NIM : (P2.06.20.1.19.055)
Tingkat : 2B D3 Keperawatan
Matkul : Teknologi Informasi
DENGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-
UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Mengingat: Mengingat:
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 25A, Pasal 28D ayat
Indonesia Tahun 1945; (1), Pasal 28E ayat (2), Pasal 28E ayat (3), Pasal 28F, Pasal 28G
ayat (1), Pasal 28J ayat (2), dan Pasal 33 ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4843);
Pasal I
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2016
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang di maksud dengan:
5. Tetap
7. Tetap
8. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang Tetap
dibuat untuk melakukan suatu 8. tindakan terhadap suatu Informasi
Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
9. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang,
9.
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan Tetap
status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang
dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.
10. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang
10.
berfungsi. sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan
mengaudit Sertifikat Elektronik. Tetap
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 12. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang
11. Lembaga Sertifikasi;Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan,
oleh, profesional yang 11. diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah 12. terasosiasi atau terkait dengan Informasi
dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat
dalam Transaksi Elektronik. verifikasi dan autentikasi.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2016
13. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang
terasosiasikan atau terkait dengan Tandatangan
Elektronik. 13. Tetap
14. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik,
16. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di
Tetap
Tetap
Tetap
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
17. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang
dibuat melalui Sistem Elektronik. 17. Tetap
18. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik. 18. Tetap
19. Penerima adalah subjek hukum yang menerima
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik 19. Tetap
dari Pengirim.
20. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara
negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, 20. Tetap
yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui
internet, yang berupa kode atau susunan karakter
yang bersifat unik untuk menuju lokasi tertentu
dalam internet.
(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Ketentuan Pasal 5 tetap dengan perubahan penjelesan ayai (1)
hasil cetakannya merupakan alat bukti hukum yang sah. dan ayat (2) sehingga penjelasan Pasal 5 menjadi sebagaimana
ditetapkan dalam penjelasan pasal demi pasal Undang-Undang
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau ini.
hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.
Bagian Kesatu
Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik
Pasal 13 Tetap
Pasal 14 Tetap
Pasal 15 Tetap
Pasal 16 Tetap
BAB V
TRANSAKSI ELEKTRONIK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
Pasal 17 Tetap
Pasal 18 Tetap
Pasal 19 Tetap
Pasal 20 Tetap
Pasal 21 Tetap
BAB VI
NAMA DOMAIN, HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL,
DAN PERLINDUNGAN HAK PRIBADI
Pasal 22 Tetap
Pasal 23 Tetap
Pasal 24 Tetap
Pasal 25 Tetap
Ketentuan Pasal 26 ditambah 3 (tiga) ayat, yakni ayat
(3), ayat (4), dan ayat (5) sehingga Pasal 26 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 26 Pasal 26
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak (1) Tetap
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diakses Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak (2) Tetap
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
(3) Tetap
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.
(4) Tetap
(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.
Pasal 28 Tetap
Pasal 29 Tetap
Pasal 30 Tetap
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
Ketentuan ayat (3) dan ayat (4) Pasal 31 diubah
sehingga Pasal 31 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 31 Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau (1) Tetap
melawan hukum melakukan intersepsi atau
penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau
Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau (2) Tetap
melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu
Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik
Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan
apa pun maupun yang menyebabkan adanya
perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang sedang ditransmisikan.
(3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan dalam dan ayat (2) tidak berlaku terhadap intersepsi atau
rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, penyadapan yang dilakukan dalam rangka
kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya penegakan hukum atas permintaan kepolisian,
yang ditetapkan berdasarkan undang-undang. kejaksaan, atau institusi lainnya yang
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
kewenangannya ditetapkan berdasarkan undang-
undang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan undang-
undang.
Pasal 32
Pasal 33 Tetap
Pasal 34 Tetap
Pasal 35 Tetap
Pasal 36 Tetap
Pasal 37 Tetap
BAB VIII Tetap
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 38
Pasal 39 Tetap
Tetap
Di antara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 40 disisipkan 2 (dua)ayat, yakni
ayat (2a) dan ayat (2b); ketentuan ayat
(6) Pasal 40 diubah; serta penjelasan ayat (1) Pasal 40 diubah
sehingga Pasal 40 berbunyi sebagai berikut:
BAB XI
PERAN PEMERINTAH DAN PERAN
MASYARAKAT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
Pasal 40 Pasal 40
(5) Instansi atau institusi lain selain diatur pada ayat (3) membuat
Dokumen Elektronik dan rekam cadang elektroniknya sesuai
dengan keperluan perlindungan data yang dimilikinya. (5) Tetap
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran Pemerintah
Pasal 41 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (2a), ayat
BAB X (2b), dan ayat (3) diatur dalam peraturan pemerintah.
PENYIDIKAN Tetap
Pasal 42
Tetap
Ketentuan ayat (2), ayat (3), ayat (5), ayat (6), ayat (7), dan ayat (8)
Pasal 43 diubah; di antara ayat (7) dan ayat (8) Pasal 43 disisipkan 1
(satu) ayat, yakni ayat (7a); serta penjelasan ayat (1) Pasal 43 diubah
sehingga Pasal 43 berbunyi sebagai berikut:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
Pasal 43 Pasal 43
(3) Penggeledahan dan/atau penyitaan terhadap sistem (3) Penggeledahan dan/atau penyitaan terhadap
elektronik yang terkait dengan dugaan tindak pidana Sistem Elektronik yang terkait dengan dugaan
harus dilakukan atas izin ketua pengadilan negeri tindak pidana di bidang Teknologi Informasi dan
setempat. Transaksi Elektronik dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum acara pidana.
(4) Dalam melakukan penggeledahan dan/atau penyitaan (4) Dalam melakukan penggeledahan dan/atau
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penyidik wajib penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
menjaga terpeliharanya kepentingan pelayanan penyidik wajib menjaga terpeliharanya kepentingan
umum. pelayanan umum.
(5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud (5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
pada ayat (1) berwenang: dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana berdasarkan ketentuan Undang-Undang adanya tindak pidana di bidang Teknologi Informasi dan
ini; Transaksi Elektronik;
b. memanggil setiap Orang atau pihak lainnya untuk didengar b. memanggil setiap Orang atau pihak lainnya untuk didengar
dan/atau diperiksa sebagai tersangka atau saksi sehubungan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi sehubungan
dengan adanya dugaan tindak pidana di bidang terkait dengan dengan adanya dugaan tindak pidana di bidang Teknologi
ketentuan Undang-Undang ini; Informasi dan Transaksi Elektronik;
c. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau c. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau
keterangan berkenaan dengan tindak pidana berdasarkan keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
ketentuan Undang-Undang ini; Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik;
d. melakukan pemeriksaan terhadap Orang dan/atau Badan Usaha d. melakukan pemeriksaan terhadap Orang dan/atau Badan
yang patut diduga melakukan tindak pidana berdasarkan Usaha yang patut diduga melakukan tindak pidana di
Undang-Undang ini; bidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik;
e. melakukan pemeriksaan terhadap alat dan/atau sarana yang e. melakukan pemeriksaan terhadap alat dan/atau sarana yang
berkaitan dengan kegiatan Teknologi Informasi yang diduga berkaitan dengan kegiatan Teknologi Informasi yang
digunakan untuk diduga
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008
melakukan tindak pidana berdasarkan Undang-Undang ini; UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2016
f. melakukan penggeledahan terhadap tempat tertentu yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana di bidang
digunakan sebagai tempat untuk melakukan tindak pidana Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik;
berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini;
g. melakukan penyegelan dan penyitaan terhadap alat dan atau f. melakukan penggeledahan terhadap tempat tertentu yang
sarana kegiatan Teknologi Informasi yang diduga digunakan diduga digunakan sebagai tempat untuk melakukan tindak
secara menyimpang dari ketentuan Peraturan Perundang- pidana di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
undangan; Elektronik;
g. melakukan penyegelan dan penyitaan terhadap alat dan/atau
h. meminta bantuan ahli yang diperlukan dalam penyidikan sarana kegiatan Teknologi Informasi yang diduga digunakan
terhadap tindak pidana berdasarkan Undang-Undang ini; secara menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-
dan/atau undangan;
i. mengadakan penghentian penyidikan tindak pidana berdasarkan h. membuat suatu data dan/atau Sistem Elektronik yang terkait
Undang-Undang ini sesuai dengan ketentuan hukum acara tindak pidana di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
pidana yang berlaku. Elektronik agar tidak dapat diakses;
(6) Dalam hal melakukan penangkapan dan penahanan, (6) Penangkapan dan penahanan terhadap pelaku
penyidik melalui penuntut umum wajib meminta tindak pidana di bidang Teknologi Informasi dan
penetapan ketua pengadilan negeri setempat dalam Transaksi Elektronik dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum acara pidana.
waktu satu kali dua puluh empat jam.
(7) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud (7) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
pada ayat (1) berkoordinasi dengan Penyidik Pejabat dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan
Polisi Negara Republik Indonesia memberitahukan tugasnya memberitahukan dimulainya penyidikan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasilnya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat
kepada penuntut umum. Polisi Negara Republik Indonesia.
(7a)Dalam hal penyidikan sudah selesai, Penyidik Pejabat Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
(8) Dalam rangka mengungkap tindak pidana Informasi Elektronik
dan Transaksi Elektronik, penyidik dapat berkerja sama
(8) Dalam rangka mengungkap tindak pidana Informasi Elektronik dengan penyidik negara lain untuk berbagi informasi dan alat
dan Transaksi Elektronik, penyidik dapat berkerja sama dengan bukti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
penyidik negara lain untuk berbagi informasi dan alat bukti.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
Pasal 44 Tetap
Ketentuan Pasal 45 diubah serta di antara Pasal 45
dan Pasal 46 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 45A
dan Pasal 45B sehingga berbunyi sebagai berikut:
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 45 Pasal 45
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana (1) dimaksud dalam Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 45A
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2008 NOMOR 19 TAHUN 2016
Pasal 45B