Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PEPER

EKOLOGI PEMERINTAHAN

DAMPAK LIMBAH PENYAMAKAN KULIT TERHADAP PENCEMARAN


LINGKUNGAN DI KABUPATEN MAGETAN

NAMA :

Esta Tri Kurniawan

NIM :

20160520208

KELAS :

DOSEN PENGEMPU :

Eko Priyo P, S.IP., M.Si., M.Res, Ph.D.

PENDAHULUAN

Di Indonesia industri penyamakan kulit adalah sebuah industri rumah tangga yang masih
sampai saat ini seringkali dipermasalahkan karena dari cairan bekas pengolahan kulit dapat
berpontensi memcemari lingkungan yang berada di sekitarnya baik melalui udara, air, maupun
tanah. Dikarena dalam pengelolahannya yang masih berada di industri rumah tangga, maka pada
proses pengolahan libah masih kurang memperhatikan dalam kesehatan kerja para karyawannya
dan masih belum memperhatikan dari faktor-faktor kelestarian lingkungan.

Dimana dalam industri penyamakan kulit adalah industri yang menggunakan air dalam
uang jumlahnya cukup besar dan juga menggunakan bahan kimia.dalam proses pengolahan kulit
terdapat beberapa proses dalam pengolahannya seperti fatliquoring, liming, tanning, bating,
finishing, dyeing, dan seeaking. Adapun hasil dari proses oprasionalnya nanti dapat
menghasilkan limbah padat, gas, dan limbah cair. Dari tiga indikator tersebut limbah cair adalah
libah yang nanti akan paling banyak dihasilkan. Tetapi dalam perkembangan industri tersebut
dapat bermanfaatkan bagi pertumbuhan perekonomian, tapi juga berdampak karena dapat
menurunkan kualitas lingkungan akaibat pembuangan cairan limbah yang dihasilkan. (Murti dkk,
2013).

Pengolahan industri kulit menghasilkan limbah bahan kimia yang sangat merugukan
terhadap makluk hidup dan lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan oleh indusstri penyamakan
kulit tersebut dapat menimbulkan bau yang sangat tidak enak dan menyengat karena adanya
pembusukan dari daging dan kulit terutama pada protein dan lemak, dan juga cairan yang
mengandung sisa bahan penyemakan kulit seperti kapur, sodium, amoniak, dan khrom.
(Pawiroharsono,2008).

Di Kabupaten Magetan sendiri hasil limbah cair dari industri penyamakan kulit yang
dihasilkan kemudian dibuang ke sungai gandong, dalam aliran sungai terkadang terlihat buih
yang banyak pada aliran sungai tersebut. Dari permasalahan-permasalahan ada di atas di sini
penulis bertujuan untuk melakukan penelitian terkait dengan dampak dari industri penyamakan
kulit di Kabupaten Magetan.

Sebagaimana dalam penulisan ini menggunakan teori yaitu dengan menggunakan PP


nomer 18 tahun 1999 tentang “Pengolahan Limbah Berbahaya dan Beracun” B3 (bahan bahaya
dan beracun) merupakan kegiatan yang mengadung bahan berbahaya atau sisa suatu usaha atau
konsentrasinya atau jumlahnya. Dalam Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2009 tentang
“Perlindungan dan Pengelolahan lingkungan Hidup”, PP nomer 27 tahun 2012 tentang “Izin
Lingkungan”.

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan suatu kajian terkait


dampak yang besar dan penting suatu kegiatan dan usaha, adapun dokumen AMDAL adalah
suatu kegiatan guna untuk memperoleh izin lingkungan dan sebuah syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap usaha. Kegunaan dari AMDAL itu sendiri untuk membantu proses dalam
pengambilan keputusan untuk umum dalam kelayakan lingkungan kegiatan dan usaha.

