RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)
KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2005-2025
WALIKOTA PROBOLINGGO,
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan Pasal 28D ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Timur, Djawa Tengah dan Djawa Barat (Himpunan Peraturan
1
Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan
Undang-undang Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
5. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa
Timur Tahun 2005-2025;
18. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun
2009-2028 (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010
Nomor 2);
3
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO
DAN
WALIKOTA PROBOLINGGO
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud :
1. Daerah adalah Daerah Kota Probolinggo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Probolinggo.
3. Walikota adalah Walikota Probolinggo.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Probolinggo.
5. Peraturan Daerah yang selanjutnya disingkat Perda, adalah Peraturan Daerah
Kota Probolinggo.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang
selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak
tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2005 - 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPD Provinsi, adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-
2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Daerah, adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, memuat visi, misi dan arah
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut
RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk
periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJPD Daerah serta
memperhatikan RPJM Nasional.
4
10. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo yang selanjutnya disebut RTRW
Kota adalah rencana umum tata ruang yang berfungsi sebagai kebijakan matra
ruang pembangunan daerah.
11. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD Kota
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
12. Visi, adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
13. Misi, adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
14. Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan daerah.
Pasal 2
Sistimatika RPJP Daerah terdiri dari :
a. Pendahuluan;
b. Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c. Analisis Isu-Isu Strategis;
d. Visi dan Misi Daerah;
e. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah; dan
f. Kaidah Pelaksanaan.
Pasal 3
(1) Pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a terdiri dari latar
belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan RPJP daerah
dengan dokumen perencanaan lainnya dan sistematika penulisan.
(2) Kondisi Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b terdiri dari
kondisi umum daerah, tantangan daerah dan prediksi kondisi umum daerah.
Pasal 4
(1) Visi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d adalah
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA PROBOLINGGO YANG AMAN,
DEMOKRATIS, ADIL DAN SEJAHTERA.
(2) Keberhasilan pencapaian visi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandai
dengan meningkatnya pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta
kesejahteraan masyarakat.
Pasal 5
Dalam rangka mencapai visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
ditetapkan misi pembangunan yang terdiri dari :
5
a. mewujudkan Trikarsa Bina Praja, yaitu tiga kehendak masyarakat Kota
Probolinggo untuk melestarikan ciri khas Kota Bayuangga (Angin, Anggur dan
Mang-ga), membangun citra kota Indaditasi (Industri, Perdagangan, Pendidikan
dan Transportasi), dan membudayakan motto Kota Bestari (Bersih, Sehat,
Tertib, Aman, Rapi dan Indah);
b. mewujudkan peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dan
harmonisasi antar kelompok masyarakat;
c. mewujudkan peningkatan aksesibilitas serta kualitas kesehatan;
d. mewujudkan penanggulangan kemiskinan, perbaikan iklim ketenagakerjaan,
dan memacu kewirausahaan;
e. mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
percepatan pembangunan infra struktur;
f. mewujudkan optimali- sasi pengelolaan sumber daya alam dan fungsi
lingkungan hidup;
g. mewujudkan ketenteraman dan ketertiban, supremasi hukum dan hak azasi
manusia;
h. mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui
reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik
Pasal 6
Kebijakan Pembangunan Kota Probolinggo Tahun 2005-2025 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf e diarahkan pada masing-masing misi sebagai
berikut :
a. Misi Pertama, memantapkan citra kota industri, perdagangan, pendidikan dan
transportasi dan mewujudkan kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah.
Kota Probolinggo akan terus dikembangkan sebagai kota industri, perdagangan
dan transportasi karena posisinya yang sangat strategis dilihat dari
koneksitasnya dengan kota-kota di wilayah Timur, Selatan dan Barat di Jawa
Timur. Didukung juga oleh adanya fasilitas perhubungan darat dan laut yang
cukup representatif. Sedangkan fokus sebagai kota yang bersih, sehat, tertib,
aman dan indah adalah bentuk kota idaman yang harus tetap diwujudkan
mengiringi perkembangan kota sebagai kota metropolitan
b. Misi Kedua, meningkatkan upaya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan memantapkan
harmoninasi hubungan antar kelompok yang ada dalam masyarakat;
c. Misi Ketiga, Pembangunan Transportasi, Pengelolaan Sumber Daya Air,
Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Pengembangan Wilayah,
Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Pembangunan Sistem Informasi dan
Komunikasi;
6
d. Misi Keempat, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau serta
peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat
penting demi peningkatan produktivitas sumber daya manusia;
e. Misi Kelima, meningkatkan upaya dan efektifitas penanggulangan kemiskinan,
mewujudkan perluasan dan penciptaan lapangan kerja dan mewujudkan iklim
kewirausahaan yang sehat guna menunjang pertumbuhan perekonomian kota;
f. Misi Keenam, menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup;
g. Misi Ketujuh, peningkatan upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban
masyarakat serta pencegahan tindak kriminal; dan
h. Misi Kedelapan, memantapkan pelaksanaan otonomi daerah dan memantapkan
pelaksanaan reformasi birokrasi.
BAB II
PROGRAM PEMBANGUNAN
KOTA PROBOLINGGO
Pasal 7
(1) Program Pembangunan Kota Probolinggo periode 2005-2025 dilaksanakan
sesuai dengan RPJP Daerah dan RTRW Kota Probolinggo yang merupakan satu
kesatuan dokumen sistem perencanaan pembangunan daerah.
(2) Penjabaran dari RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat
pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(3) RTRW Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kebijakan yang berfungsi sebagai matra ruang RPJPD Kota Probolinggo untuk
penyusunan RPJMD Kota Probolinggo dalam periodesasi yang telah
ditentukan.
Pasal 8
(1) RPJP Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kota Probolinggo
yang memuat Visi, Misi dan Program Walikota Probolinggo.
(2) RPJMD Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kota Probolinggo.
7
Pasal 9
(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan dan untuk menghindari kekosongan
rencana pembangunan daerah Kota Probolinggo, Walikota yang sedang
memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun
RKPD Kota Probolinggo untuk tahun pertama periode Pemerintahan Walikota
berikutnya.
(2) RKPD Kota Probolinggo yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun
pertama periode Pemerintahan Walikota berikutnya.
Pasal 10
(1) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) menjadi acuan
dalam penyusunan RPJMD Kota Probolinggo yang memuat visi, misi dan
Program Walikota.
(2) RPJMD Kota Probolinggo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Timur dan RPJM Nasional.
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 11
(1) Pemerintah Kota Probolinggo melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJP Daerah.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
(3) RPJP Daerah dapat dievaluasi kembali setiap 5 (lima) tahun.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 12
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka bahwa Peraturan Daerah Kota
Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo Tahun
2006-2025 dan Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 10 Tahun 2006 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2006-
2025, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
8
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Pasal 14
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Probolinggo.
Ditetapkan di Probolinggo
pada tanggal 24 Desember 2013
WALIKOTA PROBOLINGGO,
Ttd,
H.M. BUCHORI
Diundangkan di Probolinggo
pada tanggal 30 Desember 2013
SEKRETARIS DAERAH KOTA PROBOLINGGO,
Ttd,
Drs. H. JOHNY HARYANTO, M.Si
Pembina Utama Madya
NIP. 19570425 198410 1 001
AGUS HARTADI
Pembina Tingkat I
NIP. 195660817 199203 1 016
9
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO
NOMOR 11 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2005-2025
I. UMUM
Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 mengamanatkan
bahwa RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selanjutnya pada
pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evauasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD daam bentuk Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.
Dalam pelaksanaannya, RPJPD dibagi menjadi 4 tahapan pembangunan,
tiap tahapannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah. Pentahapan rencana pembangunan daerah disusun dalam
masing-masing periode RPJMD sesuai dengan visi, misi dan program Walikota
yang dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Probolinggo. RPJM Daerah memuat
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Walikota serta
kerangka ekonomi yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh.
RPJM Daerah dijabarkan ke dalam rencana tahunan berupa Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat prioritas pembangunan daerah,
rancangan kerangka ekonomi makro serta program Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
Maksud disusunnya RPJP Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025
adalah menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif dengan jangka
dua puluh tahunan yang memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh
komponen pembangunan di Kota Probolinggo dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan bersama sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang telah
disepakati bersama. Dokumen ini juga menjadi acuan dalam setiap penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk periode 5
tahunan yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah. Sedangkan tujuan
penyusunan RPJP Daerah adalah untuk menyediakan dokumen perencanaan
10
pembangunan yang berdasar pada karakteristik Kota Probolinggo, sinergis,
koordinatif dan sustainable dalam pelaksanaan serta terarah menuju Masyarakat
Kota Probolinggo yang diidamkan 20 tahun ke depan.
Sesuai dengan penjelasan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, maka
jangka waktu RPJP Daerah mengikuti jangka waktu RPJP Nasional, yaitu tahun
2005-2025. Namun periodesasi RPJM Daerah tidak dapat mengikuti periodesasi
RPJM Nasional. Hal tersebut karena pemilihan Presiden dan pemilihan Kepala
Daerah tidak dilaksanakan secara bersamaan, sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Secara garis besar, Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah Kota
Probolinggo Tahun 2005-2025 terdiri atas 5 Bab dan 14 Pasal.
11
Pasal 9
: Cukup jelas
Pasal 10
: Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD Kota
Probolinggo dilakukan oleh masing-masing Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan RPJPD Daerah dari masing-masing Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten.
Ayat (2)
: Cukup jelas
Ayat (3)
: Cukup jelas
Pasal 12
: Cukup jelas
Pasal 13
: Cukup jelas
Pasal 14
: Cukup jelas
###### ######
12
i
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
waktu lima tahunan. RPJPD yang ditetapkan melalui peraturan daerah mengikat
seluruh komponen masyarakat Kota Probolinggo, baik pemerintah daerah, dunia
usaha maupun masyarakat umum lainnya.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
I |4
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional Tahun 2008 – 2028 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833) ;
13. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah ;
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2005-2025 ;
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun
17. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan
Misi Kota Probolinggo Tahun 2006 – 2025.
18. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2009 – 2028;
Gambar I.1
Hubungan Antara RPJPD Kota Probolinggo Dengan Dokumen Perencanaan
Pembangunan Lain
Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Perda Prov Jatim No. 5 Tahun
Tahun 2009 tentang RPJPD 2012 Rencana Tata Ruang
Provinsi Jawa Timur Tahun 2005- Wilayah Provinsi Jawa Timur
2025 Tahun 2011 - 2031
Bab IV : Visi dan Misi Kota Probolinggo, yang memuat perumusan visi dan
misi pembangunan Kota Probolinggo hingga tahun 2025.
acuan bagi seluruh komponen pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kota Probolinggo
dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. RPJPD Kota
Probolinggo disusun sebagai pedoman penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) sebagai Rencana Pembangunan Tahunan Daerah.
1. Menetapkan visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Probolinggo untuk
waktu 20 tahun sampai dengan tahun 2025, dalam rangka peningkatan
pertumbuhan dan pengembangan pembangunan daerah guna meningkatkan
derajat kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo.
3. Memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi upaya mewujudkan visi dan
misi pembangunan nasional serta Millenium Development Goals.
II |1
BAB II
Gambar 2.1
Peta Kota Probolinggo
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo
Kademangan 6 31 171
Kedopok 6 35 143
Wonoasih 6 39 182
Mayangan 5 42 257
Kanigaran 6 51 251
Jumlah Total 29 198 1004
Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Januari sebesar 336 mm,
sedangkan hari hujan terlama terjadi pada bulan Januari dengan 21 hari hujan.
Musim kering yang terjadi pada bulan Agustus sampai dengan Oktober di Kota
Probolinggo berpengaruh terjadinya angin kering yang bertiup cukup kencang
dari arah tenggara ke barat laut, yang populer dengan sebutan ”Angin Gending”
Tabel 2.2
Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Probolinggo
Tahun 2010-2011
pendidikan terakhir
- Tidak/belum pernah sekolah/ 49.109 49.447 60.811 18,69%
tidak/belum tamat SD
- Tamat SD/MI/sederajat 62.948 63.178 55.516 -13,80%
- Tamat SMP/MTs/sederajat 29.519 29.584 27.876 -6,13%
- Tamat SLTA/sederajat 50.829 50.893 49.460 -2,90%
- Perguruan Tinggi 13.742 13.767 15.248 9,71%
Grafik 2.1
Pertumbuhan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2012
Grafik 2.2
Populasi Penduduk Kota Probolinggo Menurut Kelompok Umur
Tahun 2008-2012
Tabel 2.3
PDRB Kota Probolinggo Tahun 2006-2010
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000
NO URAIAN TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011 * 2012**
1 Atas Dasar
Harga
Berlaku
1.1 PDRB (Juta 3.792.923,65 4.230.400,82 4.767.748,72 5.290.802,42 5.865.792,68
Rupiah)
1.2 PDRB 16.735.234,05 19.704.327,00 21.935.910,00 24.262..950,00 26.766.720,00
Perkapita (Rp)
II |8
2 Atas Dasar
Harga Konstan
2000
2.1 PDRB (Juta 1.808.452,67 1.905.226,66 2.021.826,54 2.154.960,07 2.301.193,44
Rupiah)
2.2 PDRB 7.979.300,79 8.759.622,53 9.302.210,00 9.882.370,00 10.500.780,00
Perkapita (Rp.)
3 Laju
Pertumbuhan 6,02 5,35 6.06 6,58 6,85
Ekonomi
Keterangan :
** Angka sementara tahun 2012
Grafik 2.3
PDRB Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
Dari tabel 2.3 juga nampak bahwa PDRB per kapita Kota Probolinggo terus
mengalami peningkatan yang cukup berarti. Apabila pada tahun 2007 baru
mencapai Rp. 14.685.948,95, tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 16.735.234,05,
pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi Rp. 19.704.327,00 dan pada tahun
2010 menjadi sebesar Rp. 21.935.910,00. Selanjutnya pada dua tahun terakhir
2011 dan 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp. 24.262.950,00 dan Rp.
26.766.720,00. Dari data tersebut berarti PDRB per kapita penduduk Kota
Probolinggo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir meningkat sebesar 34,19 %.
II |9
Dari data yang ada pada tabel 2.3 juga dapat dijelaskan bahwa laju
pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dengan memperhatikan tampilan
tabel 2.3 juga dapat dicatat adanya peningkatan yang sangat berarti. Apabila
pada tahun 2006 mencapai 5,92% meningkat menjadi 6,39% pada tahun
2007. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo 6,02%,
tahun 2009 menjadi 5,35 % dan tahun 2010 pertumbuhan ekonimi tercapai
sebesar 6,06 %.
Grafik 2.4
Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
4. Laju Inflasi
Grafik 2.5
Indeks Pembangunan Manusia Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
Data Angka Melek Huruf di Kota Probolinggo dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010 menunjukkan tren yang terus meningkat. Ini
menunjukkan bahwa kontribusi Angka Melek Huruf terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan cukup bermakna dari tahun ke
tahun. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.4
Angka Melek Huruf Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
90,78 % 91,28 % 92,49 % 92,50 % 93,35%
Tabel 2.5
Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Tabel 2.6
Angka Harapan Hidup Masyarakat di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Tidak Terdata 70,12 70,52 70,52
I I | 12
2. Kondisi Ketenagakerjaan
Grafik 2.6
Kondisi Tenaga Kerja Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
Grafik 2.7
Peluang Kerja Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
1. Pendidikan
Tabel 2.7
Data Kinerja Layanan Pendidikan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan Dasar :
1 Angka Partisipasi Kasar 123,92 115,54 114,35 114,70 111,31 110,13
(APK) SD/MI (%)
2 Angka Partisipasi Kasar 104,76 103,08 106,49 120,17 138,00 116,63
(APK) SMP/MTs (%)
3 Rasio Ketersediaan Sekolah 1 : 160 1 : 140 1 : 150 1 : 160 1 : 151 1:163
/ Penduduk Usia Sekolah
4 Rasio Guru/Murid 1 : 31 1 : 31 1 : 30 1 : 30 1 : 16 1:15
Pendidikan Menengah:
1 Angka Partisipasi Kasar 117,58 118,04 118,84 119,84 122,19 126,19
(APK) SM (%)
2 Rasio Ketersediaan Sekolah 1 : 231 1 : 216 1 : 212 1 : 196 1 : 193 1:269
/ Penduduk Usia Sekolah
3 Rasio Guru/Murid 1 : 16 1 : 15 1 : 14 1 : 14 1 : 13 1:12
Fasilitas Pendidikan :
1 Gedung SD/MI dalam kondisi 163 164 166 166 169 -
baik
2 Gedung SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA dalam kondisi 91 96 102 100 105 -
baik
Angka Putus Sekolah :
1 APS SD/MI (%) 0,19 0,20 0,16 0,05 0,10 0,07
2 APS SMP/MTs (%) 2,03 0,40 0,75 0,77 0,25 0,18
3 APS SMA/SMK/MA (%) 1,69 1,52 1,75 1,78 1,45 2,13
Angka Kelulusan :
1 AL SD/MI (%) 96,55 97,01 97,98 98,68 98,48 99,94%
2 AL SMP/MTs (%) 93,93 94,93 95,04 96,04 98,79 99,77%
3 AL SMA/SMK/MA (%) 95,55 96,95 97,01 98,01 98,97 96,80%
Angka Melanjutkan :
1 AM SD/MI ke SMP/MTs (%) 109,39 111,30 115,65 119,17 104,67 106,09
2 AM SMP/MTs ke SMA/ 128,12 116,75 127,76 132,68 142,68 121,29
SMK/MA (%)
Sumber : Data Pokok Pendidikan dan BPS
2. Kesehatan
Tabel 2.8
Data kinerja layanan kesehatan di Kota Probolinggo Tahun 2009-2012
No Indikator 2009 2010 2011 2012
3. Pekerjaan Umum
Tabel 2.9
Data Kinerja Layanan Pekerjaan Umum di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
4. Perumahan
Tabel 2.10
Data Kinerja Layanan Perumahan Rakyat di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
5. Penataan Ruang
Tabel 2.11
Data Kinerja Penataan Ruang di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
6. Perencanaan Pembangunan
Tabel 2.12
Data Kinerja Perencanaan Pembangunan di Kota Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk
1 Dokumen RPJPD
V V V V V
yang ditetapkan
dengan Perda
2 Dokumen RPJMD
V V V V V
yang ditetapkan
dengan Perda
3 Dokumen Renstra
V*) V V V V
SKPD yang
ditetapkan dengan
Keputusan Walikota
4 Dokumen RKPD yang
V V V V V
ditetapkan dengan
Peraturan Walikota
5 Dokumen Renja
V*) V V V V
SKPD yang
ditetapkan dengan
Peraturan Walikota
*) Ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD
I I | 18
7. Perhubungan
Tabel 2.13
Data Kinerja Layanan Perhubungan di Kota Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
8. Lingkungan Hidup
Tabel 2.14
Data kinerja layanan lingkungan hidup di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
9. Pertanahan
Tabel 2.15
Data kinerja layanan pertanahan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Tabel 2.16
Data Kinerja Layanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
di Kota Probolinggo Tahun 2009-2012
No Indikator 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Penduduk ber KTP per Satuan 94,42 95,69 96,07 92,82%
Penduduk (%)
2 Jumlah Layanan Akta Kelahiran 3.599 3.570 2.983 3.663
3 Jumlah Kepemilikan KTP 153.227 153.246 156.762 156.556
4 Jumlah Kepemilikan KK 80.682 61.009 60.429 61.371
Tabel 2.17
Data kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.18
Data kinerja urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kota
Probolinggo Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
13. Sosial
Tabel 2.19
Data kinerja urusan sosial di Kota Probolinggo Tahun 2007-2012
No Indikator 2009 2010 2011 2012
14. Ketenagakerjaan
Tabel 2.20
Data kinerja urusan ketenagakerjaan di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Gambaran mengenai tingkat capaian kinerja urusan koperasi dan usaha kecil
menengah salah satunya dapat dilihat dari indikator kinrtja sebagai berikut :
Tabel 2.21
Data kinerja urusan koperasi dan usaha kecil menengah
di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.22
Data kinerja urusan penanaman modal di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2008 2009 2010 2011
17. Kebudayaan
Tabel 2.23
Data kinerja urusan kebudayaan di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Tabel 2.24
Data kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di Kota Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.25
Data kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.26
Data kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi
keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.27
Data kinerja urusan ketahanan pangan di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Tabel 2.28
Data kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kota
Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
23. Statistik
Tabel 2.29
Data kinerja urusan statistik daerah di Kota Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
24. Kearsipan
Tabel 2.30
Data kinerja urusan kearsipan daerah di Kota Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.31
Data kinerja urusan komunikasi dan informatika di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
26. Perpustakaan
Tabel 2.32
Data kinerja urusan perpustakaan di Kota ProbolinggoTahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian
Tabel 2.33
Data kinerja urusan pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
2. Pariwisata
Tabel 2.34
Data kinerja urusan pariwisata di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.35
Data Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan di Kota Probolinggo
Tahun 2007-2011
No Indikator 2009 2010 2011 2012
4. Perdagangan
Tabel 2.36
Data Kinerja Urusan Perdagangan di Kota Probolinggo Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
5. Perindustrian
Tabel 2.37
Data kinerja urusan perindustrian di Kota Probolinggo Tahun 2007-2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Tabel 2.38
Angka Konsumsi Rata-Rata RT Per Kapita Per Bulan
di Kota Probolinggo Tahun 2007 – 2011
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Pengeluaran konsumsi rata- 329.615 507.514 517.689 586.502 578.748
rata rumah tangga per kapita
sebulan (pangan)
2 Pengeluaran konsumsi rata- 157.098 268.719 302.600 324.088 307.279
rata rumah tangga per kapita
sebulan (non pangan)
3 Jumlah pengeluaran rumah 486.713 776.229 820.289 910.590 886.027
tangga per kapita sebulan
(pangan dan non pangan)
Tabel 2.39
Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di Kota
Probolinggo Pada Tahun 2007– 2012 (Dalam Jutaan Rupiah)
No Sektor/ 2007 2008 2009
Lapangan Usaha
(Rp) % (Rp) % (Rp) %
PDRB
1 Pertanian 317.154,68 9,69 344.001,49 9,07 375.496,96 8,88
2 Pertambangan dan 43,49 0,02 46,84 0,02 48,87 0,00
Penggalian
I I | 30
Tabel 2.40
Fasilitas Perhubungan di Kota Probolinggo Tahun 2012
No Uraian Keterangan
1 Fasilitas Perhubungan Darat 1. Terminal Bus Antar Kota Antar
Provinsi Tipe B
2. Terminal Kargo
3. Stasiun Kereta Api
2 Fasilitas Perhubungan Laut Dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga
3 Jumlah orang melalui terminal/stasiun/ ± 480.000 orang
dermana per tahun
Tabel 2.41
Data Peruntukan Lahan Kota Probolinggo Tahun 2012
No Peruntukan Luas (Ha) Persentase
1 Wilayah Permukiman 2.090,04 36,88
2 Wilayah Perdagangan/Jasa 262,05 4,62
3 Wilayah Industri 90,08 1,59
4 Wilayah Produktif 2.690,36 47,48
5 Wilayah Lainnya 534,17 9,43
Tabel 2.42
Jenis dan Jumlah Bank serta Cabangnya di Kota Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Uraian Jumlah
Tabel 2.43
Jumlah Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kota Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Uraian Jumlah
2008 2009 2010 2011 2012
1 Hotel 10 10 10 12 12
2 Penginapan - - - 4 4
Tabel 2.44
Jumlah Fasilitas Restoran dan Rumah Makan di Kota Probolinggo
Tahun 2007 - 2011
No Uraian Jumlah
Ketersediaan air bersih dan listrik bagi kehidupan warga masyarakat dan
kegiatan usaha juga merupakan bentuk insentif bagi upaya pengembangan
daya saing daerah. Gambaran mengenai ketersediaan air bersih di Kota
Probolinggo dapat dijelaskan dengan indikator sebagai berikut :
Tabel 2.45
Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Listrik di Kota Probolinggo
Tahun 2007 - 2011
No Uraian Jumlah
Tabel 2.46
Data Kondisi Keamanan dan Politik Dalam Negeri di Kota Probolinggo
Tahun 2007 - 2011
No Uraian Jumlah
2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah kasus-kasus 328 293 312 265 336
kriminalitas yang terjadi
2 Angka kriminalitas 880 619 570 408 459
3 Jumlah kegiatan demonstrasi 2 0 0 19 0
dan unjuk rasa
4 Jumlah kasus mogok kerja 0 0 0 0 0
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah juga sangat bergantung pada
berbagai insentif yang diberikan, antara lain dalam bentuk kemudahan
pelayanan perijinan investasi. Semakin banyak insentif yang diberikan akan
mendorong minat investor dalam menanamkan modalnya, dan sebaliknya
sulitnya pengurusan ijin investasi akan mengurangi minat investasi ke suatu
daerah.
I I | 35
Tabel 2.47
Data Pelayanan Perijinan Investasi di Kota Probolinggo
Tahun 2007 - 2011
No Uraian Jumlah
Tabel 2.48
Data Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kota Probolinggo
Tahun 2007 - 2011
No Tahun Klasifikasi Perda
Terkait Perijinan Terkait Lalu Lintas Terkait
Barang dan Jasa Ketenagakerjaan
1 2007 Perda No.6 Thn. 2007 - -
tentang Retribusi
Pergantian Cetak Peta
2 2008 Perda No.9 Thn. 2008 Perda No.3 Thn. 2008 -
tentang Retribusi Izin tentang Pengelolaan
Mendirikan Bangunan Barang Milik Daerah
3 2009 - - -
4 2010 1. Perda No.9 Thn. 2010 - -
tentang Izin Hiburan
2. Perda No.10 Thn.
2010 tentang Izin
Reklame
5 2011 1. Perda No.3 Thn. 2011 - -
tentang Retribusi Jasa
Umum
2. Perda No.4 Thn. 2011
tentang Retribusi Jasa
Usaha
3. Perda No.5 Thn. 2011
tentang Retribusi
Perizinan Tertentu
4. Perda No.9 Thn. 2011
tentang Perlindungan,
Pemberdayaan Pasar
Tradisional, dan
Penataan Pasar
Modern
5. Perda No.10 Thn.
2011 tentang
Penyelenggaraan dan
Retribusi
Pengendalian Menara
Telekomunikasi.
6 2012 1. Perda No. 3 Thn 2012
tentang Ijin Usaha
Jasa Konstruksi
2. Perda No. 6 Thn 2012
tentang Perubahan
Perda No. 4 Thn 2011
tentang Retribusi Jasa
Usaha
Jumlah 11 1 0
III |1
BAB III
ANALISIS ISU STRATEGIS
1. Bidang Pendidikan
Pembangunan pendidikan perlu terus mendapatkan prioritas
penanganan dimana keberhasilannya antara lain dapat diukur dari
indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka
partisipasi kasar, pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni,
rasio guru, cakupan pelayanan pendidikan, sarana dan prasarana
pendidikan. Meskipun upaya perbaikan yang dilakukan dalam urusan
pendidikan ini telah banyak terlihat hasilnya, dengan dukungan
anggaran yang porsinya terus ditingkatkan, beberapa aspek
permasalahan dalam jangka panjang tetap harus menjadi perhatian
utama, yakni :
Masih belum teratasinya masalah anak putus sekolah terutama
dijenjang pendidikan menengah kejuruan, angkanya masih
tergolong tinggi tiap tahunnya.
Belum terpenuhinya standar mutu, kualitas dan kuantitas sarana
dan prasarana pendidikan, hal ini ditunjukkan dengan masih belum
terpenuhinya semua indikator standar pelayanan minimal
pendidikan dasar.
Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya
arti pendidikan bagi upaya mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan.
Masih rendahnya akses mesyarakat kepada layanan pendidikan
yang berkualitas.
2. Bidang Kesehatan
7. Bidang Perhubungan
2. Perdagangan
3. Perindustrian
4. Pariwisata
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya
yang signifikan bagi entitas pemerintahan daerah dan masyarakat dimasa
datang. Suatu kondisi/kejadian penting adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Dengan memperhatikan identifikasi permasalahan yang terjadi maka isu
strategis pembangunan daerah Kota Probolinggo Tahun 2006-2025 dapat
dirumuskan sebagai berikut :
BAB IV
juga tercermin oleh pengelolaan pemerintahan daerah yang secara murni dan
konsekuen menerapkan prinsip-prinsip tata perintahan yang baik (good
governance).
Melalui misi ini tujuan yang hendak diwujudkan adalah tertuju pada dua fokus,
yaitu memantapkan citra kota industri, perdagangan, pendidikan dan
transportasi dan mewujudkan kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah.
Kota Probolinggo akan terus dikembangkan sebagai kota industri,
perdagangan dan transportasi karena posisinya yang sangat strategis dilihat
dari koneksitasnya dengan kota-kota di wilayah Timur, Selatan dan Barat di
Jawa Timur. Didukung juga oleh adanya fasilitas perhubungan darat dan laut
yang cukup representatif. Sedangkan fokus sebagai kota yang bersih, sehat,
tertib, aman dan indah adalah bentuk kota idaman yang harus tetap
diwujudkan mengiringi perkembangan kota sebagai kota metropolitan.
Melalui misi ini tujuan yang hendak diwujudkan adalah meningkatkan upaya
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan memantapkan harmoninasi
hubungan antar kelompok yang ada dalam masyarakat.
I V |4
Tujuan lebih lanjut dari upaya ini adalah untuk menjaga harmoni sosial
didalam kelompok-kelompok keagamaan dengan memanfaatkan kearifan
lokal dalam rangka memperkuat hubungan masyarakat. Selain itu juga
mencegah kemungkinan berkembangnya potensi konflik di dalam masyarakat
yang mengandung sentimen keagamaan dengan mencermati secara
responsif dan mengantisipasi secara dini terjadinya konflik.
Melalui misi ini tujuan yang hendak diwujudkan adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
yang ber-mutu dan terjangkau. Peningkatan aksesibilitas masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan sangat penting demi peningkatan
produktivitas sumber daya manusia, sebab hanya sumber daya manusia yang
sehat, yang dapat beraktivitas dan mengembangkan diri. Pembangunan
kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar sosial, yaitu
hak masyarakat memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan
yang murah dan berkualitas.
Melalui misi ini tujuan yang hendak diwujudkan adalah meningkatkan upaya
dan efektifitas penanggulangan kemiskinan, mewujudkan perluasan dan
penciptaan lapangan kerja dan mewujudkan iklim kewirausahaan yang sehat
guna menunjang pertumbuhan perekonomian kota.
Tujuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan upaya dan efektifitas
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di wilayah perkotaan
dengan menghormati, melindungi hak-hak dasar masyarakat miskin yang
meliputi hak atas pangan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air
bersih, tanah, lingkungan hidup, dan sumber daya alam, rasa aman serta hak
untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijakan publik.
4.3. Strategi
Salah satu potensi yang cukup memberikan arti bagi keberadaan Kota
Probolinggo adalah ciri kota Bayuangga. Dimana pengembangan potensi angin
sebagai salah satu sumber energi dan mangga serta anggur sebagai potensi
produk unggulan yang bisa diangkat secara nasional bahkan internasional.
Potensi tersebut cukup mampu menjadikan Kota Probolinggo sebagai kota yang
mandiri jika kita semua mampu mengolah, mengelola dan membudidayakannya
secara optimal.
BAB V
Tabel 5.1
Misi, Tujuan dan Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang
Kota Probolinggo Tahun 2005-2025
Misi Pembangunan Tujuan Pembangunan Sasaran Pokok
Jangka Panjang Jangka Panjang Pembangunan Jangka
Panjang
1. Membangun citra kota 1.1 Memantapkan citra Meningkatnya kegiatan
Indaditasi (Industri, kota industri, industri, perdagangan
Perdagangan, perdagangan, dan transportasi
Pendidikan dan pendidikan dan Meningkatnya kualitas
Transportasi), dan transportasi pembangunan
membudayakan motto pendidikan
Kota Bestari (Bersih, Meningkatkan daya
Sehat, Tertib, Aman, saing serta kemandirian
Rapi dan Indah sumberdaya manusia
1.2 Mewujudkan kota Terwujudnya kota yang
yang bersih, sehat, bersih, sehat, tertib,
tertib, aman dan indah aman dan indah
2. Mewujudkan 2.1 Meningkatkan upaya Terciptanya pengamalan
peningkatan penghayatan dan nilai-nilai agama dalam
penghayatan dan peng amalan nilai-nilai kehidupan
pengamalan nilai-nilai agama dalam bermasyarakat
agama dan harmo- kehidupan Meningkatnya
nisasi antar kelompok bermasyarakat masyarakat yang
masyarakat beriman, bertaqwa dan
berbudi luhur
V |2
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, sasaran pokok disusun pada tiap butir misi
pembanguan jangka panjang daerah. Tahap berikutnya adalah perumusan
indikator kinerja yang menjelaskan target pencapaian sasaran pokok dimaksud
selama 20 (dua puluh) tahun. Perumusan indikator kinerja RPJPD Kota
Probolinggo Tahun 2005 – 2025 dapat dijelaskan pada tabel berikut :
V |4
Tabel 5.2
masyarakat Meningkatnya
masyarakat yang
beriman dan bertakwa
serta berbudi luhur
Terwujudnya hubungan Terjalinnya kesetia-
yang harmoni dalam kawanan sosial
kehidupan antar masyarakat
kelompok masyarakat Meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk
memelihara dan
mematuhi norma budaya
dan kearifan lokal
3. Mewujudkan Meningkatnya pola hidup Meningkatnya kesadaran
peningkatan sehat masyarakat masyarakat untuk hidup
aksesibilitas serta sehat
kualitas kesehatan Meningkatnya jumlah
keluarga yang
melaksanakan PHBS
Meningkatnya kualitas Meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan sanitasi lingkungan
masyarakat
Optimalnya upaya
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit menular dan
wabah
Meningkatkan kesadaran
masyaa
Terwujudnya Terpenuhinya cakupan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di
serta fungsi pelayanan Rumah Sakit, Puskesmas
kesehatan bagi dan jaringannya
masyarakat, terutama Meningkatnya kualitas
penduduk miskin, pelayanan kesehatan
melalui puskesmas dan untuk masyarakat miskin
rumah sakit. Terlayaninya pelayanan
kesehatan bagi
masyarakat miskin di
Rumah Sakit
Terjaminnya ketersedia Terpenuhinya standar
an, pemerataan, mutu, mutu, ketersediaan dan
keterjangkauan obat dan pemerataan obat di
perbekalan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas
dan jaringannya
Terpenuhinya peralatan
Medis Rumah Sakit
Peningkatan Pelayanan Peningkatan Jenis dan
di Rumah Sakit Mutu Pelayanan Rumah
Sakit
V |6
1.2 Meningkatnya kualitas 1. Masih perlu diting- 1. Peningkatan kesa-daran 1. Melanjutkan dan 1. Melanjutkan, 1. Memantapkan akses
pembangunan pendidikan katkannya kesadar-an masyarakat akan arti memantapkan memantapkan dan masyarakat terhadap
masyarakat akan arti pentingnya pendidikan kebijakan mengembang kan pelayanan
pentingnya pendidikan anak sejak usia dini pembangunan kebijakan pendidikan yang
5.3 | 1
2. Peningkatan angka pendidikan tahap pembangunan tahap berkualitas di semua
2. Belum terpe nuhinya
partisipasi sekolah tingkat sebelumnya dalam sebelumnya dalam jenjang pendidikan
ketersediaan sarana
pendidikan dasar dan rangka meningkatkan rangka akselerasi
dan prasarana pendi
penurunan angka putus indeks pembangunan peningkatan indeks
dikan sesuai standar
sekolah tingkat manusia bidang pembangunan
3. Mesih rendahnya pendidikan dasar pendidikan manusia bidang
jumlah rata-rata pendidikan
3. Pemenuhan keter 2. Peningkatan angka
lamanya penduduk
sediaan sarana dan partisipasi sekolah 2. Mengembang kan
bersekolah sesuai
prasarana pendi dikan tingkat pendidikan kebijakan
standar Indeks
dasar menengah pembangunan
Pembangunan
pendidikan berbasis
