Nindiya Kusuma Ningtyas-2C
Nindiya Kusuma Ningtyas-2C
1
Daftar Isi
Sejarah perkembangan bahasa indonesia ................................................................................................ 3
1. Pengertian Bahasa ....................................................................................................................... 3
2. Perkembaangan Bahasa Indonesia .............................................................................................. 3
3. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia................................................................................... 3
4. Penggunaan Bahasa Indonesia .................................................................................................... 4
Konsep Dasar Kebahasaan Fonologi ...................................................................................................... 5
1. Pengertian Fonologi dan Kedudukannya dalam Linguistik ........................................................ 5
2. Pembidangan Fonologi ............................................................................................................... 5
3. Konsep dasar Fanetik .................................................................................................................. 6
4. Alat Ucap Manusia ..................................................................................................................... 6
Konsep Dasar Kebahasaan Morfologi .................................................................................................... 7
1. Pengertian morfologi dan kedudukannya dalam bidang linguistik ............................................. 7
2. Morfem, morf dan alomorf ......................................................................................................... 7
3. Proses Morfologis ....................................................................................................................... 8
4. Problema Morfologis dalam Bahasa Indonesia........................................................................... 8
Konsep Dasar Kebahasaan Sintaksis ...................................................................................................... 9
1. Pengertian dan ruang lingkup kajian sintaksis ............................................................................ 9
2. Jenis- jenis frasa, klausa, kalimat, dan wacana ........................................................................... 9
3. Contoh ....................................................................................................................................... 10
KONSEP DASAR KEBAHASAAN SEMANTIK .............................................................................. 12
1. Pengertian semantik dan ruang lingkup kajian semantik. ......................................................... 12
2. Pengertian simbol, referen, dan konsep. ................................................................................... 12
3. Contoh simbol, referen, konsep ................................................................................................ 12
4. Pengertian ketaksaan (ambiguitas)............................................................................................ 12
Konsep Dasar Kebahasaan Pragmatik .................................................................................................. 14
1. Pengertian dan ruang lingkup pragmatik .................................................................................. 14
2. Tindak tutur............................................................................................................................... 14
3. Pengertian, Batasan, Jenis-Jenis Deiksis................................................................................... 14
4. Presuposisi, Implikatur, dan Entailmen Dalam Pragmatik ....................................................... 15
Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 16
2
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu alat komunikasi aantar manusia yang memgandung maksud
untuk menyampaikan sesuatu, secara lisan maupun tulisan
3
terusbterjaga, karena pada zaman sekarangjiwa nasionalisme pada generasi
penerus bangsa semakin memudar.
• Fungsi bahasa Indonesia (bahasa nasional)
Lambaang kebanggan kebangsaan, lambang identitas nasional, sebagai bahasa
oenghubung antar daerah, dan alat pemersatu budaya daan bahasa nya.
• Fungsi bahasa Indonesia ( Bahasa Negara)
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengabtar pendidikan, sebagai alat
hubung bahasa tingkat nasional, dan sebagai pengembangan budaya, ilmu dan
teknologi.
4
Konsep Dasar Kebahasaan Fonologi
2. Pembidangan Fonologi
Mikrolinguistik merupakan bidang linguistik yang mempelajari bahasa dari dalam,
yaitu mempelajari struktur bahasa itu sendiri atau mempelajari bahan bahasa secara
langsung, sedangkan makrolinguistik merupakan bidang linguistik yang mempelajari
bahasa dalam hubunganya dengan faktor-faktor di luar bahasa; termasuk di dalamnya
bidang interdisipliner dan bidang terapan (Kridalaksana, 1993:133, 138). Sehubungan
5
dengan itu, fonologi dapat mencakup keduanya, yaitu bidang mikrolinguistik dan
makrolinguistik.
Pada bidang mikrolinguistik, cakupan fonologi dapat berada pada bidang teoretis
dan interdisipliner. Pada bidang makrolinguistik cakupan fonologi dapat berada pada
bidang terapan. Jika dihubungkan keduanya maka cakupan fonologi pada bidang
mikrolinguistik bersifat teoretis, sedangkan cakupan fonologi pada bidang
makrolinguistik bersifat teoretis dan terapan (Kridalaksana, 1993:xxviii).
6
Konsep Dasar Kebahasaan Morfologi
Dimana semakin kebawah kajian linguistik tersebut semakin melebar. Para ahli
memasukkan morfologi dan sintaksis dalam satu bidang kajian, yaitu gramatika (tata
bahasa). Gramatika sendiri membahas tentang persoalan bentuk, struktur, dan
distribusi bentuk dan satuan lingual dalam kalimat.
7
Sementara itu, yang disebut kata ialah satuan bentuk kebahasaan yang terdiri atas satu
atau beberapa morfem. Dengan kata lain, kata dibentuk oleh minimal satu morfem
(Ramlan, 1987:33).
3. Proses Morfologis
Proses perubahan morfologis pada umumnya terdiri atas tiga bentuk besar, yaitu: (1)
afiksasi, (2) reduplikasi, dan (3) komposisi (Subroto, 1991; Verhaar, 1987:52-64;
Sudaryanto, 1991:15). Masing-masing perubahan itu secara urut artinya adalah proses
perubahan bentuk kata karena mendapat imbuhan afiks, perubahan bentu karena
gejala perulangan, dan perubahan bentuk karena proses majemuk. Secara lebih jelas,
setiap proses perubahan morfologis tersebut diurai sebagai berikut.
8
Konsep Dasar Kebahasaan Sintaksis
Klausa
Kalimat
• Berdasarkan pengucapan:
Kalimat langsung dan Kalimat tak langsung
• Berdasarkan jumlah frasa:
Kallimat tunggal, Kalimat majemuk, Kalimat majemuk campuran.
• Berdasarkan isi atau fungsinya:
Kalimat lengkap dan Kalimat tidak lengkap
• Berdasarkan Susunan S-P:
Kalimat versi, Kalimat inversi.
• Berdasarkan bentuk gaya penyajiannya:
Kalimat yang melepas, Kalimat klimaks, Kalimat yang berimbang.
• Berdasarkan subjeknya:
9
Kalimat aktif, Kalimat pasif.
Wacana
3. Contoh
Frasa
• Manis dan Cantik. Berasal dari kalimat Gadis itu manis, Gadis itu cantik,
Gadis itu manis dan cantik (Frasa Endosentris Koordinatif)
• Dokter itu sedang membaca. Sedang membaca merupakan FV (Frasa Verba)
• Tiga orang gadis berbaju merah. Tiga orang gadis merupakan FNum (Frasa
Numeral)
Klausa
(FN)
Kalimat
Wacana
• Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu
lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru
dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu
pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan
pestisida secara berlebihan.(Merupakan wacana persuasi)
• Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan di selokan harus
dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi
sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di genangan air
tersebut.(Merupakan wacana Argumentasi)
• Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti atau membaca
secara saksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk
mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci. Misalnya,
mengetahui hal-hal yang diperlukan.(Merupakan Wacana eksposisi)
11
KONSEP DASAR KEBAHASAAN SEMANTIK
Referen
Mobilnya (bendanya) acuan ini dapat berbeda-beda antara Indonesia atau negara lain.
Karena mobil bermacam-macambentuknya. Acuannya sesuai kesepakatan dan
pengalaman masyarakat yang berbeda sehingga bersifat arbitrer.
Konsep
Ketika ada bendera kuning diwilayah tertentu adalah sebagai tanda bahwa ada orang
yang meninggal.
13
Konsep Dasar Kebahasaan Pragmatik
2. Tindak tutur
Tindak tutur atau pertuturan (speech act) adalah seluruh komponen bahasa dan
nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta di
dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat tersebut.
Tindak tutur merupakan cara yang efektif untuk dapat menganalisis dan
mempermudah orang untuk memahami kata-kata atau kalimat yang dimaksudkan
dalam tulisan. Tindak tutur juga merupakan pengujaran kalimat untuk menyatakan
agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengaran.
Jenis- jenis tindak tutur:
• Tindak tutur lokusi, yaitu tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.
Contoh: Ani: “Ibu sedang memasak di dapur”
• Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang mengandung maksud; berkaitan
dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu
dilakukan, dan lain sebagainya.
Contoh: Ayah: “Ujian sudah dekat
• Tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan
untuk mempengaruhi mitra tutur.
14
Deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang dari lokasi
pembicara dalam peristiwa bahasa.
3) Deiksis waktu
Deiksis waktu adalah pemberian bentuk terhadap titi atau jarak waktu
dipandang dari waktu suatu ungkapan dalam peristiwa bahasa.
4) Deiksis wacana
Rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan atau
sedang dikembangkan mencakup anafora dan katafora. Anafora ialah
penunjukan kembali kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam
wacana dengan pengulangan atau substitusi. Katafora ialah penunjukkan ke
sesuatu yang disebut kemudian.
5) Deiksis Sosial
Deiksis Sosial adalah rujukan yang dinyatakan berdasarkan perbedaan
kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar.
15
Daftar Pustaka
WIRATNO, Tri; SANTOSA, Riyadi. Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial. Modul
Pengantar Linguistik Umum, 2014, 1-19.
Nugroho, Agung. "Pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai dasar jiwa
nasionalisme." (2015): 285-291.
Soulisa, Irwan. "Penggunaan Bahasa Indonesia Lisan Baik dan Benar dalam Kelompok Kecil
Kalangan Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Victory Sorong."
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra 2.1 (2018): 81-87.
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PBIN410202-M1.pdf
http://repository.ut.ac.id/4732/1/PBIN4102-M1.pdf
Unsiah, F., & Yuliati, R. 2018. Pengantar Ilmu Linguistik. Malang: UB Press.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132006198/pendidikan/MORFOLOGI.pdf
https://www.academia.edu/28704277/Proses_Morfologi_dalam_bahasa_indonesia_docx
http://septizubaidah166063.blogspot.com/2018/01/problematika-morfologis-dalam-
bahasa.html?m=1
Baryadi, P. (2015). Analisis Wacana. In Artikel Seminar Metode Penelitian Bahasa dalam
Konteks Kekinian.
Amilia, F., & Anggraeni, A. W. (2019). Semantik: Konsep dan Contoh Analisis. Pustaka
Abadi.
16
Rizki, T. D., & Yusliani, N. (2017, January). Rancang Bangun Sistem Pengecekan
Ambiguitas Kalimat Berbahasa Indonesia Menggunakan Harmony Search Algorithm. In
Annual Research Seminar (ARS) (Vol. 2, No. 1, pp. 173-176).
Sinaga, W. S. (2019). Analisis Tindak Tutur pada Spanduk di Jalan Kota Medan: Tinjauan
Pragmatik(Doctoral dissertation).
Nurdini, N. (2017). Analisis penggunaan deiksis pada buku bahasa inggris kelas X
Kurikulum 2013. LingTera, 4(2), 149-162.
Siadari, O. L. (2020). Analisis Penggunaan Deiksis dalam Novel I’mperfect Karya Meira
Anastasia.
17