PERNAFASAN : TB PARU
Disusun Oleh:
Iis Intan L
TAHUN 2021
A. Konsep Dasar
1. Definisi
b. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
pernafasan, bakteri yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,
tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Selain itu
bakteri juga dapat dipindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke bagian
yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag dan membentuk
dinding protektif granuloma diubah menjadi jaringan fibrosa, bagian sentral dari
aktif karena penyakit tidak adekuatnya sistem imun tubuh. Penyakit aktif dapat
juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Tuberkel memecah,
menyembuh dan membentuk jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih
a. Pemeriksaan Diagnostik
memperlihatkan adanya :
b. Pemeriksaan sputum.
Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu datang, dahak pagi
dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila didapatkan hasil dua kali positif
maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif
tahan asam.
tuberkulosis.
residu udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen
alveoli
Meluas
klasifikasi
Hematogen Ketidakefektifan bersihan
limfogen
jalan nafas
Gangguan
pertukaran gas
(2013)
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena kerja ,
kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil
dan/atau berkeringat.
Tanda : Takikardi, takipnea/dispnea pada saat kerja , kelelahan otot,
nyeri, sesak (tahap lanjut)
b. Integritas Ego
Gejala : Adanya faktor stres lama, masalah keuangan, perasaan tidak
berdaya/putus asa.
Tanda : Menyangkal (khususnya pada tahap dini), ansietas,
ketakutan,mudah terangsang.
c. Makanan dan cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, penurunan berat
badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang
lemak subkutan
d. Nyeri dan Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisa.
e. Pernafasan
Gejala : Batuk, produktif atau tidak produktif , nafas pendek,
riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan Penyakit luas atau fibrosis
parenkim paru dan pleura), Pengembangan pernafasan tak simetris (effusi
pleural). Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau
penebalan pleural). Bunyi nafas menurun / tak ada secara bilateral atau
unilateral (effusi pleural/pneumotorak). Bunyi nafas tubuler dan / atau
bisikan pektoral di atas lesi luas. Krekel tercatat diatas apek paru selama
inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels pasttussic).
f. Keamanan
Gejala: Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV
positif.
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.
g. Interaksi Sosial
Gejala : Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular,
perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran.
h. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang perlu dikaji pada pasien tuberkulosis paru
menurut Doenges (2000).
1) Klutur sputum: Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap
aktif penyakit
2) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk
usapan cairan darah): positif untuk basil asam-cepat.
3) Tes kulit (PPD,Mantoux, potongan Vollmer): Reaksi positif (area indurasi
10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradermal
antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak
secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien
yang secara klinis sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau
infeksi disebabkan oleh mikrovakterium yang berbeda.
4) ELISA/Westren Blot : Dapat menyatakan adanya HIV
5) Foto Torak : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan
menunjukkan lebih luas TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.
6) Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster, urine dan
cairan serebrospinal, biopsi kulit) : positif untuk Mycobacterium
tuberculosis.
7) Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk granuloma TB, adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis
8) Elektrosit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya
infeksi; contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air
dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.
9) GDA : Dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa
pada paru.
10) Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan
ruang mati, peningkatan rasio uadar residu dan kapasitas paru total,
dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap inflitrasi
parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru, dan penyakit pleural (TB
paru meluas)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan tuberkulosis paru
Nanda (2007)
adalah
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret
kental, kelemahan upaya batuk buruk.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen
dan kekurangan upaya batuk.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan
permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar-
kapiler, sekret kental dan tebal
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kelemahan, anoreksia, ketidakcukupan nutrisi
3. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperwatan hasil
Bersihan jalan nafas Setelah dilakuan - Kaji fungsi pernafasan contoh - Penurunan bunyi nafas dapat
bunyi nafas, kecepatan, irama, menunjukkan atelektasis, ronchi,
tidak efektif tindakan keperawatan
dan kelemahan dan penggunaan mengi menunjukkan akumulasi
berhubungan dengan bersihan jalan nafas otot bantu sekret / ketidakmampuan untuk
- Berikan pasien posisi semi atau membersihkan jalan nafas yang
sekret kental, tidak efektif dengan
fowler tinggi. Bantu pasien dapat menimbulkan penggunaan
kelemahan upaya kriteri hasil : untuk batuk dan latihan nafas otot aksesori pernafasan dan
dalam. peningkatan kerja pernafasan.
batuk buruk. Pasien dapat
- Bersihkan sekret dari mulut - Posisi membantu memaksimalkan
mempertahankan dan trakea, penghisapan ekspansi paru dan menurunkan
sesuai keperluan / suction upaya pernafasan. Ventilasi
jalan nafas dan
- Kolaborasi dengan pemberian maksimal membuka area atelektasis
mengeluarkan sekret obat-obatan sesuai indikasi dan meningkatkan gerakan
Agen mukolitik, bronkodilator, sekret kedalam jalan nafas besar
tanpa bantuan
kortikosteroid untuk dikeluarkan.
- Mencegah obstruksi respirasi,
penghisapan dapat diperlukan bila
pasien tidak mampu mengeluarkan
sekret. Pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 mL/hari kecuali
kontra indikasi.
- Agen mukolitik untuk
menurunkan kekentalan dan
perlengketan sekret paru untuk
memudahkan pembersihan,
Bronkodilator meningkatkan
ukuran lumen percabangan
trakeobronkial sehingga
menurunkan tahanan terhadap
alira udara, Kortikosteroid berguna
pada adanya keterlibatan luas
dengan hipoksemia dan bila respons
inflamasi mengancam hidup.
Pola nafas tidak setelah dilakukan - Kaji kualitas dan kedalaman - kecepatan biasanya meningkat,
efektif berhubungan
tindakan keperawatan pernafasan, penggunaan otot dispnea terjadi peningkatan kerja
dengan sekresi
mukuporulen diharapkan pola nafas aksesoris dan catat setiap pernafasan, kedalaman pernafasan
dan kekurangan upaya
kembali efektif perubahan. bervariasi tergantung derajat gagal
batuk.
dengan kriteria hasil : - Kaji kualitas sputum, warna, nafas
Dipsnea, frekuensi bau dan konsistensi - Adanya sputum yang tebal,kental
pernafasan dan
- Baringkan pasien untuk berdarah atau purulen diduga terjadi
kedalaman
nafas kembali normal mengoptimalkan pernafasan sebagai maslah sekunder.
(Semi fowler/fowler tinggi) - posisi duduk mengoptimalkan
ekspansi paru maksimal upaya batuk
untuk memobilisasi dan membuang
sekret
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan - Kaji dispnea, takipnea, tidak - TB paru menyebabkan efek luas
gas berhubungan
tindakan keerawatan normal atau menurunnya pada paru dari bagian kecil
dengan penurunan
permukaan efektif Tidak ada tanda- bunyi nafas, peningkatan bronkopneumonia sampai
paru, atelektasis,
tanda dispnea atau upaya pernafasan, inflamasi difusi luas nekrosis
kerusakan membran
alveolar- penurunan dispnea terbatasnya ekspansi dinding effusi pleural untuk fibrosis luas.
kapiler, sekret kental
dengan Kriteria hasil : dada dan kelemahan Efek pernafasan dapat dari ringan
dan tebal
Melaporkan tidak - Evaluasi perubahan pada sampai dipsnea berat sampai disstres
adanya penurunan tingkat kesadaran, catat pernafasan.
dispnea, menunjukkan sianosis dan perubahan pada - Akumulasi sekret/pengaruh jalan
perbaikan ventilasi warna kulit, termasuk nafas dapat mengganggu oksigenasi
dan oksigenasi membran mukosa dan kuku. organ vital dan jaringan
jaringan adekuat - Tingkatkan tirah - Penurunan kandungan
dengan GDA dalam baring/batasi aktivitas dan oksigen/kebutuhan selama periode
rentang normal, bebas bantu aktivitas pasien sesuai penurunan pernafasan dapat
dari gejala distres keperluan. menurunkan beratnya gejala.
pernafasan. - Kolaborasi medis dengan - Penurunan kandungan oksigen
mengawasi seri GDA/nadi (PAO2) dan/atau saturasi atau
dan pemberian oksigen peningkatan PaCO2 meunjukkan
kebutuhan untuk perubahan
program terapi. Alat dalam
memperbaiki hipoksemia yang
dapat terjadi sekunder terhadap
penurunan ventilasi/menurunnya
permukaan alveolar paru.
Zamni, W.O. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn”H” dengan Penyakit Tuberkulosis
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisusu Tahun 2018.http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id.pdf.Diakses pada tanggal 9 Februari 2020.