Anda di halaman 1dari 21

Sidang Para Setan

Karya : Joko Umbaran

Andro masuk
Sebenarnya kesalahan kita pada umumnya ialah menganggap bahwa setan itu berwajah buruk,
serem, berambut awut-awutan, mata besar melotot, gigi panjang-panjang, tubuh besar kumal dan
berkuku panjang-panjang. Juga dengan tingkah laku yang serba serem, pencilakan, suka
menggeram atau tertawa berlebihan.
Padahal tidak. Sunguh-sungguh tidak. Setan itu baik-baik seperti kita. Halus. Lembut.
Bersihan. Klimis. Rajin merawat tubuh. Rajin sisiran. Juga senang berpakaian rapi. Bahkan
banyak juga yang berkacamata. Yang lebih penting lagi ialah bahwa setan itu lebih pintar dari
kita, manusia. Demikianlah, misalnya dalam Sidang Para Setan kali ini…

(Andro masuk buat mengiringi setan 1)


Setan 1: (Pemimpin Sidang) Seperti lazimnya tradisi kita yang turun temurun, maka sidang ini
hendaknya kita buka dengan doa agar Tuhan sudi mengingat dan menyaksikan bukti
kebenaran peringatan kita dulu atas diciptakannya manusia yang hanya akan
menumpahkan darah di muka bumi. Terlebih dahulu, marilah para setan semua, kita
berdoa menurut iman dan kepercayaan masing-masing.

Berdoa selesai

Setan 3 : Interupsi! Maaf, Saudara Pimpinan Sidang, sebelum terlanjur, saya punya usul. Saya
kok agak khawatir mengikuti sidang di sini. Karena meskipun gedung ini tertutup, tapi
bisa saja loh nanti ada manusia yang mengetahui bahwa kita bersidang di sini.
Misalnya,mereka mendengar dari luar situ suara mulut kita atau tepuk tangan kita.
Nanti kalau mereka membawa antek-anteknya, apalagi kalau mereka membawa
tentara atau polisi, pasti situasi akan jadi kacau dan sidang kita terpaksa berhenti di
tengah jalan. Jadi kan sayang kita sudah susah-susah berkumpul di sini, jangan sampai
sia-sia. Jadi usul saya, bagaimana kalau kita pindah tempat ?

Setan 1: (mengedarkan pandangan)


Bagaimana pendapat lainnya? Silakan saja. Karena sidang para setan ini menjunjung
tinggi nilai demokratis murni. Ayo, silakan!

Sesetan C : Kelihatannya saya kok mendukung usul setan dari Depok itu. Soalnya bukan karena
kita takut pada manusia, tapi saya tidak ingin pertemuan ini terpotong. Saya jauh-jauh
datang kemari meninggalkan anak istri. Dan lagi, saya kasih tahu nih ya kalau di
daerah saya sana, manusia sudah lebih pintar.
Kemarin saya menyaksikan suatu acara ceramah keagamaan, di Ancol daerah saya itu,
di mana penceramah itu berkata bahwa kita para setan tidak seperti gambaran manusia
pada umumnya, jadi mereka sudah mulai mengetahui wujud asli kita. Maksud saya
memberitahukan hal ini bukan untuk menakut-nakuti. Kita di sini mungkin saja
diketahui bahwa bukan manusia, tapi setan. Jadi, saya ulangi usul saya. Sebaiknya kita
jangan cari gara-gara dulu. Sidang kita ini harus berada di bawah jaminan keamanan
dan ketertiban nasional yang benar-benar bisa dipercaya.

Sesetan A : Saya punya tanggapan!

Setan 1: Silakan!
Sesetan A : Saya pikir itu baru suatu gejala kecil. Menurut pemikiran saya, hal tersebut belum
perlu kita perhatikan, apalagi kita cemaskan. Itu hanyalah sepercik kecil dari lautan
yang luas.

Sesetan B : Nanti dulu!

Setan1: Ada keberatan?

Sesetan B : Saya ada pertanyaan untuk pengusul pertama.

Setan 1: Silakan.

Sesetan B: Pengajian yang Saudara ceritakan tadi itu levelnya nasional, apa regional, apa tingkat
kecamatan, RT, atau RW?

Sesetan C: Yaa..memang hanya tingkat RW.

Sestan B: (yang bertanya)


Waaa..

Sesetan C:(pengusul pertama)


Lho! Tapi siapa tahu sudah disebarkan atau dilaporkan sampai ke Majelis Ulama atau
ke Dewan Gereja! Ini kan di Indonesia!

Setan1: Bagaimana petugas intel di Majelis Ulama atau Dewan Gereja? Apakah sudah ada
informasi yang jelas?

Sestan D: (intel)
Sejauh yang saya amati, belum ada laporan atau pemikiran semacam itu di Majelis
Ulama maupun Dewan Gereja. Malahan menurut praduga saya, kalau sampai ada
pemikiran semacam itu disampaikan kepada badan itu, kemungkinan besar mereka
akan tersinggung dan marah. Mereka bisa dikutuk

Setan 1 :Bagaimana dengan para setan lainnya?

Sesetan A : (yang lain lagi)


Saya kira,kita teruskan saja sidang ini. Ngapain sih, manusia aja kok dipusing-
pusingin.

Sestan C : (pengusul pertama)


Lhoo...ABRI-nya kuat lho!

Sesetan B : Allaaa..Kita bikin macet bedilnya.

Sesetan C : Ada yang pintar kebatinan lho!

Sesetan B : Gampang. Kita suguhi bayangan perempuan telanjang.

Sesetan A : Manusia aja kok kita pusingin kan kita bisa menghilang.

Sesetan B: Aku setuju! Atau kalau mereka datang, kita pura-pura jadi manusia saja di sini.
Tangga dramatika 1

Setan 1 Cukup! Cukup! Para setan sekalian, hendaknya jangan bersahut-sahutan


berkepanjangan. Jangan seperti manusia. Kita bisa turun merk! Tadi kan ada yang
bilang kita jangan menyia-nyiakan sidang ini. Sekarang kok malah debat seperti
seniman.

Sesetan B : Lho..katanya demokratis?

Setan 1 Demokrasi setan berbeda dengan demokrasi manusia. Demokrasi setan bukan
demokrasi bingung, melainkan demokrasi yang cerdas dan efektif. Kalian ini
nampaknya terlalu banyak bergaul dengan manusia-manusia bodoh itu sehingga
ketularan bodoh. Coba pertahankanlah gengsi kebudayaan kita yang tinggi.

Sesetan D : Kita kan sudah menang secara gemilang atas manusia. Apa lagi yang perlu
dirisaukan?

Setan 1 Lho, kita kan hidup bukan demi manusia. Tapi demi kemajuan kita sendiri.
Mengalahkan manusia hanyalah salah satu idealisme di antara sekian idealisme yang
lain.

Sesetan A : Tapi kita toh akan masuk neraka juga nantinya.