Sedangkan UPL-UKL (Upaya pemantauan Lingkungan Hidup dan Upaya Pengelolaan


Lingkungan Hidup) merupakan izin yang diberikan kepada setiap orang izin lingkungan dan
pemberian izin kepada kegitan dan usaha. Adapun izin lingkungan diterbitkan guna memberikan
perlindungan terhadap lingkungan yang berkelanjutan dan lestari, yang memberikan usaha, dan
memberikan kejelasan mekanisme prosedur dan kordinasi antar instansi untuk penyelenggaraan
izin usaha. Kegiatan yang tidak diwajibkan mempunyai dokumen UPL-UKL (Upaya
Pemantauan Lingkungan dan Upaya pengelolaan) atau AMDAL tetap harus melaksanakan,
kegiatan yang dampaknya mudah dikelola debbgan teknologi yang tersedia atau kewajiban
UPL/UKL diperlakukan untuk setiap usaha. Proses dan prosedur UPL-UKL tidak dilakukan
seperti AMDAL akan tetapi menggunakan formulir isian yang ricinya sebagai berikut :

1. Pemantauan lingkungan hidup dan program pengelolaan


2. Identitas pemrakarsa
3. Dampak lingkungan yang akan terjadi
4. Tanda cap dan tangan
5. Rencana kegiatan dan usaha

Jadi, UPL-UKL dan AMDAL merupakan kegiatan guna untuk mendapatan izin
lingkungan yang dimiliki oleh setiap usaha ataupun sejenis dokumen yang harus diajukan. UPL-
UKL dan AMDAL terdapat perbedaan jika UPL-UKL harus dimiliki dan dibuat oleh kegitan dan
usaha yang dampaknya bersekala kecil, sedangkan AMDAL adalah dokumen yang dimiliki dan
dibuat oleh kegitan dan usaha yang besar dan berdampak skala besar.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magetan tepatnya disekitar area industri
penyamakan kulit ataupun di area pembuangan limbah cair industri yang dibuang di aliran
sungai gandong. Dengan adanya dampak yang membuat resah warga, sehingga penulis tertarik
untuk memilih tempat sebagai obyek penelitian.

HASIL PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian mengenai dengan limbah cair industri penyamakan kulit terkait
pencemaran sosial, dampak buruk yang ditimbulkan dari industri penyamakan kulit adalah
berupa limbah air dan pencemaran yang terjadi seperti pencemaran air, tanah dan udara yang
sangat dirasakan oleh warga atau masyarakat setempat. Dari limbah cair hasil dari pengolahan
tersebut selanjutnya dibuang ke suangai gandong kemudian hal tersebut menimbulkan penurunan
pada kualitas air yang ada di sungai tersebut karena limbah cair hasil pengolahan yang dibuang
mengadung zat kimia bahan kimia penyamak. Meskipun terkadang secara kasat mata terlihat
berbuih disungai gandong, sebenarnya dari pihak industri sudah melakukan penetralan terhadap
libah cair yang dibuang akan tetapi libah cair tersebut masih terdapat kandungan bahan kimia
yang tidak baik jika di komsumsi oleh masyarakat sekitar kali gandong.

Sehingga sampai saat ini masyarakat masih mengeluh dengan bau yang di timbulkan
limbah cair tersebut berlangsung hingga sekarang kurang lebih sudah 20 tahun yang lalu. Dari air
sumur yang dulu masih baik untuk di gunakan sekarang sudah mengalami penurunan kualitas
untuk digunakan kebutuhan sehari-hari, sehingga dari perubahan tersebut warga juga khawatir
untuk menggunakannya, di sisi lain dulunya petani sekitar pabrik yang menggunakan air untuk
pengairan sawah dari aliran sungai gandong sekarang dari segi ekonomi mengalami penurunan.
Karena untuk pengairan yang digunakan berasal dari sumber air yang lain itupun harus
membayar disetiap jamnya. Di lihat dari segi sosail dampak berpengaruh untuk masyarakat
adalah kurangnya intraksi dengan orang lain dikarena kan terganggu oleh bau busuk dan juga
sangat mengganggu saluran pernafasan, untuk itu warga lebih memilih di rumah saja bila tidak
ada kepentingan di luar rumah.

