Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL OBSERVASI MANAJEMEN RANTAI

PASOKAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas UCP 3

Dosen Pengampu:
Jenji Gunaedi Argo,SE., MM

Disusun oleh :
Rikeu Hafshah Hafizhah 1910111165
Miko Dwi Syahputra 1910111169
Haiatin Jamiilah 1910111240

Program Sarjana Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Tahun Ajaran 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai
pada waktunya. Laporan yang merupakan hasil observasi ini bertujuan untuk
memenuhi tugas UCP 3 mata kuliah Manajemen Rantai Pasokan.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dalam laporan ini dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah
ini dapat disusun dengan baik dan benar.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah atau laporan selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Jakarta, 24 April 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II ISI 3
2.1 Deskripsi Objek Observasi 3
2.2 Analisis Manajemen Rantai Pasokan 3
BAB III PENUTUP 7
3.1 Kesimpulan 7
3.2 Saran 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pesat dalam dunia usaha telah melahirkan berbagai


pengembangan konsep dan aplikasi ilmu pengetahuan guna menunjang
aktivitas ekonomi secara umum atau secara khusus untuk kelancaran
operasi bisnis. Salah satu konsep penting terkait manajemen operasi yang
terus berkembang baik dari segi teori maupun aplikasi adalah konsep
pengelolaan logistik. Konsep pengelolaan logistik mengikuti prinsip dasar
manajemen operasi dalam mengelola bahan baku, persediaan serta barang
jadi hasil produksi, kegiatan logistik haruslah optimal. Dalam aktivitasnya,
manajemen rantai pasokan melibatkan banyak pihak yang saling bersinergi
dan berkoordinasi satu sama lain. Dengan adanya suatu kerjasama yang
baik antara pelaku-pelaku usaha dalam rantai pasokan akan menghasilkan
nilai tambah yang lebih optimal dalam rantai pasokan tersebut
pengimplementasian manajemen rantai pasokan dalam dunia bisnis akan
membantu badan usaha seperti dalam hal mengurangi biaya bahan baku,
biaya persediaan dan biaya distribusi serta mendorong efisiensi dalam hal
waktu produksi sampai waktu penyerahan produk.

Supply chain management ini menuntut perusahaan agar


mengalirkan suatu barang dengan lancar hingga sampai pada konsumen
akhir. Supply chain management diterapkan agar suatu perusahaan
memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu serta mengatasi
ketidakpastian seperti permintaan produk, keterlambatan pasokan bahan
baku, dan proses produksi berhenti. Jadi, supply chain management dalam
penerapannya ditujukan untuk menjadikan perusahaan bekerja secara
efektif dan efisien.

Menurut Heizer & Render manajemen rantai pasok adalah kegiatan


pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka mendapatkan bahan mentah
menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, kemudian mengirimkan
produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Supply Chain
management merupakan suatu bentuk sistem organisasi yang bertujuan
untuk penyaluran produk maupun jasa kepada konsumen.

Manajemen rantai pasok sangat penting dilakukan untuk


memperlancar proses produksi dan proses pemasaran untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Agar pengendalian rantai pasok atau supply chain
bisa efektif maka diperlukan adanya arus informasi yang lancar dan rasa

iv
saling percaya antar bagian, baik itu pemasok, perusahaan maupun
konsumen. Keunggulan manajemen rantai pasokan adalah sebuah
perusahaan dapat mengelola aliran barang atau produk dalam suatu aliran
rantai pasokan dengan mengaplikasikan jaringan kegiatan produksi dan
distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk
memenuhi tuntutan konsumen.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis manajemen rantai pasok dalam usaha ini?

2. Apakah usaha ini sudah menerapkan manajemen rantai pasok dalam


kegiatan usahanya?
1.3 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan laporan ini untuk


memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Rantai Pasokan. Laporan ini
disusun sebagai pemenuhan tugas Ujian Capaian Pembelajaran (UCP) 3.
Informasi yang diberikan dalam laporan ini membahas tentang hasil
observasi terhadap suatu jenis usaha yang didalamnya membahas tentang
bagaimana manajemen rantai pasok dijalankan pada usaha tersebut.

v
BAB II

ISI

2.1 Deskripsi Objek Observasi


Tempat usaha yang kami jadikan sebagai objek observasi merupakan
tempat usaha bernama Toko Buncit yang menjual cendol. Usaha ini dimiliki
oleh Bapak Mundakir yang awalnya didirikan pada tahun 1980-an di Bandung
bersama kakaknya. Awalnya toko ini merupakan cabang, namun sejak tahun
1995 usaha ini mulai berdiri sendiri yang beralamatkan di Jalan Buncit Raya
no. 40. Sudah berjalan selama 26 tahun, usaha ini awalnya merekrut satu
orang karyawan yang lalu bertambah menjadi dua karyawan pada puncak
kesuksesannya di zaman Soeharto. Pelanggan usaha ini pernah hilang
dikarenakan sempat terkena dampak dari krisis ekonomi, namun setelah itu
dapat berkembang lagi. Sampai sekarang, usaha ini juga sempat terkena
dampak pandemi covid-19 yang menyebabkan pendapatan turun dan perginya
karyawan. Akan tetapi usaha cendol Pak Mundakir ini mulai bangkit lagi pada
Bulan April.

2.2 Analisis Manajemen Rantai Pasokan


Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara
bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke
tangan pemakai akhir. Hal tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko
atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti jasa logistik. Berikut analisis
kami mengenai 5 pihak yang berkaitan dengan jalannya manajemen rantai
pasokan pada usaha cendol ini:

a. Supplier

Bahan yang pemilik beli untuk produk pemilik yaitu daun suji, sagu aren,
terigu, gula kelapa, santan atau kelapa. Pemilik memiliki beberapa
supplier, untuk bahan baku sagu aren, terigu, gula kelapa, dan santan atau
kelapa pemilik sudah memiliki langganan di pasar dan untuk daun suji
pemilik memiliki beberapa supplier, karena tidak hanya di satu tempat saja
daun suji ini di jual sehingga pemilik harus membelinya ke kampung-
kampung, pasar, dan bisa sampai mencari ke kebun. Pemilik usaha ini
langsung datang untuk membeli bahan baku ke pasar buncit, agen, dan
pasar minggu. Kuantitas bahan baku yang pemilik beli yakni:

a. Daun suji dibeli sekitar 10 kg dengan harga Rp. 500.000

vi
b. Sagu aren dibeli sebanyak 10 kg dengan harga Rp.100.000

c. Terigu 5 kg seharga Rp80.000

d. Gula kelapa dibeli sebanyak 10 kg seharga Rp175.000.

Sebenarnya bahan-bahan yang dibeli tergantung banyaknya pesanan yang


diterima, biasanya pemilik membeli sekali seminggu atau dua kali
seminggu, dan pemilik membelinya sebanyak 2 atau 3 kwintal untuk
menyimpan stok atau persediaan. Total pengeluaran bahan baku per
minggunya bisa mencapai 10 juta atau bahkan lebih.

b. Manufaktur

Cendol Buncit ini menjual produknya seharga Rp.5000 per


gelasnya, tetapi orang lebih sering membeli per-paket yang masing-masing
paketnya itu setara dengan 5 gelas cendol dan menjualnya seharga Rp
22.000. Produk dijual dengan plastik besar untuk yang ingin dibawa
pulang. Bahan baku untuk membuat cendol seperti daun suji, sagu aren,
tepung terigu, dan gula kelapa disimpan di ruangan biasa bersuhu kamar
yang mana di ruangan tersebut juga terdapat barang-barang lain,
sedangkan untuk santan disimpan di dalam kulkas. Bahan baku tidak
mendapat perlakuan khusus dari pemilik, melainkan hanya disimpan lalu
diperiksa secara berkala. Dan pada saat pengolahan, bahan baku dipakai
sesuai pesanan sehingga tidak dipakai semuanya sekaligus melainkan
disisakan untuk kedepannya.

Bahan baku yang diolah terlebih dahulu adalah daun suji yang
dimanfaatkan hasil air gilingannya untuk mendapatkan warna dan rasa
alami pada cendol. Daun suji digiling menggunakan mesin penggiling
yang dia miliki sejak tahun 2010-an. Mesin tersebut hanya bisa memuat
beberapa ½ kg daun suji untuk digiling dan biasanya pemilik bisa
menggiling sampai menghasilkan 1 galon 2 liter air daun suji. Biasanya
pemilik mulai membuat air olahan daun suji pada malam harinya sebelum
besok mengolah bahan lainnya. Sebelumnya dia membuat air daun suji
hanya menggunakan tumbukan biasa. Harga mesin tersebut kurang lebih
seharga Rp4.000.000. Pemilik tidak melakukan perawatan khusus kepada
mesin dan hanya dibersihkan setelah dia mengolah air daun suji, pemilik
hanya melakukan perbaikan biasa yang dilakukan oleh dirinya sendiri

vii
Setelah mengolah daun suji, keesokan harinya setelah sholat subuh
atau jam 6.30 pemilik mulai membuat adonan cendol yang dibuat dari
campuran air suji, sagu aren 1 kg, dan 1 kg terigu, lalu disaring, setelah itu
panaskan air sampai mendidih lalu campuran tadi dimasukkan ke air
mendidih, setelah itu jadilah adonan cendol, cetak lalu dinginkan dan jadi
cendol yang siap disajikan, setelah itu santan direbus sedikit dan gulanya
diolah dengan cara 10 kg gula dicampur dengan air sekitar 1 liter lalu
dipanaskan hingga kecoklatan kemudian disaring.

Pada saat ini pemilik tidak memiliki karyawan dikarenakan


pandemi dan dia juga mempunyai 2 orang anak yang sudah cukup umur
untuk membantu dia menjalankan usaha, sebelum pandemi dia
mempunyai karyawan yang ia gaji per minggu sebesar Rp 400.000-
500.000 tergantung penghasilan dan juga uang makan Rp.30.000.

c. Distributor
Warung Buncit mendistribusikan produknya menggunakan kendaraan
pribadi. Tergantung jumlah pesanan untuk mengantarkan produknya ke
tempat tujuan, apabila pesanan hanya di sekitar rumah pemilik, maka ia
mengantarkan hanya memakai motor, tetapi jika pesanan banyak dan jauh
pemilik mengantarkannya memakai mobil. Warung buncit tidak memiliki
distributor khusus untuk mengantarkan produknya, biasanya anaknya atau
istrinya yang membantu mengantarkan produknya untuk sampai ke
pelanggan. Jalur distribusi produk cendol Toko Buncit yakni:

1. Rumah produksi - Toko Buncit - konsumen akhir

2. Rumah produksi - konsumen akhir


3. Rumah produksi - retailer - konsumen akhir

d. Retailer
Toko Buncit yang menjual produk berupa cendol ini tidak hanya berjualan
untuk konsumen akhirnya saja, namun usaha ini juga memiliki beberapa
pembeli yang akan menjual kembali produk Toko Buncit kepada
konsumen lainnya yang berada pada wilayah yang berbeda. Cendol Toko
Buncit cukup rutin mendapat pesanan dalam jumlah besar rata-rata 50
bungkus untuk dijual kembali. Beberapa retailer tersebut menjual kembali
produk secara langsung maupun melalui media online. Retailer ini

viii
menjual produk ke konsumen yang wilayahnya berbeda dengan Toko
Buncit, yakni daerah BSD maupun Kota Depok.

e. Customer

Setiap hari produk yang terjual sekitar 30 porsi. Pelanggan yang sering
membeli produk pemilik biasanya dari usaha catering atau orang yang
memesan untuk suatu acara, biasanya pelanggan untuk catering dan untuk
acara harus memesan minimal h-3 sebelum acara. Pemilik justru lebih
banyak mendapatkan keuntungan dari pembeli yang memesan dengan cara
tersebut karena mereka biasanya memesan 100 porsi. Pesanan untuk
catering dan acara-acara seperti yang datang biasanya selalu untuk hari
sabtu atau minggu, terkadang juga di hari kerja. Toko warung buncit
memiliki pelanggan setia dan ada 1 – 2 orang yang datang untuk membeli
produk. Pelanggan atau pembeli produk cendol ini tidak pasti bertempat
tinggal di daerah pemilik usaha, ada juga yang dari luar daerah tempat
pemilik berjualan. Pelanggan biasanya didominasi oleh ibu-ibu dan bapak-
bapak. Jam ramai pelanggan membeli produk pemilik biasanya jam 2
siang.

ix
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai
berikut:

a. Rantai pasok pada usaha cendol Toko Buncit ini dimulai pada
supplier untuk mendapatkan bahan baku produknya. Supplier Toko
Buncit yaitu berada di pasar buncit, agen, dan pasar minggu. Lalu
untuk rantai berikutnya yakni manufaktur, Toko Buncit mengubah
bahan baku menjadi barang jadi berupa produk cendol dengan
bantuan mesin penggiling. Bahan baku yang tersedia pun
digunakan sesuai pesanan. Produk yang dihasilkan oleh Toko
Buncit memiliki keunggulan yakni rasa alami pada cendolnya.
Untuk distributor, pemilik menggunakan kendaraan pribadi jika
pesanan masih dalam jangkauan. Rantai berikutnya yaitu retailer,
beberapa pelanggan Toko Buncit menjadi langganan untuk
menjual kembali cendol Toko Buncit. Dan untuk customer usaha
ini bisa datang langsung ke toko ataupun banyak catering yang
melakukan pemesanan untuk acara-acara khusus.
b. Berdasarkan analisis kami, usaha cendol Toko Buncit ini sudah
menerapkan manajemen rantai pasok dalam kegiatan usahanya.
Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang dilakukan dapat dikaitkan
dengan 5 pihak diatas. Sehingga Toko Buncit dapat melakukan
usahanya dari mulai memperoleh bahan baku, sampai produk yang
dihasilkan sampai ke tangan pembeli atau customer.

3.2 Saran
Toko Buncit selaku usaha produk cendol yang dimiliki oleh Pak Mundakir
patut diapresiasi kinerjanya. Kedepannya diharapkan Toko Buncit tetap
dapat mempertahankan keunggulannya di bidang minuman dengan terus
meningkatkan strategi manajemen rantai pasokan. Serta diharapkan pula
Toko Buncit dapat terus memperluas jaringan usahanya dengan membuka
akun online seperti di grabfood, gofood, atau shopee food yang sekarang
sudah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dikarenakan pandemi
yang juga belum juga reda, sehingga semakin banyak yang dapat
menikmati produk cendol Toko Buncit.

Anda mungkin juga menyukai