Setan 1 Justru itu! Surga kita adalah di sini. Kita harus membangun kehidupan kita benar-
benar, untuk membuktikan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kita pun punya
itikad untuk membangun.

Setan 2 (yang duduk di deretan paling depan)


Maaf, Saudara Pimpinan! Saya melihat Saudara sendiri malah bicara sangattttt
panjang. Saya kira kita harus memutuskan dulu apa yang tadi kita perdebatkan.
Apakah kita teruskan sidang di sini atau tidak.

Setan 1 Saya memutuskan siding ini diteruskan di sini.

Setan 2 Jadi marilah kita mulai secara resmi sidang ini.(tok tok suara palu)

Setan 1 Bagaimana kalau segala pembicaraan kita tadi kita anggap sudah termasuk sidang
pembicaraan kita? Saya kira itulah salah satu contoh dari demokrasi yang cerdas dan
efektif. Jadi..

(malaikat ngintip sambil mengangguk-nganggukkan kepala)

Setan 3 (mendadak memotong)


Ada malaikat ngintip! Ada malaikat ngintip! Itu di pojok! Itu! Itu! Kejar!

Black out, lampu mengarah ke pemusik

(lagu/ tarian tentang demokrasi yang cerdas dan efektif)

BABAK2
BERLARI KE ARAH POJOK, DISUSUL OLEH BEBERAPA SETAN LAINNYA, TERMASUK
PIMPINAN SIDANG. TAK TERKEJAR, SEMUA KEMBALI KE TEMPAT MASING-MASING.

Setan 1 Ternyata bahaya datangnya dari pihak yang lain. Malaikat memang suka mengintip
apa yang diperbuat oleh makhluk lain. Sekarang penjagaan harus diperketat! Tolong
periksa dulu setiap sisi dan sudut ruangan ini. Nggak enak dong bekerja sambil diintip.
Makhluk suci macam malaikat semestinya memahami dan menaati etika antar
makhluk di bumi ini.

Sesetan B : Pasang papan pengumuman saja: Don’t disturb! Gitu.

Sesetan A : Atau “Dilarang masuk kecuali anjing!”

Sesetan D: Tak usah begitu. Biasa saja. Dilarang masuk kecuali setan! Jujur kan?

Sesetan C : Wah, itu malah merangsang manusia untuk masuk.

Sesetan D: Betul. Mental manusia memang begitu. Melanggar yang terlarang, tidak mengerjakan
yang diperintahkan.

Sesetan A: Sok jago sih!

Sesetan C : Apalagi manusia yang namanya seniman.

Sesetan D: Tapi dia biasanya paling nggak takut sama kita.

Sesetan B: Mungkin dia itu memang semacam kita.

Sesetan D: Tapi kadang-kadang seperti malaikat.

Setan 4 Maaf, Saudara-saudara! Saya harap jangan terlalu banyak membicarakan seniman.
Sebab mereka paling tidak mau dikritik!

Sesetan A: Ah masak! Mereka itu justru tukang-tukang kritik.

Setan 4 Itulah sebabnya. Tukang kritik itu tugasnya mengkritik, bukan dikritik.

Sesetan B: Kenapa keberatan sih kalau ngomongin seniman? Toh mereka tidak mendengar
omongan kita.

Setan 5 Kau keliru.para seniman itu memang biasanya ngumpul di sini. Kita harus hati-hati.
Jangan-jangan memang ada yang menyelundup kemari. Tapi memang sukar
mencarinya, sebab sukar dibedakan di sini.

Sesetan A: Seandainya mereka di sini juga, ngapain kita khawatirkan?

Setan 6 Lhoo..Jangan main-main dengan seniman. Memang kalau di depan perempuan, di


tempat pelacuran, di night club seniman itu seperti kita. Tapi kalau sudah di panggung,
atau kalau muncul di buku-buku, mereka itu seperti malaikat. Dan sering dunia dibikin
melek matanya oleh mereka. Jadi, seniman itu termasuk musuh kita yang nomer satu!

Sesetan C: Tapi umumnya mereka jarang sembahyang.


Sesetan D: Dan sering juga mengejek agama.

Setan 6 Bukan mengejek agama. Mungkin mengejek pemeluk-pemeluk agama. Dan itu
membahayakan perjuangan kita. Sebab ejekan mereka bisa mencairkan kebekuan para
pemeluk agama itu.

Setan 4 Dan saya ada tambahan informasi. Akhir-akhir ini banyak di antara seniman yang
mulai sembahyang lagi. Mulai ke gereja lagi. Mungkin karena frustrasi atau entah
kenapa. Tapi yang jelas, itu merupakan tantangan bagi tugas suci kita.

Sesetan C : (mendadak) Haa..ini ada seniman! (memegang seseorang) Tidak salah lagi! Ini
seniman!

Setan yang lainnya memeriksa sekitarnya juga, sambil membawa ketiga seniman ketengah stage

Seniman 1 : Bukan! Bukan! Saya juga setan kok!

Sesetan C : Alaa..ngaku saja! Saya tahu kamu tiap hari nongol di sini. Kamu pasti seniman.

Seniman 1 : Tentu saja saya suka nongol di sini, sebab ini memang wilayah saya. Masa kamu
lupa. Pos saya kan di Kalipasir situ.

Sesetan A : Ah, yang bener..

Seniman 1: Sumpah!

Sesetan B : Demi Tuhan?

Seniman 2: Demi Tuhan!

Sesetan C: Demi iblis nenek moyang kita?

Seniman 3 : Demi iblis nenek moyang kita!

Sesetan D : Berani mati berdiri?

Seniman 1: Berani mati berdiri!

Sesetan B : Berani jadi manusia ?

Seniman 2 : Berani

Sesetan C: Kalau jadi manusia betulan, pengin jadi apa?

Seniman 3: Pengin jadi Menteri Penerangan!

Setan 1 Kok aneh?

Seniman 3: Lebih baik jadi Menteri Penerangan daripada jadi seniman.

Setan 1 Alasannya?
Seniman 1 : Saya tahu betul kehidupan mereka. Susah deh. Ada yang sampai gila beneran!

Setan 1 Karena kelaparan?

Seniman 2 : Bukan. Kalau kelaparan paling terus ngemis-ngemis atau saling tengkar dan cakar-
cakaran.

Setan 1 Jadi karena apa?

Seniman 3 : Ya karena pengin jadi seniman.

Setan 1 Itu kan gampang! Nulis puisi tiga biji kan namanya sudah seniman.

Seniman 1 : Bukan. Yang diakui sebagai seniman itu harus terkenal di koran-koran.

Setan 1 Kalau begitu, ia musti menarik dong.

