Asisten Pembimbing :
Hadi Hidayatullah Falah
Riza Meilina Putri R.
Dian Puspasari Ina A.
Yenny Prasyaning P.
Tantri Wulandari S.
Dani Widjaya
Oleh:
Golongan K / Kelompok 3
Asisten Pembimbing:
Dani Widjaya
Oleh :
Golongan K/ Kelompok 3
i
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
GOLONGAN K / KELOMPOK 3
Koordinator : Andzar Syahrian (141510601150)
Anggota : 1. Ahmad Firanda (131510601063)
2. Sulistiyowati (141510601001)
3. Dwi Merinda (141510601070)
4. Irfan Arif Firmansyah (141510601144)
5. M.Syauqi Hasbi (141510601147)
6. Luthvi Anisa (141510601154)
7. Faridatul Hasanah (141510601157)
8. Ani Domiah (141510601167)
9. Titis Luttiyana (141510601171)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan
Ketua Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktek Lapang Praktikum Komunikasi Bisnis
dengan judul “Sistem Komunikasi Internal Dan Eksternal Pada Koperasi
Serba Usaha Keluarga Mitratani 27 Kecamatan Mangli Kabupaten
Jember”dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan laporan praktek lapang ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimah kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir Jani Januar, MT., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember
2. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M. Rur. M selaku Ketua Jurusan Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember
3. Tim dosen pembicara mata kuliah Komunikasi Bisnis
4. Sudarko, SP., M.Si selaku Ketua Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan
5. Tim asisten Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian yang telah
memberikan bimbingan mulai awal hingga akhir
6. Direktur dan segenap jajaran KSU Keluarga Mitratani 27
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat dari awal
hingga terselesaikannya laporan akhir praktikum ini.
Kami menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Penyusunan
Laporan Praktek Lapang ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun selalu kami harapkan demi penyempurnaan dan
kebaikan.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
4.3 Strategi Pengembangan KSU Keluarga Mitratani 27 ................................ 28
BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 32
5.1 Simpulan .................................................................................................... 32
5.2 Saran ........................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Dokumentasi
- Kuisioner
- Kartu Konsultasi
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
model canvas merupakan model bisnis dimana dikaitkan dengan strategi bisnis
yaitu menggambarkan hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengakuisisi
dan menciptakan nilai, yang membuat perusahaan mampu menghasilkan laba
(Chandra, 2016).
Salah satu bentuk strategi dalam mengembangkan bisnis adalah dengan
membentuk suatu organisasi bisnis, salah satunya yaitu koperasi. Koperasi adalah
bentuk kerjasama di bidang ekonomi yang sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945. Pembangunan koperasi yang cukup menonjol pada masa ini adalah
pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD). Pengertian KUD disini adalah Koperasi
serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi di daerah pedesaan.
Wilayah kerja KUD mencakup satu wilayah kecamatan. Keberadaan dan
perkembangan KUD juga sangat erat kaitannya KUD dengan program dan peran
pemerintah dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Secara umum dinilai
telah memberikan dukungan yang signifikan terhadap keberhasilan pembangunan
pertanian yang berorientasi pada peningkatan produksi, khusunya swasembada
beras. KUD sebagai sentral perekonomian pedesaan dihadapkan pada tantangan
untuk dapat mewujudkan KUD sebagai badan usaha yang tangguh, yang mampu
menerapkan prinsip-prinsip koperasi Indonesia dan mampu mewujudkan misinya
dalam memerdayakan ekonomi rakyat (Ramenayanthi dkk, 2016).
Koperasi Unit Desa adalah suatu koperasi serba usaha yang beranggotakan
penduduk desa dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya
mencankup satu wilayah kecamatan. Pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD) ini
merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian yang kecil dan banyak
jumlahnya dipedesaan. Koperasi memiliki tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hal itu
sesuai dengan pasal 3 UU No. 25/1992, dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa
tujuan koperasi Indonesia adalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Saleh dkk, 2015).
4
1.3.2 Manfaat
1. Bagi pemerintah, dapat menjadi sarana informasi tentang pentingnya peran
komunikasi di dalam dunia usaha dan berorganisasi.
6
2. Bagi KSU Keluarga Mitra Tani 27, dapat memperoleh informasi tentang
peran komunikasi di dalam melakukan kegiatan bisnis dan usahanya.
3. Bagi penulis mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan acuan untuk
menunjang studinya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Menurut Suprapto (2009), kata komunikasi berasal dari bahasa latin
communicatio yang berarti „pemberitahuan‟ atau „pertukaran pikiran‟. Secara
garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur
kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara
komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Para ahli
mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing.
Menurut Laswell komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa
mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa. Menurut Carl I.
Hovland komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator
memberikan stimulan dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non-
verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain. Menurut Theodorson dan
Thedorson komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. Menurut
Edwin Emery komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap
sesorang kepada orang lain. Menurut William Albig komunikasi adalah proses
sosial, dalam arti pelemparan pesan atau lambang yang mana mau tidak mau akan
menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan. Menurut Charles H. Cooley komunikasi berarti suatu
mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan dengan mengartikan simbol
secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
Menurut A. Winnet komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari
sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas,
rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
Menurut Karfiried Knapp komuniaksi merupakan interaksi antarpribadi yang
menggunakan sistem simbolik linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata)
dan non-verbal. Sistem ini dapat di sosialisasikan secara langsung atau tatap muka
atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).
7
8
Encoding
Pengiriman
Decoding
Umpan Balik
Gambar 2.1 Langkah-langkah Proses Komunikasi
Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.
Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian diubah menjadi lambang-
lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan. Langkah
ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui
saluran/media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi
yang ditujukan kepada komunikan. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi
pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, selanjutnya
terjadi proses umpan balik dimana penerima memberikan tanggapan atas pesan
yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Setiap aktivitas komunikasi pasti memiliki efek. Konsep komunikasi
paradigmatis menyebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang
meliputi sejumlah komponen (unsur) serta memiliki dampak-dampak tertentu.
9
2. Komunikasi ke atas, merupakan aliran informasi dari tingkat yang lebih rendah
ke tingkat yang lebih tinggi. Misalkan pesan yang disampaikan oleh karyawan
kepada atasan mengenai persoalan-persoalan kerja yang dihadapi oleh
karyawan.
3. Komunikasi horizontal, merupakan penyampaian informasi diantara rekan
sejawat dalam unit kerja yang sama. Misalkan komunikasi yang terjadi dalam
rapat komisi obrolan santai, interaksi pribadi, dan lain-lain.
4. Komunikasi lintas saluran, merupakan penyampaian informasi rekan sejawat
yang melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki
posisi atasan maupun bawahan mereka.
5. Komunikasi selentingan, merupakan informasi yang mengalir dengan arah
yang tidak dapat diduga. Komunikasi slentingan digambarkan sebagai metode
penyampaian laporan rahasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak
mengalir melalui salura perusahaan yang formal.
Komunikasi bisnis merupakan komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunkasi, baik komunikasi
verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.
Komunikator dalam dunia bisnis harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik serta mampu menggunakan berbagai macam alat atau media komunikasi
yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara
efektif dan efisien sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat
tercapai. Komunikator pesan bisnis harus dapat memahami dengan baik
bagaimana menyusun kata-kata yang mampu membentuk suatu arti atau makna,
bagaimana mengubah suatu situasi menjadi lebih menarik dan menyenangkan,
bagaimana mengajak audiens untuk berperan aktif dalam diskusi, bagiamana
menyelipkan humor (lelucon) yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana
menyiapkan atau mengatur ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, serta
bagaimana memilih media komunikasi secara tepat melalui media tertulis atau
lisan (Purwanto, 2006).
