Anda di halaman 1dari 21

 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

DIARE

A.  DEFINISI
Diare adalah pengeluaran feses yang lunak dan cair disertai sensasi ingin
defekasi yang tidak dapat ditunda. (Grace, Pierce A &Borley, Neil R, 2006).
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong,
2001).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan bagian feses tidak terbentuk (Nethina, 2001).
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behrman, 1999). 
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diare adalah gejala
kelainan sistem pencernaan, absorbsi, maupun fungsi sekresi dimana pasien mengalami
kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja dengan frekuensi buang air besar lebih
dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak dengan konsistensi feses
cair, dapat berwarna hijau bercampur lendir atau darah, atau lendir saja.
Diare dibagi menjadi dua yaitu:
1.  Diare Akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan
kualitas defekasi.
2.  Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari dua minggu

B.  ETIOLOGI
Terdapat 3 bahan dalam etiologi diare pada anak (Mary E. Muscari, 2005). 
1.  Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan karena adanya bakteri, nonbakteri maupun adanya
infeksi.
a.  Bakteri penyebab diare akut antara lain organisme Escherichia coli dan
Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium difficile dapat
diberikan terapi antibiotik.
 b.  Rotavirus merupakan penyebab diare nonbakteri (gastroenteritis) yang paling

sering.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 2/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

c.  Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal, infeksi traktus urinarius
dan pernapasan atas), pemberian makan yang berlebihan, antibiotik, toksin
yang teringesti, iriitable bowel syndrome, enterokolitis, dan intoleransi
terhadap laktosa.
2.  Diare kronis biasanya dikaitkan dengan satu atau lebih penyebab berikut ini:
a.  Sindrom malabsorpsi
 b.  Defek anatomis
c.  Reaksi alergik
d.  Intoleransi laktosa
e.  Respons inflamasi
f.  Imunodefisiensi
g.  Gangguan motilitas
h.  Gangguan endokrin
i.  Parasit
 j.  Diare nonspesifik kronis
3.  Faktor predisposisi diare antara lain, usia yang masih kecil, malnutrisi, penyakit
kronis, penggunaan antibiotik, air yang terkontaminasi, sanitasi atau higiene buruk,
 pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak tepat.

C.  PATOFISIOLOGI
Patofisiologi bergantung pada penyebab diare (Mary E. Muscari, 2005)
1.  Enterotoksin bakteri menginvasi dan menghancurkan sel-sel epitel usus,
menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit dari sel kripta mukosa.
2.  Penghancuran sel-sel mukosa vili oleh virus menyebabkan penurunan kapasitas
untuk absorpsi cairan dan elektrolit karena area permukaan usus yang lebih kecil.
3.  Patofisiologi diare kronis bergantung pada penyebab utamanya. Lihat unit
 pembahasan penyakit seliaka sebagai contoh diare yang disebabkan oleh gangguan
malabsorpsi.
Diare dalam jumlah besar juga dapat disebabkan faktor psikologis, misalnya
ketakutan atau jenis stres tertentu, yang diperantarai melalui stimulasi usus oleh saraf
 parasimpatis. Juga terdapat jenis diare yang ditandai oleh pengeluaran feses dalam
 jumlah sedikit tetapi sering. Penyebab diare jenis ini antara lain adalah kolitis

ulserabutiv dan penyakit Crohn. Kedua penyakit ini memiliki komponen fisik dan
 psikogenik (Elizabeth J. Corwin, 2007).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 3/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

D.  MANIFESTASI KLINIS


1.  Diare akut
-  Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.
-  Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut.
-   Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
-  Demam.
2.  Diare kronik
-  Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang.
-  Penurunan BB dan nafsu makan.
-  Demam indikasi terjadi infeksi.
-  Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah

Bentuk klinis diare


Diagnose Didasarkan Pada Keadaan
Diare cair akut a.  Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14
hari
 b.  Tidak mengandung darah

Kolera a.  Diare air cucian beras yang sering ada banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat, atau
 b.  Diare dengan dehidrasi berat selama terjadinya KLB
kolera, atau
c.  Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V cholers 01
atau 0139
Disentri a.  Diare berdarah (dilihat atau dilaporkan)

Diare persisten a.  Diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi buruk a.  Diare apapun yang disertai gizi buruk
Diare terkait antibiotika a.  Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
(Antibiotic Associated
Diarrhea)
Invaginasi a.  Dominan darah dan lender dalam tinja
 b.  Massa intra abdominal (abdominal mass)
 
c. Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 4/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare


Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat 2 atau lebih tanda: Beri cairan untuk diare
 
a. Letargis/tidak sadar dengan dehidrasi berat
 b.  Mata cekung
c.  Tidak bisa minum atau malas minum
d.  Cubitan perut kembali sangat lambat
(≥ 2 detik) 
Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda: a.  Beri anak dengan cairan
atau sedang a.  Rewel gelisah dengan makanan untuk
 b.  Mata cekung dehidrasi ringan
c.  Minum dengan lahap atau haus  b.  Setelah rehidrasi,
d.  Cubitan kulit kembali dengan lambat nasehati ibu untuk
 penangan dirumah dan
kapan kembali segera
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk a.  Beri cairan dan makanan
diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan untuk menangani diare
atau berat dirumah
 b.  Nasehati ibu kapan
kembali segera
c.  Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik

 
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.  Diare akut
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:  
-  Tes darah: hitung darah lengkap; anemia atau trombositosis mengarahkan
dengan adanya penyakit kronis. Albumin yang rendah bisa menjadi patokan
untuk tingkat keparahan penyakit namun tidak spesifik.
-  Kultur tinja bisa mengidentifikasi organisme penyebab. Bakteri C. Difficile
ditemukan pada 5% orang sehat; oleh karenanya diagnosis ditegakkan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 5/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

 berdasarkan adanya gejala disertai ditemukannya toksin, bukan berdasarkan


ditemukannya organisme saja.
-  Foto polos abdomen: bisa menunjukkan gambaran kolitis akut.

2.  Diare kronis


Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan harus dipilih berdasarkan prioritas
diagnosis klinis yang paling mungkin:
-  Tes darah: secara umum dilakukan hitung darah lengkap, LED, biokimiawi
darah, tes khusus dilakukan untuk mengukur albumin serum, vitamin B12 dan
folat. Fungsi tiroid. Antibodi endomisial untuk penyakit siliaka.
-  Mikroskopik dan kultur tinja (x3): hasil kultur negatif belum menyingkirkan
giardiasis.
-  Lemak dan tinja: cara paling sederhana adalah pewarnaan sampel tinja dengan
Sudan black kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pada kasus yang lebih
sulit, kadar lemak tinja harus diukur, walaupun untuk pengukuran ini
dibutuhkan diet yang terstandardisasi.
-  Foto polos abdomen: pada foto polos abdomen bisa terlihat klasifikasi pankras,
sebainya diperiksa dengan endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP) dan/atau CT pankreas.
-  Endoskopi, aspirasi duodenum, dan biopsi: untuk menyingkirkan penyakit
seliaka dan giardiasis.
-  Kolonoskopi dan biopsi: endoskopi saluran pencernaan bagian bawah lebih
menguntungkan dari pada pencitraan radiologi dengan kontras karena, bahkan
ketika mukosa terlihat normal pada biopsi bisa ditemukan kolitis mikroskopik
(misalnya kolistik limfositik, kolitis kolagenosa).

-   Hydrogen breath test: untuk hipolaktasia (laktosa) atau pertumbuhan


 berlebihan bakteri pada usus halus (laktulosa).
-   Pencitraan usus halus: bisa menunjukkan divertikulum jejuni, penyakit Crohn
atau bahkan struktur usus halus.
-   Berat tinja 24 jam (diulang saat puasa):  walaupun sering ditulis di urutan
terakhir daftar pemeriksaan penunjang pemeriksaan ini tetap merupakan cara
 paling tepat untuk membedakan diare osmotik dan diare sekretorik.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 6/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

-   Hormon usus puasa:  jika ada dugaan tumor yang mensekresi hormonharus
dilakukan pengukuran kadar hormon puasa.

Menurut (Rubebsten dkk, 2007) jika merupakan episode akut tunggal dan belum
mereda setelah 5-7 hari, maka harus dilakukan pemeriksaan berikut:

a.  Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari anemia dan kultur darah untuk
Salminella typhi, S. Paratyphi, dan S. Enteritidid, khususnya bila ada riwayat
 perjalanan ke luar negeri.
 b.  Pemeriksaan laboratorium tinja untuk mencari kista, telur, dan parasit (ameba,
Giardia)  dan kultur (tifoid dan paratifoid, Campylobacter, Clostridium
difficile). 
c.  Sigmoidoskopi, khususnya pada dugaan kolistis ulseratif atau kangkaer (atau
kolitis ameba). Biopsi dan histologi bisa memiliki nilai diasnostik.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 7/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

F.  PATHWAY
Pathway diare

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang di usus Toksik tidak dapat Ansietas


diserap

Hipersekresi air &


elektrolit
Hiperperistaltik

Isi usus

Penyerapan makanan di
usus

Diare

Frekuensi BAB Distensi abdomen

Mual muntah
Hilang cairan & elektrolit
 berlebihan

 Nafsu makan
Kerusakan integritas
Gangguan keseimbangan
kulit
cairan dan elektrolit

Ketidakseimbangan
Dehidrasi nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh

Kekurangan volume Resiko syok


cairan (hipovolemik)
(Nurarif, Amin &
Kusuma, H., 2013)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 8/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

G.  PENATALAKSANAAN MEDIS


Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada pengontrolan dan menyembuhkan
 penyakit yang mendasari (Baughman, 2000).
1.  Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral; mungkin diresepkan
glukosa oral dan larutan elektrolit.
2.  Untuk diare sedang, obat-obatan non-spesifik, difenoksilat (Lomotif) dan
loperamid (Imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber-sumber non-
infeksius.
3.  Diresepkan antimicrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau diare
memburuk.
4.  Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat muda atau
lansia.

Penatalaksanaan diare akut pada anak:


1.  Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi
yang cepat dan akurat, yaitu:
a.  Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila
dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat
diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul
 Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut
awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi
dengan segala akibatnya.
 b.  Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari
 badan dapat dihitung dengan cara/rumus:
Mengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:
BJ Plasma –  1,025
x BB x 4 ml
0,001

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 9/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
-  Diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB
-  Diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
-  Diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

Metode Perbandingan BB dan Umur


Total
BB (kg) Umur PWL NWL CWL Kehilangan
Cairan

<3 < 1 bln 150 125 25 300

3-10 1 bln-2 thn 125 100 25 250

10-15 2-5 thn 100 080 25 205

15-25 5-10 thn 080 025 25 130

Sumber: Ngastiyah (1997)

Keterangan:

PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB) = cairan muntah.

 NWL: Normal Water Lose (ml/kgBB) = cairan diuresis, penguapan, pernapasan

CWL: Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus
menerus.
1)  Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa
cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO 3 dan glukosa. Untuk diare akut dan
kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak
dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan
tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 10/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

2)  Cairan parentral


Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:

-  Untuk anak umur 1 bl -2 tahun berat badan 3-10 kg :

1   jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset


 berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset


 berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

16  jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit.

-  Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg :

1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau


10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg :

2   jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts


atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg :

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,


 jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1
ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

-  Untuk bayi berat badan lahir rendah


Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO 3 1½ %).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 11/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

2.  Dietetik  
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanan:
-  Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
 jenuh. 
-  Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).  
-  Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh. 
Standar Nutrisi parenteral untuk anak diare adalah didasarkan atas kebutuhan
kalori, kebutuhan asam amino, dan kebutuhan mikronutrien.
Kebutuhan kalori
a.  BBLR : 150 Kkal/ Kg BB  
 b.  BBL C: 120 Kkal/ Kg BB/bulan  
c.  BB 0- 10 Kg : 100Kkal/ Kg BB 
d.  BB 11- 20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB -10) 
e.  BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x ( BB –  20) 
Kebutuhan Asam amino
a.  BBLR 2,5 –  3/ Kg BB
 b.  Usia 0 -1 tahun : 2,5 g/ Kg BB
c.  Usia 2 -13 tahun 1,5 -2g/ kg BB
Kebutuhan Mikronutrien
a.  Kalium 1,5 –  2,5 meq/ kg BB
 b.   Natrium 2,5 –  3,5 meq/ kg BB
Salah satu contoh makanan untuk anak dengan diare adalah bubur tempe
yang bertujuan untuk memberikan diet kepada anak dengan diare. Adapun
sasaran dan kegunaannya adalah untuk meringankan kerja usus bagi penderita
diare dan diberikan kepada anak usia 6 -12 bulan dan anak usia 1 -5 tahun.
Adapun bahan yang dibutuhkan adalah tepung beras 30 gram, tempe 50 gram,
margarine 10 gram dan gula pasir 20 gram, serta air 200 ml. Adapun caranya ada
2 yaitu cara pertama: tempe di blender ditambah 20 cc, campurkan tempe yang
sudah diblender dengan tepung beras, gula pasir, margarine dan air sebanyak 200

cc, aduk hingga rata, lalu mask diatas api sampai mengental dan siap disajikan.
Cara kedua: tempe direbus lalu dihaluskan, campur tempe , tepung beras,

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 12/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

margarine, gula pasir dengan sisa rebusan tempe sebanyak 200 cc. Masak diatas
api sampai mengental kemudian disaring dan siap untuk disajikan.

3.  Obat-obatan
Tabel antidiare (Kee, 1996) 
Pemakaian dan
Obat Dosis
pertimbangan

Opiat

Tingfur opium TR: D: PQ: 0,6 mL atau 10 Untuk diare akut dan
tts, q.i.d. dicampur dengan air nonspesifik. Obat golongan II

Camphorated: 5-10 mL, 1-4


kali/ hari
Paregorik D: PO: 5-10 mL, 1-4 kali/ hari Untuk diare. Obat golongan
A: PO: 0,25-0,5 mL, 1-4 kali/ III
hari
Kodein D: PO: 15-30 mg, q.i.d. Untuk diare

Agen-agen opiat
related
Difenoksilat dengan D: PO: 2,5-5 mg, b.i.d,q.i.d. Untuk diare akut, nonspesifik.
atropin (Lomotil) Obat golongan V.
Anak >2 thn: 0,3-0,4 mg/kg, Dosis untuk anak bervariasi
setiap hari dalam dosis terbagi sesuai dengan umur.
4 atau 2 mg, 3-5 kali setiap
hari
Loperamid (Imodium) D: PO: M: 4 mg, kemudian 2 Untuk diare. Obat bebas
mg setelah buang air cair. terbaru. Kategori kehamilan
Tidak melebihi 16 mg/ hari. B. Tidak mempengaruhi SSP.
A (5-8 thn) PO: 2 mgg, dosis Kurang dari 1% yang
dapat diulangi, tidak melebihi mencapai sirkulasi sistemik.
4 mg/ hari
Adsorben

Kaolin-Pektin Sesuai dengan label Untuk diare. Diberikan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 13/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

(Kaopectate) setelah setiap kali buang air


cair. Obat bebas.

Garam-garam bismut Sesuai dengan label Untuk diare, gangguan

(Pepto-Bismol) lambung. Dalam bentuk cair


atau tablet.

Kombinasi

Difenoksilat dengan Lihat agen-agen opiat related Lihat agen-agen opiat related
atropin (Lomotil)
Parepektolin Sesuai dengan label Mengandung paregorik dan
kaopecatate

Donnagel D: PO: M: 30 mg, kemudian Mengandung atropin dan


15-30 mg setelah setiap kali kaopectate
 buang air cair
A: PO: 5-10 mg setelah setiap
kali buang air cair
Donnagel P-G D: PO: 15 mg, setiap 3 jam Mengandung opium, atropin,
dan kaopectate

Kunci: D: Dewasa; A: Anak-anak; PO: Per Oral; M: Mula-mula; TR: tingtur; >:
lebih dari; tts: tetes.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 14/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

H.  ANALISA DATA


Masalah
No. Data Fokus Etiologi Diagnosa Keperawatan
Keperawatan
1. Batasan karakteristik : Kekurangan volume Output berlebih Kekurangan volume cairan berhubungan
-  Perubahan status mental cairan dengan output berlebih (00027)
-  Penurunan tekanan darah

-  Penurunan tekanan nadi


-  Penurunan turgor kulit
-  Peurunan haluaran urine
-  Membran mukosa kering
-  Kulit kering
-  Peningkatan hematokrit
-  Peningkatan suhu tubuh
-  Peningkatan frekuensi nadi
-  Peningkatan konsentrasi urine
-  Penurunan berat badan

-  Haus
-  Kelemahan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 15/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

2. Batasan karakteristik : Gangguan nutrisi Intake makanan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
-  Kram abdomen kurang dari yang tidak adekuat tubuh berhubungan dengan intake makanan
-   Nyeri abdomen kebutuhan tubuh yang tidak adekuat (00002)
-  Menghindari makanan
-  Berat badan 20% atau lebih di
 bawah berat badan ideal

-  Kerapuhan kapiler
-  Diare
-  Kehilangan rambut berlebihan
-  Bising usus hiperaktif
-  Kurang makanan
-  Kurang informasi
-  Penurunan berat badan
dengan asupan makanan
adekuat
-  Membran mukosa pucat

-  Ketidakmampuan memakan
makanan
-  Tonus otot menurun
-  Mengeluh gangguan sensasi

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 16/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

rasa
-  Cepat kenyang setelah makan
-  Sariawan rongga mulut
-  Kelemahan otot pengunyah
-  Klemahan otot untuk menelan
3. Batasan karakteristik : Kerusakan integritas Kelembapan Kerusakan integritas kulit berhubungan

-  Kerusakan lapisan kulit kulit dengan kelembapan (00046)


(dermis)
-  Gangguan permukaan kulit
(epidermis)
-  Invasi struktur tubuh
(NANDA, 2012-2014)
 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 17/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

I.  RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Fluide management


 berhubungan dengan output selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan 1.  Timbang popok/pembalut jika
 berlebih (00027). cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien dapat diperlukan
teratasi dengan kriteria hasil: 2.  Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
-  Input dan output cairan elektrolit
3.  Monitor status hidrasi (kelembaban
seimbang.
membran mukosa, nadi adekuat,
-  Menunjukkan membran mukosa lembab
tekanan ortostatik), jika diperlukan
dan turgor jaringan normal.
4.  Monitor vital sign
5.  Kolaborasikan cairan IV
6.  Monitor status nutrisi
7.  Dorong masukan oral
8.  Kolaborasi dengan dokter.

 Hypovolemia Management
1.  Monitor status cairan termasuk intake
dan output cairan
2.  Monitor tingkat HB dan hematokrit
3.  Monitor respon pasien terhadap

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 18/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

 penambahan cairan
4.  Monitor berat badan
2. Gangguan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Nutrition management
kebutuhan tubuh berhubungan selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan 1.  Kaji adanya alergi makanan
dengan intake makanan yang tidak nutrisi pasien dapat teratasi dengan kriteria 2.  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
adekuat (00002). hasil: menentukan jumlah kalori dan nutrisi

-  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi yang dibutuhkan pasien


3.  Anjurukan pasien untuk meningkatkan
 badan
intake IV
-  Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
-  Menunjukan peningkatan fungsi
 protein dan vitamin C
 pengecapan dari menelan
5.  Berikan substansi gula
-  Tidak terjadi penurunan berat badan yang
6.  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
 berarti
kalori
7.  Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi

 Nutrition Monitoring
1.  BB pasien dalam batas normal
2.  Monitor adanya penurunan berat
 badan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 19/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

3.  Monitor tipe dan jumlah aktivitas


yang biasa dilakukan
4.  Monitor interaksi anak atau orang tua
selama makan
5.  Monitor lingkungan selama makan
6.  Jadwalkan pengobatan dan tindakan

tidak selama jam makan


7.  Monitor kulit kering dan perubahan
 pigmentasi
8.  Monitor turgor kulit
9.  Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
10. Monitor kadar albumin, total protein,
HB, dan kadar HT
11. Monitor pertumbuhan dan
 perkembangan
 
12. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 20/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

3. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Pressure Management:


 berhubungan dengan kelembapan selama 3 x 24 jam, diharapkan kerusakan 1.  Anjurkan pasien untuk menggunakan
(00046) integritas kulit pasien dapat teratasi dengan  pakaian yang longgar
kriteria hasil: 2.  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
-  Integritas kulit yang baik bisa
3.  Mobilisasi pasien ( ubah posisi pasien)
dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi) setiap 2 jam sekali
4.  Oleskan lotion atau minyak/baby oil
-  Tidak ada luka atau lesi pada kulit
 pada daerah tertekan
-  Perfusi jaringan baik
5.  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
-  Menunjukkan pemahaman dalam proses
6.  Memandikan pasien dengan sabun dan
 perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
air hangat
cidere berulang
-  Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan
 perawatan alami
(NIC&NOC, 2008)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 21/22


 

5/20/2018 Lp Dia re Pa da Ana k - slide pdf.c om

Daftar Pustaka 

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal –  Bedah : Buku Saku untuk Brunner dan


Suddarth. Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15.
 Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2007.  Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.

Doctherman, J. McCloskey. 2008.  Nursing Interventions Classification (NIC) & Nursing


Outcomes Clasifications (NOC). USA : Mosby.

Grace, Pierce A & Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.

Herdman, T. Heather. 2013. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


 Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Kee, Joyce L.1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Muscari, Mary E. 2005.  Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik; Alih Bahasa, Aifrina
 Hany. Jakarta: EGC. 

 Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan,


dkk. Jakarta : EGC.

 Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwatan


 Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC . Yogyakarta: Mediaction
Publishing.

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing .
(Ed. 6). Missouri : Mosby.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/lp-dia re -pa da -a na k-561832039e 094 22/22

Anda mungkin juga menyukai