Seniman Tak cukup menarik. Tapi musti atraktif, sensaionil, dan urakan. Karena itu dunia
seniman selalu paling ribut. Dunia seniman adalah dunia perlombaan nomer satu.
Semua ngaku nomer satu. Mereka selalu riuh rendah. Ludah seniman adalah problem
nasional yang harus diperhatikan oleh segenap rakyat. Dunia seniman lebih serem
daripada dunia politik, daripada dunia ekonomi yang paling morat-marit pun, daripada
dunia harga yang melambung, daripada dunia perut rakyat yang kelaparan, daripada..

BABAK3
MENDADAK TERDENGAR SUARA “Cihuuuuuiiiii...!” DAN SESEORANG
(TENTUNYA SESETAN)
TURUN DARI ATAP DENGAN SEUTAS TALI.KAKINYA TERJATUH DI LANTAI TANPA
BUNYI YANG CUKUP KERAS TETAPI MENARIK PERHATIAN SELURUH RUANGAN.

Yang Turun : (tertawa sambil mengibas-ngibaskan tangan dan membersihkan pakaiannya)


Maafkan, Bapak dan Ibu Setan sekalian. Saya datang agak terlambat karena
harus menyelesaikan beberapa tugas perjuangan besar kita. Saya terpaksa
harus lewat belakang. Habis, di semua pintu depan itu saya melihat banyak
penjaga yang bersenjata. Jadi ade takuttt. Saya tidak tahu sebabnya apa, tapi
saya kira...

Setan 1 : (memotong)
Harap dimaklumi bahwa tadi beberapa malaikat telah mengganggu acara kita.
Disamping itu,kami sudah bersepakat bahwa jangan sampai ada manusia
yang memasuki ruangan ini.

Yang Turun : Tapi kalau dipikir-pikir hal tersebut hanya menunjukkan bahwa kita ini
pengecut. Itu yang pertama. Yang kedua, seakan-akan kita ini sedang
menutup-nutupi kesalahan kita. Padahal kita tak bersalah. Kita tak pernah
korupsi dalam bentuk apapun. Toh kita hanya menjalankan tugas kesetanan
kita apa adanya.

Setan 1 : Kita memerlukan ketertiban dan keamanan.

Yang Turun : Tapi tak usah dengan M416.


Setan 1 : Apa boleh buat.

Yang Turun : Sebenarnya tak usah khawatir sih setan kan selalu aman.

Setan 1 : Anda terlalu meremehkan manusia dan malaikat. Anda rupanya kurang
mengetahui bahwa sekarang mereka makin pintar melakukan hal-hal licik.

Yang Turun : Itu sih sudah biasa. Malah berdasarkan pengetahuan saya manusia paling hanya
mampu mengutuk. Tidak lebih lah.

Sesetan D: (memotong)
Interupsi! Saya harap saudara Pimpinan segera bertindak tegas saja. Teman
kita ini terlambat datang sehingga tidak mendengar beberapa laporan baru yang
tadi dikemukakan oleh beberapa kawan kita. Saya punya usul. Sebaiknya rekan
yang baru datang ini segera saja duduk di tempat yang telah disediakan.
Dengarkan dulu apa yang terjadi, baru ngomong. Bukan mental setan utnuk
banyak omong tanpa mengetahui situasi yang selengkapnya. Setan bukanlah
manusia.

Yang Turun : Maaf, Saudara-saudara setan sekalian! Kenapa suasana kalian demikian
tegang? Kenapa nada bicara rekan kita itu demikian penuh kekhawatiran?
Sejak kapan masyarakat setan ini kehilangan nyali militan?

Sesetan B : Ini bukan soal kekhawatiran atau nyali militan. Ini soal kehati-hatian dan
perhitungan.

Yang Turun : Apa lagi yang perlu kita hitung? Uang? Followers? Like? Subscriber? Toh kita
sudah menang di segala hal.

Sesetan C : Inilah tipe setan yang berjiwa mapan. Gampang puas dan tak punya tantangan!

Yang Turun : Loh siapa bilang?! Saya rasa semua dari kita mengakui bahwa setan memang
telah mencapai kemenangannya

Sesetan A : Cepet duduk deh! Jangan banyak bacot!

Yang Turun : (tertawa)


Saudara Pimpinan! Apakah sidang ini adalah forum masyarakat manusia yang
suka diktator-diktatoran?

Setan 1 : Tentu saja bukan.

Yang Turun : Nah,kita semua punya hak yang sama. Dan saya minta hak itu. Saya berhak
punya pendapat, saya berhak mengemukakannya, sebab saya merasa telah ikut
juga dalam perjuangan kita sejauh yang saya bisa.

Sesetan C : Itu bisa Saudara kemukakan nanti. Kan semua ada peraturannya!

Yang Turun : Saya tak ingin persoalan dipotong di tengah jalan. Saya menganggap bahwa
kita harus berbicara sesuai dengan konteksnya. Kalau kita hentikan di sini, saya
khawatir nanti akan tertunda. Sekali lagi,kita bukan sebangsa manusia yang
suka akan menunda-nunda !! nanti basi loh.

Sesetan A : Sok ah! Setan satu ini sebangsa seniman juga. Banyak bacot dan ngeyel!

Yang Turun : Tepat! Memang saya bukan tipe serdadu yang selalu melaksanakan apa saja
yang diperintahkan.

Sesetan A : Bajingan!

Yang Turun : Kau bajing beneran!

Sesetan A : (marah dan bangkit)


Asu!

Yang Turun : (agak tertawa)


Kau mbahnya asu!

Sesetan A : (mau berlari menuju Yang Turun tapi beberapa rekan di dekatnya
memegangnya untuk menghalanginya)

Setan 1 : Sudahlah. Cukup. Cukup!

Sesetan A : ingin ku-swing mulut lancangnya itu!

Yang Turun : Kepalan tangan kiriku bisa merobohkan kereta api lho!

Sesetan A : Ayo kalau berani!

Setan 1 : Cukup, teman-teman! Kita jangan ketularan penyakit manusia. Bertengkar satu
sama lain, sedang keledai pun bisa rukun sesama rekannya.

Yang Turun : Itu sudah jelas. Keledai memang lebih tinggi kemakhlukannya dibanding
manusia. Keledai punya telinga yang lebih besar daripada mulutnya. Tapi
mulut manusia lebih besar dari telinganya.

Setan 1 : Kau ini memang pintar bicara. Maaf, teman-taman semua, mohon dimaklumi
rekan kita satu ini. Sebab tugas dia memang di kalangan diplomat, politisi,
jendral-jendral, menteri-menteri, dan lain sebagainya. Jadi maklumlah kalau
dia pandai memutarbalikkan lidah seperti manusia di lingkungannya. Tapi
demi kedamaian antar setan, saya sebagai Pimpinan Sidang, mempersilakan
dengan segala kerendahan hati agar Saudara berkenan menempati tempat
duduk yang telah disediakan.

Yang Turun : Baiklah, kalau memang kedamaian harus dijaga dengan tutup mulut...
(berjalan menuju deretan kursi-kursi para setan)

Setan 1 : Bukan tutup mulut. Saudara tetap punya hak untuk bicara, tapi dalam forum
resmi.

Yang Turun : (duduk dan tertawa)


Apakah ini bukan forum resmi?

Setan 1 : Maksud saya,dalam kesempatan resmi.

Yang Turun : Itulah yang namanya penyakit manusia. Saudara sendiri yang telah ketularan.

Setan 1 : (agak kesal)


Baiklah! Sekarang Saudara mau apa?

Yang Turun : (tertawa)


Wah, itu pertanyaan militer!

Setan 1 : Saudara ini setan betul memang! Jadi apa yang Saudara kehendaki?

Yang Turun : (tertawa)


Saudara Pimpinan pura-pura tidak tahu. Baiklah! Sekarang yang saya
kehendaki ialah kencing.
(bangkit dan berlari menuju kamar kecil)

Setan 2 : Sinting dia!

Setan 1 : Maklum. Lingkungannya memang sinting-sinting juga. Ada baiknya dia kita
pindahtugaskan ke kalangan pelawak saja, supaya ada penyegaran sedikit. Dia
ngurus politik-politik terus. Jadinya ikut-ikutan gila!

(lagu/ tarian yang mengandung unsur kekhawatiran, kehati-hatian, dan perhitungan)

BABAK4
(Androghini membawa gotong mayat dan berdialog)
(pindah scene menjadi lapangan atau sekitaran pemakaman)

CAHAYA MENDADAK MEREDUP. SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA ORANG


NANGIS

SUASANA DUKA. SUARA LANGKAH BANYAK ORANG.


PERLAHAN-LAHAN DARI SALAH SATU SISI RUANG MUNCUL IRING-IRINGAN
MANUSIA. SEMUA BERWAJAH REDUP DAN PENUH GERIMIS. DI BAGIAN DEPAN
IRING-IRINGAN ITU, EMPAT ORANG MENGANGKAT KOTAK KAYU YANG
DITUTUPI KAIN. SESEORANG MEMAYUNGI BAGIAN DEPAN KOTAK PANJANG ITU.
RUPANYA ADA KEMATIAN. ORANG-ORANG INI MENGANTARKAN JENAZAH KE
KUBURAN. WAJAH DAN MUSIK SUASANA SANGAT DUKA.
PIMPINAN SIDANG DAN KEEMPAT SETAN LAINNYA MENEPI. BAHKAN MELEBUR
KE TENGAH SETAN-SETAN LAINNYA.
DARI BAGIAN YANG LAIN DARI RUANGAN, NYAWA ORANG MATI YANG DIBAWA
KE KUBURAN ITU MENGIKUTI IRAMA IRING-IRINGAN. KEMUDIAN TERDENGAR
NYAWA ITU BERKATA-KATA...

(nyawa) (backsound yg bagus apa?)


“Tuhanku! Sebenarnya ingin kukenyam segalanya di dunia ini dengan lidahMu.
Sebenarnya ingin kurasakan kehidupan ini dengan perasaanMu, dan kupikirkan ia dengan
otakMu.
Tetapi beribu kali kukejar-kejar Kamu, luput selalu dari genggamanku.
Tuhanku! Kucari Engkau di antara tumpukan kertas-kertas tugas.
Di antara buku agenda harian dan schedule tahunan di antara rak-rak buku.
Dalam elusan tangan dan tangis istriku.
Di balik tawa riang dan mripat telanjang anak-anakku.
Di antara bayangan masa depan yang mencemaskan.
Tapi juga di antara jejalan-jejalan kemunafikanku sendiri.
Tuhanku! Sia-sia belaka semuanya.
Engkau luput dan terbang cepat seperti lalat, dengungMu mengerubungiku, tapi tak sekali bisa
kusentuh.
Akhirnya kusebut-sebut saja namaMu sebisa-bisa.
Dalam keributan hidupku, tetapi juga dalam kelengangannya.
Dalam bahagia yang membayang dan dalam darahnya yang bagai api menganga.
Tuhanku! Tiba-tiba pada suatu hari aku mati.
Kau cabut nyawaku tanpa pemberitahuan apa-apa.
Semua keluargaku menangis dan semua tetangga berbela sungkawa.
Air mata mengucur, tapi aku tak tahu sebab dan untuk apa.
Kini tubuhku diusung ke kuburan yang sunyi.
Aku menyertainya dalam sunyi yang sejati.
Nanti aku akan dikuburkan, didoakan tanpa kutahu apa yang bakal kau katakan.
Aku akan menyaksikan semuanya sambil nangkring di dahan pohon kamboja.
Di nisan telah dituliskan: “Diajeng Kirana, wafat pada tanggal 15 Mei 2019”.
Telah mati karena apa?
Aku sendiri pun tidak tahu sebab mati ku karena apa
Baiklah, Tuhan, aku akan dikenangkan dalam selubung rahasia.
Manusia beredar dari hari ke hari, tapi tak kekal seperti matahari
Manusia bergerak dari hari ke hari, untuk merajam-rajam dirinya sendiri...”

(4orang pembawa kotak mayat, 2 orang keluarga(2anak perempuan))

SUARA TANGISAN AGAK MENGERAS SESELESAINYA KALIMAT SI JENAZAH.


GERIMIS DUKA ITU MAKIN MAKIN MENUSUK.

TAPI TIBA-TIBA SALAH SEORANG PEMIKUL KOTAK MAYAT TERPEROSOK


KAKINYA. KESEIMBANGAN TERGANGGU SEHINGGA TANPA TERDUGA MAYAT
BERSELUBUNG PUTIH ITU LOLOS DAN TERJATUH DARI KOTAKNYA. PEMBAWA
MAYAT, PEMAYUNG, DAN SEMUA PENGIRING MENJERIT-JERIT KETAKUTAN.
SPONTAN MEREKA PUN BERLARIAN PERGI. ADA JUGA YANG TAK SEMPAT
MENJERIT, TAPI IKUT LARI. MAYAT DITINGGALKAN TERGELETAK SENDIRI.

RUANG DAN SUASANA MENJADI LENGANG DAN KAKU BEBERAPA LAMA. TAPI
AKHIRNYA BEBERAPA SETAN, DIPIMPIN SETAN 1, MENDEKATI MAYAT ITU,
MEMEGANG-MEGANGNYA, MEMBOLAK-BALIKNYA, DAN SETERUSNYA.

Yang Turun : (baru keluar dari kamar kecil)


Itulah tragedi kecil manusia! Satu di antara tragedi-tragedi lainnya yang jauh lebih
besar dan dahsyat!
(berjalan perlahan-lahan menuju mayat)
Seorang jendral yang meninggal secara misterius, tapi dikabarkan putus
jantungnya secara mendadak.
Setan 1 : Siapakah dia?

Yang Turun : Seorang istri Jendral.

Setan 3 : Apakah rakyat telah membunuhnya?

