Anda di halaman 1dari 12

NYANYIAN ANGSA

Karya : Anton Pavlovic Chekhov


Terjemahan : Teguh Karya

SEBUAH PANGGUNG GEDUNG PERTUNJUKAN SEHABIS


PEMENTASAN. WAKTU TENGAH MALAM. TIBA-TIBA MUNCUL
SVETNOVIDOV DENGAN PAKAIAN BADUT DARI KAMAR RIAS
DENGAN SEDIKIT MABUK

SVET : Salamku selamat malam. Salamku sekali lagi selamat malam apa
kabar, aku tertidur di kamar rias. Pertunjukan telah lama berlalu.
Semua orang telah meninggalkan gedung ini dan aku dengan
tenang mengorok seenaknya. Oh, kau tua bangka, kau anjing tua.
Aku kira aku mabuk dan tertidur di kursiku. Kau adalah seorang
yang cerdik. Aku tak dapat mengatakan banyak tentang kau,
saying. ( BERTERIAK ) Yegorka, Yegorka, setan! Petruska,
Petruska. Mereka tertidur, seratus setan dan seorang tukang
tenung menggangu mereka. Yegorka, Petruska. Tak ada suara
sedikitpun. Hanya gema yang menyahut. Aku beri Yegorka dan
Petruska tiga rubel setiap hari untuk mencari aku setiap kali.
Segerombolan anjing pasti tak menyuruh mereka keluar malam
ini……. Mereka sudah pergi dan aku kira mereka sudah
mengunci gedung ini, anak celaka………. ( MEMEGANG
KEPALA ) Mabuk. Oh, sebotol anggur dan bir untuk kehormatan
kehadiranku, demi Tuhan. Aku pusing dan mulutku terasa seolah-
olah kemasukan sebatalion tentara sedang berkemah di
dalamnya……….memualkan……. ( DIAM ). Tolol………si
tolol telah mabuk dan tak dapat mengatakan apa-apa. Oh, demi
Tuhan. Belakangku pegal-pegal dan kepalaku terasa terbelah ,
seluruh badanku gemetar dan hatiku terasa dingin dan gelap

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 1
seperti liang kubur………..Jika kau tidak memperhatikan
kesehatanmu, setidaknya kau harus merasa kesihan kepada
umurmu yang tua. Ivantik tolol…….. ( DIAM ) Usia
tua……..Kau boleh mencapai umur itu, dan menempatkan
mukamu dengan lancing di dalamnya dan menjadi seorang tolo,
tapi yang pasti kau sudah menjalani hidupmu enam puluh delapan
tahun lewat dan telah kau pergunakan. Tak ada lagi yang dapat
mengembalikan………… Botol ini telah kukosongkan, hanya
tinggal beberapa tetes di dalamnya. Tak ada lagi yang tinggal, ya,
…….Begitu halnya……. Mau tak mau akhirnya sudah waktunya
utnuk menyiapkan kematian, maut sudah tak jauh lagi.
( MELIHAT KE DEPAN ) Aku sudah empat puluh lima tahun
di panggung ini dan aku pasti, inilah pertama kali kulihat
panggung di malam hari. Ya, untuk pertama kalinya…….. aneh,
( PERGI KE FOOTLIGHT ). Seseorang tak dapat melihat apa-
apa kecuali tempat pembisik, baris bangku pertama, tempat
musik, selebihnya cuma kegelapan. Rongga gelap yang tak ada
batasanya seperti llling kubur yang di dalamnya tersembunyi
kematian, alangkah dingin. Ada kekuatan di dalamnya yang
mendorong seolah keluar dari cerobong……… Ini adalah tempat
yang paling cocok untuk mendapatkan kenangan ;lama. Tak
mungkin, terkutuk semuanya. Aku merasa belakangku,
belakangku gemetar…………. (BERTERIAK ) Yegorka,
Petruska. Dimana kalian, setan-setan. Demi Tuhan, mengapa aku
bicara tentang setan-setan. Ah, hentikan aku bicara tentang itu,
hentikan aku minum, sudah tua, sudah waktunya untuk
mati……… Pada umur enam puluh delapan, kita harus
mengunjungi masa pagi, bersiap-siap untuk kematian, tapi kau
……… demi Tuhan, bahasamu kasar, mukamu menggambarkan
kemabukan, dan baju gila ini……. Pasti pandangan yang
memuakkan. Aku akan cepat-cepat menganti pakaian……….. ini

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 2
tidak mungkin. Seorang diri mati ketakutan jika harus bermalam
di sini ( PERGI KE KAMAR GANTI PAKAIAN
SEMENTARA NIKITUSHKA MUNCUL DENGAN BAJU
PUTIH DAN BERKERUDUNG KAIN SELIMUT KELUAR
DARI KAMAR PAKAIAN )

SVET : ( MELIHAT NIKITUSHKA KAGET MUNDUR KEMBALI )


Siapa kau ? Apa maksudmu, siapa yang kau ingini ( GELISAH )
Siapa kau ?

NIK : Hanya aku.

SVET : Siapa ?

NIK :(PERLAHAN-LAHAN MENGHAMPIRI DENGAN


MEMBUKA KERUDUNGNYA LALU MEMAKAI TOPI )
Aku, pembisik Nikita Ivanithc………. Vassilit Vassillithc, aku…….

SVET : ( NAFASNYA MEMBURU DAN GEMETARAN KARENA


TAKUT ) Demi Tuhan, siapa kau…….. ( MULAI
MENGENALI NIKITUSHKA ) Kau, Nikitushka ? Kau sedang
berbuat apa ?

NIK : Aku bermalam di kamar pakaian. Tapi demi kebaikan jangan kau
ceritakan pada Alexky Fomitho…….Aku ada lagi bermalam seperti
Tuhan juga di atas, aku juga demikian.

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 3
SVET : Kau, Nikitushka……….Demi Tuuhan, demi Tuhan. Mereka
memanggil akku enam belas kali sebelum layer di buka, mereka
menghadiahkan aku tiga karangan bunga dan lagi barang-barang
lain…….Mereka semua puas, tapi tak ada seorangpun yang
memperdulikan¸membangunkan si tua pemabuk ini dan
membawanya pulang……. Aku sudah tua. Nikitushka……….. aku
berumur enam puluh delapan…….. Aku sakit-sakitan. Semangatku
sudah mulai padam.

NIK : ( TERMANGU DAN MENARUH RESPEK ) Sudah waktunya


kau pulang ke rumah Vassilit Vassilitch

SVET : Aku tak akan pergi. Aku tidak punya rumah. Tak punya apa-apa.

NIK : Kawanku, kau lupa dimana kau hidup.

SVET : Aku tak mau pergi ke sana. Aku tak mau. Di sana akku sendiri…..
Aku tak punya siapa-siapa, Nikitushka, tak ada kawan, istri,
anak…… Aku hanya sendirian seperti angina di tengah-tengah
padang gandum……. Aku akan mati, dan di sana tak ada seorangpun
yang akan berdoa untuk aku……. Aku begitu takut sendirian. Tak
ada seorangpun yang menghibur aku, berbuat sesuatu untuk
menaikkan aku ke ranjang jika aku mabuk. Kepunyaan siapa aku, ini?
Siapa yang memerlukan? Siapa yang memperdulikan? Seorangpun
tak ada yang perduli Nikitushka.

NIK : (TERHARU) Masyarakat mencintai kau, Vassilit Vassilitch.

SVET : Masyarakat sedang tidur di rumahnya. Mereka sudah melupakan aku.


Tidak, Tidak ada yang memerlukan aku lagi, tak ada yang perduli.
Aku tak punya istri atau anak.

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 4
NIK : (SINIS) Ya, ya penderitaan yang menyedihkan untuk dipikir.

SVET : (TERSINGGUNG) Aku seorang laki-laki. Aku hidup. Aku punya


darah dalam pembuluhku, bukan air. Aku laki-laki terhormat
Nikitushka. Dari keluarga baik-baik. Sebelum aku masuk ke dalam
lubang celaka ini, aku jadi tentara, perwira pasukan meriam………
Aku anak muda yang baik, betapa cakap, gagah, kuat dan
bersemanggat. Demi Tuhan, apa tujuanku sebenarnya, kemudian aku
menjadi pemain sandiwara,Nikitushka. Bukan begitu? (MULAI
TURUN EMOSINYA) Tapi kemudian apa yang terjadi. Dimana
waktu ini tadi, kemudian teringat semuanya, semuanya llubang gelap
ini terbuka selama empat puluh lima tahun dalam hidupku. Hidup
dengan segalanya Nikitushka. Sekarang aku melihat di tempat yang
gelap ini dan semuanya tampak sampai ke yang sekecil-kecilnya
seperti akui melihat mukamu. Gairah kemudaan, semangat, kecintaan
perempuan-perempuan. Perempuan-perempuan Nikitushka

NIK : Sudah waktunya kau tidur tuan Vassilit Vassilitch.

SVET : Kataku, aku menjadi pemain muda, ketika akku terbawa oleh
antusiasme yang meluap-meluap. Aku ingat seorang perempuan jatuh
cinta denganku karena permainanku. Dia cantik, jenjang seperti
pohon, muda tak bersalah, murni dan penuh gairanh seperti matahari
pagi musim panas. Malam yang segelap-gelapnya takkan than
disinari oleh matanya yang biru dan senyumnya yang menjatuhkan.
Gelombang air laut memecahkan karang-karang di pantai, tapi batu
cadas, gunung es atau bukit salju akan dipecahkan oleh gelombang
ikal rambutnya yang hitam pekat. Aku teringat berdiri di
mukamu…… dia lebih manis dari itu, dibandingkan dari hari-hari
biasa. Dia memandang aku begitu rupa, sehingga aku tak akan bisa
melupakannya. Meski kedalam kubur……….. Keramahannya, lemah

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 5
lembut, kedala, pandangannya, kecemerlangannya, kecemerlangan
kemudaannya. Mematahkan hati, bahagia aku berlutut dihadapannya,
aku memohon supaya dia membuat aku beruntung. (KECEWA DAN
MERENDAHKAN SUARA) dan dia menjawa : tinggalkan
panggung, tinggalkan panggung! Dapat kau mengerti? Dia dapat
mencintai seorang pemain, tapi menjadi istrinya tidak bakal. Aku
ingat hari itu, aku main………sungguh celaka, bagian lawakan…….
Ketika memainkannya terasa hatiku terbuka…….. Aku melihat di
dalamnya tak ada yang bisa dikatakan seni murni, semuanya
pembicaraan liar dan semata-mata kepalsuan, dan aku adalah seorang
budak, bermain untuk orang-orang menghilangkan waktu, seorang
badut di banyak omong. Aku dapat melihatnya dari kata mata
mereka. Ya Nikitushka, mereka mau bertepuk tangan untuk aku,
mengumpulkan satu rubel untuk gambarku, tapi aku adalah orang
asing bagi mereka, bagi mereka aku terlalu kotor, jalan yang paling
terkenal. Untuk menghilangkan kehampaan mereka mau berkenalan
dengan aku. Tapi tak ada seorangpun antara mereka yang sudi
mengawinkan saudaranya dengan aku atau anaknya dengan aku…..
Aku tidak percaya dengan mereka. (DUDUK. PUTUS ASA
DIBANGKU) Aku tak percaya pada mereka.

NIK : Kau sudah tidak seperti kau dulu lagi Vassilit Vassilitch. Kau
menakutkan aku….. Aku akan mengantar kau pulang, kau orang
baik.

SVET : Aku telah melihatnya dengan nyata, dan dengan mahal aku telah
membayarnya kenyataan ini Nikitushka. Sesudah soal ini….. setelah
gadis itu…..Aku hidup cara apa saja, tidak bertentu, membuang-
buang hidupku tanpa melihat kemuka……aku memerankan
banyolan-banyolan, ejekan-ejekan. Aku memainkan peranan orang
tolol. Aku adalah sisa yang sudah busuk….. Tapi dulu adalah seorang

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 6
seniman tulen. Aku punya bakat, tapi aku telah mengubur bakatku
itu, jadi kasar dan akhirnya aku kehilangan nada dan mendatar…….
Lubang gelap ini telah menarik aku, menelan aku mentah-mentah.
Aku belum pernah memikirkan sebelumnya, tapi malam ini waktu
aku bangun, aku melit ke belakang dan di sana ada umurku enam
puluh delapan tahun. Yang dapat kulihat hanya umur tua. Laguku
telah dinyanyikan ( TERSENGGUK) Laguku telah dinyanyikan.
NIK : Vassilit Vassilitch. Kawan……tenangkan dirimu. Pandanglah aku.
( BERTERIAK ) Petruska, Yegorka.

SVET :Belum lagi kemampuanku bermain. Kekuatanku. Kau dapat


bayangkan gaya bahasa yang aku punyai, perasaanku dan
keindahannya, nada yang kupergunakan cukup untuk mempesona
seseorang. Dengarkan sahabatku yang tua……. Tunggu, biarkan aku
bernafas dalam-dalam…… ini misalnya dari “Boris Gadunov”
Harta Ivan diwariskan padaku karena anaknya
Seperti telah dinyatakan Dimitri dari seberang kubur.
Dan Boris sebagai korbanku telah mengutuk dan menggemparkan
orang-orang untuk menentang aku.
Aku Tsarvith. Cukuplah tercoreng malu dimuka perawan tua
Polandia sombong.
Boleh juga (GEMBIRA) Tunggu, ini ada sebagian dari “ King
Lear “, Kau bayangkan, langit hitam, guntur, kilat bersahut-
sahutan…….. zzzzz………
Memenuhi seluruh jagat lalu;
Bertiup segala angina
Hembuskan kekuatanku kejar, lari
Dan kau air terjun, badai
Tuangkan segalanya.
Sampai kau basahkan
Menara punya kami

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 7
Menenggelamkan segala burung jantan
Wahai gunung belerang
Dan tiang segala api
Gegarlah membelah
Menghapuskan kepalaku yang putih
Bersama segala guntur
Dan kau bermusuhan gempita
Lemparkan luluhkan keakraban hidup
Patahkan segala wujud alam
Dan tumpahkan segala hama penyakit
Hingga tak lagi kebesaran manusia
(TAK SABAR) Cepat lanjutnya (MEMUKUL-MUKUL KAKI)
Lekas dengan kata-kata si dunggu berikutnya. Aku tak dapat
menunggu.

NIK : (MEMAINKAN PERANAN SI DUNGU) Oh, Tuan, air suci keratin


dirumah yang panas lebih baik dari air hujan di luar pintu.
Tuanda beri aku masuk
Dan kupohonkan kemesraan putrid-putrimu
Di luar malam tidak beri pertolongan
Pada si tua budiman atau si dungu

SVET : Bunyikan lagi gelembungmu


Cetuskan api, tungkan hujan
Putri-putrimu adalah angina
Hujan, taufan dan api
Aku tak kan menuntut kau
Kau segala anasir tanpa keramahan
Tak akan kuserahkan kerajaan
Tangis segala anak cucumu (TERTAWA GEMBIRA)

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 8
Menakjubkan! Bakat. Seorqng seniman lebih lagi dari itu……. Lebih
dari masa mudaku…… mari kita teruskan. ( TERTAWA
BAHAGIA ) Hamlet! Mari kita mulai……… peran apa harus kita
mainkan? Ah, aku tahu.
Oh, si pencacat
Biar aku bertemu dengan mereka (KEPADA NIK)
Apa yang dipersoalkan lagi
Jika kau hendak mendorong aku kekecelakaan.
NIK : Oh, Tuanda, jika kewajibanku terlalu lancang
karena itu cintaku tak kenal adat.

SVET : Aku tak mengerti, mau kau mainkan suling ini?

NIK : Tuanda. Hamba tak dapat.

SVET : Aku mohon padamu

NIK : Percayalah, hamba tak dapat.

SVET : Aku pinta dengan hormat

NIK : Hamba tak pandai memainkannya sedikitpun Tuanda

SVET : Mudah sekali, seperti halnya berdusta. Kuasai lubang-lubang itu


dengan jari dan jempolmu. Hembuskan nafas dengan mulutmu. Dia
akan membunyikan musik indah dengan fasifnya.

NIK : Hamba tak punya keahlian untuk itu

SVET : Mengapa?
Lihat dirimu sekarang

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 9
Betapa kau membuat aku barang tak berguna!
Kau tak mau bermain untuk aku
Seolah-olah tak mengerti kepedihanku
Kau mau merenggutkan
Hati penderitaanku.
Apakah kau kira aku lebih mudah
Dipermainkan daripada suling
Kau dapat menghisap darahku
Tapi kau tak dapat mempermainkan aku (TERTAWA DAN
BERTERIAK GEMBIRA) Sukses, sukses, sukses. Dimana
sekarang setan kuburan? Dan kini tak ada usia tua, semua bohong dan
omong kosong. Kurasakan semua mengalir melalui darahku,
kemudaan, kesegaran, hidup! Dimana ada bakat, Nikitushka. Tak ada
usia tua. Aku dapat mengatasinya. Telah kita gulingkan. Tunggu
sebentar. Biar aku ingat diriku dulu (MENGHELA NAFAS) Demi
Tuhan, demi Tuhan. Dengarkan, betapa merdu dan khidmat musik
agung….. Diam.
Malam selatan betapa senyap
Di langit hitam bertaburan
Bintang-bintang bertebaran
Alam menyilahkan selamat tidur dengan ramah
Dan kesegaran teklah jatuh bertiup daun-daun perak (TERDENGAR
SUARA BENDA DIBANTING) Apa itu?

NIK : Pasti Petruska dan Yegorka. Menakjubkan Vassilit Vassilitch.


Sungguh!

SVET : (BERTERIAK KE ARAH PINTU) Jalan sial pahlawanku!


(KEPADA NIKITUSHKA) Kita pergi dari sini dan berganti pakaian
……. Tak ada yang lebih buruk dari masa tua, segalanya omong
kosong. Terdesak……. (TERTAWA DAN MENANGIS) Mengapa

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 10
kau. Menanggis. Kawanku yang malang, apa yang kau bengongkan?
Ah……… Tak bisa menolong apa-apa. Tak bisa sama sekali, mari
kawanku, jangan menangis begitu. Mengapa! Ayo, mari (DIA
MENANGIS) Kita tak usah menangis……. Dimana bakat ada tak
ada usia tua atau kesepian atau penyakit, malah kematian telah kita
renggutkan separo dari kuasanya…………. (MENGHAPUS
AIRMATA) Ya Nikitushka lagu kita telah dimainkan…….. Benar-
benar berbakat. Kita isi peran jeruk. Si penyakitan yang paling
celaka, kuku yang sudah busuk, dan adalah tikus panggung yang
sudah tua, seorang pembisik…….. Mari kita pergi. Aku tak punya
bakat, di sandiwara-sandiwara berat. Kau hanya sosok jadi karung
beras, dan pengemis buta yang papa, Nikitushka.

NIK : Selamat tinggal ketenangan jiwa


Selamat tinggal kepuasan
Selamat tinggal busa-busa kesakitan
Dan kebesaran perang
Dia membuat niat-niat kebaikan
Oh, selamat tinggal
Selamat tinggal ringkik kuda perang
Kau bagai tersayat
Gairah bunyi tambur
Suling yang memekikkan
Panji kerajaan dan segala keahlian
Kebangaan, anjing peran
Dan suasana kebesaran bertempur

SVET : Mengagumkan. Mengagumkan! Atau kau ambil ini :


Minggir, bukakan jalan
Dan jangan menoleh ke belakang
Aku terbang meninggalkan tempat ini menjelajah dunia

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 11
Mencari tempat pergantian
Untuk hati yang hancur
Seorang pelatih, seorang pelatih, aku ingin seorang pelatih. (PERGI
DENGAN DIIKUTI NIKITUSHKA)

DIKETIK ULANG OLEH HERU SUBAGIYO


YOGYAKARTA SEPTEMBER 2003

Naskah Koleksi Studio Teater PPPG Kesenian Yogyakarta (c) retype 2003 12

Anda mungkin juga menyukai