Manusia 4. Peningkatan upaya untuk 3. Meningkatkan peran
peran serta
memenuhi standar mutu aktif masyarakat
4. Perlu ditingkatkan nya masyarakat dan
kelulusan siswa dalam pembangunan
mutu kelulusan siswa swasta
pendidikan
guna meme nuhi
standar mutu
kelulusan siswa
1. Memantapkan upaya
1.3 Terwujudnya kota yang 1. Belum optimalnya 1. Optimalisasi upaya 1. Pemantapan 1. Pelembagaan
pelem bagaan
bersih, sehat, tertib, aman upaya untuk penanganan sampah manajemen peranserta para
peranserta para
dan indah mewujudkan kota kota pengelolaan sampah pemangku
pemangku
yang benar-benar kota kepentingan dalam
2. Peningkatan kepentingan dalam
terbebas dari penanganan dan
peranserta masyarakat 2. Peningkatan dan penanganan dan
masalah sampah pengelolaan
dalam penanganan pemantapan peran pengelolaan per
persampahan dan
2. Belum optimalnya dan pengelolaan serta masyarakat sampahan dan
berbagai upaya
upaya untuk sampah kota dalam penanganan berbagai upaya
dalam mewujud kan
mewujudkan kondisi dan pengelolaan dalam mewujud kan
3. Peningkatan upaya kota Bestari
lingkungan permuki sampah kota kota Bestari
untuk mewujudkan
man kota yang tertib,
kondisi lingkungan 3.Peningkatan peran
sehat dan indah
permukiman kota yang serta lintas sektor
tertib, sehat dan indah untuk mewujudkan
kondisi lingkung an
permukiman kota
yang tertib, sehat dan
indah
2 2.1 Terciptanya pengamalan 1. Perlunya upaya 1. Meningkatkan kese 1. Melanjutkan upaya 1. Memantapkan upaya 1. Memantapkan upaya
nilai-nilai agama dalam secara terus jahteraan rakyat meningkatkan peningkatan peningkatan
kehidupan bermasyarakat menerus untuk melalui peningkatan kesejahteraan rak yat kesejahteraan rakyat kesejahteraan rakyat
5.3 | 2
meningkatnya kualitas pelayanan dan melalui pening katan melalui peningkatan melalui peningkatan
kualitas pemahaman, pemahaman agama kualitas pelayanan kualitas pelayan an kualitas pelayanan
penghayat an dan serta kehidupan dan pemahaman dan pema haman dan pemahaman
pengamalan ajaran beragama agama serta agama serta agama serta
agama dalam kehidupan beragama kehidupan beragama kehidupan beragama
kehidupan bermasya- 2. Peningkatan kerukunan
rakat hidup umat beragama, 2. Memantapkan 2. Memantapkan 2. Memantapkan
yang mendukung kerukunan hidup kerukunan hidup kerukunan hidup
peningkatan saling umat beragama, umat beragama, yang umat beragama, yang
percaya dan yang mendukung mendukung mendukung
harmonisasi antar pening katan saling peningkatan saling peningkatan saling
kelompok masyarakat percaya dan percaya dan percaya dan
harmonisasi antar harmonisasi antar harmonisasi antar
kelompok masyarakat kelompok masy. kelompok masy.
2.2 Terwujudnya hubungan 1. Belum optimalnya 1. Menumbuhkan 1. Memelihara rasa 1. Terus memeli hara 1. Memantapkan
yang harmoni dalam jalinan kesetia- kepedulian rasa kesetiakawanan rasa kesetia kawan terpeliharanya rasa
kehidupan antar kelompok kawanan sosial kesetiakawanan sosial sosial untuk an sosial untuk kesetia kawanan
masyarakat masyarakat dan pem berdayaan meningkatkan derajat meningkatkan derajat sosial untuk mening
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial kesejah teraan sosial katkan derajat
2. Pelunya upaya
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat masyarakat kesejahteraan sosial
kesadaran masyarakat masyarakat
masyarakat untuk 1. Membangun 1. Melanjutkan 1. Melanjutkan dan 1. Melanjutkan dan
memelihara dan masyarakat yang kebijakan tahap memantapkan memantapkan
mematuhi norma memiliki kesadaran sebelumnya dalam pelaksanaan pelaksanaan
budaya dan kearifan
mengenai realitas rangka lebih kebijakan tahap kebijakan tahap
multikultural dan memperkokoh sebelumnya guna sebelumnya guna
memahami makna hubungan yang lebih memperkokoh lebih memperkokoh
kemajemukan sosial harmoni dalam hubungan yang hubungan yang
kehidupan harmoni dalam harmoni dalam
2. Membangun suasana bermasyarakat, kehidupan kehidupan
kehidupan masyarakat berbangsa dan bermasyarakat, bermasyarakat,
yang penuh toleransi, bernegara berbangsa dan berbangsa dan
tenggang rasa, dan bernegara bernegara
harmonis. melalui
pembinaan kerukunan
hidup umat beragama.
5.3 | 3
3 3.1 Meningkatnya pola hidup 1. Perlunya upaya terus 1. Meningkatkan 1. Melanjutkan 1. Melanjutkan 1. Melanjutkan
sehat masyarakat meningkatkan kesadaran masyarakat kebijakan tahap kebijakan tahap kebijakan tahap
kesadaran untuk berperilaku sebelumnya dengan sebelumnya dengan sebelumnya dengan
masyarakat untuk hidup sehat dengan fokus peningkatan fokus peningkatan , fokus peningkata,
hidup sehat mengatasi berba gai dan pengembangan pengembangan dan pengembangan dan
keterbatasan upaya-upaya pemantapan upaya- pemantapan upaya-
2. Belum optimalnya
masyarakat dalam hal berbasis upaya berbasis upaya berbasis
jumlah keluarga yang
aksesibilitas terha dap pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan
melaksanakan pola
faktor-faktor yang masyarakat untuk masyarakat untuk masyarakat untuk
hidup bersih dan
mempenga rahui pola hidup bersih dan hidup bersih dan hidup bersih dan
sehat
hidup bersih dan sehat sehat sehat sehat
2. Meningkatkan upaya-
upaya promosi
kesehatan dan upaya
kesehatan berbasis
masyarakat
5.3 | 4
3.3 Terwujudnya peningkatan 1. Belum sepenuhnya 1. Peningkatan cakupan 1. Peningkatan 1. Peningkatan dan 1. Melanjutkan upaya
kualitas serta fungsi terpenuhi standar pelayanan kesehatan aksesibilitas perluasan peningkatan dan
pelayanan kesehatan bagi cakupan pelayanan di Rumah Sakit, masyarakat aksesibilitas perluasan
masyarakat, terutama kesehatan di Rumah Puskesmas dan khususnya masyarakat aksesibilitas
penduduk miskin, melalui Sakit, Puskesmas jaringannya masyarakat miskin khususnya masyarakat
puskesmas dan rumah sakit. dan jaringannya terhadap pelayanan masyarakat miskin khususnya
2. Peningkatan kualitas terhadap pelayanan masyarakat miskin
kesehatan yang
2. Belum optimalnya pelayanan kesehatan
berkualitas dan kesehatan yang terhadap pelayanan
upaya peningkatan untuk masyarakat
terjangkau di Rumah berkualitas dan kesehatan yang
kualitas pelayanan miskin di Rumah Sakit
Sakit dan Puskesmas terjangkau di Rumah berkualitas dan
kesehatan untuk dan Puskesmas
dan jaringannya Sakit dan Puskes terjangkau di Rumah
masyarakat miskin
3. Peningkatan sarana mas dan jaringannya. Sakit dan
3. Belum optimalnya 2. Peningkatan kualitas Puskesmas dan
dan prasarana 2. Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan jaringannya
pelayana kesehatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat untuk masyarakat
bagi masyarakat untuk masyarakat 2. Peningkatan
miskin miskin di Rumah
miskin miskin di Rumah kualitas pelayanan
Sakit dan Puskesmas
Sakit dan Puskesmas kesehatan untuk
3. Peningkatan sarana masyarakat miskin
dan prasarana 3. Peningkatan sarana
di Rumah Sakit dan
pelayana kesehatan dan prasarana
Puskesmas
bagi masyarakat pelayana kesehatan
miskin bagi masyarakat 3. Peningkatan sarana
miskin dan prasarana
pelayana kesehatan
bagi masyarakat
miskin
5.3 | 5
3. Belum sesuai luasan Rumah Sakit Rumah Sakit peralatan medis di
2. Pemenuhan standart
standart luas tempat Rumah Sakit
pelayanan Rumah 3. Rencana Perluasan 3. Pemenuhan Luasan peralatan medis di
luasan Rumah Sakit Tanah, 3. Pemenuhan Luasan Rumah Sakit
Sakit Kelas B
sesuai Standart pembangunan/Relok Tanah,
3. Pemenuhan Luasan
Rumah Sakit Kelas B asi sesuai standart pembangunan/Relok
Tanah,
Rumah Sakit Kelas B asi sesuai standart
pembangunan/Relok
Rumah Sakit Kelas B
asi sesuai standart
Rumah Sakit Kelas B
4 4.1 Terwujudnya 1. Belum sepenuhnya 1. Peningkatan derajat 1. Pemberdayaan 1. Meningkatkan jumlah 1. Menjamin
keberdayaan masyarakat tersedia sumber ketahanan dan masyarakat miskin dan memantapkan aksesibilitas
miskin dalam mengakses daya produktif yang keberdayaan keluarga untuk mampu meng lembaga ekonomi masyarakat miskin
sumber daya produktif dan dapat dan mudah khusus nya keluarga akses lembaga produktif yang terhadap sumber
pelayanan dasar diakses mesyarakat, miskin di bidang ekonomi produk tif profesional daya produktif
utamanya ekonomi keluarga secara maksimal
2. Mempermudah 2. Meningkatkan
masyarakat miskin
2. Peningkatan akses pembentukan kualitas pelayanan 2. Menjamin
2. Belum optimalnya keberdayaan dan lembaga ekonomi dasar yang dapat aksesibilitas
upaya pemenuhan pengembangan produktif diakses dengan masyarakat miskin
kebutuhan pelayanan lembaga ekonomi mudah oleh untuk mendapatkan
3. Memperluas akses
dasar bagi masyarakat masyarakat miskin pelayanan dasar
masyarakat miskin
masyarakat miskin yang berkualitas
3. Optimalisasi upaya untuk mendapatkan
pemenuhan pemenuhan
kebutuhan pelayanan kebutuhan
dasar bagi pelayanan dasar
masyarakat miskin
4.2 Meningkatnya kualitas 1. Belum dapat terpe- 1. Meningkatkan kualitas 1. Meningkatkan 1. Terus memenuhi 1. Melanjutkan peme
dan produktivitas tenaga nuhinya jumlah te- dan produktivitas kualitas dan tuntutan peningkatan nuhan tuntutan
kerja naga kerja yang tenaga kerja. produktivitas tenaga kualitas dan peningkatan kualitas
memenuhi keten-tuan kerja sesuai tuntan produktivitas tenaga dan produktivitas
standar kompetensi standar kerja kerja tenaga kerja
kerja
5.3 | 6
1. Meningkatkan usaha-
2. Belum dapat 2. Mendorong sektor 2. Memantapkan peran 2. Melanjutkan ke bijakan
usaha pe-latihan untuk
terpenuhinya jumlah swasta untuk aktif sebagai regulator memantapkan peran
mem-bangun kewira-
tenaga kerja yang meningkatkan untuk mendorong pemerintah daerah sbg
usahaan masy
mendapatkan kualitas dan sektor swasta untuk regulator untuk
2. Mengadakan
sertifikasi produktivitas tenaga aktif meningkatkan mendorong sektor
pengawasan norma K3,
kompetensi kerja kerja, mewujudkan kualitas dan swasta untuk aktif
pembinaan hubungan
norma hubungan produktivitas tenaga meningkatkan kualitas
industrial dan syarat kerja
industrial dan kerja, mewujudkan dan produktivitas te-
untuk meningkat kan
meningkakan norma hubungan naga kerja, mewujud-
motivasi kerja dan
kesejahteraan industrial dan kan norma hubungan
kesejahteraan pekerja
tenaga kerja meningkakan industrial dan mening-
kesejahteraan tenaga kaTkan kesejahteraan
kerja tenaga kerja
4.4 Terwujudnya iklim 1. Belum optimalnya 1. Peningkatan iklim usaha 1. Terus memelihara 1. Memelihara iklim 1. Mempertahan kan
investasi yang kondusif jumlah dan nilai yang kondusif bagi iklim usaha yang usaha yang kondusif kondisi iklim usaha
investasi peningkatan daya tarik kondusif guna secara berkesi yang kondusif
pembangunan investasi pembangunan mendorong nambungan agar secara berkesi
daerah di daerah akselerasi investasi tetap terjaga nambungan agar
pembangunan di kebijakan akselerasi tetap terjaga
2. Masih kurangnya 2. Peningkatan kesem daerah investasi kebijakan akselerasi
daya tarik investasi patan berusaha dan pembangunan investasi
dalam bentuk jumlah penciptaan peluang 2. Mengembang kan
daerah dan tetap pembangunan
pelaku investasi terus upaya
usaha baru yang terbukanya peluang daerah dan tetap
pembangunan di membuka peluang
mendorong tumbuh dan berusaha untuk terbukanya peluang
daerah usaha guna
berkembang nya jumlah mendorong
tumbuhnya investasi berusaha untuk
dan nilai investasi tumbuhnya investasi
baru tumbuhnya investasi
pembangunan drh pembangunan
baru
daerah
5 5.1 Berkembangnya kegiatan 1. Belum terwujudnya 1. Pengembangan dan 1. Pengembangan dan 1. Menjaga kondisi 1. Menjaga kondisi
kewirausahaan dan iklim usaha yang penguatan UKM untuk penguatan UKM terus tumbuh terus tumbuh
terwujudnya keunggulan benar-benar kondusif memberikan kontribusi untuk memberikan berkembang nya berkembangnya
kompetitif UKM bagi tumbuh dan terha dap kontribusi terha dap kemandirian UKM kemandirian UKM
berkembangnya UKM pertumbuhan pertumbuhan sehingga sehingga
sehingga ekonomi, pencip taan ekonomi, pencip taan memberikan memberikan
berpengaruh pada lapangan kerja dan lapangan kerja dan kontribusi yang kontribusi yang
belum optimalnya peningkatan daya peningkatan daya semakin besar terha semakin besar
persentase
saing daerah saing daerah dap pertumbuhan terhadap pertum
peningkatan jumlah ekonomi, pencip taan buhan ekonomi,
5.3 | 7
investasi UKM, lapangan kerja dan penciptaan lapangan
2. Penguatan dan 2. Penguatan dan
sereta rendahnya peningkatan daya kerja dan pening
peningkatan kualitas peningkatan kualitas
produktivitas dan saing daerah katan daya saing
kelembagaan, SDM kelembagaan, SDM
daya saing UKM. daerah
dan kemandirian UKM dan kemandirian
2. Belum UKM
berkembangnya
sistem pendukung
usaha bagi UKM
yang berdampak
pada tingkat
berkembangnya UKM
6 6.1 Meningkatnya kualitas 1. Tingkat pencemaran 1. Peningkatan kapasitas 1. Peningkatan 1. Melanjutkan 1. Melanjutkan
lingkungan hidup dan lingkungan hidup dan kualitas kapasitas dan kualitas kebijakan kebijakan