Yang Turun : Dalam sejarah biasanya begitu. Tapi yang ini mungkin tidak.

Setan 3 : Jadi, siapa pembunuhnya?

Yang Turun : Mungkin seorang pelayan. Mungkin seorang dokter. Mungkin seseorang dalam
rumahnya sendiri. Atau mungkin seorang tamu yang baik. Tapi ia melakukannya
atas perintah Jendral yang lain.

Setan 4 : Gajah bertarung dengan gajah.

Yang Turun : Semut-semut ditimpa rahasianya.

Setan 5 : Perang politik.

Yang Turun : Itu formatnya. Kebenaran dan keadilan, itu ujung lidahnya. Tapi perutlah isi
pokoknya.

Setan 6 : Rebutan kekayaan!

Yang Turun : Rebutan tanah, usaha, dan kekuasaan.

Setan 1 : Apa yang kita lakukan sekarang?

Yang Turun : Biarkan. Ini urusan manusia.

Nyawa : Tolong panggilkan mereka, para pengubur itu! Jangan biarkan aku di situ. Aku
punya hak untuk dikubur. Itulah kewajiban terakhir mereka atasku. Itulah juga
permintaan terakhirku. Aku tak akan menuntut apa-apa lagi sesudah itu.

Yang Turun : Sayang sekali, sahabatku...

Nyawa : Tolonglah aku...

Setan 1 : Tidak mungkin. Pertama, karena kami tidak akan tega memenuhi permintaan
tolong manusia yang meminta tolong kepada setan. Dan kedua, kami tidak mau
para manusia itu nanti mengetahui keberadaan kami di sini.

Nyawa :Tolonglah aku. Tenangkan jiwaku.

Setan 1 : Kenapa bukan Tuhan yang harus menenangkan jiwamu?

Nyawa Aku tak tahu Ia di mana, dan tak yakin apakah Ia sudi menjawabnya.

Setan 1 Engkau tak yakin, dan engkau mati dalma ketidakyakinanmu.


Nyawa Jangan berkhotbah! Itu bukan pekerjaanmu. Tolong sajalah aku!

Yang Turun : Sayang sekali, sahabatku. Kami tidak bisa menolong. Kami mungkin hanya bisa
menyisihkan mayatmu agar tidak mengganggu pertemuan kami. Tetapi engkau
sendiri, alamilah kini hasil dari kehidupanmu sendiri bersama kehidupan seluruh
ekan-rekan manusiamu. Engkau telah dilenyapkan, dan kini mereka berlari
meninggalkanmu. Berlari meninggalkan nasibmu. Itu amatlah ringan bagi mereka.
meninggalkan saudara-saudara mereka yang masih hidup saja mereka sudah biasa
melakukannya. Maafkan, sahabatku, tetapi terimalah dengan lapang dada segala
apapun yang menjadi hasil dari kehidupan kalian sendiri. Maafkan juga, Saudara
Pimpinan, kita sepertinya harus memindahkan mayat ini agar tidak mengganggu
pertemuan kita ini.

Setan 1 saya kira memang demikian baiknya. Marilah kita pindahkan mayat ini.

MAYAT ITU DIANGKUT KE SALAH SATU SISI RUANGAN ATAU KE SUDUT YANG
REMANG.

(selipan Lagu/tarian : kelakuan manusia yang meminta sesuatu tidak kepada Tuhan langsung)
(bagian ini bisa diganti musikologi :unsur penyesalan terhadap hidup dan mencari Tuhan)

SETAN 1 KEMBALI KE TEMPAT DI MANA IA MEMIMPIN SIDANG. SETAN-SETAN


LAINNYA JUGA KEMBALI KE TEMPAT MASING-MASING.

Setan 1 Saudara-saudara setan sekalian! Hendaknya yang barusan terjadi ini bisa
menjadi pelajaran bagi kita bersama. Manusia telah meminta tolong kepada
setan! Marilah kita berdoa bersama-sama, agar dalam keadaan apapun, setan
tidak perlu dan tidak akan meminta tolong pada manusia!

Para Setan : Amin!

Nyawa (menjerit keras)

Setan 2 Tidak juga minta tolong pada jin

Para Setan : Amin!

Setan 3 Apalagi malaikat!

Para Setan : Amin!

Setan 4 Apalagi Tuhan!

Para Setan : Amin!

Nyawa (menjerit amat keras, tapi akhirnya suaranya lenyap. Jeritan itu hanya
diteruskan oleh kelengangan)

BABAK5
KUMPULAN MANUSIA YANG TADI BERIRINGAN MENGUBURKAN JENAZAH
JENDRAL, DITAMBAH SATU-DUA ORANG LAGI, MUNCUL KEMBALI. MEREKA
MENCARI JENAZAH YANG DITINGGAL LARI ITU.

(pemain Androghini/ artistik/ musikologi berdialog)


(4 orang pembawa kotak mayat)

Orang 1 :Masa gitu aja takut!


Orang 2 :Kaget sih!
Orang 3 :Mental kalian kayak bajigur!
Orang 4 :Alaa..lu nggak ngalamin sendiri sih!
Orang 1 :Iman kalian tipis! Sama mayat mati saja takut!
Orang 2 :Emangnya ada mayat hidup?!
Orang 3 :Bangsat!
Orang 4 :Kalau lawan tentara, boleh kalian lari pontang-panting. Ini?! Lawan mayat kok lari!
Orang 1 :Udahlah! Nggak usah banyak omong! Di mana tadi jatuhnya?
Orang 2 :Di sini.
Orang 3 :Di sini mana?
Orang 2 :Ya di sini!
Orang 4 :Lha sekarang mana dia?
Orang 2 :Ya nggak tahu..
Orang 1 : Beli rokok kali!
Orang 3 :Jangan main-main ah! Ini soal mayat.
Orang 2 :Habis mayatnya main-main.
Orang 4 :Sssttt..mungkin digonol setan.
Orang 1 :Untuk apa emang?
Orang 2 :Untuk mainan!
Orang 3 :Hush! Dia kan Istri jendral!
Orang 2 :Justru itu.
Orang 4 :Sssttt..
Orang 1 :Di mana sih?
Orang 4 :Tadi di sini!
Orang 2 :Yang bener aje?!
Orang 3 :Wallahi deh. Semua juga tahu.
Orang 1 :Coba cari-cari ke sana deh!

MENYEBAR. BEBERAPA LAMA. CARI KE SANA KEMARI TAPI NGGAK KETEMU


JUGA.

Orang 2 :Ini musti pakai musik!


Orang 3 :Kok aneh?
Orang 2 :Cara tradisionil, tapi amat manjur.
Orang 1 :Apaan itu?
Orang 2 :Kan mayatnya sedang dibikin mainan ama setan, nah, kalau kita bunyiin musik, itu
setan bakal menari. Jojing. Maka dia lupa ama tu mayat dan tanpa terasa, ia
melepaskannya.
Orang 4 :Mau dicoba?
Orang 3 :Akur deh. Daripada susah-susah.
Orang 1 :Ngurusin Istri Jendral satu aja. Ntar nggak ketemu-ketemu, kita nggak bisa kerja
dong.
Orang 3 :Dan nggak bisa makan.
Orang 1 :Musiknya musik apaan?
Orang 2 :Kalau di kampungku dulu pakai tampah dan kinangan. Bluk blukneng! Bluk
blukneng! Gitu.
Orang 4 :Waa..susah dong cari tampah.
Orang 1 :Mana pula ada orang nginang.
Orang 3 :Pakai youtube aja deh!
Orang 4 :Ada yang punya kuota nggak?
Orang 2 :Gua punya! Tapi lagunya apaan?
Orang 3 :oppa-oppa deh.
Orang 1 :kakek-kakek maksud lu?
Orang 3 :kudet lu, ituloh yang boyband korea.
Orang 1 :oh tau-tau, jangan boyband deh coba girlbandnya aja. Yang duduudu
Orang 4 :Emang manjur tuh lagu?
Orang 3 :Pokoknya coba aja dulu. Kalau koreaan nggak bisa, coba aja dangdut atau regae.
Orang 2 : yaudah buruan disetel deh!

DUA ORANG ITU LANGSUNG MENGAMBIL HP DAN SEGERA DI-STEL.


(dudu 2;14 -2:30)

Orang 4 :Sstt! Ganti-ganti ngga ada perubahan. Cari lagu yang lain.
(lucinta luna : bobo diman 1;03 -1;15)

GANTI. BERDENTAMLAH NDANGDUT. TERNYATA KEMUDIAN SESEORANG


MENEMUKAN MAYAT ITU.

Orang 2 :Ini dia! Ini dia!


Orang 4 :Mana? Mana?

BERKERUMUN KE TEMPAT ITU.

Orang 1 :Ooo..ternyata setan seleranya ndangdut!


Orang 3 :Pantas kaset-kaset ndangdut laris.
Orang 4 :Sstt! Ini masih suasana bela sungkawa. Harap Saudara-saudara tahan diri!

KEMBALI DAN MEREKA MENGANGKAT MAYAT ITU KELUAR.

Setan 1 Nah, Saudara-saudara semua! Tidak yang mati, tidak yang hidup, manusia minta
tolongnya kepada kita, para setan.

Yang Turun : itulah yang tadi kubilang kemenangan kita atas manusia!

Setan 1 Kita semua tahu itu. Tetapi bukanlah mental setan untuk mabuk kemenangan.
Kita harus tetap mawas diri.

Sesetan D Saudara Pimpinan! Ada satu hal yang saya harapkan tidak luput dari perhatian
kita.

Setan 1 Apa itu?

Sesetan D Dari tadi, sejak awal pembicaraan kita tadi, kita banyak berdebat tentang
kekhawatiran bahwa manusia akan datang kemari dan bisa mengganggu
pertemuan kita. Tapi sekarang, telah kita saksikan bersama, bahwa kekhawatiran
itu tidaklah ada alasannya. Beberapa manusia telah lewat dan berada di sini dalam
waktu yang cukup lama. Tapi buktinya, tak ada dari mereka yang mengetahui
bahwa kita berada di sini. Mungkin mereka buta. Atau mungkin karena setan
memang tak ada bedanya dengan manusia.

Setan 3 Atau kemungkinan lain, menusia memang telah menjadi setan-setan. Paling tidak,
kadar atau karakter kesetanan mereka sudah sedemikian tingginya, sehingga
mereka tak bisa lagi membedakan mana manusia dan mana setan.

Setan 4 Bukan tak bisa membedakan, tapi memang sudah tidak mau membedakan mana
setan dan mana manusia.

Setan 5 Akur. Sebab kalau mau membedakan, mereka harus konsekuen untuk benar-benar
jadi manusia. Sedangkan betapa beratnya untuk itu. Yang enak ialah menjadi
manusia sekaligus setan.

Setan 6 Maka, Saudara Pimpinan! Saya kira tugas kita selanjutnya ialah bagaimana
membuat manusia itu benar-benar punya karakter menyerupai setan benar.

Sesetan B Kalau perlu, kita bikin mereka jadi setan beneran!

Setan 6 Itu tak perlu. Sebab kita masih membutuhkan wujud manusia untuk membuktikan
kemenangan kita atas mereka di hadapan Tuhan.

Setan 5 Juga tidak mungkin. Sebab setan dan manusia memiliki kodratnya sendiri-sendiri.
Cukup bagi kita untuk membuat mereka sesetan mungkin, tapi tak usah merubah
kodratnya.

Sesetan C Tapi kalau manusia semua akhirnya menjadi setan, nanti ketika hari kiamat tiba,
yang menghadap Tuhan ternyata hanya setan-setan. Tiada manusia. Ini kan
kejutan bagi Tuhan!

Setan 5 Mana bisa Tuhan terkejut!

Sesetan A Tuhan kan mahabisa!

Setan 5 Justru karena mahabisa, Ia tidak akan terkejut. Mentang-mentang kita ini
memusuhi dan dimusuhi Tuhan, lantas menyangka bahwa Tuhan bisa
dipecundangi dengan cara itu. Sehebat-hebatnya setan, tapi kita tetap mengakui
bahwa Tuhan itu mahabisa segala-galanya. Mahakuasa dan maha-mengetahui.
Tidak seperti manusia. Pikirannya seperti kerikil dan perasaannya seperti dinding
bambu, tapi sok lupa pada kekuasaan Tuhan!

Sesetan C Kok Saudara ini jadi ngomong kayak malaikat?

Setan 5 Bukan begitu. Tapi ini jelas. Setan tidak sebodoh dan sebebal manusia

Sesetan C Setan lu!

Setan 5 Manusia lu!

Sesetan C Gila! Aku bukan manusia! Sejelek-jeleknya aku, tapi samasekali aku bukan
manusia! Lu jangan seenaknya menghina!
Setan 1 Cukup! Cukup! Jangan terjerumus oleh nafsu manusia yang durhaka itu! Kita
harus tetap berpegang pada akal sehat.

Sesetan C Tapi itu setan kerasukan manusia!

Setan 1 Ssstt! Tidak baik mengumpat-umpat! Kita harus menjaga batas sopan santun di
antara kita.

(blackout)

DARI KEGELAPAN TERDENGAR SUARA RAUNGAN DAN RINTIHAN DARI NYAWA


YANG MAYATNYA BARUSAN DIKUBUR. RUANGAN ITU MEMANCARKAN RASA
SAKIT YANG SANGAT DAN RASA MENYESAL YANG SETANDAS-TANDASNYA. DI
SELA-SELA RINTIHAN DAN JERITAN ITU, TERDENGAR SUARA CAMBUK ATAU
TERKADANG SUARA PUKULAN SERTA BERMACAM LAINNYA.
(back sound cambuk dan pukulan, api, udara, jeritan)
Lampu : merah
(nyawa+ anak andro pake jubbah hitam (1orng) membawa pesut)

Aauuuu...
Tapi mereka lebih gila dari saya! Mereka itu pemimpin-pemimpin yang lebih sinting dan
munafik dibanding saya!
Ampuun...
Bahkan semua rakyat juga bukan tidak ikut gila! Meskipun kadarnya berbeda-beda!
Auu...
Memang terpaksa darah mereka kuhisap! Terpaksa aku korup juga! Terpaksa ikut menindas
juga! Sebab bagaimana aku bisa hidup tanpa itu! Aku terpaksa!
Aku terlibat dalam roda sistem yang aku tak bisa mengelak dan keluar darinya! Aku terpaksa!
Itulah satu-satunya jalan untuk mempertahankan hidup saya dan keluarga saya!
Auuu..
Ya ya anak-anak turun saya juga! Habis gimana?!
Aku diseret oleh kehidupan yang semacam itu! Aku harus ikuti iramanya supaya aku tak digilas
olehnya!
Bagaimana penindasan bisa dielakkan?
Aku bukan malaikat seperti kau yang bisa merombak dunia dari dasar dan akarnya! Aku hanya
manusia lemah yang tak bisa lain keculai ikut arus! Aku sudah mencoba melawan
juga, tapi perlawananku sangat terbatas!
Ampuunuun...
Kau atahu aku mati ini oleh sebab perlawananku kepada mereka!
Bukan! Bukan! Aku melawan bukan karena kami saling berebut makanan! Aku melawan untuk
mewakili perlawanan rakyat kami yang diam! Aku melawan demi perut mereka! Demi
keadilan atas mereka! Demi kesejahteraan hidup mereka!
Auuu...
Iyaaa..memang dia kubuntingi! Itu adalah satu di antara ribuan peristiwa yang sama! Mereka
lebih-lebih lagi!
Tentu saja! Masa orang besar seperti aku harus diketahui masyarakat telah membuntingi
babunya?! Tak mungkin! Aku terpaksa menjaga nama baikku! Itu hal jamak di dunia!
Ampuuunn...
Dosa-dosa kecilku memang banyak!
Ya ya ya! Bukan hanya dosa kecil, tapi dosa besar juga banyak! Tapi itu hanya setetes air di
tengah samudra dosa yang bergelimang dalam hidup manusia!
Habis bagaimana?! Kehidupan manusia secara bersama adalah mesin besar yang sudah terlanjur
jadi dan berjalan! Tak mungkin bisa dihentikan begitu saja dan diganti dari nol! Dan
aku hanyalah sejumput debu yang melekat di roda kehidupan!

(MUSIKOLOGI/ANDRGHINI ; pengakuan)
Telah membeku ibadahnya tapi cair hidupnya!
Telah menjadi budak dari bayangannya!
Telah menjadi anjing piaraan dari nafsunya!
Telah munafik dan bingung oleh mimpinya!
Telah Kau buktikan sendiri betapa sia-sia Kau menciptakannya!
Tidak benarkah kata-kataku dulu bahwa manusia hanyalah akan menumpahkan darahnya dan
membunuh dirinya sendiri?!
Akukah yang keliru ataukah Engkau?
Namun aku tahu tidaklah Engkau pernah satu kalipun keliru. Maka kalau demikian, apakah yang
tersembunyi di balik kehendakMu yang begitu?
Tuhan! hiburanMu terlampau mahal dan berbahaya!

Setan 1 : (setelah hening sejenak, dengan nada yang lebih rendah)


Saudaraku, janganlah hendaknya kita bersikap sombong dahulu kepada Tuhan.
Kita tahu Ia mahakuat dan mahabesar untuk kita sombongi. Ia terlampau agung
untuk kau tertawakan. Baiklah kita berpikir dulu lebih dalam akan tugas-tugas
kita. Impian masih panjang dna perjuangan masih jauh jalannya. Manusia
memang telah demikian mundur hidupnya, tetapi bukan berarti bahwa tak ada
yang berbuat lebih dari itu.

Setan 3 Di mana-mana perang, di mana-mana penindasan, di mana-mana


keangkaramurkaan, di mana-mana kemunafikan, di mana-mana darah
bertumpahan, di mana-mana jiwa bertangisan. Apakah itu semua tidak
cukupmenjadi bukti?

Setan 1 Memang ada itu semua, tapi tidak di mana-mana. Dunia manusia juga masih
punya kebenaran yang coba dipertahankan. Masih diusahakan keadilan. Masih
ada cinta dan kesetiaan.

Setan 4 Tetapi demi apapun, kehidupan mereka tidak akan menjadi lebih baik, melainkan
akan tambah rusak berantakan. Raksasa itu terlampau besar untuk dilawan ksatria
yang makin kurus kering tubuhnya.

Setan 1 Betapa pun kurus dan kering ia, tetapi ksatria masih ada. Itulah tantangan kita!

Setan 4 Ia akan semakin kurus dan kering dan kemudian mati sama sekali.

Setan 1 Belum tentu. Kini muncul juga perjuangan dan kekuatan gaib yang melawan kita.
Kita para setan memang telah berada dalam hampir setiap jiwa orang. Tetapi tidak
semua. Kini mulai tumbuh manusia-manusia yang berhasil menggali dirinya dan
menggali kekuatan Tuhan yang dikandungnya. Kini mulai nampak juga pribadi-
pribadi yang sungguh dengan Tuhan di belakangnya. Peribadi-pribadi yang total
memusatkan dirinya kepada Tuhannya, sementara ia mampu berbagi sekedarnya
dengan dunianya. Kita tak usah takut dengan kumpulan-kumpulan mereka yang
beku. Slogan-slogan dan cocoran mulut keropos. Kata-kata yang kosong. Atau
berbagai tanda dan pernyataan kulit mereka yang angkuh, gembos, dan dungu.
Kita tak usah khawatirkan itu semua. Tetapi bola mata bersinar yang menatap
bulat-bulat ke satu titik Tuhan, tidaklah bisa kita lawan. Sebab memang Tuhan
sendiri ada dalam bola mata berbinar itu.

Setan 6 Aku percaya tentang bola mata berbinar itu. Tapi aku tidak bisa percaya bahwa Ia
ada pada manusia. Kehidupan mereka kini adalah buih yang akan segera
dilenyapkan oleh samudra kita. Kehidupan manusia telah terlalu ringkih dan
penyakitan. Tak ada obat yang akan mampu menyembuhkannya.

Setan 1 Alam semesta ini berada di genggaman suatu Dzat yang padanya tidak ada
sesuatu yang tidak mungkin.

Setan 4 Manusia telah kehilangan nilai dasar. Itu hanyalah impian mereka, yang lenyap
bersama saat bangun pagi mereka. Mereka seperti memegang nilai, tetapi nilai itu
hanyalah nilai yang telah tergeret mundur, yang telah dikompromikan dan direka-
reka berdasarkan kebutuhan darurat mereka.

Setan 1 Tuhan senantiasa mengatakan bahwa Ia akan memberi cahaya kepada siapa pun
yang dikehendakiNya.

Setan 6 Tapi manusia telah dianugerahi segala yang diperlukannya. Dari nafas,mulut,
sampai akal dan kepekaan-kepekaan lainnya. Tetapi Tuhan tidak akan merubah
nasib manusia kecuali manusia itu sendiri yang hendak merubah nasibnya.

Setan 1 Kini mulai tumbuh orang-orang yang berusaha merubah nasibnya secara sejati.

Setan 4 Terlalu sedikit untuk kita cemaskan!

Setan 1 Tapi Tuhan bisa turun tangan. Sebab Ia lebih berpihak pada manusia
daripadakepada kita, apara setan.

Setan 4 Tuhan tidak akan ingkar janji. Ia tidak akan begitu saja mengangkat manusia
tanpa usaha manusia itu sendiri mngangkat dirinya.

Setan 1 Tapi Tuhan bisa berbuat apa saja yang Ia inginkan. Dan itu hak Dia sepenuhnya.

Setan 4 Tidak! Tuhan tidak akan mencabut kata-kataNya.

Setan 1 Tapi Ia bisa menolong manusia tanpa mencabut kata-kataNya.

Setan 2 Maaf! Saya melihat Saudara Pimpinan kini telah berubah pandangannya. Saya
melihat Saudara mulai sentimentil membela Tuhan dan manusia.

Setan 3 Ini adalah malapetaka! Nampaknya Saudara Pimpinan akan insyaf!!

Setan 5 Ya! Kelihatan mulai mengingkari eksistensinya!

Setan 6 Berkhianat pada sumpahnya!

(musikologi/androghini ; kebesaran Tuhan yang disia-siakan manusia)

BABAK7
PARA SETAN LAIN PUN KEMUDIAN RIBUT. TIDAK HANYA BERGEREMANG,
TAPI SUDAH SETENGAH MENGUMPAT. NAMPAKNYA MEREKA SEMUA
BERSEPAKAT SECARA TAK SENGAJA UNTUK MEMPROTES PIMPINANNYA.
SUASANA JADI RIBUT. MEREKA BANGKIT BERDIRI DAN MENDATANGI TEMPAT
SANG PIMPINAN. SEMUA MENGANGGAP GEJALA PADA PIMPINAN ITU ADALAH
MALAPETAKA, PENGINGKARAN ATAS EKSISTENSI KESETANAN MEREKA DAN
PENGKHIANATAN ATAS SUMPAH MEREKA. RIUH RENDAHLAH PROTES MEREKA.
(TAPI TATKALA PERLAHAN-LAHAN KEMUDIAN TERDENGAR SEBUAH
MUSIK YANG BERGURUH, YANG MAKIN KERAS DAN MAKIN KERAS, KEMUDIAN
DISUSUL OLEH LENGKINGAN TINGGI PANJANG SUARA BERLAGU YANG
RELIGIUS, YANG SEPERTI DISUARAKAN DARI ALAM DI SANA, SEMUA SETAN ITU
TERDIAM DARI GERAKNYA. SEPERTI PATUNG MEREKA BEKU DI TEMPATNYA.)
MUNCUL SESEORANG DARI SATU ARAH. TEGAK SIKAP TUBUHNYA.
BERSEDEKAP KEDUA TANGANNYA. WAJAHNYA LURUS MEMANDANG KE DEPAN.
KEDUA BOLA MATANYA BERBINAR DAN SEPERTI PENUH CAHAYA SENDIRI,
MEMANCAR KE SATU TITIK DI DEPANNYA. MATA ITU TOTAL DAN TAK
BERKEDIP. MATA ITU DIAM, TAPI MUSIK YANG BERGEMURUH BAGAI
DIBUNYIKAN OLEHNYA.
BERJALAN IA KE DEPAN,PERLAHAN-LAHAN SEKALI. SAMPAI DI TITIK
PUSAT DARI SMEUA MATA RUANGAN, IA BERHENTI. DIAM TANPA GERAK
DALAM SIKAP TUBUH, TANGAN, WAJAH, DNA MATA YANG TAK BERUBAH.
PARA SETAN KAKU DAN BEKU.
SESEORANG ITU CUKUP LAMA, LAMA, ATAU SANGAT LAMA DALAM
KEHADIRANNYA ITU, SAMPAI AKHIRNYA MUSIK SEDIKIT DEMI SEDIKIT MELIRIH
DAN ALHIRNYA LENYAP SAMA SEKALI. SESEORANG ITU TETAP UTUH PADA
SIKAPNYA. BOLA MATANYA MENELAN RUANGAN ITU, SAMPAI AKHIRNYA
PERLAHAN-LAHAN CAHAYA MEREDUP DAN MENGHILANG.

(musikologi/androghini/artistik : musik lirih tentang penyesalan)


PEMERAN KARAKTER
Setan 1 (febri) - Pemimpin sidang
- Open minded (menerima pendapat atau masukan)
- Pendengar yang baik ( dalam hal menrima pendapat)
- Mudah terdistraksi
- Perhatian (menanyakan masalah ygdihadapi)
- Melindungi
- Penengah
- mudah terpancing emosi (dengan yang turun)
Setan 2 (Maha - Mengarahakan
- Mengingatkan jika pembicaraan ngawur
- To the point
-

Setan 3(raquel) - Pemerhati sekitar


-
Setan 4 (aya) - Pemikirannya mengagungkan tuhan
Setan 5 (rika) - Realistis
Setan 6 (boni) - Sombong/angkuh
-
Sesetan A (ibnu) - Pemberi masukan (aktif)
Sestan B (emil) - Lebih hati-hati dalam bertindak (ragu)
Sesetan C (vale) - Informan
Sesetan D (resta) - Memberi contoh real

(13/14 dialog = 5
org)
Seniman - Menyamar
- Lucu
(16 dialog = 3 - Urakan
orang artistik) -
Yang Turun (setan) - Realistis
(Theo) - Tenang
- Percaya diri
- Berani
- Bebas bertindak sesuai keinginan (need apa ya? Lupa)
- Sarkastik
- Cuek
- Informan
Para Setan - Bersorak setuju

(gabungan pemain
yang jadi setan)
Nyawa (ari) - Penyesalan
Warga - Penakut
- Menganggap lucu semua kejadian
(Anak androghini
= 6org)
Orang di bagian - Aura baik positif
akhir -

*Aku lebih ke kepribadiannya keknya. Penampilannya ngga ngerti

Setting: ruang rapat bikin 3 rangkaian meja isinya buat 4 orang, butuh hio buat pewangi ruangan

Ringkasan naskah:

Konsep:

Anda mungkin juga menyukai