Anda di halaman 1dari 2

Saat saya sedang beraktivitas pagi di lapangan bajra sandi renon,saya

bertemu dengan seorang pemulung tua yang sudah rentan usianya, berbadan kurus,
berbaju kumuh dan kotor serta beberapa bagiannya sudah robek. Bapak pemulung
ini sedang mencari dan mengumpulkan kaleng-kaleng bekas dan barang-barang
bekas lain yang dapat di daur ulang hanyak untuk sesuap nasi. Tangan kirinya
memegang karung kotor yang sudah sedikit robek berisi barang-barang bekas yang
di pungutnya. Sedangkan tangan kanannya membawa sebilah besi yang digunakan
untuk mengais-ais barang bekas dengan harapan untuk mendapatkan barang-
barang bekas yang bisa di jual kembali. Sepertinya bapak pemulung itu belum
makan serta terlihat jalannya seperti kelelahan, pemulung ini duduk lesu
menyandarkan badannya ke salah satu pohong di dekatnya.

Tidak berselang beberapa lama datang petugas ketertiban dan keamanan


mengusir bapak pemulung tua ini. Menyaksikan kejadian ini hati saya merasakan
kasihan dan sedih terhadap bapak pemulung tua itu. Teganya petugas ketertiban
dan keamanan ini mengusir bapak pemulung tua itu Sedikit pun dia tidak
mempunyai perasaan iba terhadap bapak pemulung tua ini, gumam dalam hati saya.
Jika kalau saya pada waktu itu saya membawa uang lebih, maka saya tidak berpikir
panjang lagi saya akan memberikan kepada bapak pemulung tua itu uang untuk
membeli makanan dan minuman. Karena perasaan iba dan kasian saya terhadap
bapak pemulung tua itu, saya mendengarkan keluh kesah nya sebagai pemulung.
Ternyata bapak pemulung tua ini hidup sebatang kara tanpa saudara dan keluarga.
Tidur berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam sehari bapak pemulung itu
kadang makan dan kadang tidak makan sekalipun. Dalam sehari Bapak pemulung
tua itu lebih sering tidak makan. Mendengar keluh kesah bapak pemulung tua ini,
tanpa saya sadari hati saya terisis sedih rasanya mendengar keluh kesah bapak
pemulung tua ini. Kasihan sekali bapak pemulung tua ini.

Terlihat dalam pikiran saya bagaimana jika kalau bapak pemulung tua ini
adalah bapak saya atau paman saya sendiri, muncul gagasan di dalam pikiran saya
untuk memberi bantuan barang maupun dana. Bukan kah pemulung ini berjasa
dalam menangani sampah, dimana sampah merupakan masalah yang belum
diselesaikan diperkotaan hingga saat ini. Kasihan bapak pemulung tua tadi padahal
pemulung tua ini sangat berjasa dalam mengatasi masalah sampah yang menjadi
masalah besar di kota ini

Menurut saya perasaan empati lebih berefek atau memberikan efek yang
baik untuk kehidupan keseharian saya, dimana perasaan empati itu tidak membuat
kita ikut larut dalam perasaan itu, tetapi hanya merasakan dan tidak larut, disini
sangat cocok untuk profesi sebagai dokter, dimana perasaan ini membuat kita tidak
larut dalam perasaan pasien, dimana jika kita larut dalam perasaan pasien, dapat
menyebab kan berkurangnya atau hilangnya ke professional dan objektifitas kita
sebagai dokter yang menyebabkan buruk nya pelayanan dan outcome untuk
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai