Contoh:
Kondisi matrix dengan elemen 1 Kondisi matrix dengan elemen 1+2
Input koefisien dilakukan sampai sudah memasukkan seluruh elemen.
Setelah seluruh koefisien pada tiap elemen diinput, hasil dari matrix global K
akan tetap simetrix dan cenderung diagonal yang berbentuk seperti gambar di
bawah ini:
Nilai dari L itu merupakan penjumlahan seluruh elemen segitiga yang terhubung
dengan node i. Sementara itu nilai dari P merupakan penjumlahan seluruh elemen
segitiga yang terkandung sisi ij, Sebagai contoh, k 55 yang berarti node 5 kita tahu
pada gambar di atas terhubung dengan elemen 1,2,3,6,7,8, sehingga kita
menjumlahkan seluruh nilai k55 dari element 1,2,3,6,7,8. Sedangkan untuk contoh
kij, k45 yang berarti sisi node 4-5 terhubung dengan 2 elemen yaitu elemen 2 dan 3,
sehingga nilai k45 berarti penjumlahan dari k45 elemen 2 dan 3.
Umumnya sistem matrix ini banyak komponen elemen 0 dan juga nilai elemen
diagonalnya juga dominan. Pada sistem matrix ini, rentang dari elemen non-zero
yang ditempati dapat didefinisikan sebagai Bandwidth yang dirumuskan sebagai
BW =D+1
Metode storage system matrix ada 2 macam yaitu skyline (envelope) dan juga
non-zero elements storage.
Envelope method
Pada model envelope, nilai antara non-zero elemen pertama dan diagonal elemen
pada setiap baris akan disimpan. Terdapat sebuah array yaitu AK yang terdiri dari
koefisien K. IS adalah total dimensi dari array AK, yang nilainya adalah total
angka antara non-zero pertama ke elemen diagonal dari setiap baris. Array ND
adalah array khusus dari elemen diagonal. Dimensi dari array ND ini adalah total
nodes pada domain. Dengan menggunakan metode envelope, urutan array
nilainya jauh lebih sedikit dari total matrix.
Pada metode envelope ini, posisi dari k ii dan kij harus ditemukan dengan array ND
terlebih dahulu. Posisi dari kii dimasukkan sebagai p. Untuk kij (i>j), posisinya
ditentukan sebagai q. Pertama harus dicari dahulu nilai p dari kii nya, lalu nilai q
adalah q = p - (i-j). Pada j>i, hal ini berarti kij ada di segitiga bagian kanan dari
diagonal. Nilai dari kjj harus dicari terlebih dahulu nilai p nya, lalu kij dengan
rumus q yang sama.
Kita dapat menomori nodal yang berada di dalam untuk 1 sampai N. Sedangkan,
untuk nodal di perbatasan dari N+1 sampai No. Efek penomoran ini dapat
memodifikasi persamaan menjadi
Lalu, persamaan dapat diselesaikan dengan mencari nilai x3, lalu x2, dan
terakhir x1.
Untuk mengatasi masalah pivot element yang bernilai 0 atau angkanya sangat
kecil, perlu mengubah terlebih dahulu bentuk elemen matrix. Pada proses
eliminasi ke-k, barisannya akan disusun ulang untuk memastikan bahwa
koefisien dengan nilai terbesar pada kolom ke-k pada segitiga bawah itu
berada pada diagonal terdepan. Sifat simetris membuat kita hanya perlu
menghitung elemen segitiga atas atau bawah saja.