Sebuah kotak berbungkus indah, pita ungu di tengahnya. Semakin manis kado itu
terletak di tengah dalam ukuran yang besar memenuhi ruang kosong di panggung.
Kado-kado yang lainnya bergelantungan bergoyang tak tentu arah. Suara detak
jantung denting jam berbaur. Musik pengantar mengalun. Nampak dua orang
mematung membentuk tugu selamat datang. Yang satu gondrong, yang satu botak.
Stagnan beberapa saat di atas kotak itu.
001 Gondrong : Selamat datang di gedung pertunjukan teater. Sebentar lagi malam
akan mengajak kita berwisata hati..
002 Botak : Malam ini kita akan menyaksikan sebuah peristiwa teater yang
mengisahkan dualisme hidup dan kehidupan antara baik buruk,
botak-gondroong, cakep (menunjuk pada dirinya sendiri), jelek.
(menunjuk pada gondronng). Sebuah naskah yang pengarangnya
sendiri malu mengakui sebagai karyanya. Mungkin karena peristiwa
dalam naskah ini adalah pengalaman dia sendiri. Naskahnya di beri
judul malam botak. Dengan para pemain : botak di perankan sendiri
oleh (batuk kecil) ehm…saya sendiri..
003 Gondrong : Dan gondrong di perankan pasti oleh saya. Sebelum ruang imaji kita
buka ada baiknya saya ingatkan bahwasanya tidak diperkenankan
kepada para penonton yang budiman untuk mematikan
handphonenya biar anda tetap bisa berhubungan dengan dunia anda.
Juga kepada para pemotret rekayasa kehidupan, sumonggo di
persilahkan untuk memakai blitz saja biar hasil jepretannya baik dan
bagus.
009 Gondrong : Kenapa sih kamu. Hargailah penonton..sudah sukur mereka datang
mau mendengar. Melihat dan semoga ikut merasakan apa yang kita
rasakan. Saudara-saudara silahkan untuk tepuk tangan bila mau.
1
010 Botak&gondrong :Dan inilah malam botak (musik berdentam. Para penari keluar).
Fade out
016 Gondrong : Bagaimana dengan patung beneran, yang berdiri saban hari, panas
hujan mereka tetap setia, gak mengeluh.
021 Botak : Mengeluh itu sama dengan kentut. Tidak dikeluarkan bisa menjadi
penyakit akut. Kalau di keluarkan bikin semaput.
024 Gondrong : Kubilang pinter bukan cerdas.. pinter juga cuma masalah
kentut..huuu..
2
031 Botak : (duduk) begini kan lebih enak
032 Gondrong : (melakukan hal yang sama) Kenapa tidak dari tadi?
041 Botak : Yang maling semakin pandai maling, yang rampok semakin jago
rampok, yang korupsi semakin dpat posisi, yang kolusi semakin
harmonisasi
049 Botak : Setidaknya ada yang kita banggakan dengan kesaksian kita.
051 Botak : Ntar kalo nasib kita berubah…ada yang bisa kita ceritakan pada anak
cucu kita..
3
052 Gondrong : Bahwa kita pernah melihat orang demo??..Ahhh gombal..hanya
melihat saja kok bangga..
053 Botak : Ya tidak gitu toh..kita ini manusia yang terpaksa bediri dan melihat
juga merasakan dampak dari semua yang di lakukan manusia di
negri ini..
054 Gondrong : Kayak professor doctor aja kamu…eh..ehhh..:Seperti ada yang lain
dengan kamu Tak..(melihat dan mengamati kepala Botak)
064 Botak : Kemarin siang waktu kita jadi patung pak tani
4
073 Gondrong : Ya iyalah..masa ya iya dong..alhamdulillah bukan alhamdulidong…
Kepalamu itu auratnya terbuka..nanti kamu bisa kena pasal.
095 Botak : Sudah kebayang…pasti ada yang happening art dengan tarik
tambang dengan coreng moreng mukanya, terus guling-guling gitu
aja kok freport
096 Gondrong : Halalh…plesetan lagi.yang jelas katanya hari ini polisi akan
menggerahkan 11 setengah peleton brimob.
5
101 Botak : Sssstttttttt tuh orang-orang pada datang kemari (para penari kuda
lumping yang seksi masuk buat komposisi dan tablo, sementara
gondrong dan botak menjadi patung pangeran di ponegoro.
gondrong jadi kudanya botak jadi panggeran diponegoro)
107 Botak : (penari keluar dengan posisi kuda di atas penari) Nah sudah
selesai….ah,nggak seru….
108 Gondrong : (beringsut dari jadi kuda langsung turun dari kado raksasa itu ke
area panggung depan sebelah kiri)
110 Gondrong : Kamu ngak lapar!! Lama-lama kita kayak orang gila di atas atap!!
memandang kekejauhan mencoba merasakan tapi tidak
memahami…..aku bosan jadi orang gila, sementara kesadaran kita
melebihi orang-orang yang berorasi, orang-orang yang mengatas
namakan rakyat…….
111 Botak : Justru itu drong, justru itu, di dalam cerita ini kita adalah
pahlawannya, saksi bisu yang tak pernah mati.
112 Gondrong : Tambah ngawur saja….kalau aku ngak makan lagi hari ini….bisa
mati aku.
113 Botak : Kamu lupa.kita ini gelandangan yang tersesat dengan harapan dan
mimpi
114 Gondrong : Apa gelandangan ngak perlu makan? kita ini tetap manusia, baik
yang berharap atau bermimpi tetap perut kita perlu makan……sudah
mau ikut ngak?
6
117 Botak : Bener..lagian aku malas..
123 Botak : Keadaan yang berdosa pada kita, bukan kita ndrong. Mana ada
manusia yang mau miskin. Yang mau melarat. Yang mau bersusah
payah lupa. Pura-pura tak punya perut. Itu keadaan..nasib.
126 Botak : Aku lapar..apakah orang-orang itu sudah pernah mersakan lapar
yang benar-benar lapar..yang membuat pandangan jadi berkunang-
kunang… yang membuat hidung mencium semua bau menajdi mak
nyosss…lapar sekali..lebih baik aku berpuasa..tapi dapat pahala
nggak kalau puasanya karena keadaan.
129 Botak : Kamu benar..kita sudah gila. Sebenarnya kita bukan saksi
disini..semakin banyak tau tentang keadaan semakin terjepit kita
dalam keadaan itu sendiri..udah gelandangan..gila lagi.
7
132 Gondrong : Botak..pasti nilai sejarahmu dulu merah semua..Monumen-monumen
itu, patung-patung itu sebagai pendokumentasian penggalan
kehidupan yang mempresentasikan warisan semangat hidup dan
kehidupan itu sendiri. Patung-patung ini memiliki tujuan hidup bagi
masyarakat dan sebaliknya keberadaannya tak bisa di lepaskan dari
masyarakat sekitarnya.
133 Botak : Anjrit..kerenn…dari mana kamu dapat kata-kata itu?? Kau bilang tak
suka sejarah, karena sejarah sudah banyak di jungkirbalikkan.
Sejarah hanya milik penguasa..Ahhh..sudah lah..kita jadi manusia
biasa aja yuuk..
134 Gondrong : Emang kita gak biasa pa?? Kita ini sudah sangat biasa-biasa saja.
Malahan sangat biasa
135 Botak : Ya itu..karena sangat biasa jadi luar biasa..aku mau hidup yang
semestinya. Punya istri, punya rumah, punya anak
136 Gondrong : Punya motor, punya mobil, punya uang yang banyak…nafsu..nafsu!!
138 Gondrong : Bukankah kamu juga pernah punya istri, punya rumah..
141 Botak : Makanya kubilang, kita hanya manusia, punya cerita. Hanya punya
kisah..Kok bisa-bisanya ya tuhan bercanda ya..duuhhh..(aside) Dulu
istriku yang begitu manis…setia menunggu aku pulang dari kantor…
senyumnya..bau tubuhnya..
142 Gondrong : Sudahlah..kenangan gak baik kalau terus di ingat tapi tidak di
jadikan cermin..Jadikan itu sejarah hidupmu saja yang membuatmu
bisa hidup dan kuat samapi hari ini??
145 Botak : Itu karena makanannya gak ada. Aku lelah harus mengais makanan
di tong sampah. Najis untuk menghiba ke warung makan.
8
buuukk..pakkk…saya belum makan tiga hari. kasih saya sedekah
bukk paaakk..Haaaaaahhh..pemalas!!!
149 Botak : Mana ada orang yang mau memperkerjakan kita..mana ada instansi
yang mau buka lowongan kerja buat kita..apa taman budaya mau
mempekerjakan kita???
154 Gondrong : Apa yang membuatmu gak maju. Karena kau asyik dengan yang
dulu. Selalu tak berpijak bahwa kau sekarang hidup tidak di masa
lalu
155 Botak : Eh..eh..kau sendiri kenapa hanya bisa ceramah?? Kau sendiri tak
pernah berpikir untuk mau kerja
157 Botak : Kau itu tak punya rencana..tak pernah kamu cerita..aku mau ini..aku
mau itu..aku mau anu..aku mau ana..
158 Gondrong : Hei tak..kadang seuatu yang dipikirkan itu tidak untuk di bicarakan
159 Botak : Bagaimana orang bisa tau keinginanmu kalau kamu gak mau cerita.
9
163 Botak : Kita dipanggil tuhan
172 Gondrong : Rugi dua kali..di dunia miskin..di akhirat masuk neraka..
173 Botak : Nah udah tau gitu kok masih mau melarat
174 Gondrong : Loh siapa yang mau melarat..siapa yang minta miskin..siapa yang
mau masuk neraka..
178 Gondrong : Yaaahh..waktu itu mukamu merah ketika ketahuan mencuri sisa
makanan di warung seberang..lalu..lalu..hahahaha!!jatahnya kucing
kok di embat!!
10
180 Gondrong : Hiburan kita kan Cuma itu.. Mentertawakan
kesedihan..hehe..penyanyi dangdut bilang tertawa di atas penderitaan
orang lain. (Menyanyi dangdut)
182 Gondrong : Sebentar lagi hujan..bersiaplah untuk dingin. Cari penutup kepalamu,
nanti kehujanan masuk angin. (muncul penari membawa nuansa
hujan)
186 Gondrong : Yang lalu biar berlalu..sudah 94 kali kau cerita soal itu dan kau
selalu bersedih setiap kali cerita
190 Gondrong : Iya..tapi jangan sedih yang di ulang-ulang..nanti sedihnya gak seru
lagi..(halilintar mengagetkan mereka..reflek mereka bertiarap di
bawah slide gambar hujan, banjir menjadi background botak dan
gondrong. penari dengan selendang menggambarkan banjir,
angina dan gempa). Hujan angin..goyang bumi…biar azab tak terus
menghukum harus di tebus dengan pengorbanan apa lagi??..duuhhh
banjir…satu jam hujan, satu kelurahan banjir..berarti 2 kelurahan
banjir kalo dua jam hujan
11
193 Botak : Loh kok bisa??
201 Botak : Iya ndrong..yang itu aku bohong..tapi cerita yang lainnya
nggak..suerr..itu nyata dan ada. Eh..emang kamu bisa renang
ndrong??
203 Botak : Loh bangsat..tadi kamu bilang kamu bisa selamat dari banjir..
204 Gondrong : Siapa bilang aku bisa..aku tadi tanya, kau pasti gak bisa renang ya
kan?
207 Botak : Buka itu bego..bagaimana kamu bisa selamat dari banjir kalau
ternyata kau ga bisa renang
208 Gondrong : Sebelum banjir datang, aku pergi ke menara yang paling tinggi. Lalu
aku bikin perahu…naahhh itu lah letak kecerdasanku.
211 Botak : Hehehe…aku yakin kok kamu gak akan setega itu..pasti kamu gak
akan tega meninggalkan aku tenggelam..gitu kan? Karena kamu gak
12
punya temen..iya kan….halah..kenapa sih ceritanya jadi melantur
jauh..
223 Botak : (posisi kembali rilex) Loh kita bisa makan tanpa punya uang..
228 Gondrong : Kamu yang mulai kok..sok perhatian sama orang lain..kita berdiri
berjam-jam disini gak ada yang peduli..padahal keberadaan kita
penting..kota tanpa gelandangan tidak komplit..ya kan??
13
231 Botak : (terdengar suara radio transistor wayang sayup diganti dangdut)
Ndrong..malam makin larut
232 Gondrong : Dan lapar semakin menggelepar. Tuhan lupa kali ya kalo kita belum
makan
233 Botak : Gak usah nyalahin tuhan..Dia tetap yang maha dari segala
maha..Sudah terlalu lama rasanya kita tak menyapaNya.
245 Botak : Siapa yang menghina..Kamu ingat ketika pertama kali jumpa..Waktu
itu dandananmu selalu nyentrik..semakin aku lihat..aku pikir
seniman kok malah mirip gelandangan..anting sebelah kiri, rambut
gondrong acak-acakan…(nyanyi mabuk lagi)
247 Botak : Trus kalo ngomong mesti melulu soal reformasi..repotnasi. revolusi,
korupsi, koneksi, kolusi, terasi,trussss..aahhh…pokoknya ujungnya
selalu di akhiri kalimat si..si..sii gitu lah..
14
248 Gondrong : Jangan menghina terus..Aku sadar itu hanya idealis yang tidak
realistis
249 Botak : Nah..nah..kata apalagi itu??Heh dulu waktu kamu mabuk suka
berteriak-teriak. (menirukan gaya gondorng berdeklamasi). Seperti
gajah mada..Dengan kelapa…Sumpahku..Bahwa kanvas…Bahwa
kertas…Bahwa panggung…Bahwa keindahan…Tak semua benar…
Karena kejujuran…Lebih indah dari segalanya…Selamat tinggal
rekayasa…Aku pilih jalanan…Untuk menempuh
kejujuranku..Hahahaha..naahh sejak itu akhirnya kita bersama terus
sampai sekarang.
250 Gondrong : (bangun dari rebahannya lalu berdiri). Hebat..kamu sampai hapal
semua kata-kataku sampai titik komanya. Penghargaan yang tanpa
basa-basi, tulus. Makasih Tak. Kamu memang temanku..saudaraku..
252 Gondrong : Kembali ke waktu itu..aku ingat..kita dulu berjabat tangan tapi tak
saling menyebutkan nama. Sampai sekarang kita tak tahu nama
masing-masing…Namamu siapa sih tak??
253 Botak : Sudahlah ndrong..lebih baik kita memanggil seperti biasanya saja.
Kau panggil aku botak, aku panggil kau gondrong.
258 Gondrong : Barangkali gelandangan tak perlu punya nama..KTP pun kita tak
punya
261 Botak : Gendut prasetyo. Bekas manajer pabrik garmen yang di PHK.
Anaknya mati. Istrinya di bawa lari. Pergi dan menyakiti. Kini
berdiri disini seperti mimpi
15
262 Gondrong : Gesang..Tiga tahun di penjara karena merobek bendera Negara.
Dapat uang dari kata-kata. Orang bilang aku gila. Terserah saja. Kini
disini berada dalam nyata. (mereka saling berjabat tangan,
berangkulan. Datang para penari dengan rintih dan kesakitan.
Pakaiannya dekil membawa karung. Teman senasib para
gelandangan. Hanya sebentar mereka melintas)
264 Gondrong : Halo gendut prasetyo. (saling tatap lalu tertawa terbahak-bahak)
265 Botak : Tapi kamu harus tetap panggil aku botak. (botak baru sadar kalo dari
tadi mereka berpelukan). Ndrong..kamu homo ya?
269 Botak : Kenapa kamu masih memeluk aku?? (segera gondrong melepaskan
pelukannya)
272 Gondrong : Anget kepalamu itu..Untung gak ada yang liat..Eh botak..aku itu
normal 110 persen..Bahkan aku sudah memerawani 27 perempuan
16
280 Gondrong : Masa kamu gak kenal??
LAMPU BLACKOUT
FADE IN
282 Botak : Terima kasih tuhan….ah tuhan memang ngak pernah tidur….
287 Gondrong : Simpan kembali bungkusan itu tak…itu bukan milik kita…
291 Gondrong : Itu bukan milik kita…itu milik si ibu hamil tadi yang berlari dan
barang itu terjatuh….
17
293 Gondrong : Bukan…kita kembalikan barang itu…lagian kan ada alamatnya…
tuh….(sambil menunjuk dengan kepalanya kearah bungkusan itu)
294 Botak : Jangan sok alim gitu drong….heh…drong…kalau ini isinya emas
atau uang kita bagi dua lalu kita bisa memulai hidup baru…
301Gondrong : Kembalikan!!atau…
302 Botak : Atau apa??.....jangan sok jadi pahlawan kamu…ini rezeki kita,
kenapa sih ndrong…
303 Gondrong : Kenapa? kenapa?? aku yang tanya kenapa kamu…kemana hati
nurani mu…
307 Gondrong : Jahanam…aku hanya mau mengembalikan barang yang bukan hak
kita….
18
bergumul gerimis mulai lagi…halintar berkilat..sampaai satu
adegan gondrong terduduk dipukulnya balok kekepalanya
gondrong melolong jatuh darahnya muncrat…tertelungkup…
botak mengambil bungkusan itu….dia membawa bunggkusan itu
kea rah gondrong yang terbujur….dia buka bingkisan itu sangat
perlahan-lahan sambil memandangi gondrong…dan…botak
meledak ledak berlutut sambil membawa isi dari bungkusan itu
sebuah SISIR)
Lampu meremang fade out panggung gelap layer di tutup musik tanpa nada….
Ab asmarandana
2004
19