Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus tak terputus

dari generasi ke generasi dimanapun didunia ini. Upaya memanusiakan manusian melalui

pendidikan diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dalam latar sosial kebudayaan

setiapmasyarakat tertentu.

Karakter yaitu kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti

individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta

yang membedakan dengan individu lain,seseorang yang dikatakan berkerakter apabila telah

berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dihendaki masyarakat serta digunakan sebagai

kekuatan moral dalam hidupnya.

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya

berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari prilaku lulusan pendidikan formal saat ini,

semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran,

pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran lulusan sekolah menengah atas.

Pendidikan karakter dimulai sejak dini/usia emas, oleh karna itu anak-anak sejak dini

harus dibimbing menjadi anak yang memiliki karakter yang tangguh, bertanggung jawab

serta jujur.Pendidikan karakter sekarang telah marak baik dilingkungan keluarga, sekolah,

maupun dilingkungan masyarakat. Pendidikan berkarakter dilingkungan sekolah misalnya

terdapat pada penggunaan kurikulum baru yaitu dengan kurikulum 2013 yang berbasis

1
karakter sehingga anak-anak selama berada disekolah dipupuk untuk menjadi anak bangsa

yang memiliki karakter.

Teman merupakan pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak, sehingga

temanlah yang banyak memiliki peran emas dalam perkembangan anak, selain itu anak

memilik banyak waktu bermain dengan teman sebayanya sehingga menimbulkan rasa

nyaman, tentram sehingga anak dengan mudah mengeksplor tingkahlaku mereka sesuai

dengan karakter yang ditanamkan oleh teman. Penanaman karakter anak sejak dini sangat

berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak dikemudian harinya karena apabila anak

sejak dini didik memiliki karakter lemah, anak tersebut ketika dewasa akan mengalami

kebimbingan dalam menentukan arah hidupnya terlebih lagi anak tersebut dengan mudah

masuk kedalam hal-hal yang negative, oleh sebab itu orang tua harus teliti dan cermat dalam

mengawasi anaknya bergaul dengan orang-orang yang tepat, terlebih lagi pada anak usia

sekolah dasar. maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ‘’pengaruh

teman terhadap pembentukan karakter siswa kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan

Kecamatan Sapeken Sumenep.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Adakah Pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan

Kecamatan Sapeken Sumenep.

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi teman terhadap karakter siswa kelas V SDI

Nurul Islam Sabuntan Kecamatan Sapeken sumenep.

3.
C. Tujuan Penilitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI

Nurul Islam sabuntan Kecamatan Sapeken Sumenep Tahun Pelajaran 2021/2022

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi teman terhadap karakter siswa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidik (S.Pd.) pada Prodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) universitas WIRARAJA Sumenep.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh teman terhadap

karakter siswa kelas V SDI NURUL ISLAM sabuntan

2. Praktis

a. Bagi orang tua

Dapat digunakan sebagai acuan atau masukan dalam mendidik karakter siswa

dilingkungan keluarga.

b. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai masukan dalam penanganan karakter siswa

dilingkungan pendidikan.

c. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini penilitian dapat menambah dan meningkatkan wawasan,

pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh teman terhadap karakter siswa.


E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variable X dan Y

(Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini

adalah: ‘’Ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam sabuntan

kecamatan sapeken sumenep’’

2. Hipotesis Nola atau Hipotesis Nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X dan

variable Y (Independent dan Depenendent Variabel). Jadi hipotesis nol dalam penelitian

ini adalah: ‘’Tidak ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam

sabuntan kecamatan sapeken sumenep’’

3. Hipotesis dari Peneliti

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis (Ha) itu menyatakan

adanya. Sedangkan hipotesis nola (Ho) itu menyatakan tidak adanya. Jadi hipotesis dari

penulis menyatakan bahwa ada pengaruh teman terhadap karakter siswa SDI Nurul Islam

sabuntan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Teman

1. Peran Teman Sebaya

a. Pengertian Teman sebaya

Teman sebaya adalah salah satu pemegang peran penting dalam membantu

perkembangan siswa. Siswa yanag merasa di anggap oleh temannya akan tumbuh di

dalam dirirnya keinginan untuk berprilaku atau bersikap. Agar biasa bersosialisasi dengan

baik siswa harus biasa menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Hal tersebut akan biasa

dilakukan siswa salah satunya melalui kegiatan bermain bersama teman sebayanya.

Kelompok teman merupakan intraksi awal bagi siswa pada lingkungan social.

Siswa mulai berintraksi dengan orang yang bukan keluarganya. Ini dilakukan supaya

siswa mendapat pengakuan dari kelompok teman sebayanya sehingga akan tercipta rasa

aman. Bersosialisasi dengan teman sebayanya adalah permulaan hubungan persahabatan

yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik. Teman sebaya menurut kamus besar

bahasa Indonesia diartikan sebagai “kawan atau sahabat” teman sebaya terbentuk dengan

sendirinya dan biasanya terdiri dari anak-anak yang ras, asal etnis, dan status

ekonominya. Anak-anak tersebut biasanya seusia dan sejenis.

Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa peran teman sebaya adalah

terjadinya suatu intraksi yang teratur dengan orang yang punya kesamaan dalam usia dan

status, yang memberikan pengaruh positif maupun negatif yang dikarenakan terdapat

intraksi di dalamnya.

b. cirri-ciri teman sebaya


Setelah anak mulai memasuki usia sekolah, anak tersebut akan lebih banyak

berintraksi dengan teman-temannya. Perubahan minat bermain dan keinginan untuk

bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan rumah, maka permainan yang semula

bersifat individu akan berubah menjadi permainan kelompok. Ciri-ciri kelompok sebaya

sebagai berikut:

1) Tidak punya struktur organisasi yang jelas karena terbentuk dengan

sendirinya.Namun ada salah satu anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin

yang disegani sedangkan anggota yang lainnya memiliki kedudukan yang sama.

2) Bersifat sementara karena tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas sehingga

tidak dapat bertahan lama.

3) Mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas, misalkan teman sebaya di

sekolah terdiri dari siswa yang beda lingkungannya sehingga beda pula kebiasaannya,

kemudian mereka masuk dalam kelompok yang sama sehingga mereka bisa saling

belajar satu sama lain.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri teman sebaya adalah

tidak memiliki struktur organisasi yang jelas namun punya pemimpin yang disegani

dan bersifat sementara, anggota kelompok memiliki tanda keanggotaan misalnya

baju,,buku,topi dan pensil.

c. Fungsi Teman Sebaya

Ketika masa sekolah sd, hubungan dengan teman sebaya semakin meningkat

dan menghabiskan banyak waktu. Salah satu fungsi penting teman sebaya adalah

sumber informasi di luar lingkungan keluarga.


Menurut santrock sebagaimana dikutip desmita, menyebutkan enam fungsi

penting dari pertemanan, yaitu:

a. Sebagai teman (companionship), dimana teman memberi anak seorang teman

yang akrab, teman meluangkan waktu bersama mereka dan bergabung dalam

melakukan kegiatan bersama.

b. Sebagai pendorong (stimulation), dimana pertemanan memberikan pada anak

informasi yang menarik, kegembiraan dan hiburan.

c. Sebagai pendukung fisik (physical support), dimana pertemanan memberi

waktu kemampuan-kemampuan dan pertolongan.

d. Sebagai pendukung ego (ego support), dimana pertemanan menyediakan

harapan atau dukungan, dorongan dan umpan balik yang dapat membantu

anak mempertahankan kesan atas dirinya sebagai individu yang mampu,

menarik, dan berharga.

e. Sebagai perbandingan social (social comparison), dimana pertemanan

menyediakan informasi tentang bagaimana cara berhubungan dengan orang

lain, dan apakah anak melakukan sesuai dengan baik.

