2863-Article Text-5646-2-10-20180213
2863-Article Text-5646-2-10-20180213
3 (1) (2014)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs
Mika Septiawan*), Sri Mantini Rahayu Sedyawati dan Fransiska Widhi Mahatmanti
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229
Sejarah Artikel: Limbah cair dari industri tahu mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang
Diterima Pebruari 2014 mencemari perairan, oleh karena itu perlu perlakuan sebelum dibuang ke
Disetujui Pebruari 2014 perairan. Salah satu cara menggunakan biofilter. Biofilter menggunakan tanaman
Dipublikasikan Mei 2014 cattail (Thypa Angustifolia) dengan sistem constructed wetland untuk mengetahui
penurunan kadar limbah BOD, COD dan TSS pada limbah cair tahu. Hasil
penelitian menunjukkan penurunan limbah BOD, COD, dan TSS dengan variasi
Kata kunci:
lama penanaman terjadi penurunan maksimum pada hari ke 20 dengan nilai
BOD
BOD 177 mg/L (78%), COD 277 mg/L (77,3%), dan TSS 146 mg/L (78%).
COD
Penurunan maksimum limbah cair BOD, COD dan TSS pada variasi berat
constructed wetland
tanaman cattail terjadi pada berat 4 kg dengan nilai BOD 80 mg/L (87,6 %),
industri tahu
COD 165 mg/L (86,7%) dan TSS 63 mg/L (90,2%). Tanaman cattail dalam
constructed wetland perlu diaplikasikan dengan tanaman air dan media lainnya
yang memiliki kemampuan aklimatisasi lebih baik sehingga menghasilkan variasi
penurunan kadar BOD, COD dan TSS yang lebih maksimum.
Abstract
Wastewater was generated from industry tofu still contains suspended and
dissolved solid that can pollute the water, therefore must prior to discharge into
water. One of the ways that by biofilter. Biofilter using cattail plants (thypa
angustifolia) constructed wetland system aims to determine the decrease of BOD,
COD and TSS in the tofu wastewater. The result showed decreased levels
wastewater of BOD, COD and TSS in the tofu wastewater with variation time of
planting maximum decrease occured retention time of 20 days with a BOD value
of 177 milligrams/L (78%), COD 277 milligrams/L (77.3%) and TSS 146
milligrams/L (78%). The maximum decrease occurred of effluent BOD, COD
and TSS in the variation of weight cattail plant accurs at 4 killograms with value
BOD 80 milligrams/L (87.6%), COD 165 milligrams/L (86.7%), and TSS 63
milligrams/L (90.2%). Cattail plant in constructed wetland should be applied
with water plants and other media that have better acclimatization decreased
levels of BOD, COD dan TSS are higher maximum.
23
M Septiawan / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (1) (2014)
dengan berat tanaman cattail 2 kg dan lama dengan cara alat DO-meter. Hal yang perlu
penanaman selama 10 hari untuk mencari hasil diperhatikan dalam titrasi iodometri ialah
optimum. Selanjutnya dilakukan perlakuan penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi
berat tanaman cattail 2 kg dengan variasi hari ke larutan tiosulfat dan penambahan indikator
5, 10, 15 dan ke 20 hari. Perlakuan selanjutnya amilumnya, sedangkan cara DO-meter, harus
menggunakan tanaman cattail dengan variasi memperhatikan suhu dan salinitas sampel yang
berat 1, 2, 3 dan 4 kg dengan waktu yang mak- akan diperiksa. Disamping itu, sebagaimana
simum, dilanjutkan proses pengujian parameter lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat
BOD, COD dan TSS. sangat menentukan akurasinya hasil penentuan.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentu-
Sebelum diberi perlakuan dengan metode an oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih
wetland limbah cair tahu dianalisis BOD, COD, dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih
TSS dan pH untuk mengetahui kualitas dari akurat. Alat DO-meter masih dianjurkan jika
limbah tersebut. Hasil analisis limbah cair tahu sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
dapat dilihat pada Tabel 1. Berikut ini reaksi dalam metoda titrasi Winkler
Tabel 1. Kualitas awal limbah tahu desa Sumur yaitu:
Jurang
Berdasarkan Tabel 1. diatas, dapat Penentuan nilai COD pada penelitian ini
diketahui bahwa limbah tahu desa Sumur dengan titrasi metode refluks tertutup. Sampel
Jurang tidak layak dibuang langsung ke perairan diambil sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan
karena nilai BOD, COD, TSS dan pH nya ke dalam tabung, ditambah dengan 1 g H2SO4, 1
melebihi baku mutu air limbah. Dengan mL K2Cr2O7 0,25 N, dan 3 mL reagen yang
demikian limbah perlu diberi perlakuan sebelum berisi campuran Ag2SO4 dan H2SO4 kemudian
di buang ke perairan. Pada penelitian ini mulut tabung COD ditutup rapat, dikocok
perlakuan limbah tahu dilakukan dengan sistem sampai homogen. Selanjutnya tabung beserta
constructed wetland menggunakan tanaman isinya dimasukkan ke dalam COD reaktor, yang
cattail. dioperasikan pada suhu 150oC selama 120
Parameter uji penurunan kadar limbah cair menit. selanjutnya larutan yang telah dingin
pada industri tahu di desa Sumur Jurang, dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambah 2
kecamatan Gunungpati, kota Semarang meli- tetes indikator ferroin, dan dititrasi dengan
puti BOD, COD dan TSS yang menggunakan larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,1 N.
tanaman cattail dengan sistem constructed wet Analisis BOD, COD dan TSS dilakukan pada
land. Penentuan nilai BOD pada percobaan ini limbah industri tahu baik sebelum perlakuan
adalah dengan menggunakan metode titrasi maupun sesudah perlakuan dengan sistem
Winkler yang secara umum banyak digunakan constructed wetland (Alaerts dan Santika; 1984).
untuk menentukan kadar oksigen terlarut. Penurunan limbah industri dengan sistem
Prinsip metode Winkler adalah oksigen didalam constructed wetland dengan menanam tanaman
sampel akan mengoksidasi MnSO4 yang ditam- cattail seberat 2 kg selama 10 hari penanaman
bahkan ke dalam larutan pada keadaan alkalis, mampu menurunkan kadar limbah cair industri
sehingga terjadi endapan MnO2. Penambahan tahu. Hasil pengukuran terhadap parameter uji
asam sulfat dan kalium iodida menyebabkan (BOD, COD dan TSS) menggunakan perban-
dibebaskannya iodin yang ekuivalen dengan dingan sistem constructed wetland dapat dilihat
oksigen terlarut. Iodin yang dibebaskan tersebut pada Tabel 2.
kemudian dianalisis dengan metode titrasi Tabel 2. Data penurunan limbah menggunakan
iodometri dengan larutan standard tiosulfat dan subsurface wetland
indikator kanji.
Kelebihan metode Winkler dalam meng-
analisis oksigen terlarut (DO) adalah lebih
mudah karena hanya dilakukan cara titrasi,
lebih teliti dan akurat apabila dibandingkan
24
M Septiawan / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (1) (2014)
25
M Septiawan / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (1) (2014)
mg/L (41,8%), COD 400 mg/L (41,8%), dan tanaman yang menutupi permukaan air limbah.
TSS 353 mg/L (45,6%), sedangkan penurunan Keberadaan tanaman tersebut dapat menyerap
tertinggi terjadi pada berat tanaman cattail 4 kg zat organik yang terdapat dalam air limbah.
dengan nilai BOD sebesar 80 mg/L (86,7%), Semakin banyak tanaman, maka semakin
COD 165 mg/L (88,8%), dan TSS 63 mg/L banyak bahan organik yang terserap dan bahan
(90,2%). organik yang harus didegradasi oleh mikro-
organisme semakin sedikit. Semakin sedikit
bahan organik yang harus didegradasi oleh
mikrobia, maka kandungan oksigen dalam air
limbah semakin tinggi. Oksigen terlarut dalam
air limbah juga semakin banyak karena adanya
suplai oksigen dari hasil fotosintesis tanaman.
Jadi semakin banyak tanaman, maka nilai BOD
semakin kecil yang berarti semakin baik kualitas
air limbah tersebut (Suriawira; 1996).
Gambar 3. Penurunan kadar BOD, COD dan Nilai COD merupakan jumlah oksigen
TSS dengan variasi berat cattail
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
Gambar 3 menunjukkan penurunan kadar
organik dalam air secara kimiawi. Jika bahan
BOD, COD dan TSS pada hari ke 20 dengan
organik yang belum diolah dibuang ke badan
berat 1 kg sudah terjadi penurunan selama
perairan, maka bakteri akan menggunakan
proses wetland. Hal ini menunjukkan berat
oksigen untuk proses pembusukannya. Nilai
jumlah tanaman dan lama waktu tinggal
COD biasanya lebih tinggi dari pada nilai BOD
ternyata akan meningkatkan penurunan kadar
karena bahan buangan yang dapat dioksidasi
BOD, COD dan TSS yang terjadi. Semakin
melalui proses kimia lebih banyak dari pada
lama waktu kontak antara air limbah dengan
bahan buangan yang dapat dioksidasi melalui
biomassa maka proses degradasi parameter-
proses biologi. Penurunan ini juga dikarenakan
parameter pencemar organik dapat berlangsung
suplai oksigen terlarut cukup banyak terutama
lebih lama sehingga kinerja reaktor akan
dari hasil fotosintesis tanaman sehingga menye-
semakin baik dan konsentrasi effluent yang
babkan dekomposisi bahan organik menjadi
dihasilkan juga semakin rendah.
lebih efektif.
Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
Menurut Haberl dan Langergraber (2002),
dilakukan Fachrurrozi (2010) memakai tanam-
bahwa proses fotosintetis pada tanaman cattail
an kayu apu dengan variasi berat tanaman dari
memungkinkan adanya pelepasan oksigen pada
50 gram sampai 250 gram dengan waktu
daerah sekitar perakaran (zona rhizosphere).
penanaman selama 7 hari dapat menurunkan
Kondisi zona rhizosphere yang kaya akan
kadar BOD, COD dan TSS pada limbah cair
oksigen, menyebabkan perkembangan bakteri
tahu di dusun Klero Sleman Yogyakarta. Hasil
aerob di zona tersebut. Sebagaimana yang
penelitian menunjukkan bahwa penurunan
dikemukakan oleh Suriawiria (1996), bahwa
kadar BOD, COD dan TSS terjadi pada berat
kadar oksigen bebas suatu perairan dapat
250 gram dengan waktu tinggal optimal adalah
ditentukan oleh adanya aktivitas fotosintesis
7 hari dapat menurunkan prosentase BOD
didalamnya, serta hubungan antara permukaan
sebesar 91,7%, COD 89,9%, dan TSS 84,6%.
perairan dengan udara bebas.
Jumlah biomassa atau berat tanaman
sangat mempengaruhi proses penurunan kadar
Nilai padatan tersuspensi total menunjuk-
BOD, COD dan TSS. Semakin kecil berat
kan banyaknya bahan yang tersuspensi di dalam
tanaman akan semakin besar kemungkinan
air. TSS (Total Suspended Solid) adalah berat
tanaman tersebut akan mati mengakibatkan
mg/L kering lumpur yang ada dalam air limbah
proses penurunan kadar limbah cair akan
setelah mengalami penyaringan dengan mem-
terganggu, sehingga jumlah berat tanaman
bran berukuran 0,45 mikron. Analisa TSS atau
sangat diperlukan untuk menggantikan tanaman
padatan tersuspensi penting dilakukan untuk
yang mati (Suriawira; 2003). Hasil penelitian
mengetahui kuantitas senyawa-senyawa organik
menunjukkan biomassa berat tanaman cattail
dan anorganik yang larut dalam air, mineral,
sangat berpengaruh terhadap penurunan
dan garam.
maksimal kadar limbah BOD, COD dan TSS.
Penurunan nilai TSS juga disebabkan
Nilai BOD dipengaruhi juga oleh adanya
karena tanaman Thypa Angustifolia memiliki
26
M Septiawan / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (1) (2014)
27