12
Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan bisnis yag lazim ditemui adalah
dalam bentuk surat bisnis. Jenis surat bisnis terdiri dari (Purwanto, 2008) :
1. Surat Pemesanan, merupakan salah satu surat bisnis yang dibuat oleh
sesorang, sekelompok orang, atau organisasi untuk untuk melakukan
pemesanan barang atau jasa kepada pihak lain guna memenuhi berbagai
kebutuhan.
2. Surat konfirmasi, merupakan surat yang berisi data pesanan mengenai
barang atau jasa yang dibeli.
3. Surat pengaduan, merupakan surat yang dibuat oleh client dengan maksud
memberitahukan bahwa barang yang diteriam oleh client tersebut tidak
sesuai dengan pesanan.
4. Surat permintaan informasi, merupakan surat yang dikirimkan oleh
sesorang, kelompok, atau lembaga untuk meminta berbagai informasi
penting kepada pihak lain.
5. Surat ucapan selamat, surat yang dikirimkan oleh seseorang, kelompok,
maupun lembaga yang berisi pemberian ucapan selamat atas keberhasilan
sesorang, kelompok, atau lembaga dalam melakukan suatu kegiatan.
6. Surat pemberitahuan, merupakan surat yang dibuat oleh seseorang atau
organisasi yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pihak lain, baik
seseorang maupun organisasi.
7. Surat penagihan, merupakan surat yang dibuat perusahaan ketika client
belum memenuhi kewajibannya.
8. Surat peringatan, merupakan surat yang ditulis oleh perusahaan yang
ditujukan kepada pihak lain yang berisi peringatan atas suatu hal.
9. Surat perintah, merupakan surat yang ditulis oleh manajer perusahaan
kepada karyawan yang berisikan perintah untuk melakukan suatu pekerjaan
tertentu.
10. Surat perjanjian, merupakan surat yang dibuat oleh manajer perusahaan
kepada client maupun karyawan. Surat perjanjian untuk client umumnya
berbentuk perjanjian kerja sama sedangkan surat perjanjian karyawan
umumnya merupakan surat kontrak perjanjian kerja.
13
dalam presentasi bisnis juga perlu dikendalikan, jangan sampai lepas kendali
sehingga suasana tak ubahnya seperti dagelan atau lelucon. Seorang pembicara
yang berpengalaman akan mengetahui kapan ia harus mengubah ritme
presentasi dan kapan harus memesukkan humor- humor penyegar suasana.
Perlu diingat bahwa humor yang diselipkan dalam suatu presentasi bisnis
hanyalah sebagai selingan dan bukan yang utama.
c. Menyentuh emosi audiens. Selain memmberi informasi dan menghibur,
presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk dapat menyentuh emosi (emotion)
audiens. Seorang pembicara yang berpengalaman tentunya tahu bagaimana
menyampaikan pesan-pesan bisnis yang mampu menyentuh emosi audiens.
Gaya bicara dan intonasi suara yang menarik, seorang pembicara mampu
menggugah emosi audiens.
d. Memotivasi audiens untuk bertindak. Tujuan terakhir presentasi bisnis adalah
memberikan motivasi (motivation) kepada audiens untuk melakukan atau
bertindak sesuatu sesuai yang dikehendaki pembicara. Memotivasi audiens,
seorang pembicara perlu menyatakannya secara eksplisit dan bukan
menggunakan bahasa basa-basi. Artinya bahwa apa yang diinginkan pembicara
harus secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi.
Menurut Dewi (2007), presentasi bisnis tidak lengkap tanpa adanya alat
bantu yang digunakan. Alat bantu presentasi cukup banyak variasinya, mulai dari
alat bantu presentasi yang konvensional sampai dengan yang modern atau
kontemporer. Seorang pembicara sudah selayaknya memiliki teknis operasional
dan melakukan pemeriksaan sebelum alat bantu presentasi bisnis tersebut
digunakan. Berbagai alat bantu presentasi bisnis mencakup antara lain:
blackboard, whiteboard, flipcharts, transparansi overhead projector slide, papan
tulis elektronik, VCR, panel LCD prejector. Papan tulis hitam (blackboard)
merupakan salah satu alat bantu presentasi yang sudah cukup kuno, sehingga kini
alat bantu tersebut relatif jarang digunakan. Selain papan tulis hitam, kini muncul
papan tulis putih (whiteboard) yang banyak digunakan di berbagai perkantoran
bisnis maupun nonbisnis. Sarana ini cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti
lokakarya, briefing, rapat rutin, maupun diskusi kelompok. Flip charts adalah
15
18
19
yang letaknya cukup dekat jaraknya dari kecamatan Mangli. Penanganan pasca
panen yang dilakukan oleh pihak KSU Keluarga Mitratani 27 adalah dengan
mengumpulkan edamame yang telah dipanen oleh petani. Kegiatan pasca panen
yang dimaksud adalah sortasi dan grading dan juga pengemasan.
Pembina
Direksi PT.Mitra Tani 27
Ketua Pengawas
Yudi Haryanto Amboro Hidayat
Sekretaris Bendahara
Arief Rosyada Dwi Agustini
23
24
resmi organisasi dan masing-masing kontak mewakili satu mata rantai ari rantai
komando, dan setiap garis mewakili saluran formal untuk mengirimkan pesan
formal. Komunikasi informal merupakan desas desus sebagai tambahan dari
saluran resmi. Arus informasi dalam komunikasi informal merupakan percakapan
biasa antar anggota. Berikut ini merupakan skema yang menggambarkan
komunikasi internal dalam KSU Keluarga Mitra Tani 27.
Pembina/Pengawas
Ketua
Sekertaris Bendahara
Anggota
Gambar 4.1 Skema Komunikasi Internal
Berdasarkan skema komunikasi internal pada KSU Keluarga Mitra Tani
27, arus informasi yang terjadi dalam komunikasi tersebut berlangsung dari atas
ke bawah, bawah ke atas, dan horizontal. Arus informasi ke bawah berlangsung
dari Pembina/pengawas kepada ketua, dari ketua terhadap sekretaris dan
bendahara, dan dari sekretaris dan bendahara terhadap anggota. Informasi dari
atas ke bawah pada KSU Keluarga Mitra Tani 27 umumnya berupa pengarahan
kebijakan dari atasan kepada bawahan dan informasi rapat internal perusahaan
oleh ketua terhadap sekretaris. Arus informasi dari bawah ke atas merupakan
kebalikan dari informasi dari atas ke bawah dimana umumnya berupa komplain
yang disampaikan anggota terhadap perusahaan. Anggota akan menyampaian
suatu komplain kepada sekretaris atau bendahara dan kemudian akan disampaikan
ke ketua. Komplain tersebut umumnya menyangkut penyediaan fasilitas KSU
yang dirasa kurang memuaskan anggota. Selain itu, sekretaris akan
menyampaikan laporan kinerja perusahaan dan bendahara menyampaikan laporan
keuangan perusahaan dalam periode tertentu kepada ketua untuk kemudian ketua
25
pengembangan. Hal yang dilakukan oleh KSU Keluarga Mitra Tani 27 dalam
mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pelatihan atau pembinaan
bagi para karyawan agar dapat menjadi SDM yang berkualitas dan dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi koperasi, sehingga koperasi dapat terus
maju dan berkembang sesuai dengan tujuan yang direncanakan di awal berdirinya.
Strategi lain yang dilakukan oleh KSU Keluarga Mitra Tani 27 adalah
dengan mengadakan atau mengikuti seminar dan pertemuan yang berkaitan
dengan perkoperasian sehingga pengetahuan tentang koperasi dapat terus
bertambah. Seminar atau pertemuan ini biasanya diadakan oleh pemerintah dalam
rangka meningkatkan pengetahuan tentang perkoperasian bagi insan koperasi.