Selain adanya dampak buruk dari adanya penyemakan industri limbah tersebut,
masyarakat sekitaran pabrik juga mendapatkan dampak baik yakni dengan adanya industri kulit
tersebut perekonomian masyarakat semakin bertambah. Yang dulunya berkerja sebagai petani
sekarang beralih profesi sebagai pengrajin kulit. Selain itu juga sekarang banyak masyarakat
disekitaran industri kulit tersebut yang mempunyai toko asli magetan, yang produknya mereka
sendiri yang mendesain. Untuk pemasaran produk kulit asli magetan tersebut sudah sangat
meluas sampai ke berbagai kota seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Mojokerto dan sebagainya.
Setelah adanya industri kulit ini perekonomian warga Kabupaten Magetan yang berada di
sekiratan industri kulit semakin meningkat dan baik.
Adapun untuk dampak buruknya yang sampai saat ini masih belum terselesaikan.
Pemerintah kabupaten Magetan meberikan tanggapan terkait dambak tersebut yakni dengan
mengadakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) oleh pihak industri akan menggandeng
Pemerintahan Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Magetan untuk merealisasikan IPAL.
Tanggapan dari masyarakat sekitar terkait dengan pengadaan realisasi dari IPAL tersebut hanya
sekedar wacan dari sejak tahun 2015 dan sampai saat ini belum terlaksanakan. Pada dulunya
industri penyemakan kulit tersebut sempat akan ditutup karena sangat berpengaruh kepada
lingkungan yang mengakibatkan keresahan masyarakat.

Sekiranya terdapat masyarakat yang terugikan kurang lebih terdapat 120 KK yakni 88
KK yang berada di sekitar pinggiran aliran sungai gandong (pembuangan limbah) dan terdapat
44 KK yang berada di sekitar industri penyamakan kulit.adanya hal ini bagi masyarakat sekitar
pemerintah sangatlah pasif, terdapat banyak perubahan yang diperoleh masyarakat sekitar.
Harapan dari masyarakat pihak industri mampu menghasilkan limbah cair yang sudah bebas dari
zat kimia dan dalam pengolahannya semakin membaik, untuk pemerintah diharapkan apa yang
direncanakan tidak berdampak pada lingkungan lagi dan semoga bisa cepat terealisaikan.

KESIMPULAN

Sebagaimana hasil dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan atau inti dari
pembahasan bahwa dampak buruk yang ditimbulkan dari industri penyamakan kulit yakni
berupa pencemaran lingkungan air, udara, dan tanah yang berupa cairan. Masyarakat yang
bertempat tinggal disekitaran industri tersebut sangat merasakan dampak dari limbah cair atau di
sekitar aliran sungai gandong. Di samping perubahan air yang ada, warga/masyarakan
merasakan pada air khusunya pada air sumur yang sehari-harinya merekan gunakan untuk
kebutuhan, masyarakat yang terkadang merasakan gangguan pernafasan dan gatal-gatal karena
dampak dari bau busuk yang sangat tidak enak yang dihasilkan.

Hingga saat iini masyarakat masih mengeluhkan bua yang tidak sedap yang dihasilkan
dari limbah tersebut. Adapun pendapat dari pihak industri bahawa dampak yang dihasilkan dari
industri penyamakan kulit yang dihasilkan tersebut sudah mengalami penurunan, sebab limbah
cairan yang akan dibung ke sungai gandong diolah dulu dengan cara melakukan penetralan.
Akan tetapi warga sekitaran industri masih merakan akan dampak tersebut. Limbah yang
dihasilkan dan yang siap dibuang 500m3, sedangkan kapasitas penampungan limbah yang
terpasang sebesar 600m3.

Sedikit demi sedikit zat kimia itu semakin berkurang tapi dampaknya masih dirasakan
warga sekitar ataupun pengguna jalan yang melewati sekitaran kawasaan industri, akan tetapi
pihak industri penyamakan kulit terus berusaha mengurangi zat bahan kima guna untuk
penetralan limbah cair tersebut. Air sungai yang dulunya digunakan untuk memandikan hewan
ternak dan juga digunakan mengairi sawah sekarang sudah tidak dipergukan karena tercemar
atau mengandung zat kimia, akan tetapi limbah cair yang dibuang ke aliran sungai gandong
secara kasat mata juga nampak berbuih banyak.

Disamping itu industrialisasi menimbulkan dampak beracun dan berbahaya yang jika
dibuang ke dalam lingkungan kesehatan, lingkungan sosial dan lingkungan hidup, akan tetapi
hasil produknya sangat bermanfaat untuk masyarakat banyak.

Jika dilihat dampak penyemakan industri kulit dari segi ekonomi adalah terkait dalam
penggunaan air untuk kehidupan sehari-hari harus beli, dan juga berkuarangnya pengairan untuk
sawah jika dulu air untuk pengairan di amnil langsung dari sungai gandong sekarang di ambil
dari sumur yang di bor, maka itu hasil panen yang di peroleh menurun karena kurangnya
pengairan. Selain dari dampak ekomoni terdapat juga dampak sosial yang di terima masyarakat
adalah berkurangnya interaksi antar warga karena bau yang ditimbulkan dari aliran sungai
gandong, warga lebih memilih dirumah saja jika tidak ada kepentingan dilur rumah karena bau
yang ditimbulkan sangat menggangu pernafasan.

Sebagaimana dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan


pedoman prefentif pengolahan lidup, yang harus diperkuat melalui menerapkanya sertifikasi
untuk penyusunan dokumen AMDAL dan menjadi salah satu syarat utama dalam setiap kegiatan
dan usaha yang berskala dampak besar untuk persayaratan utama juga guna memperoleh izin
terkait lingkungan, dan juga yang harus di perkuat melalui peningkatan akuntabilitas dalam
pelaksanaan MAFAL dengan masyarakat lisensi untuk penilaian AMDAL.

Adapun terkait industri yang berskala dampaknya tidak terlalu besar selain memiliki
AMDAL juga harus memiliki dokumen UPL-UKL (Upaya Pemantauan Lingkungan dan Upaya
pengelolahan) dokumen tersebut sangat penting untuk dimiliki guna setiap kegitan dan udaha
yang menimbulkan suatu dampak. Sebagaimana ixin yang dimiliki pihat industri kulit
penyemakan adalah UPL-UKL (Upaya Pemantauan Lingkungan dan Upaya Pengelolahan
Lingkungan) dan izin terkait lingkungan. Tujuan dari pemberian izin lingkungan tersebut yakni
untuk pengendalian kegiatan dan usaha kegiatan yang berdampak pada lingkungan, memberikan
perlindungan terhadap lingkungan yang lestari dan berkelanjutan, meningkatkan upaya,
memberikan kejelasan mekanismen, memberikan kepastian hukum dalam kegiitan dan usaha,
dan juga prosedr kooordinasi antar instansi untuk penyelenggaraan izin kegiatan atau usaha.

Untuk tanggapan dari Pemerintahan Kabupaten Magetan terkait dampak tersebut adalah
dengan mengadakan tambahan IPAL( Instansi Pengolahan Air Limbah) dari pihak industri akan
menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Magetan guna untuk
merealisasikan IPAL. Akan tetapi pendapat dari masyarakat itu semua hanya wacara saja karena
hingga sekarang belum terealisakan sama sekali. Sedangakan masyarakat yang terugikan kurang
lebih ada 120 KK yakni 90 KK berada di pinggir aliran sungai gandong dan 40 KK berada di
sekitar industrial penyemakan kulit.
Harapan dari masyarakat terkait industri penyemakann kulit di Kabupaten Magetan
adalah dalam pengolahan limbah tersebut kandungan zat bahan kimia yang di gunakan untuk
pengolahan dapat berkurang, diharapkan dalam pembuangan cairan limbah yang mengandung
zat berbahaya tersebut tidak mencemari lingkungan air, udara, dan sosial yang berada di sekitar
lingkungan masyarakat. Masyarakat juga mengharapkan supaya pihak industri memberikan ganti
rugi sebagian yang merugikan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anis Fuad, Kandung Sapto Nugoho. “Panduan praktis penelitian kualitatif” Yogyakarta, Graha
Ilmu.

Idrus, Muhammad (2009). “Metode Penelitian Ilmu Sosial”. Yogyakarta: Airlangga.

Sugiyono “Penelitian Pendidikan” 2010, Bandung, Alfabeta..

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Pengelolaan Limbah bahan beracun dan Berbahaya.

Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tetang Izin Lingkungan. .

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tetang Izin Lingkungan. .

Peraturan Menteri Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.

Peraturan Menteri Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai