Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI

MASYARAKAT BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DALAM PENANGGULANGAN MASALAH GIZI ANEMIA
Dosen: Dr. Waryana, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH
NAMA : LULUK NURROYAN H
NIM : P07131219004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 1

A. Pendahuluan

Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya


pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang
dilakukan oleh pernerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.

B. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya
(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat (Mardikanto,
2014). Pemberdayaan bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemauan dalam
bertindak mengatasi masalah dan ancaman yang masyarakat hadapi sendiri dalam
kehidupan sehari-hari. Pemberdayaan masyarakat ini merupakan bentuk aktualisasi
dari Program Pembangunan Nasional, yang mana didalamnya terdapat program
Pembangunan Kesehatan dan salah satu bagian dari program Pembangunan
Kesehatan ini ialah Program Pemberdayaan Gizi yang berbasis masyarakat.
Program Pemberdayaan Gizi Berbasis Masyarakat merupakan salah satu bagian
pembangunan kesehatan yang mana dalam menjalankan program pemberantasan
masalah kesehatan khususnya masalah gizi di masyrakat ini dilakukan proses
pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki masyarakat, sehingga tumbuh
kapasitas masyarakat untuk mau dan mampu memecahkan masalah-masalah gizi
yang masyarakat hadapi. Atau dengan kata lain disini masyarakatlah yang
berinisiatif sendiri secara gotong royong memecahkan masalah gizi yang ada di
masyarakat.
Anemia merupakan penurunan jumlah hemoglobin darah masih menjadi
permasalahan kesehatan saat ini, serta merupakan jenis malnutrisi dengan prevalensi
tertinggi di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya anemia ke dalam daftar
Global Burden of Disease dengan jumlah penderita sebanyak 1,159 miliar orang di
seluruh dunia (sekitar 25 % dari jumlah penduduk dunia). Sekitar 50% dari semua
penderita anemia mengalami defisiensi besi (Mairita dkk, 2018).
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang
tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita
anemia diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan
Afrika. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan
10 masalah kesehatan terbesar di abad modern, kelompok yang berisiko tinggi
anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja (WHO,
2016).
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih
rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis
kelamin. Penyebab anemia pada negara dengan prevalensi anemia di atas 20%
adalah anemia defisiensi Fe atau kombinasi defisiensi Fe. Anemia yang terjadi
karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel - sel darah merah dan fungsi
lain dalam tubuh terganggu adalah anemia gizi besi.
Anemia masih menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat global
dengan jumlah penderita yang mencapai hingga 2,3 miliar-diperkirakan 50
persennya disebabkan oleh ADB.
Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %,
artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik. dan 41,8
persen ibu hamil dan kurang lebih 600 juta anak sekolah dasar dan anak usia sekolah
di seluruh dunia adalah penderita anemia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta jumlah penduduk pada
tahun 2014 tercatat yang bersekolah di SMA/SMK/MA dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 59.901 jiwa. Dengan jumlah penduduk tersebut ditemukan
prevalensi anemia pada remaja putri umur 12-19 tahun sebesar 36.00%
(Riskesdes,2013).
Berdasarkan pemaparan prevalensi tersebut, perempuan di Indonesia
termasuk remaja putri memiliki prevalensi anemia yang lebih tinggi daripada laki -
laki. Umumnya perempuan lebih rentan mengalami anemia daripada laki – laki
salah satunya, karena setiap bulan perempuan mengalami menstruasi yang secara
otomatis mengeluarkan darah sehingga kebutuhan zat besi pada 3 perempuan lebih
besar daripada laki - laki untuk mengembalikan kondisi tubuhnya pada keadaan
semula. Bagi remaja putri yang mengalami anemia masalah anemia akan terus
berlanjut setelah remaja, karena mengalami menstruasi dilanjutkan proses
kehamilan dan menyusui. Mengingat adanya dampak yang merugikan dari anemia,
maka perlu upaya untuk menanggulangi maupun mencegah kejadian anemia
khususnya pada remaja putri (Dinas Kesehatan, 2015).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh sektor
kesehatan sendiri akan tetapi memerlukan kerja sama lintas sektor untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai tindak lanjut maka puskesmas
sebagai lini terdepan dari struktur jajaran kementrian kesehatan menjadi penggerak
utama di masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi yaitu dengan pemberian
TTD pada remaja putri. Sekolah yang berisikan siswa/ remaja merupakan ujung
tombak dalam pembangunan bangsa ini yang memiliki karakteristik berjiwa muda,
semangat tinggi, loyalitas tinggi dan intelektual tinggi sehingga para remaja harus
dalam keadaan sehat untuk meraih cita-citanya.

C. Maksud dan Tujuan


1.    Tujuan umum
   Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia di MAN 1
Yogyakarta
2.    Tujuan khusus
a. Meningkatkan status gizi remaja putri MAN 1 Yogyakarta
b. Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
remaja
c. Mencegah anemia pada remaja putri
d. Meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh sebagai bekal
dalam mempersiapkan generasi yang sehat berkualitas dan
produktif

D. Nama Program
- PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN
MASALAH GIZI ANEMIA
BAB II

A. Lokasi, di Dusun ….Desa …..

B. Program Pengembangan

Jenis kegiatan yang dikembangkan


………………………………………
………………………………………
………………………………………..
Tenaga Pelaksana (siapa mengerjakan apa)
Kader
PKK
Karang taruna
dll

D. Tata Nilai Program


No Tata Nilai Arti
1 Profesional  Petugas/pelaksana pelayanan sesuai dengan
kompetensi dan kepatuhan pada prosedur
yang ditetapkan
2 Integritas Kemampuan petugas untuk bertindak sesuai
dengan nilai, norma dan etika dalam
organisasi
3 Manfaat Pelayanan yang diberikan bermanfaat bagi
masyarakat sesuai dengan standar pelayanan
minimal

E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)


No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 Promkes Melaksanakan sosialisasi perilaku hidup
bersih dan sehat
2 Bidan Melaksanakan sosialisasi kesehatan remaja
3 UKS   Melakukan distribusi TTD ke masing-masing

kelas
  Memantau kepatuhan minum TTD

F.  Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan dari pemberian TTD remaja ini adalah distribusi TTD
dengan minum TTD bersama dihari yang telah ditentukan.

G. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan pemberian TTD remaj a dilak-ukan dengan cara
1.   Persiapan
a.    Menyiapkan data jumlah sasaran
b.   Mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
c.    Menghitung kebutuhan TTD
d.   Mengajukan kebutuhan TTD
e.    Membuat rencana distribusi
2.   Pelaksanaan
a.    Petugas Gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan
UKS sesuai dengan kebutuhan setiap bulan
b.   Mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim UKS setiap bulan
c.    Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d.   Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan
Form Stok Obat Gizi ke DKK

H. Sasaran
Sasaran semua remaja putri setingkat SMA/SMK di sekolah yang
digunakan sebagai sasaran program.

I.   Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pemberian TTD remaja dilakukan pada bulan
September s.d Desember 2016 menggunakan anggaran BOK.

J.  Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan
hasil kegiatan ke koordinator program UKM dan kepala puskesmas
setelah kegiatan.

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas ..................
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Purworej o.
https://www.kemkes.go.id/article/view/21012600002/remaja-sehat-komponen-utama-
pembangunan-sdm-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai