Anda di halaman 1dari 2

Molekul fotokromik saat ini mendapat perhatian yang cukup besar di kalangan masyarakat karena

manfaat yang dimilikinya baik dalam bidang sains maupun teknologi. Fotokromik sendiri mengacu
kepada perubahan secara fisik maupun kimia yang disebabkan oleh adanya rangsangan suatu cahaya.
Banyak jenis senyawa fotokromik yang diminati diantaranya adalah dihydroazulene / vinylheptafulvene
(DHA / VHF) . Kedua senyawa tersebut merupakan senyawa organik fotokromik yang memiliki potensi
aplikasi penyimpanan, pemrosesan data dan perpindahan molekul. Bentuk Senyawa yang unik dengan
adanya struktur DHA yang mengalami pembukaan cincin yang diinduksi foto ke Bentuk VHF dan
penutupan cincin berbantuan termal kembali ke DHA. Reaksi pembukaan / penutupan ini
memungkinkan mol- Cules untuk bekerja dalam proses penangkapan, penyimpanan dan pengiriman
energi. Energi Gibbs molekul DHA/VHF menjadi sifat termokimia yang sangat penting karena dapat
menentukan penghalang panas reaksi balik dalam konversi VHF menjadi DHA yang mana ini
berpengaruh terhadap kapasitas penyimpanan energi. Dengan ini Memahami efek yang terjadi pada
sifat-sifat mol-cules adalah salah satu masalah penting. Pada studi kali ini kami mencoba untuk
menentukan konformasi yang relatif lebih stabil untuk molekul fotokromik DHA dan turunan VHF dan
dapat dibandingkan berdasarkan beberapa hal. Umumnya posisi ekuatorial suatu substituen lebih stabil
dibanding posisi aksial untuk substituen yang sama. Namun hal ini tidak bersifat menyeluruh, dan
tergantung per-kasus atau jenis substituen saja. Salah satu perbandingan dalam menentukan kestabilan
adalah dengan menghitung energi relatifnya. Energi relatif dapat dihitung dengan menggunakan
berbagai metode komputasi. Oleh karena itu

akan dikaji secara teori menggunakan kimia

komputasi untuk membuktikan secara teori

berdasarkan hasil komputasi yang dilakukan

dengan menggunakan DFT

Dari tiap struktur konformasi dari

hipotesis yang diajukan dihitung energi

optimasinya, sehingga diperoleh grafik energi

potensial terhadap koordinat reaksi. Sehingga

perhitungan secara termodinamika bisa

dilakukan.

Dalam penelitian ini, perhitungan


dilakukan dengan menggunakan metode

Mekanika Quantum (QM) dengan Teori

Fungsional Kerapatan (Density Functional

Theory, DFT). Set basis yang digunakan

adalah 6-31G. Notasi 6-31G menandakan di

dalam set basis ini terdapat enam fungsi

Gaussian yang mewakili orbital ini, tiga

fungsi Gaussian untuk orbital elektron valensi

bagian yang terkontraksi, dan satu untuk

bagian yang berdifusi [8]. Metode ini dipilih

karena dapat mengurangi masalah interaksi

elektron yang rumit menjadi cukup mudah

untuk diselesaikan. Metode DFT juga

memerlukan waktu perhitungan lebih singkat

dan kapasitas penyimpanan lebih sedikit

dibandingkan metode lain seperti Ab initio.

Anda mungkin juga menyukai