Kunjungan kerja atau study banding ke koperasi lain juga dilakukan untuk
mengatasi masalah kurangnya kapabilitas karyawan, karena dengan melakukan
kunjungan kerja dapat menyerap pengetahuan dari pihak yang menjadi tujuan
kunjungan kerja.
Sumber daya manusia merupakan salah satu kelemahan yang umum
dihadapi oleh seluruh perusahaan. KSU Mitra Tani 27 dalam mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan melakukan pelatihan dan pembinaan sumber daya manusia
koperasi yang terlibat di dalam KSU, agar mampu memanfaatkan setiap peluang
atau kesempatan usaha dari setiap perubahan yang terjadi ataupun peluang usaha
yang diberikan oleh pemerintah. Pelatihan yang diperlukan oleh sumber daya
manusia yaitu tentang bagaimana berwirausaha, latihan kepemimpinan,
manajemen, dan pemasaran.
Rencana atau strategi pengembangan eksternal KSU Keluarga Mitra Tani
27 adalah rencana yang dimaksudkan untuk pengembangan di luar koperasi.
Rencana yang dimaksud tersebut adalah berupa pengembangan jaringan
kemitraan dan pengembangan KSU Keluarga Mitra Tani 27 dengan membuka
cabang baru. Pengembangan jaringan kemitraan yang terdapat pada KSU
Keluarga Mitra Tani 27 ini masih kurang. KSU Keluarga Mitra Tani 27
mempunyai mitra yang terbatas dengan pihak lain. Mitra dari KSU Mitra Tani 27
sebenarnya banyak, namun masih belum dilaksanakan sepenuhnya dengan pihak-
pihak mitra dari KSU Keluarga Mitra Tani 27 yang lain. Rencana atau strategi
30
eksternal lain yang masih ingin dilaksanakan oleh KSU Keluarga Mitra Tani 27
adalah dengan membuka cabang baru. Cabang ini rencananya akan dibangun di
tempat yang prospektif dengan melihat prospek pasar dan sasaran konsumen.
Rencana pembangunan cabang baru ini merupakan harapan dari pembina (Direksi
Perusahaan) agar KSU Keluarga Mitra Tani 27 agar KSU Keluarga Mitra Tani 27
dapat terus berkembang dan dapat menghadapi ancaman persaingan di masa
depan seiring dengan munculnya produk-produk baru dan koperasi-koperasi baru.
Rencana atau strategi pengembangan internal dan eksternal KSU Keluarga
Mitra Tani 27 bertujuan untuk mewujudkan tuntutan dari anggota koperasi yang
menginginkan agar KSU Keluarga Mitra Tani 27 semakin berkembang sehingga
pendapatan koperasi juga semakin banyak dan kesejahteraan para anggota juga
akan terwujud seiring dilaksanakannya rencana atau strategi pengembangan KSU
Mitra Tani 27. Hal lain yang merupakan tujuan dari rencana pengembangan
tersebut adalah sesuai dengan harapan dari para pembina (Direksi Perusahaan
Mitra Tan) agar KSU Mitra Tani 27 memiliki cabang sehingga dapat dikenal oleh
kalangan masyarakat. Target utama dari program pengembangan KSU Mitra Tani
27 adalah agar koperasi semakin besar dan berkembang, baik dari segi omset
penjualan maupun pengembangan kualitas karyawan KSU Keluarga Mitra Tani
27. Target lain yang ingin dicapai oleh KSU Keluarga Mitra Tani 27 adalah dapat
memberikan manfaat kepada para anggota dan karyawan. Rencana atau strategi
pengembangan tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi yang lancar dari
setiap pihak yang menjadi sasaran dalam proses rencana pengembangan tersebut,
namun komunikasi yang dilakukan dalam program rencana pengembangan KSU
Keluarga Mitra Tani 27 belum efisien karena butuh proses lebih lanjut untuk
melaksanakannya.
Kendala dalam pengembangan perusahaan secara eksternal yaitu adanya
ancaman persaingan usaha di masa depan, oleh seperti itu diperlukan
pengembangan usaha ke berbagai wilayah. Wilayah-wilayah yang akan digunakan
dalam pemasaran produk terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan terhadap
harga, sistem pembayaran tunai, dan kebutuhan konsumen sekitar akan suatu
produk. Pengecekan harga bertujuan untuk mempertimbangkan pengembalian
31
modal yang dikeluarkan apabila terjadi ancaman serta solusi untuk mengatasi
ancaman tersebut. Sistem pembayaran tunai adalah pembayaran upah pada
anggota baru sesuai dengan harga pasar. Pengecekan pembayaran tersebut
bertujuan untuk menarik minat masyarakat di wilayah baru agar bersedia bekerja
sama untuk menjadi anggota dari KSU. Koperasi Serba Usaha Keluarga Mitra
Tani 27 membutuhkan pengurus yang ahli dalam persoalan jual beli produk serta
mengetahui harga pasar dan modal kerja yang akan digunakan. Kebutuhan
konsumen akan suatu produk merupakan faktor kunci dalam pengembangan
produk. Kebutuhan konsumen akan suatu produk di setiap wilayah berbeda-beda
sesuai dengan selera konsumen, oleh sebab itu perusahaan sebisa mungkin
memenuhi kebutuhan tersebut dengan melakukan survey pasar untuk mencari
tahu apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Komunikasi internal pada KSU Keluarga Mitra Tani 27 berupa komunikasi
formal dan informal. Komunikasi formal terjadi dari atasan kepada bawahan,
dari bawahan kepada atasan, dan komunikasi horizontal. Komunikasi dari
atasan kepada bawahan berupa pengarahan dari atasan kepada bawahan,
sedangkan dari bawahan kepada atasan umumnya berupa komplain mengenai
fasilitas yang disediakan perusahaan. Komunikasi horizontal terjadi antar
anggota mengenai masalah pekerjaa.
2. Komunikasi eksternal berupa komunikasi formal dan non formal.
Komunikasi eksternal yang berbentuk formal terjadi antara perusahaan
dengan mitra kerja sedangkan komunkasi informal terjadi antara KSU dengan
pelanggan dalam pemasaran produk.
3. Presentasi bisnis yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha Mitratani 27
jarang dilakukan, biasanya dilakukan ketika ada pameran produk dan
kerjasama dengan pihak lain. Presentasi yang dilakukan ditujukan kepada
konsumen, pihak luar, dan pihak dalam. Presentasi bisnis kepada konsumen
bertujuan untuk memperkenalkan produk secara langsung. Presentasi bisnis
kepada mitra kerja dilakukan untuk menjalin kerjasama perdagangan produk.
Presentasi binis kepada pihak dalam bertujuan untuk menentukan produk
yang akan dibawa keluar dan mengembangkan produk dari KSU sendiri.
4. Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha
Mitratani 27 yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain, seperti toko-toko
besar yang ada di Jember. Strategi pengembangan yang dilakukan
membutuhkan SDM yang berkualitas dan berkapabilitas.
32
33
5.2 Saran
1. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan kontribusi pada KSU agar
dapat berkebang dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
2. Bagi KSU, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki
komunikasi dalam KSU Keluarga Mitra Tani serta dapat mengembangkan
lebih lanjut usaha yang telah dijalankan.
3. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan kegiatan
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gultom, B., Thomson S., dan Mozart B.D. 2014. Strategi Pengembangan
Usahatani Kopi Samosir (Coffeea arabica) (Studi Kasus: Desa Tamba
Dolok, Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir). Agribisnis dan
Manajemen, 3(9): 1-11.
Rauf, R.A., Saiful D., dan Atik A. 2015. Pengembangan Usahatani Bawang
Merah Varietas Lembah Palu. Agriekonomika, 4(2): 247-258.
Saleh, Yanti., S. Ismail. 2015. Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa
(KUD) Berkat Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Perspektif
Pembiayaan dan Pembangunan Daerah. 2(4):217-222.