f. Sebagai pemberi keakraban dan perhatian (intimacy/affection), dimana

pertemanan memberi anak-anak suatu hubungan yang hangat, erat, saling

mempercayai dengan anak lain, yang berkaitan dengan pengungkapan diri

sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi teman sebaya

adalah sebagai sumber informasi dan memperoleh umpan balik tentang

kemampuannya. Selain itu teman juga sebagai pendorong, sebagai pendukung


fisik, sebagai pendukung ego, sebagai perbandingan sosial, dan sebagai

pemberi keakraban dan perhatian.

d. Peran Teman Sebaya

Jean piaget dan Harry stack Sullivan sebagaimana dikutip santrock, menjelaskan

tentang peran teman sebaya dalam perkembangan sosio emosional. Mereka

menjelaskan bahwa melalui intraksi sebayalah siswa belajar bagaimana berintraksi

dalam hubungan timbal balik.

Pertemanan memiliki peran penting diantaranya:

1. Pertemenan mengajarkan pada siswa bagaimana berkomunikasi dengan teman

sehingga siswa memperoleh pengalaman agar mengenali kebutuhan orang lain,

serta bagaimana kerjasama dengan baik.

2. Pertemanan memungkinkan siswa untuk membandingkan dirinya dengan yang

lain, karena siswa biasanya menilai dirinya berdasarkan perbandingan anak

yang lain.

3. Pertemanan mendorong munculnya rasa memiliki sebuah kelompok. Pada usia

10-13 tahun, kelompok menjadi sangat penting bagi siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran teman sebaya adalah

memberikan kesempatan terhadap siswa untuk belajar keterampilan bagaimana berkomunikasi

dan bekerja sama dengan baik, dengan berteman juga bisa membandingkan dirinya dengan yang

lain, serta mendorong rasa memiliki terhadap kelompok.

e. Pergaulan Teman Sebaya

Teman sebaya dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kawan atau

sahabat. Sedangkan yang dimaksud bergaul sesama teman sebaya ialah perteman seorang siswa
dengan siswa lainnya yang tingkat usiannya hamper sama. Pada masa pertengahan dan akhir

anak-anak, mereka banyak meluangkan waktu untuk berintraksi dengan temannya. Intraksi

teman sebaya selama bertahun-tahun baik positif maupun negatif terjadi cukup signifikan. Dalam

pergaulan, teman sebaya dapat mempengaruhi prilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa positif

atau pun negatif. Pengaruh positif yang dimaksud adalah ketika siswa bersama teman sebayanya

sedang melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti belajar kelompok dan patuh pada aturan-

aturan di masyarakat. Sedangkan pengaruh negatif dapat berupa pelanggaran terhadap norma-

norma sosial dan pada aturan sekolah.

Dampak positif dan negatif teman sebaya dijabarkan oleh havinghurst sebagaiman dikutip

oleh slamet santoso, sebagai berikut:

a. Pengaruh positif dari kelompok sebaya sebagai berikut:

1). Apabila dalam kehidupannya individu memiliki kelompok sebaya maka lebih siap

menghadapi kehidupan yang akan datang.

2). Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.

3). Apabila individu masuk dalam kelompok, setiap anggota kelompok dapat menyeleksi

kebudayaan dari beberapa temannya.

4). Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan dan melatih kecakapan

bakatnya.

5). Mendorong individu untuk bersikap mandiri.

6). Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.

b. pengaruh negatif dari kelompok sebaya sebagai berikut:

1). Sulit menerima individu yang tidak memiliki kesamaan.

2). Tertutup bagi individu yang tidak termasuk anggota kelompok.


3). Menimbulkan rasa iri pada anggota yang tidak memiliki kesamaan

dengan dirinya.

4). Timbulnya persaingan antar anggota kelompok.

5). Timbulnya pertentangan antar kelompok sebayanya yang satu dengan

yang lainnya.

Berdasarkan uraian diatas,dapat kita simpulkan bahwa kelompok sebayanya mempunyai

pengaruh positif seperti belajar kelompok dan mematuhi aturan yang berlaku. Selain itu, teman

sebaya juga berpengaruh negatif seperti mempunyai sifat iri dengki kepada temannya.

.B. Hasil Penelitian Yang Relavan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relavan yaitu:

1. Hasil penelitian terdahulu oleh wiwik rohaning dengan program studi PGMI

yang berjudul “peran teman sebaya dalam pembentukan karakter siswa VB di

SD negri bangunjiwo kasihan bantul Yogyakarta.” Hasil penelitian bahwasanya

peran teman sebaya adalah sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam

keseharian siswa. Karakter yang terbentuk dikelas V.B dari intensitas pergaulan

teman sebaya adalah religious, jujur, tanggung jawab, demokratis, menghargai

prestasi, toleransi, peduli sosial, cinta damai, disiplin, dan komunikatif.

2. Hasil penelitian terdahulu oleh darmayanti.y, yunian lestari, mery Rramadani

dengan program studi PGMI yang berjudul “peran teman sebaya terhadap

perilaku seksual pranikah siswa SLTA kota bukittinggi”. Hasil penilitian

bahwasannya peneliti menemukan sebagian kecil responded berperilaku seksual

pra nikah beresiko berat. Lebih dari separuh teman sebaya berperan aktif dalam
memberi informasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual.

Analisi bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara peran teman

sebaya dengan perilaku seksual pra nikah. Pada analisis multivariat ditemukan

peran teman sebaya terhadap perilaku seksual tidak di pengaruhi oleh variabel

konfonding (pengetahuan, sikap, peran orang tua dan paparan media massa).

3. Hasil penelitian terdahulu oleh yusuf kurniawan, ajat sudrajat dengan program

studi PGMI yang berjudul “peran teman sebaya dalam pembentukan karakter

siswa madrasah tsanawiyah”. Hasil penelitian bahwasannya teman sebaya

memiliki berbagai peran penting bagi siswa mTs. Peran teman sebaya antara

lain: a) memberikan dukungan terhadap siswa, baik dukungan yang bersifat

sosial, moral dan emosional, b) mengajarkan berbagai keterampilan sosial,

sepertti kerja sama, kemampuan berinteraksi, mengontrol diri dan memecahkan

masalah, c) menjadi agen sosialisasi bagi siswa, dan d) menjadi model atau

contoh berperilaku bagi siswa. Teman sebaya memiliki peran dalam membentuk

berbagai karakter siswa yaitu: disiplin, religius, bersahabat, peduli sosial,

toleransi, peduli lingkungan, karakter kerja keras, rasa ingin tahu,

membangkang dan agresif.

C. Kerangka Konseptual

Keberhasilan suatu pendidikan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan

keadaaan lingkungan dapat dipengaruhi oleh hasil pendidikan itu sendiri. Sekolah

merupakan salah satu lembaga yang digunakan lembaga yang digunakan dalam

membentuk karakter siswa. Salah satu cara agar karakter siswa bisa terhindar dari hal-hal

yang negatif adalah menjaga pergaulan anak tersebut.


Adapun alur dari kerangka konsptual penelitian ini sebagai berikut.

Teman sebaya

Pengaruh
1. Karakter siswa

Membentuk siswa
1. Jaga pergaulan
2. Jaga sikap

Hasil: Terdapat pengaruh atau tidak


teman sebaya terhadap pembentukan
karakter siswa

D. Hipotesis Penelitian

4. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variable X dan Y

(Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini

adalah: ‘’Ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam sabuntan

kecamatan sapeken sumenep’’

5. Hipotesis Nola atau Hipotesis Nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X dan

variable Y (Independent dan Depenendent Variabel). Jadi hipotesis nol dalam penelitian

ini adalah: ‘’Tidak ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam

sabuntan kecamatan sapeken sumenep’’


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif biasanya merupakan

penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas

sejak awal hingga pembuatan desain penelitian. Jadi pendekatan kuantitatif adalah

pendekatan penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka,mulai dari pengumpulan

data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Sedangkan sifat

penelitian ini adalah mencari korelasi atau hubungan dua variable, yaitu variable bebas yang

dilambangkan dengan X, yaitu variable mengenai pengaruh teman sebaya, dan variable

terikat atau variable Y tentang karakter siswa kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan.

Selanjutnya, dalam penelitian ini nantinya akan dicarikan titik temu antara

kenyataan-kenyataan yang terjadi dilapangan penelitian dengan landasan teori yang

dijadikan pijakan oleh peneliti, sehingga nantinya ditemukan apakah ada hubungan antara

kenyataan yang terdapat dalam lapangan penelitian dengan teori yang diambil oleh peneliti.

B. Desain Penelitian

Dalam hal ini, desain bermula dari problem yang memiliki sifat kuantitatif dan
dibatasi problem tersebut sesuai dengan pertanyaan penelitian serta untuk menjawabnya
digunakanlah suatu teori. Sugiyono menjelaskan (2014:23) menjelaskan desain penelitian
harus bersifat khusus, nyata, dan ditentukan dengan baik dari awal, menjadi pegangan
langkah demi langkah. Desain ini mengaitkan variabel (x) pengaruh teman sebaya dan
variabel (y) karakter siswa.
Unruk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel (x) dan (y)
dipakailah metode kuesioner dan wawancara. Metode ini ialah suatu tekhnik pengambilan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab (sugiyono 2013:199). Mudahnya perubahan karakter siswa
diusia anak-anak akan diteliti pergaulan anak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan hal ini kita dapat mengetahui pengaruhnya maka peneliti melakukan wawancara
pada penelitian awal kemudian dilakukanlah metode kuesioner dan lembar pedoman
wawancara pengaruh teman sebaya kepada responden agar nanti mendapatkan jawaban
guna mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

C. Waktu Dan Tempat

1. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap akhir tahun ajaran 2021

2. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa kepulauan sapeken mengenai pengaruh

teman sebaya dalam pembentukan karakter siswa.

D. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

1. Penentuan Populasi

populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti, dengan

demikian, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDI Nurul Islam

Sabuntan Sapeken Sumenep Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasii yang akan diteliti, sampel dalam

penelitian ini adalah kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan Sapeken Sumenep Tahun

Pelajaran 2021/2022. Karena jumlah popuasi kurang dari 100 maka subjeknya diambil

semuanya dengan demikian ini disebut penelitian populasi.


Dengan rincian sebagai berikut:

KELAS SISWA
V( LIMA) 30 Orang

Dengan demikian total keseluruhan siswa 30 orang. Karena jumlah populasinya

tidak terjangkau yaitu kurang dari 100 untuk diteliti, dengan demikian penelitian ini

disebut penelitian populasi, menurut pendapat Suharsimi Arikunto: ‘’Apabila subjek

penelitiannya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi’’Selanjutnya jika jumlah obyeknya lebih dari 100 dapat

diambil antara10-15% atau 20-25% atau lebih.1

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada dasarnya adalah kegiatan mencari informasi-informasi atau

mencatat fonemena-fenomena yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencapai tujuan

penelitian

Berikut penjelasan dari beberapa metode pengumpulan data yang biasa dilakukan

oleh peneliti:

1). Pengamatan (Observasi)

Tujuan dari penggunaan metode pengamatan atau observasi dalam pengumpulan

data ini adalah mengamati obyek penelitian untuk mengerti/memahami obyek penelitian

1
tersebut. Metode ini biasanya digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk obyek

yang belum banyak diketahui (peneliti eksprolatif).

APA YANG PERLU DIOBSERVASI DALAM PENELITIANMU

Adapun syarat pelaksanaan dari metode pengamatan (observasi) ini dalam sebuah

penelitian adalah :

a. Pengamatan harus dilakukan secara sistematis.

b. Obyek yang diamati harus dalam keadaan wajar (keadaan sebenarnya), tidak

dipengaruhi, diatur, ataupun dimanipulasi.

c. Obyek yang diamati harus representative; dan

d. Pengamatan harus valid dan raliabel.

2).Angket/Quesioner

Angket atau Quenioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

mengumpulkan dan mengukur data dari respondent.

Metode angket ini disebut juga dengan metode quistionare, sebab metode ini

menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan di isi oleh respondent

sesuai ketentuan yang ada dalam daftar angket tersebut.

2. Teknik Analisis Data

Patton dalam moleong (2010:280) memaparkan teknik analisis data adalah kategori urutan

data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian besar. Teknik analisis data

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel x terhadap variabel y di SDI

nurul islam sabuntan. Adapun teknik analisis data, yaitu peneliti memilih prosedur perolehan data

sebagai berikut.

1. Uji validitas
Suatu instrument yang valid ialah memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrument

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (arikunto,2010:168). Uji validitas digunakan

untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian koesioner yang digunakan oleh peneliti dalam

mengukur dan memproleh data data penelitian dari responden.

Rumus yang digunakan adalah:

N ∑ XY − ( ∑ X ) .(∑ Y )
rxy= 2 2 2
√(N ∑ X −( ∑ X ) ). (N ∑Y ¿ ¿ 2−(∑ Y ) )¿

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi product moment.

∑X = Jumlah skor dari x besar.

∑Y = Jumlah skor dari y besar.

∑X 2 = Jumlah skor x besar yang dikuadratkan.

∑Y 2 = Jumlah skor y besar yang dikuadradkan.

∑XY = Jumlah skor x besar dikalikan y besar.

N = Jumlah keseluruhan dari responden penelitian.

Dasar pengambilan keputusan uji validitas ialah membandingkan nilai r hitung dengan
r table dengan N= 30 dan signifikan 5% pada distribusi nilai r table statistic maka diproleh
nilai r tabel terbesar 0,361.
a. Jika nilai r hitung > r tabel maka valid.
b. Jika nilai r hitung < r tabel maka tidak valid.

Kriteria validitas instrumen

No. Ukuran Interpretasi


1 0,80 s/d 1,00 Termasuk korelasi tinggi
2 0,60 s/d 0,80 Termasuk korelasi cukup
3 0,40 s/d 0,60 Termasuk korelasi agak rendah
4 0,20 s/d 0,40 Termasuk korelasi rendah
5 0,00 s/d 0,20 Termasuk korelasi rendah sekali
2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas ialah untuk mengukur suatu instrument yang merupakan indikator
dari variabel serta berguna untuk melihat apakah koesioner konsistensi jika
pengukuran dilakukan dengan koesioner tersebut dilakukan secara berulang. Dasar
pengambilan keputusan uji reliabilitas ialah koesioner dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha >0,60(sujerweni, 2014).

Rumus yang dugunakan adalah.

k ab2
r ={ ( k −1 ) }{1−∑ at 2 }
Dimana :

r = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

ab 2 = jumlah varian

at2 = jumlah total

at2 = variabel total

Kriteria Reliabilitas instrumen

No. Ukuran Interpretasi


1 0,800 s/d 1000 Termasuk korelasi tinggi
2 0,600 s/d 0,800 Termasuk korelasi cukup
3 0,400 s/d 0,600 Termasuk korelasi agak rendah
4 0,200 s/d 0,400 Termasuk korelasi rendah
5 0,000 s/d 0,200 Termasuk korelasi rendah sekali

3. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji dengan menggunakan statistik parametrik atau


nonparametrik untuk menguji tentang kelayakan data dengan memakai kolmogorov-smirnov
(sugiyono, 2013:257). Pengujian normalitas dilakukan pada data variabel x terhadap variabel
y, yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah nilai residual yang berdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik ialah memiliki nilai residual yang berdistribusi norml.
Dalam penelitian ini analisis statistic yang dipakai guna menguji normalitas suatu data ialah
uji kolmogrov smirnov dengan memakai bantuan spss 26 for windows. Dasar pengambilan
keputusan uji normalitas ialah sebagai berikut:
a. Jika nilai asymp sig.(2-tailed)>0,05, maka nilai residual berdistribusi normal.
b. Jika nilai asymp sig.(2-tailed)<0,05, maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

UJI T TEST BELUM ADA UNTUK MENGUJI PENGARUH VARIABEL X PADA Y

LENGKAPI SEKALIAN LEMBAR ANGKETNYA


DAN DAFTAR PUSTAKA
JIKA SUDAH SEMUA LANGSUNG KE PAK PUNIMAN DAN CEK PLAGIASI KE
PAK EDI

Anda mungkin juga menyukai