Anda di halaman 1dari 13

KURA-KURA DAN BEKICOT

(DELIRE A DEUX)
Karya : EUGENE IONESCO

01. PEREMPUAN :
Mana kehidupan yang kau janjikan padaku? Ternyata suamiku
sepuluh kali lebih baik dari kau, tukang rayu! Ya... dia tak
pernah membantah aku.
02. LELAKI :
Aku tak sengaja! Jika kau mempertahankan sesuatu yang tidak
benar, ya jelas aku tidak setuju. Aku pecinta kebenaran..!
03. PEREMPUAN :
Kebenaran yang seperti apa? Kebenaran yang kau ragukan itu
bahwa antara Kura-kura dan Bekicot sama sekali tidak ada
perbedaannya?
04. LELAKI :
Hei dengar dulu!
05. PEREMPUAN :
Bosan aku mendengarkanmu. Sudah tujuh belas tahun aku
hanya mendengarkan kau, dan selama itu pula kau rampas aku
dan rumah dari suamiku.
06. LELAKI :
Itu tidak ada hubungannya dengan masalah ini.
07. PEREMUAN :
Ya, tidak ada lagi masalah. Anata Kura-kura dan Bekicot adalah
binatang yang sama.
08. LELAKI :
Tidak sama!
09. PEREMPUAN :
Sama.
10. LELAKI :
Semua orang bilang tidak sama.
11. PEREMPUAN :
Semua orang? Apakah kau berfikir bahwa Kura-kura dan
Bekicot tidak punya batok?
12. LELAKI :
Lantas?
13. PEREMPUAN :
Apakah kau berfikir bahwa bekicot itu punya rumah-rumahan?
14. LELAKI :
Ya, lalu?
15. PEREMPUAN :
Apakah kura-kura atau bekicot tidak bisa masuk kedalam batok
mereka?
16. LELAKI :
Ya, terus?
17. PEREMPUAN :
Kura-kura dan Bekicot adalah binatang yang lamban bukan?
Seekor binatang berbadan pendek dan sejenis reptile, kan?

18. LELAKI :
Ya, betul !
19. PEREMPUAN :
Nah, aku kan yang betul? Bukankah orang asing sering bilang
begitu, huh! Lamban seperti bekicot! Huh! Lamban seperti
kura-kura! karena mereka sama-sama merangkak.
20. LELAKI :
Sama sekali tidak!
21. PEREMPUAN :
Maksudmu? Kau pikir Bekicot tidak merangkak?
22. LELAKI :
Tidak!
23. PEREMPUAN :
Nah jelaskan! Sama dengan Kura-kura.
24. LELAKI :
Tidak sama!
25. PEREMPUAN :
Keras kepala!, coba terangkan kenapa!
26. LELAKI :
Karena...
27. PEREMPUAN :
Kura-kura juga disebut Bekicot, berjalan dengan rumah diatas
punggungnya, rumah yang dibuatnya sendiri.
28. LELAKI :
Ah, ngaco! Bekicot itu sejenis siput. Siput adalah Bekicot yang
tidak punya rumah. Sedangkan kura-kura tidak sejenis dengan
siput. Nah jadi jelas? Aku betul!
29. PEREMPUAN :
Baiklah ahli hewan , mohon diterangkan kenapa aku yang
salah!
30. LELAKI :
Karena.....
31. PEREMPUAN :
Ayo katakan perbedaannya kalau bisa!
32. LELAKI :
Karena perbedaanya......eeee, tapi memang ada juga sih
persamaannya aku memang tidak bisa membantahnya
33. PEREMPUAN :
Kalau begitu kenapa kau membantah aku?
34. LELAKI :
Karena perbedaannya adalah.... adalah .... adalah... tidak penting
karena kau tidak akan mengakuinya, disamping aku sendiri
terlalu capek. Aku sudah sering menjelaskan, aku sendiri bosan
mengulangnya kembali..! aku bosan!
35. PEREMPUAN :
Kau tak mau menerangkannya karena kau tak punya bukti.
Kalau kau beriktikad baik, kau akan mengakuinya. Tapi kalau
kau beriktikad jelek... ah kau memang selalu beriktikad jelek!

36. LELAKI :

Heh, dengar bodoh! Jika seekor siput mulai berjalan atau lebih
baik bekicot sajalah, maka kura-kura akan... akan....
37. PEREMPUAN :
Ahhh... aku bosan mendengarkan ocehan-ocehanmu! Bosan!
38. LELAKI :
Aku juga bosan mendengar omongan kau, dasar bawel!
39. PEREMPUAN :
Kau . . . . . ?
40. LELAKI :
Kau . . . . . !


Balik posisi awal light
MEREKA KAGET KARENA ADA SUARA teriakan ( Live ). LELAKI DAN
PEREMPUAN BERLARI DAN BERSEMBUNYI SEPERTI AWAL TADI. LELAKI
MENCOBA MENDEKATI PEREMPUAN.
41. LELAKI :
( BERBISIK ) Heh! kura-kura punya tanduk tidak?
42. PEREMPUAN :
( BERBISIK ) Aku belum pernah lihat!
43. LELAKI :
Bekicot dong yang punya tanduk!
44. PEREMPUAN :
Tidak selalu! itu hanya kalau dia memperlihatkannya saja.
Kura-kura adalah bekicot yang tidak memperlihatkan
tanduknya. Nah, kau tau apa makanan kura-kura? Oncom!
Sama dengan bekicot! Nah, berarti mereka adalah binatang
yang sama.
45. LELAKI :
Tidak sama!
46. PEREMPUAN :
Sama! Di Jembatan Bacem Kura-kura dan Bekicot sama-sama
bisa dimakan!
47. LELAKI :
Iya! Tapi juru masaknya berbeda.
48. PEREMPUAN :
Tapi kalau di Semarang, Kura-kura dan Bekicot sama-sama tak
bisa dimakan.
49. LELAKI :
Ya!
50. PEREMPUAN :
Apa kau bilang?
51. LELAKI :
Aku bilang kita tak sejenis!
52. PEREMPUAN :
Baru tahu?
53. LELAKI :
Aku tahu sejak pertama kita berkenalan. Sangat terlambat
memang. Sejak hari pertama itu aku mengerti bahwa kita tidak
akan pernah bisa saling mengerti.

54. PEREMPUAN :
Harusnya kau membiarkan aku kembali kepada suamiku, cinta
kasihku. Harusnya kau mengatakannya kepada ku, membiarkan
aku kembali kepada kewajiban ku, kewajiban yang merupakan
kebahagiaan sepanjang masa, setiap waktu, siang dan malam.
55. LELAKI :
Siapa yang memaksa kau?
56. PEREMPUAN :
Kau perayu tujuh belas tahun yang lalu! Aku sudah lupa apa
yang terjadi saat itu. Ya, ku tinggalkan anak-anakku. Oh..., aku
belum punya anak, tapi aku bisa punya anak jika aku mau. Aku
bisa punya anak laki-laki yang banyak yang akan mengelilingi
aku, yang akan melarang aku mengikuti kau tujuh belas tahun
yang lalu.
57. LELAKI :
(MARAH) Aku juga sudah meninggalkan istriku.
Menceraikannya ..... Cuma menghibur diri sendiri, kalau orang
bilang perceraian juga dialami oleh ribuan orang. Seharusnya
jangan bercerai! Karna itu tidak akan pernah mungkin.
58. PEREMPUAN :
Karena kau tidak mau mengakui kenyataan. Kau tidak mau
melakukan apa saja. Kau tak cukup mampu melakukan apa saja.
Kau tak mampu berbuat apa-apa, dimanapun dan kapanpun!
59. LELAKI :
( EMOSI ) Ya! ( HENING SEJENAK MENERAWANG )
hidup tanpa masa depan. Tak pernah hanya hidup tanpa masa
depan. Sama sekali tidak pernah.
60. PEREMPUAN :
( MEMBUJUK ) Sayang! Ada banyak orang mendapat
keuntungan ... ( MEMELUK LELAKI ) Orang-orang yang
beruntung! Orang yang tidak beruntung tidak akan mendapat
keuntungan.
61. LELAKI :
( MELEPASKAN DIRI DARI PELUKAN PEREMPUAN )
Wuahhhh aku kepanasan!
62. PEREMPUAN :
Aku kedinginan! Bukan waktunya untuk kepanasan!
63. LELAKI :
Nah, lihat! Sekarang kita tidak saling mendengarkan, tidak akan
pernah saling mendengarkan. Aku mau buka jendela!
64. PEREMPUAN :
(MENDEKAP LAGI) Jangan buka jendelanya, sayang! Aku
betul-betul kedinginan. Aku bisa mati beku.
65. LELAKI :
(BERONTAK) aku kepanasan, jangan dekap aku!
66. PEREMPUAN :
Egois! Kau sendiri jika kau kedinginan selalu meminta aku
mendekap kau. Dekap aku sayang... dekap aku! Huh najis!
67. LELAKI :

Loh? Itu lain. Itu permintaan yang tepat. Mendapatkan panas
jika aku kedinginan dan mendapatkan dingin jika aku
kepanasan. Tidak mungkin orang kepanasan dan kedinginan
sekaligus.
68. PEREMPUAN :
Karena kau bukan lelaki yang normal!!
69. LELAKI :
Heh! Apa kau bilang? Aku bukan lelaki normal?
70. PEREMPUAN :
Kau pikir kau yang paling cerdik diantara semuanya? Aku juga
berfikir pada suatu hari aku pasti gila, tetapi itu bohong! Selama
ini aku selalu pura-pura memikirkan kau, karena kau telah
merayuku. Padahal sebetulnya kau itu bodoh!
71. LELAKI :
Kau yang bodoh!
72. PEREMPUAN :
Kau yang bodah, perayu!
73. LELAKI :
Jangan menghinaku, jangan panggil aku perayu!
74. PEREMPUAN :
Aku tak menghina. Aku hanya memberikan merk! ( LELAKI
MELEMPARNYA DENGAN EMBER ) aduh!
(MEMBALASNYA DENGAN MEMUKULKAN EMBER
YANG SAMA) Bangsat! Perayu! Bandot hidung belang!
Light meja fokus
TERDENGAR SUARA teriakan ( Live ).

75. PEREMPUAN :
Apalagi yang mereka lakukan diluar sana?
76. LELAKI :
Apalagi kalau bukan membuat bangkai!
77. PEREMPUAN :
Bangkai apa?
78. LELAKI :
Tentu saja bangkai manusia. Manusia yang dianggap sebagai
anggota. Tak bisa keluar rumah, tak bisa jalan-jalan,
permusuhan ada dimana-mana, saling membantai antar rumah.
Huh! Bagaimana kalau kita tunda saja pembicaraan ini sampai
besok.
79. PEREMPUAN :
Kesempatan baik untuk menunda? Ya?
80. LELAKI :
Pembantaian ada kalanya capek juga, kan?
81. PEREMPUAN :
Pembantaian? hah... betapa gampangnya. Apakah ujung waktu
itu ada? ( DUDUK DIKASUR SAMBIL MERAIH ALAT
RIAS DAN BERSOLEK ) kita sudah tahu apa yang terjadi di
ujung waktu.
82. LELAKI :

Jangan berdandan lagi. Kau sudah cukup cantik. Tak bisa kau
lebih cantik dari pada sekarang.
83. PEREMPUAN :
Kalau aku tak dandan kau marah.
84. LELAKI :
Sekarang bukan waktu untuk bergenit-genitan. Kau hanya akan
melakukan perbuatan melawan waktu.
85. PEREMPUAN :
(TERUS BERSOLEK) Aku melangkah melewati waktuku.
Aku mempercantik diri untuk hari ini, esok... (TERIAKAN
LIVE KERAS, PEREMPUAN MENJERIT DAN
MENUTUPI TUBUHNYA DEGAN KASUR KUMAL,
MENJERIT KETAKUTAN)
86. PEREMPUAN :
(HISTERIS) Apalagi itu?
87. LELAKI :
Aku mau pergi (MENGAMBIL TOPI, JAKET, BERJALAN
MENUJU PINTU, BERHENTI DAN BERLINDUNG SAAT
TERDENGAR GOROKAN)
88. PEREMPUAN :
Tadi kau bilang kita tidak akan pernah bisa lagi lewat jalan
raya. Kenapa kau memilih tempat tinggal yang dijadikan ladang
pembantaian seperti ini?
89. LELAKI :
Mana aku tahu daerah yang indah ini akan kotor dan menjadi
lading pembantaian. Lagi pula kau kan, yang setuju?
90. PEREMPUAN :
Bohong!!! Kau tak pernah punya gagasan.
91. LELAKI :
Habis kita bukan peramal!!! Tak bisa menduga-duga!
92. PEREMPUAN :
Hmm kau tak ingat lagi, kau lah yang memilih rumah
pembantaian ini.
93. LELAKI :
Bagaimana aku bisa melakukan ini jika aku tak punya
gagasannya? Mana aku tahu ini baik atau buruk.
94. PEREMPUAN :
Ya, orang yang telah melakukan pasti akan bilang begitu.

SUARA dari luar, TERIAKAN PERANG YANG SEMAKIN DEKAT.
95. SUARA :
Kejar, tembak kepalanya, gorok lehernya!
96. PEREMPUAN :
Mereka di perkarangan kita!
97. LELAKI :
(GEMETAR) tenanglah, bukan kita yang mereka kehendaki.
(TERDENGAR GEDORAN PINTU DI KEJAUHAN)
mereka...bergerak mendekati rumah kita...
98. PEREMPUAN :
Mereka menjauh!

99. LELAKI :
Tidak! mereka mendekat!
100.PEREMPUAN :
Menjauh!
101.LELAKI :
Kau memang egois, aku bilang mendekat!
102.PEREMPUAN :
Menjauh! kau tak mampu menafsir bunyi karena ketakutan.
103.LELAKI :
Mendekat atau menjauh mungkin betul, lain kali mereka akan
datang dan menggorok leher kita.
104.PEREMPUAN :
(MENANGIS KETAKUTAN) huks... huks... jangan menakut-
nakuti aku. Sudah tentu siapa pun tidak akan senang
bersamamu.
105.LELAKI :
Baiklah sayang, apa yang bisa kulakukan untuk membuatmu
tenang?
106.PEREMPUAN :
Perayu! Kau jangan merayuku lagi.
107.LELAKI :
Baik, aku tak akan bicara apa-apa lagi. Aku tak akan berbuat
apa-apa lagi, aku tak mau berbuat apa-apa lagi. Kau selalu
menganggap aku merayu kau. Aku tahu apa yang terlintas
difikiranmu kau!
108.PEREMPUAN :
Memangnya apa yang terlintas dikepala kau?
109.LELAKI :
Yang terlintas dikepala kau adalah apa yang terlintas
dikepalaku.
110.PEREMPUAN :
Itu sindiran jahat!
111.LELAKI :
Sindiran jahat bagaimana?
112.PEREMPUAN :
Semuanya sindiran jahat!
113.LELAKI :
Bukan.
114.PEREMPUAN :
Lalu apa?
115.LELAKI :
Untuk mengetahui apa ini sindiran atau bukan, harus diketahui
apa sebenarnya ini. Beri aku defenisi sindiran!
116.PEREMPUAN :
Ah, sudahlah! Pokoknya mereka menjauh, membawa orang-
orang yang tinggal diseberang rumah kita. Buktinya mereka
tidak berteriak lagi. Kira-kira apa yang akan mereka kerjakan
lagi?
117.LELAKI :

Menggorok leher orang-orang itu, dan menenteng kepalanya
disepanjang jalan.

118.PEREMPUAN :
(NGERI) ihhh... kau gila! Apa alasan mereka menggoroki leher
orang?
119.LELAKI :
(EMOSI) Mau tahu? Tanya saja sendiri.
120.PEREMPUAN :
Ah, mungkin mereka sedang mengerjakan hal yang lain.

TERDENGAR SUARA ORANG-ORANG BERSORAK
121.SUARA :
Cepat buang bangkainya ke sungai, buang bangkainya ke dalam
sumur.
122.LELAKI :
Dengar!
123.PEREMPUAN :
Kau saja yang dengar!
124.LELAKI :
Kau saja!
125.PEREMPUAN :
Kau!
126.LELAKI :
Mereka membuang bangkainya ke dalam sungai!
127.PEREMPUAN :
Pasti mereka juga membuangnya ke sumur.
128.LELAKI :
Disamping jalan raya.
129.PEREMPUAN :
Tidak, mereka berfikir kebih baik membuangnya ke sumur dari
pada ke jalan raya.
130.LELAKI :
Terserah lah. Yang penting kita bisa bersembunyi.
131.PEREMPUAN :
Mereka tak akan berpikir mencari kita.
132.LELAKI :
Belum tentu. Mereka bisa menggeledah setiap tempat.
133.PEREMPUAN :
Jadi kau ingin pergi? Pergilah! Aku tak melarang kau pergi.
Hiruplah udara segar. Gunakan kesempatan ini untuk berhayal
tentang hidup yang lain. Silahkan jika memang ada suatu
kehidupan yang lain.

SUARA HUJAN, BADAI DAN PETIR
Fokus tengah
134.LELAKI :
Kesempatan buruk yang kau berikan. Bisa-bisa aku mati beku
diluar sana.
135.PEREMPUAN :

Nah, bukan hanya aku yang kedinginan kan?

TERDENGAR SUARA ORANG SEDANG BERBICARA DI LUAR LAKI-LAKI
DAN PEREMPUAN.
PEREMPUAN BERTERIAK.

136.SUARA I :
(BERBISIK) Ayo dek ngaku saja, kamu gerwani kan?
137.SUARA II :
Tidak mas, saya bukan gerwani.
138.SUARA I :
(MERAYU)Ayo ngaku saja
139.SUARA II :
Sumpah mas aku bukan gerwani.
140.SUARA I :
(MARAH) Setan, aku bilang ayo ngaku kalua kamu itu
gerwanikan. Suamimu juga terlibat dalam hal ini kan. Ayo
ngaku sebelum kau ku tembak.
141.SUARA II :
(MENANGIS) Aku tidak tahu apa-apa mas
142.SUARA I :
(MENODONGKAN SENJATA) Atau ini yang kau mau
keparat (SUARA TEMBAKAN).
143.LELAKI :
Aku mau menyelamatkannya.
144.PEREMPUAN :
Kau gila, kau mau mati konyol? Mau bunuh diri? Mereka bisa
saja menggoroki leher kita.

LAKI-LAKI SEMAKIN MARAH DAN TERDENGAR BUNYI TERIAKAN.

145. PEREMPUAN :
(KETAKUTAN) Kau dengar? Kita tak bisa tinggal diam.
146. PEREMPUAN :
Seharusnya kau lakukan sesuatu dari awal. Kau selalu
mempunyai gagasan yang telat.

LAKI-LAKI DAN PEREMBUAN BERSEMBUNYI DI BALIK MEJA. TERDENGAR
BUNYI TEMBAKAN 3 KALI.

147. LELAKI :
(BERTERIAK) Bangsat...! Aku ingin ketenangan...! jangan
usik aku.
148. PEREMPUAN :
(MEMBEKAP MULUT LELAKI, MENDEKAP UNTUK
MENENANGKANNYA) sayang aku juga ingin ketenanga,
jangan berteriak-teriak! Mungkin rumah diseberang kita sudah
hancur.
149. LELAKI :

Aku memang narapidana asmara yang malang dan bersalah.
(BERJALAN MENGITARI RUANGAN, TANPA SADAR IA
MENEMUKAN SEBUAH CELANA DALAM
BERLUMURAN DARAH) Ada celana dalam berlumuran
darah! Dari mana asalnya?
150. PEREMPUAN :
(PEREMPUAN KAGET AN NGERI) Ya, Tuhan! Pasti milik
orang yang di siksa tadi.
151.LELAKI :
(MENYELIDIKI) Ini celana dalam gadis.
152.PEREMPUAN :
Ini celana dalam laki-laki!
153. LELAKI :
Celana dalam gadis! Bentuknya saja ramping! Kalau celana
dalam gadis pastilah ramping. Celana dalam laki-laki itu
biasanya besar.
154. PEREMPUAN :
Celana dalam laki-laki, kotor begitu! Celana dalam gadis itu
memang kadang berdarah, tapi ditengahnya saja bukan
berlepotan seperti itu...
155.LELAKI :
Dasar tolol! Ini milik gadis yang sudah disiksa!
156.PEREMPUAN :
Kau menyumpahi aku?
157. LELAKI :
Tidak... Cuma kalau kau tak percaya, pergilah ke tempat
penyiksaan itu.
158.PEREMPUAN :
(MARAH) Kau mau aku disiksa, ya?
159. LELAKI :
Tentu saja tidak, aku tak akan terangsang lagi melihat tubuhmu
penuh dengan luka.
160.PEREMPUAN :
(MURKA) Laki-laki bajingan!
161.LELAKI :
Perempuan suka dibajingin!
162.PEREMPUAN :
Laki-laki brengsek!
163.LELAKI :
Perempuan suka di brengsekin!
164.PEREMPUAN :
Laki-laki buaya!
165.LELAKI :
Dan perempuan lubang buaya!
Tenbakan 3x
166. PEREMPUAN :
(SESEGUKAN) Huhuhu.... ketika aku masih kecil, aku adalah
kanak- kanak. Anak-anak yang seumur denganku juga masih
kecil. Anak laki-laki dan perempuan, ada yang gemuk, kurus,
ada yang pendek. Ada yang berkulit kuning, hitam legam, ada

yang cakep, ada yang jelek. Kami berbeda agama dan suku
namun kami hidup tenang dan damai. Kalau adapun
ketegangan, itu Cuma pada waktu pilkada.
167.LELAKI :
Satu pelangi.... dua pelangi...
168. PEREMPUAN :
Pada malam hari, kami semuanya tidur. Kami tak pernah
bermimpi tentang perang. Tapi disini bukan mimpi.
169.LELAKI :
Satu pelangi... dua pelangi.. aku ngeri... aku nyeri...
170.PEREMPUAN :
Ini semua kelicikan-kelicikan.
171. LELAKI :
Satu pelangi... dua pelangi... ketika dirinya sendiri hamper
mati, masih juga ada yang saling membunuh.
172.PRMP & LLK :
Ini semua kelicikan-kelicikan! (BERULANG-ULANG)3x
Tembakan 2x
173. LELAKI :
(HISTERIS) Hoi... kenapa kalian tidak mau bersabar barang
sebentar? Apakah semua ini membuat hati kalian senang? Puas?
174. PEREMPUAN :
(MENENANGKAN) Mereka ingin membuktikan kebenaran
masing-masing.
175.LELAKI :
Satu pelangi... dua pelangi.. tiga pelangi...
176.PEREMPUAN :
Ini semua kelicikan-kelicikan...
177.LELAKI :
Aku berada di ambang pintu. Aku memandang....
178.PEREMPUAN :
Ada juga hutan dengan pohon-pohon.
179.LELAKI :
Pohon-pohon apa?
180. PEREMPUAN :
Pohon yang tumbuh lebih cepat daripada kita. Yang daunnya
akan rontok jika musim kemarau tiba.
181.LELAKI :
Pohon-pohon.... daun-daun...5x

DILUAR TERDENGAR SORAK SORAI KEMENANGAN DAN NYANYIAN SUKA
CITA. DERAP SEPATU KEMILITERAN TERDENGAR GAGAH.

182.PEREMPUAN :
Dengar derap langkah dan teriakan kemenangan mereka.
183.LELAKI :
Ya, mereka menang!
184.PEREMPUAN :
Mereka menang apa?
185.LELAKI :

Memenangkan kebenaran sendiri yang dibenar-benarkan.
186.PEREMPUAN :
Siapa yang menang?
187.LELAKI :
Mereka yang tidak kalah!
188.PEREMPUAN :
Siapa yang kalah?
189.LELAKI :
Mereka yang tidak menang.
190.PEREMPUAN :
Mereka yang tidak menang, apa yang mereka lakukan?
191.LELAKI :
Mati atau menangis
192.PEREMPUAN :
karena mereka menyesal
193.LELAKI :
Menyesal kenapa?
194.PEREMPUAN :
Menyesal karena tak menang.
195.LELAKI :
Kalau diantara mereka tak ada yang menang atau kalah?
196.PEREMPUAN :
Lukisan kelabu. Semua orang yang marah oleh kemarahannya.
197.LELAKI :
Kalau begitu, masih ada bahaya!
198.PEREMPUAN :
Kau tak usah takut lagi!
199.LELAKI :
Kau sendiri gemeteran.
200.PEREMPUAN :
Tapi tak sehebat kau!
201.LELAKI :
Tapi takutku lebih sedikit ketimbang kau!
202.PEREMPUAN :
Kau menyalahkan aku?
203.LELAKI :
Kau memang selalu salah!
204.PEREMPUAN :
Kau yang salah!
205.LELAKI :
Kau...!

MUNCUL SESEORANG TENTARA DENGAN TAWANANNYA KEDALAM
RUANGAN. LALU MEMBUNUH TAHANAN TERSEBUT DI PINTU BELAKANG.
(SUARA TEMBAKAN 3 KALI). LALU KEMBALI KELUAR RUANGAN.

218. PEREMPUAN :
(LEGA) Untung saja.
219. LELAKI :
Orang gila!

220. PEREMPUAN :
Sinting.
221. LELAKI :
Paling tidak kita bisa berdamai.
222. PEREMPUAN :
Apakah mereka juga berdamai?
223. LELAKI :
Kit harus lebih baik dari sebelumnya.
224. PEREMPUAN :
Sebelum apa?
225. LELAKI :
Sebelum semua ini di mulai
226. PEREMPUAN :
Bagaimana membersihkan ini?
227. LELAKI :
Kita akan perbaiki rumah ini!
228. PEREMPUAN :
Ya, kita perbaiki!
229. LELAKI :
Setelah itu kau boleh keluar.
230. PEREMPUAN :
Kau juga begitu.
231. LLK&PRMPN :
Sesudah itu kita boleh keluar.
232. PEREMPUAN :
Kau lihat, kau dengar, semuanya dimulai dari nol!
233. LELAKI :
Tidak! Kau salah
234. PEREMPUAN :
Kau pasti membantah ku. Tapi aku tahu aku yang benar.
235. LELAKI :
Tidak
236. PEREMPUAN :
Kau mau bilang kalau kau membantahku?
237. LELAKI :
Tidak. Kita harus lebih bai dari sebelumnya, tapi bukan berarti
kita memulai semuanya dari nol.
238. PEREMPUAN : (MENCELA)
Dasar Kura-kura
239. LELAKI : (BALAS MENCELA) Kau Bekicot!
240. PEREMPUAN : Kura-kura!
241. LELAKI : Bekicot!
242. PEREMPUAN : Kura-kura.......!!!!!



Lampu padam
~ SELESAI ~

Anda mungkin juga menyukai