menurunnya tingkat kerusak- perkotaan yang pengendalian pengendalian pengendalian pengendalian
an dan/atau pencemaran belum sepenuhnya pencemaran pencemaran pencemaran pencemaran
lingkungan hidup, baik di dapat dikendalikan lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan berbasis lingkungan berbasis
darat, air, maupun udara, perkotaan serta perkotaan serta pemberdayaan pemberdayaan
2. Belum efektifnya
sehingga masya rakat mengefektifkan upaya mengefektifkan masyarakat disertai masyarakat disertai
upaya perlindungan
memper- oleh kualitas perlindungan dan upaya perlindungan upaya penguatan upaya penguatan
dan konservasi
lingkungan hidup yang bersih sistem penegakkan sistem penegakkan
sumber daya alam konservasi sumber dan konservasi
dan sehat hukum lingkungan hukum lingkungan
daya alam sumber daya alam
3. Belum terpenuhinya
melalui 2. Pemantapan kinerja 2. Pemantapan kinerja
standar kinerja yang 2. Optimalisasi kinerja
pemberdayaan pengelolaan pengelolaan
optimal dalam pengelolaan
masyarakat persampahan kota persampahan kota
pengelolaan persampahan kota dan pengelolaan dan pengelolaan
persampahan kota 2. Optimalisasi kinerja
5.3 | 8
pengelolaan ekosistem pesisir dan ekosistem pesisir dan
4. Belum terpenuhinya 3. Optimalisasi kinerja
persampahan kota laut berbasis laut berbasis
standar kinerja pengelolaan dan
melalui pemberdayaan pemberdayaan
optimal dalam rehabilitasi ekosistem
pemberdayaan masyarakat masyarakat
pengelolaan dan pesisir dan laut
rehabilitasi ekosistem masyarakat
pesisir dan laut 3. Optimalisasi kinerja
pengelolaan dan
rehabilitasi ekosistem
pesisir dan laut
melalui
pemberdayaan
masyarakat
7. 7.1 Terwujudnya rasa aman, 1. Belum optimalnya 1. Penataan kelembagaan 1. Pemantapan 1. Pemantapan 1. Pemantapan
tentram, tertib dan damai di upaya penurunan dan peningkatan kelembagaan dan kelembagaan dan kelembagaan dan
masyarakat. tingkat gangguan profesionalisme Satuan profesio- nalisme profesionalisme profesionalisme
terhadap keamanan Polisi Pamong Praja Satuan Polisi Satuan Polisi Satuan Polisi
dan kenyamanan dan AparatLinmas Pamong Praja dan Pamong Praja dan Pamong Praja dan
lingkungan Aparat Linmas Aparat Linmas Aparat Linmas
5.3 | 9
supremasi hukum budaya hukum dan supremasi hukum, budaya hukum dan supremasi hukum,
dan penghormatan pengembangan akses pemba- ngunan pengembangan pemba- ngunan
terhadap hak asasi masya- rakat terhadap budaya hukum dan akses masya- rakat budaya hukum dan
manusia keadilan serta pengembangan terhadap keadilan pengembangan
peningkatan upaya akses masya- rakat serta peningkatan akses masya- rakat
penghor- matan terhadap keadilan upaya penghor- terhadap keadilan
terhadap hak asasi serta peningkatan matan terhadap hak serta peningkatan
manusia upaya penghor- asasi manusia upaya penghor-
matan terhadap hak matan terhadap hak
asasi manusia asasi manusia
8 8.1 Terwujudnya pelayanan 1. Masih perlu terus 1. Membangun 1. Melaksanakan 1. Memantapkan 1. Memantapkan upaya
publik yang sesuai dengan ditumbuhkan kepercayaan reformasi pelayanan reformasi pelayanan pengem bangan tata
standar pelayanan publik kepercayaan publik masyarakat (public publik melalui publik melalui laksana pelayanan
yang prima terhadap kinerja trust) terhadap penataan penataan publik dan
pelayanan publik pemerintah melalui kelembagaan kelembagaan peningkatan
pemerintah daerah praktek terbaik dalam pelayanan, tata pelayanan, tata profesionalisme
pemberian pelayanan laksana pelayanan laksana pelayanan aparat pelaksana
2. Belum optimalnya
publik dan aparat pelaksana dan aparat pelaksana pelayanan publik guna
upaya pemenuhan
pelayanan publik pelayanan publik memenuhi tuntan
keinginan dan
2. Meningkatkan kualitas keinginan dan
harapan masyarakat 2. Meningkatkan 2. Mengembang kan
pelayanan publik guna harapan masy.
untuk mendapatkan partisipasi partisipasi masyarakat
memenuhi keingin an
pelayanan publik masyarakat untuk untuk ikut serta secara 2. Mengembang kan
yang prima dari dan harapan ikut serta secara aktif aktif meningkatkan partisipasi masyarakat
pemerintah daerah masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk aktif ikut
mendapatkan kualitas pelayanan publik mening katkan
pelayanan prima publik kualitas pelayanan
publik
8.2 Terwujudnya birokrasi 1. Belum optimalnya 1. Melaksanakan 1. Mengoptimal- kan 1. Memantapkan 1.Memantapkan dan
yang efisien, kreatif, inovatif, usaha untuk reformasi birokrasi, reformasi birokrasi, reformasi birokrasi, mengembang kan
dan bertanggung jawab serta meningkatkan capai an yakni reformasi yakni reformasi yakni reformasi pelaksanaan
profesional untuk indeks efektivitas struktur kelembagaan kelem bagaan peme kelembagaan kebijakan reformasi
menciptakan tata kelola pemerintahan (IEP) pemerintah daerah, rintah daerah, pemerintah birokrasi yang telah
pemerintahan yang baik reformasi tatalaksana reformasi tata daerah,reformasi dilaksanakan pada
2. Belum optimalnya
penyelanggaraan aksana penye tatalaksana periodesasi
upaya peningkatan
otonomi daerah dan lenggaraan otonomi penyelanggaraa sebelumnya
capaian indeks
persepsi korupsi (IPK) reformasi aparatur daerah dan otonomi daerah dan
guna meningkatkan reformasi aparatur reformasi aparatur
3. Belum optimalnya
kompetensi dan guna meningkatkan guna meningkatkan
5.3 | 10
upaya meningkatkan profesionalisme kompetensi dan kompetensi dan
capaian indeks aparatur dalam profesionalisme profesionalisme
pelayanan publik pelaanan publik aparatur dlm aparatur dalam
4. Belum tercapainya pelayanan pblk pelayanan publik
opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
secara mantap
2. Meningkatkan upaya 2.Memantapkan upaya 2.Terus meman tapkan 2.Terus meman tapkan
untuk mewujudkan untuk mewujudkan implementasi implementasi
tata kelola pemerin tata kelola kebijakan mewjudkan kebijakan mewjudkan
tahan yang baik pemerintahan ang tata kelola tata kelola
dengan mengede baik, dengan pemerintahan yang pemerintahan yang
pankan upaya membangun peran baik guna baik guna
membangun aktif domain swasta mewujudkan otonomi mewujudkan otonomi
transparansi , dan masyarakat dan daerah yang mampu daerah yang mampu
tetap mempertahan- meningkatkan meningkatkan
akuntabilitas dan
kan berkem bangnya kesejahteraan rakyat kesejahteraan rakyat
partisipasi masyarakat
prinsip transparansi
dalam kebijakan publik dan akuntabi litas
publik
5.3 | 11