Anda di halaman 1dari 6
| Jadi, pada kegiatan ekstraksi ini kesimpulannya adalah memilih Jeglah satu cara penyarian yang tepat dengan cairan yang tepat dan spemisahkan ampas dengan hasil penyarian yang akan menghasilkan gebuah preparat/sediaan galenika yang dikehendaki KRITERIA CAIRAN PENYARI YANG BAIK Cairan yang akan digunakan untuk menyari harus diperhitungkan dengan benar. Untuk menentukan cairan penyari tersebut, harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain: 4. Kelarutan zat-zat dalam menstrum 2. Cairan penyari tersebut tidak menyebabkan zat-zat yang berkha- siat menjadi rusak atau tidak menimbulkan hal-hal yang tidak dikehendaki, misalnya menimbulkan perubahan warna, pengen- dapan, atau hidrolisis 3. Harga yang murah 4. Jenis preparat yang akan dibuat JENIS CAIRAN PENYARI Air Air termasuk cairan penyari yang mudah diperoleh dan murah dengan pemakaian yang luas. Pada suhu kamar, air merupakan pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat, seperti garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuhan, zat warna, dan berbagai garam mineral. Umumnya kenaikan suhu dapat meningkatkan kelarutan zat, kecuali pada kalsium hidrat dan garam glauber. Kelemahan menggunakan air sebagai cairan penyari ialah ba- nyaknya jenis zat yang tertarik. Zat-zat yang tertarik tersebut merupakan ‘Scanned with CamSeanner substrat yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri. Selain itu, air dapat menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa se. hingga akan mempersulit proses penarikan pada perkolasi. Etanol Etanol lebih selektif dibandingkan dengan air. Etanol merupakan pela- rut yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar, dan minyak atsiri, tetapi bukan pelarut yang baik untuk jenis gom, gula, dan albumin, Etanol dapat menyebabkan tidak bekerjanya enzim, termasuk enzim yang terlibat peragian serta menghalangi pertumbuhan jamur dan sebagian besar bakteri. Oleh sebab itu, selain berguna sebagai cairan penyari, etanol juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etano| (hidroalcoholic menstrum) mampu menyari lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan air. Glycerolum (Gliserin) ~ Gliserin banyak digunakan sebagai cairan penambah pada menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak (tanin). Gliserin adalah pelarut yang baik untuk berbagai tanin dan hasil-hasif oksidanya. Berbagi jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak mudah menguap, cairan ini tidak sesuai untuk membuat esktrak-ekstrak kering. Eter Eter sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk membuat sediaan obat dalam atau sediaan yang akan disimpan dalam waktu lama. Pelarut organik kurang digunakan untuk menyari, kecuali dalam proses penyarian tertentu. Salah satu contohnya adalah eter minyak tanah (petroleum ether) yang digunakan untuk menarik lemak dari serbuk simplisia sebelum dilakukan proses penyarian. Pelarut organik lainnya antara lain n-heksana, aseton, dan kloroform. n-Heksana adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar yang merupakan pelarut yang baik untuk lemak dan minyak. Biasanya, n-heksana digunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia tersebut dibuat menjadi sediaan galenik, misalnya Strychni Semen dan Secale cornutum. Aseton tidak digunakan untuk membuat sediaan galenik obat dalam. Aseton adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam le- mak, minyak atsiri, dan damar. Bau aseton kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Aseton dipakai misalnya pada pembuatan Caps ‘Scanned with CamSeanner eum Oloorosin. Kloroform juga tidak digunakan untuk mornbuat sedia- fy obat_dalam Karena efk farmakologinya, Kloroform: morupakan pelarul yang baik untuk basa alkalolda, darmar, minyak lemak, dan minyak alsirl : Untuk penyarian, Farmakopo Indonosia manetapkan bahwa cair- an yang digunakan untuk menyari, yaitu air, etanol, campuran etanol- air, atau eter, Proses penyarian pada porusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan air, otanol dan campuran etanol-air sebagai cairan penyarl, CARA-CARA PENYARIAN Maserasi Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara me- rendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu kamar, yaitu 15-25 °C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk penyarian dengan cara perkolasi. Digerasi Digerasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dalam cairan penyari pada suhu 35-45 °C. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena selain membutuhkan alat-alat tertentu, pada suhu tersebut beberapa zat aktif dalam simplisia menjadi rusak. Perkolasi ialah suatu cara penyarian dengan memakai alat yang di- sebut perkolator (Gambar 2.1). Pada perkolasi, penyarian dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Aliran cairan penyari ini bisa disebabkan oleh gaya berat atau dibantu dengan tekanan. Simplisia terendam dalam cairan Melombapka (maserasi |) ‘Scanned with CamSeanner yang kemudian akan penyari sehingga zat-zat berkhasiat akan terlarut A aniyang)telat menetes secara beraturan dengan oa penet ditetapkan. Hasil perkolasi disebut per! colat. . | Perkolasi dapat dilakukan dengan berbagei cara, fi eae ngan perkolasi biasa, reperkolasi, perkolasi t perkolasi bertingkat. Perkolasi biasa , I ir Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnye direndatt a don f an penyari dan dimasukkan ke dalam perkolatcr. * Se Guat tingtur, | kolasi hingga mendapatkan perkolat Ge eal sedangkan untuk | simplisia disari hingga dipercieh Perea eee sempurna. Perkolasi mendapatkan ekstrak cair, simplisia ari zat-zat yang berkhasiat | mnya digunakan untuk mengambil Si eras. Cara porkolasi biasa dapat dilihat pada Gambar 2.1. dan 2.2. Gambar 2.1 Perkolator. Gambar 2.2 Perkolasi biasa. Reperkolasi Reperkolasi dilakukan seperti cara perkolasibiasa, tetapi menggunakan beberapa perkolator. Biasanya reperkolasi dilakukan untuk menghindari kehilangan minyak atsiri karena pada perkolasi biasa perkolat akan dipekatkan dengan cara pemanasan. Pada reperkolasi tidak dilakukan pemekatan. Simplisia dibagi ke dalam beberapa perkolator. Tahapan kerja reperkolasi adalah sebagai berikut. 4. Isi perkolator dilembapkan dan disari seperti cara perkolasi bias@, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan dalam jumlah volume tertentu, misalnya 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 ¢ 300 cc, dan 300 cc. Bagian yang pertama perkolat A (200 cc) ‘Scanned with CamSeanner adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama. 2. Simplisia perkolator kedua dilombabkan menggunakan perkolat A (susulan pertama) sehingga akan diperolah perkolat-perkolat dalam jumlah dan volume tertentu dengan catatan nantinya akan terdapat perkolat dengan volume 300 ce, 200 200 cc, 200 ce, dan 200 cc. Bagian pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan 3. Perkolator ketiga diolah seperti perkolator kedua, dengan perkolator B bagian kedua 200 cc dan seterusnya hingga nantinya terdapat 500 cc. Dari sini terlihat bahwa volume perkolat A bagian pertama lebih kecil dari volume perkolat B bagian pertama dan sebaliknya, volume perkolat A bagian-bagian berikutnya lebih besar dari volume perkolat-perkolat B. Hasilnya diperoleh: Perkolat A pertama sebanyak 200 cc Perkolat B pertama sebanyak 300 cc + Jumlah 1000 cc Perkolat C pertama sebanyak 500 cc Keuntungan utama menggunakan reperkolasi ialah preparatnya dalam bentuk pekat sehingga menghemat menstrum. Namun, reperkolasi ini tidak dapat digunakan untuk esktraksi sampai habis. Secara resmi, reperkolasi digunakan hanya untuk membuat ekstrak- ekstrak cair yang simplisianya mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas atau dapat rusak karena pemanasan. Perkolasi dengan tekanan Perkolasi dengan tekanan digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus yang sangat kecil sehingga cara perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Karena itu, perlu ditambah alat pengisap agar perkolat dapat turun ke bawah. Alat tersebut disebut diaco/ator. | | Perkolasi bertingkat Pada proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah yang disertai pelarutan zat aktifnya. Proses penyarian tersebut akan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesan pertama dan pada tetesan terakhir diperoleh perkolat yang encer. Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut, dilakukan cara perko- lasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna, sebe- lum dibuang, disari dengan cairan penyari yang baru. Penyarian akhir ‘Scanned with CamSeanner serbuk simplisia dengan menggunakan cairan penyari yang baru dila. kukan agar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebalik. nya, serbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh. Dengan demikian akan diperoleh perkolat akhir yang jenuh, Perkolat kemudian dipisahkan dan dipekatkan. Cara ini cocok untuk perusahaan obat tradisional, termasuk peru. sahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar diperoleh Cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan terlebih dahulu. rnyataaD di sebelah kiri TUGAS 2.1 Jodohkan pe! di sebelah kanan! dengan pernyataan yang 1. Sediaan yang dibuat dari bahan baku tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari. : 2. Cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam — simplisia tersebut dalam cairan penyar! pada suhu kamar, | S yaitu 15-25 °C. a. Perkolasi \ b, Digerasi A | 3. Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia | Gy Maserasi_ dengan cairan penyari pada suhu 35-45 °C. | “4. Cara penarikan menggunakan alat yang disebut perkolator, d. Tujuan Yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dengan —_Ekstraksi Zat-zainya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukar 8. Untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak bermanfaat agar lebih mudah |___digunakan daripada simplisia asal. . Sediaan Galenika RANGKUMAN + Sediaan galenika adalah sediaan i i yang dibuat dari bahan baku tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari. + Tujuan pembuatan sediaan galenika, yaitu: 1. Memisahkan zat berkhasiat yan implisi h 2 1 g terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak berman(aat ° 2 Membuat suatu seclaan yang sederhana dan mudah dipakai . Menstabilkan zat berkhasiat yang terkandui i e n ian tersebut untuk penyimpanan dalam waktu Fang mem se * Contoh sediaan galenika, yaitu ek: i ; a : strak, tingt infusa, aqua aromatika, olea volatilia, olea pincuia denen ms eau euakl adalah cara menyari satu atau lebih zat-zat an asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut dalam ‘Scanned with CamSeanner

Anda mungkin juga menyukai