PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus tak terputus
dari generasi ke generasi dimanapun didunia ini. Upaya memanusiakan manusian melalui
pendidikan diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dalam latar sosial kebudayaan
setiapmasyarakat tertentu.
Karakter yaitu kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti
individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta
yang membedakan dengan individu lain,seseorang yang dikatakan berkerakter apabila telah
berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dihendaki masyarakat serta digunakan sebagai
mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya
berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari prilaku lulusan pendidikan formal saat ini,
semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran,
pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran lulusan sekolah menengah atas.
Pendidikan karakter dimulai sejak dini/usia emas, oleh karna itu anak-anak sejak dini
harus dibimbing menjadi anak yang memiliki karakter yang tangguh, bertanggung jawab
serta jujur.Pendidikan karakter sekarang telah marak baik dilingkungan keluarga, sekolah,
terdapat pada penggunaan kurikulum baru yaitu dengan kurikulum 2013 yang berbasis
1
karakter sehingga anak-anak selama berada disekolah dipupuk untuk menjadi anak bangsa
Teman merupakan pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak, sehingga
temanlah yang banyak memiliki peran emas dalam perkembangan anak, selain itu anak
memilik banyak waktu bermain dengan teman sebayanya sehingga menimbulkan rasa
nyaman, tentram sehingga anak dengan mudah mengeksplor tingkahlaku mereka sesuai
dengan karakter yang ditanamkan oleh teman. Penanaman karakter anak sejak dini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak dikemudian harinya karena apabila anak
sejak dini didik memiliki karakter lemah, anak tersebut ketika dewasa akan mengalami
kebimbingan dalam menentukan arah hidupnya terlebih lagi anak tersebut dengan mudah
masuk kedalam hal-hal yang negative, oleh sebab itu orang tua harus teliti dan cermat dalam
mengawasi anaknya bergaul dengan orang-orang yang tepat, terlebih lagi pada anak usia
sekolah dasar. maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ‘’pengaruh
teman terhadap pembentukan karakter siswa kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
1. Adakah Pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi teman terhadap karakter siswa kelas V SDI
3.
C. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidik (S.Pd.) pada Prodi
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh teman terhadap
2. Praktis
Dapat digunakan sebagai acuan atau masukan dalam mendidik karakter siswa
dilingkungan keluarga.
b. Bagi sekolah
dilingkungan pendidikan.
c. Bagi Peneliti
(Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini
adalah: ‘’Ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam sabuntan
Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X dan
variable Y (Independent dan Depenendent Variabel). Jadi hipotesis nol dalam penelitian
ini adalah: ‘’Tidak ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis (Ha) itu menyatakan
adanya. Sedangkan hipotesis nola (Ho) itu menyatakan tidak adanya. Jadi hipotesis dari
penulis menyatakan bahwa ada pengaruh teman terhadap karakter siswa SDI Nurul Islam
sabuntan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Teman
Teman sebaya adalah salah satu pemegang peran penting dalam membantu
perkembangan siswa. Siswa yanag merasa di anggap oleh temannya akan tumbuh di
dalam dirirnya keinginan untuk berprilaku atau bersikap. Agar biasa bersosialisasi dengan
baik siswa harus biasa menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Hal tersebut akan biasa
dilakukan siswa salah satunya melalui kegiatan bermain bersama teman sebayanya.
Kelompok teman merupakan intraksi awal bagi siswa pada lingkungan social.
Siswa mulai berintraksi dengan orang yang bukan keluarganya. Ini dilakukan supaya
siswa mendapat pengakuan dari kelompok teman sebayanya sehingga akan tercipta rasa
yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik. Teman sebaya menurut kamus besar
bahasa Indonesia diartikan sebagai “kawan atau sahabat” teman sebaya terbentuk dengan
sendirinya dan biasanya terdiri dari anak-anak yang ras, asal etnis, dan status
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa peran teman sebaya adalah
terjadinya suatu intraksi yang teratur dengan orang yang punya kesamaan dalam usia dan
status, yang memberikan pengaruh positif maupun negatif yang dikarenakan terdapat
intraksi di dalamnya.
bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan rumah, maka permainan yang semula
bersifat individu akan berubah menjadi permainan kelompok. Ciri-ciri kelompok sebaya
sebagai berikut:
sendirinya.Namun ada salah satu anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin
yang disegani sedangkan anggota yang lainnya memiliki kedudukan yang sama.
2) Bersifat sementara karena tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas sehingga
sekolah terdiri dari siswa yang beda lingkungannya sehingga beda pula kebiasaannya,
kemudian mereka masuk dalam kelompok yang sama sehingga mereka bisa saling
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri teman sebaya adalah
tidak memiliki struktur organisasi yang jelas namun punya pemimpin yang disegani
Ketika masa sekolah sd, hubungan dengan teman sebaya semakin meningkat
dan menghabiskan banyak waktu. Salah satu fungsi penting teman sebaya adalah
yang akrab, teman meluangkan waktu bersama mereka dan bergabung dalam
harapan atau dukungan, dorongan dan umpan balik yang dapat membantu
sendiri.
Jean piaget dan Harry stack Sullivan sebagaimana dikutip santrock, menjelaskan
yang lain.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran teman sebaya adalah
dan bekerja sama dengan baik, dengan berteman juga bisa membandingkan dirinya dengan yang
Teman sebaya dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kawan atau
sahabat. Sedangkan yang dimaksud bergaul sesama teman sebaya ialah perteman seorang siswa
dengan siswa lainnya yang tingkat usiannya hamper sama. Pada masa pertengahan dan akhir
anak-anak, mereka banyak meluangkan waktu untuk berintraksi dengan temannya. Intraksi
teman sebaya selama bertahun-tahun baik positif maupun negatif terjadi cukup signifikan. Dalam
pergaulan, teman sebaya dapat mempengaruhi prilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa positif
atau pun negatif. Pengaruh positif yang dimaksud adalah ketika siswa bersama teman sebayanya
sedang melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti belajar kelompok dan patuh pada aturan-
aturan di masyarakat. Sedangkan pengaruh negatif dapat berupa pelanggaran terhadap norma-
Dampak positif dan negatif teman sebaya dijabarkan oleh havinghurst sebagaiman dikutip
1). Apabila dalam kehidupannya individu memiliki kelompok sebaya maka lebih siap
3). Apabila individu masuk dalam kelompok, setiap anggota kelompok dapat menyeleksi
4). Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan dan melatih kecakapan
bakatnya.
dengan dirinya.
yang lainnya.
pengaruh positif seperti belajar kelompok dan mematuhi aturan yang berlaku. Selain itu, teman
sebaya juga berpengaruh negatif seperti mempunyai sifat iri dengki kepada temannya.
1. Hasil penelitian terdahulu oleh wiwik rohaning dengan program studi PGMI
peran teman sebaya adalah sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam
keseharian siswa. Karakter yang terbentuk dikelas V.B dari intensitas pergaulan
dengan program studi PGMI yang berjudul “peran teman sebaya terhadap
pra nikah beresiko berat. Lebih dari separuh teman sebaya berperan aktif dalam
memberi informasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual.
Analisi bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara peran teman
sebaya dengan perilaku seksual pra nikah. Pada analisis multivariat ditemukan
peran teman sebaya terhadap perilaku seksual tidak di pengaruhi oleh variabel
konfonding (pengetahuan, sikap, peran orang tua dan paparan media massa).
3. Hasil penelitian terdahulu oleh yusuf kurniawan, ajat sudrajat dengan program
studi PGMI yang berjudul “peran teman sebaya dalam pembentukan karakter
memiliki berbagai peran penting bagi siswa mTs. Peran teman sebaya antara
masalah, c) menjadi agen sosialisasi bagi siswa, dan d) menjadi model atau
contoh berperilaku bagi siswa. Teman sebaya memiliki peran dalam membentuk
C. Kerangka Konseptual
keadaaan lingkungan dapat dipengaruhi oleh hasil pendidikan itu sendiri. Sekolah
merupakan salah satu lembaga yang digunakan lembaga yang digunakan dalam
membentuk karakter siswa. Salah satu cara agar karakter siswa bisa terhindar dari hal-hal
Teman sebaya
Pengaruh
1. Karakter siswa
Membentuk siswa
1. Jaga pergaulan
2. Jaga sikap
D. Hipotesis Penelitian
(Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini
adalah: ‘’Ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam sabuntan
Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X dan
variable Y (Independent dan Depenendent Variabel). Jadi hipotesis nol dalam penelitian
ini adalah: ‘’Tidak ada pengaruh teman terhadap karakter siswa kelas V SDI nurul islam
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
sejak awal hingga pembuatan desain penelitian. Jadi pendekatan kuantitatif adalah
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Sedangkan sifat
penelitian ini adalah mencari korelasi atau hubungan dua variable, yaitu variable bebas yang
dilambangkan dengan X, yaitu variable mengenai pengaruh teman sebaya, dan variable
terikat atau variable Y tentang karakter siswa kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan.
Selanjutnya, dalam penelitian ini nantinya akan dicarikan titik temu antara
dijadikan pijakan oleh peneliti, sehingga nantinya ditemukan apakah ada hubungan antara
kenyataan yang terdapat dalam lapangan penelitian dengan teori yang diambil oleh peneliti.
B. Desain Penelitian
Dalam hal ini, desain bermula dari problem yang memiliki sifat kuantitatif dan
dibatasi problem tersebut sesuai dengan pertanyaan penelitian serta untuk menjawabnya
digunakanlah suatu teori. Sugiyono menjelaskan (2014:23) menjelaskan desain penelitian
harus bersifat khusus, nyata, dan ditentukan dengan baik dari awal, menjadi pegangan
langkah demi langkah. Desain ini mengaitkan variabel (x) pengaruh teman sebaya dan
variabel (y) karakter siswa.
Unruk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel (x) dan (y)
dipakailah metode kuesioner dan wawancara. Metode ini ialah suatu tekhnik pengambilan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab (sugiyono 2013:199). Mudahnya perubahan karakter siswa
diusia anak-anak akan diteliti pergaulan anak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan hal ini kita dapat mengetahui pengaruhnya maka peneliti melakukan wawancara
pada penelitian awal kemudian dilakukanlah metode kuesioner dan lembar pedoman
wawancara pengaruh teman sebaya kepada responden agar nanti mendapatkan jawaban
guna mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
1. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap akhir tahun ajaran 2021
2. Tempat
1. Penentuan Populasi
populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti, dengan
demikian, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDI Nurul Islam
2. Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasii yang akan diteliti, sampel dalam
penelitian ini adalah kelas V SDI Nurul Islam Sabuntan Sapeken Sumenep Tahun
Pelajaran 2021/2022. Karena jumlah popuasi kurang dari 100 maka subjeknya diambil
KELAS SISWA
V( LIMA) 30 Orang
tidak terjangkau yaitu kurang dari 100 untuk diteliti, dengan demikian penelitian ini
penelitiannya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi’’Selanjutnya jika jumlah obyeknya lebih dari 100 dapat
mencatat fonemena-fenomena yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencapai tujuan
penelitian
Berikut penjelasan dari beberapa metode pengumpulan data yang biasa dilakukan
oleh peneliti:
data ini adalah mengamati obyek penelitian untuk mengerti/memahami obyek penelitian
1
tersebut. Metode ini biasanya digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk obyek
Adapun syarat pelaksanaan dari metode pengamatan (observasi) ini dalam sebuah
penelitian adalah :
b. Obyek yang diamati harus dalam keadaan wajar (keadaan sebenarnya), tidak
2).Angket/Quesioner
Angket atau Quenioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
Metode angket ini disebut juga dengan metode quistionare, sebab metode ini
menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan di isi oleh respondent
Patton dalam moleong (2010:280) memaparkan teknik analisis data adalah kategori urutan
data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian besar. Teknik analisis data
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel x terhadap variabel y di SDI
nurul islam sabuntan. Adapun teknik analisis data, yaitu peneliti memilih prosedur perolehan data
sebagai berikut.
1. Uji validitas
Suatu instrument yang valid ialah memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrument
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (arikunto,2010:168). Uji validitas digunakan
untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian koesioner yang digunakan oleh peneliti dalam
N ∑ XY − ( ∑ X ) .(∑ Y )
rxy= 2 2 2
√(N ∑ X −( ∑ X ) ). (N ∑Y ¿ ¿ 2−(∑ Y ) )¿
Keterangan :
Dasar pengambilan keputusan uji validitas ialah membandingkan nilai r hitung dengan
r table dengan N= 30 dan signifikan 5% pada distribusi nilai r table statistic maka diproleh
nilai r tabel terbesar 0,361.
a. Jika nilai r hitung > r tabel maka valid.
b. Jika nilai r hitung < r tabel maka tidak valid.
Uji reliabilitas ialah untuk mengukur suatu instrument yang merupakan indikator
dari variabel serta berguna untuk melihat apakah koesioner konsistensi jika
pengukuran dilakukan dengan koesioner tersebut dilakukan secara berulang. Dasar
pengambilan keputusan uji reliabilitas ialah koesioner dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha >0,60(sujerweni, 2014).
k ab2
r ={ ( k −1 ) }{1−∑ at 2 }
Dimana :
r = reliabilitas instrument
ab 2 = jumlah varian
3. Uji Normalitas