Anda di halaman 1dari 1

Pada atrial flutter terdapat blockade av 2:1 dimana tiap 2

gelombang flutter yang muncul hanya satu gelombang yang


berhasil melewati nodus av untuk menghasilkan kompleks
QRS. Sehingga gelombang flutter yang tidak lolos masih
berputar di SA node. Atrial flutter melibatkan adanya arus listrik
tunggal yang masuk dengan reentrant circuit tunggal dengan
aktivasi circus di atrium kanan sekitar katup anulus trikuspid
(paling sering dengan arah melawan jarum jam), dengan area
konduksi lambat yang terletak diantara katup annulus trikuspid
dan sinus ostium koroner (subeustachian isthmus)

Crista terminalis berperan sebagai penahan konduksi anatomis,


yang sama dengan blok konduksi antara 2 vena cava yang dibuat
pada hewan. Lubang dari vena cava, eustachian ridge, sinus
koroner, dan katup trikuspid anulus menjadi penahan untuk
reentry circuit. Atrial flutter tipikal sering disebut sebagai
isthmus-dependent flutter
Atrial flutter tipikal yang melawan arah jarum jam memiliki
aktivasi caudocranial, namun ada yang juga memiliki rangkaian
terbalik (mengikuti arah jarum jam). Tipe yang mengikuti arah
jarum jam ini lebih jarang ditemukan

Pada atrium flutter, depolarisasi atrium terjadi sangat cepat


sehingga tidak tampak gelombang P tersendiri yang dipisahkan
oleh garis dasar yang rata. Bahkan, garis dasar tampak naik turun
terus-menerus, menghasilkan gelombang flutter. Di beberapa
sadapan, khususnya di sadapan II dan III, gambaran ini tampak
sangat jelas dan menghasilkan pola gigi gergaji (saw-toothed
pattern).

Rotasi pada atrium kanan atas dapat terjadi di depan vena cava
superior atau melalui bagian permeabel dari crista terminalis, pada
kasus lainnya Panjang siklus biasanya 240-200 ms dengan
stabilitas yang baik (variasi <20 ms) tetapi dalam pengobatan
farmakologi bisa terjadi hambatan pada konduksi atrium, yakni
panjang siklus dapat mencapai 300 ms. Situasi ini sering terjadi
pada atrial flutter yang berulang dan diikuti ablasi.

Anda mungkin juga menyukai