Tugas Individu Agenda 1 Analisis Isu Global Dan Instansi - 05.3.3.a.irma Tri Mulia - Rshs Revisi
Tugas Individu Agenda 1 Analisis Isu Global Dan Instansi - 05.3.3.a.irma Tri Mulia - Rshs Revisi
NIP. 199409112020122006
2021
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus
disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal
7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada
tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid-19 sebagai
pandemi.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara
dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.84.226 kasus
konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Indonesia
melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar dengan
cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020 Kementerian Kesehatan
melaporkan 70.736 kasus konfirmasi Covid-19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%).
Melansir Worldometers, kasus baru yang dilaporkan Indonesia per 13 Juli 2021 adalah
47.899 kasus. Jumlah itu tak hanya tertinggi di Asia, tetapi juga di dunia. Lalu negara dengan
penambahan kasus tertinggi kedua di dunia adalah Brazil dengan 45.094 kasus. Setelah itu
Spanyol dan India. Spanyol menambah 43.960 kasus dan India 40.215 kasus.
Berdasarkan data RSHS per Senin 5 Juli 2021, keterisian ruang perawatan intensif
mencapai 50 orang pasien dari total 54 ranjang. Adapun di ruang isolasi keterisian sebanyak
93 persen dari total 233 kamar yang disediakan. Sedang antrean pasien di IGD pada pukul
07.00 WIB misalnya tercatat sebanyak 83 orang. Menurut Irayanti, keterisian tempat tidur
untuk pasien Covid-19 di RSHS Bandung sudah mencapai 92,5 persen, termasuk ICU dan
ruang isolasi. Selain itu antrian pasien juga masih terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat.
Belum ada pengobatan yang disetujui FDA (Food and Drug Administration) untuk Covid-
19 saat ini; namun, upaya dan penyelidikan masih tetap dan sedang berlangsung. Oleh karena itu,
diperlukan perawatan suportif dan rehabilitatif untuk mengurangi gejala dan resiko kematian.
Perawatan suportif rehabilitatif pada pasien Covid-19 berat bermacam-macam meliputi
manajemen posisi pronasi. Beberapa jurnal sudah memasukan manajemen posisi sebagai terapi
suportif. Dibandingkan dengan posisi lain posisi pronasi disarankan sebagai terapi suportif. Hasil
penelitian yang dilakukan Padrao dkk yang meneliti sebelum dan sesudah posisi pronasi terdapat
hasil peningkatan dari saturasi oksigen (SpO2).
B. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) diruang rawat inap Kenanga 2. Hal yang tidak sesuai dalam
SKP bisa berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP:
Tabel 1.1. Penjelasan butir SKP
No. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
1 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
individu, keluarga. SOP
2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
3 Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu Tidak ada data Tidak ada data
dalam rangka melakukan upaya promotif
4 Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus Tidak ada data Tidak ada data
baru pada individu
5 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
kesehatan pada individu SOP
6 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, Belum optimalnya Terdapat SOP perawat
keluarga, kelompok, masyarakat perawat dalam dalam memberikan
memberikan pendidikan kesehatan:
pendidikan posisi pronasi pada
kesehatan: posisi pasien Covid-19 di
pronasi pada pasien Ruang Isolasi Kenanga
Covid-19 di Ruang 2.
Isolasi Kenanga 2.
7 Melakukan manajemen inkontinen urine Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
8 Melakukan manajemen inkontinen faecal Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
9 Melakukan upaya membuat pasien tidur Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
10 Melakukan komunikasi teurapeutik dalam pemberian Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
asuhan keperawatan SOP
11 Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan Belum optimalnya Terdapat SOP
spiritual manajemen mengenai pemenuhan
pemenuhan kebutuhan spiritual
kebutuhan spiritual pada pasien Covid-19
pada pasien Covid-
19 di Ruang Isolasi di Ruang Isolasi
Kenanga 2. Kenanga 2.
12 Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
(dying care) SOP
13 Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman Belum optimalnya Terdapat implementasi
manajemen untuk menurunkan
kecemasan pada kecemasan dan
pasien yang dirawat kesepian pasien yang
di Ruang Isolasi dirawat di Ruang
Kenanga 2. Isolasi Kenanga 2.
14 Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonary arteri, Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
CVP. SOP
15 Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
16 Melakukan resusitasi bayi baru lahir Tidak ada data Tidak ada data
17 Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
18 Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
sampai meninggal SOP
19 Melakukan dukungan dalam proses kehilangan, berduka Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
dan kematian SOP
20 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
21 Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
22 Menyusun laporan pelaksanaan tugas Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
Berdasarkan penjabaran butir SKP diatas, didapatkan isu-isu aktual di Ruang Isolasi Kenanga 2
serta dampak sebagai berikut:
2. Penapisan Isu
Sebelum dilakukan penetapan prioritas dengan metode USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth), langkah pertama dilakukan uji kelayakan isu dengan menggunakan menggunakan
metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak).
Tabel 2.1Teknik Tapisan Isu AKPL
No Isu A K P L Hasil
1 Belum optimalnya perawat dalam memberikan + + + + +
pendidikan kesehatan: posisi pronasi pada pasien
Covid-19 di Ruang Isolasi Kenanga 2.
2 Belum optimalnya manajemen pemenuhan kebutuhan + + + + +
spiritual pada pasien Covid-19 di Ruang Isolasi
Kenanga 2.
3 Belum optimalnya manajemen kecemasan pada pasien + + + + +
Covid-19 yang dirawat di Ruang Isolasi Kenanga 2.
Keterangan:
A : Aktual (terkini)
K : Kekhalayakan (berdampak pada banyak orang)
P : Problmatika (bisa menjadi atau berpotensi menjadi masalah)
L : Kelayakan (masih layak, masih terjadi dan masih memiliki eksitensi)
Kriteria = dikatakan terpenuhi apabila nilai AKPL semua +
Dari hasil tapisan menggunakan teknik AKPL, jumlah isu ditapis terdapat 3, yaitu: belum
optimalnya perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan: posisi pronasi pada pasien Covid-19
di Ruang Isolasi Kenanga 2, belum optimalnya manajemen pemenuhan kebutuhan spiritual pada
pasien Covid-19 di Ruang Isolasi Kenanga 2 dan belum optimalnya manajemen kecemasan pada
pasien yang dirawat di Ruang Isolasi Kenanga 2.
Dari ketiga isu tersebut kemudian dilakukan analisis penetapan penyebab isu dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) dengan rentang penilaian angka
mulai dari 1 sampai 5.
Tabel 2.2 Teknik Tapisan Isu USG
USG
No Identifikasi Isu Total Rangking
U S G
1 Belum optimalnya perawat dalam memberikan 5 5 5 15 1
pendidikan kesehatan: posisi pronasi pada pasien Covid-
19 di Ruang Isolasi Kenanga 2.
2 Belum optimalnya manajemen pemenuhan kebutuhan 5 4 4 13 3
spiritual pada pasien Covid-19 di Ruang Isolasi Kenanga
2.
3 Belum optimalnya manajemen kecemasan pada pasien 5 5 4 14 2
Covid-19 yang dirawat di Ruang Isolasi Kenanga 2.
Keterangan Skala Likert 1-5: 5 = Sangat besar 4 = Besar 3 = Sedang 2 = Kecil 1 = Sangat kecil
Berdasarkan isu yang terpilih yaitu belum optimalnya perawat dalam memberikan
pendidikan kesehatan: posisi pronasi pada pasien Covid-19 di Ruang Isolasi Kenanga 2 RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Analisis Isu