Anda di halaman 1dari 2

JAKARTA, KOMPAS.

com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan kembali Bupati Ngajuk


nonaktif, Taufiqurrahman, sebagai tersangka. Kali ini, Taufiq ditetapkan sebagai tersangka penerima
gratifikasi.

"KPK menetapkan TFR, Bupati Nganjuk periode 2013-2018 sebagai tersangka," ujar Juru Bicara KPK Febri
Diansyah di Gedung KPK Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Menurut Febri, Taufiq diduga menerima gratifikasi sebesar Rp 2 miliar dari dua rekanan kontraktor di
lingkungan Kabupaten Nganjuk. Dari jumlah itu, sebesar Rp1 miliar diduga terkait proyek infrastruktur
tahun 2015.

Baca juga: Cerita Bupati Nganjuk Taufiqurrahman yang Dua Kali Kena Jerat KPK

Sementara, selebihnya diduga terkait mutasi dan promosi jabatan di Kabupaten Nganjuk, dan fee proyek
yang dilakukan tahun 2016-2017.

Taufiq disangka melanggar Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah
dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dalam kasus ini, KPK telah menyita dua unit kendaraan. Pertama, satu unit Jeep Wrangler tahun 2012.
Kemudian, satu unit mobil Smart Fortwo warna abu-abu.

Baca juga : Kronologi OTT Bupati Nganjuk yang Diamankan di Sebuah Hotel Tak Jauh dari Istana

Sebelumnya, Taufiq ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga menerima suap sebesar Rp 298 juta
terkait jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Taufiq ditangkap seusai
menerima uang di salah satu hotel di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Rabu
(25/10/2017).
KPK menduga uang Rp298 juta yang diserahkan melalui Kepala Bagian Umum RSUD Nganjuk
Mokhammad Bisri dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nganjuk, Harjanto, berasal dari
banyak pihak.

Anda mungkin juga menyukai