi
pembentukan Pancasila.

Pembahasan Pancasila sebagai filsafat bisa dilakukan secara :


a. Deduktif  mencari hakikat Pancasila, menganalisa dan menyusun secara sistematis
menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif (luas dan lengkap) lebih ke teori.
b. Induktif  mengaai gejala-gejala sosial dan budaya, merefleksikan dan menaik ari dan
maknanya. Lalu menyajikannya sebagai bahan-bahan yang sangat penting bagi penjabaran
Pancasila.  lebih ke praktik

Ideologi Pancasila itu sendiri adalah prinsip normatif yang berlaku bagi NKRI, tapi filsafat
Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan hanya ditujukan kepada
bangsa Indonesia, tapi juga kepada manusia pada umumnya.
Filsafat sebagai metode juga mampu memberi pemikiran-pemikiran yang dapat membuka
perspektif seseorang untuk berpandangan rasional, luas dan terbuka. Maka itu, dengan kegiatan-
kegiatan filsafat ideologi dapat dihindarkan dari kebekuan dan sifat otoriter dan irasional.

Jadi, fungsi filsafat bukan terletak dalam alat yang bisa digunakan seperti hasil teknologi tapi
harus dihubungkan dengan manusia dan sikap hidupnya. Singkatnya filsafat memberi dinamika dan
ketekunan, untuk mencari kebenaran arti dan makna hidup.

Kegiatan filsafat dapat dilakukan secara tematis dan sistematis.

1. Tematis, membahas masalah-masalah hidup. Seperti, pembangunan, modernisasi,


kemiskinan, keadilan, dll.
2. Sistematis, membahas masalah-masalah dengan membuat bagiannya. Contohnya
a. Filsafat manusia atau antropologi  hubungan antar manusia
b. Filsafat sosial  membahas manusia sebagai bagian dalam masyarakat
c. Filsafat alam  hubungan manusia dengan alam dan pandangan mengenai ruang
dan waktu
d. Filsafat budaya  kebudayaan manusia sebagai kegiatan dan hasil kegiatan manusia
dalam mengolah lingkungan
e. Filsafat moral atau etika  kesususilaan
f. Filsafat keTuhanan  gejala-gejala religius dalam hidup
g. Filsafat pengetahuan atau epistemologi  gejala pengetahuan manusia
h. Filsafat metafisika atau ontologi  keberadaan sesuatu sebagai impikasi dasar
dalam segala ssesuatu yang ada

Filsafat Pancasila merupakan pendekatan atau pemikiran filosofis yang memiliki fokus
sasaran pada Pancasila. Pendekatan filosofis merupakan salah satu dari sekian banyak kemungkinan
pendekatan terhadap Pancasila yang djadikan objek pengethauan.

Sebagai pendekatan dan pemikiran yang kritis, mendalam dan menyeluruh, filsafat Pancasila
tidak hanya menyelidiki Pancasila hanya dari salah satu segi saja, melainkan dari berbagai segi
pengamatan, sejauh dimungkinkan dan mendukung tercapainya pemahaman terhadap Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Salam, Drs. Burhanuddin. Filsafat Pancasilaisme. 1988. Jakarta: Bina Aksara

Wahana, Paulus. Filsafat Pancasila. 1993. Yogyakarta: Kanisius

Poespoardojo, Soerjanto. Filsafat Pancasila. 1989. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai