WhatsAppFacebookTwitterEmailShare
Jepang adalah salah satu negara maju yang cukup menarik. Kulturnya sudah mendunia dan
menarik minat banyak orang untuk mengunjunginya. Tak sedikit juga orang-orang yang ingin
bekerja atau magang ke Jepang supaya bisa merasakan hidup di sana.
Pemerintah Jepang cukup terbuka terhadap warga asing yang ingin hidup dan bekerja di
Jepang. Hal ini lantaran masalah serius yang dialami Jepang yaitu kurangnya tenaga kerja.
Pemerintah Jepang cukup serius menanggapi hal tersebut. Mereka ingin mendukung industri
di negaranya supaya bisa terus beroperasi dengan tingkat produksi yang tinggi.
Sejak tahun 1993, Indonesia sudah menjalin kerjasama dengan Jepang untuk
menyelenggarakan program magang.
Kerjasama tersebut tentu saja saling menguntungkan kedua belah pihak. WNI yang dikirim
magang akan belajar banyak di Jepang dan bisa berkontribusi untuk memajukan industri di
Indonesia. Pihak Jepang juga diuntungkan dengan ketersediaan tenaga kerja bagi industri-
industri yang ada di sana.
Pinters jangan salah tangkap, ya! Program magang ini berbeda dengan jalur TKI. Program
magang ke Jepang adalah untuk pembelajaran. Peserta magang ibarat siswa dan
berstatus trainee. Mereka tidak sepenuhnya bekerja, tapi belajar sambil bekerja.
Uang yang didapatkan pemagang juga bukan gaji, tapi disebut “teate” atau uang saku. Jumlah
uang sakunya memang cukup besar, mungkin karena itulah orang-orang kerap menjadi salah
sangka.
Sebelum berangkat ke Jepang untuk magang, seluruh calon peserta harus melalui proses
pelatihan di Indonesia. Pelatihan tersebut biasanya berfokus pada penguasaan bahasa dan
pengenalan dengan industri Jepang.
Peserta magang akan menjalani program selama 3 tahun. Jika kinerjanya cukup bagus, bisa
diperpanjang hingga 5 tahun. Setelah 5 tahun tidak bisa lagi dilakukan perpanjangan, peserta
harus pulang ke Indonesia.
Mantan peserta magang tidak boleh kembali ke Jepang untuk bekerja, dengan status trainee.
Mantan peserta magang bisa kembali bekerja di Jepang dengan mengurus Visa Tokutei Gino
atau visa tenaga kerja dengan skill spesifik.
Jika Kalian tertarik, berikut ini beberapa syarat magang ke Jepang yang harus dipenuhi:
Calon peserta magang harus berpendidikan minimal SMA atau sederajat. Lebih baik
lagi jika lulusan D3 atau S1.
Memenuhi syarat umur yang ditentukan lembaga rekrutmen. Jalur negeri antara 19-26
tahun, jalur swasta antara 18-30an tahun masih diperbolehkan.
Calon peserta magang memiliki tinggi badan minimal 160 cm untuk pria dan 150 cm
untuk wanita. Berat badannya juga harus ideal dengan tinggi badan, bisa dihitung
dengan rumus -> Berat Badan = Tinggi Badan – 110.
Calon peserta magang tidak boleh memiliki penyakit mata bahkan tidak boleh
menggunakan kacamata.
Tubuh dalam keadaan bersih, tidak boleh bertindik, bertato, dan memiliki penyakit
kulit.
Tubuh tidak pernah mengalami masalah serius seperti operasi, patah tulang, atau
memiliki masalah pada organ tubuh.
Selain persyaratan umum, ada persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, yaitu:
Sebagai catatan, setiap syarat umum dan administrasi akan sedikit berbeda untuk jalur negeri
dan swasta. Pinters harus mencari informasi detailnya, bisa di web disnaker atau web LPK.
Namun, secara garis besar, persyaratannya seperti yang sudah diulas di atas.
Jalur negeri dibiayai atau disubsidi oleh pemerintah. Kamu bisa mengeluarkan biaya jauh
lebih kecil.
Pemagang yang masuk jalur negeri cenderung disalurkan untuk masuk ke sektor industri.
Salah satu kelebihan jalur negeri adalah modal usaha yang diberikan setelah pulang. Selain
itu, masih ada dana pencairan asuransi.
Setelah pulang, pemagang yang masuk melalui jalur negeri juga bisa disalurkan ke
perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Ada kesempatan besar untuk bisa masuk
dan berkarir di perusahaan tersebut.
Sayangnya masuk jalur negeri tidaklah mudah. Seleksinya cukup sulit dan syarat-syaratnya
sedikit lebih kompleks. Jangka waktu dari pendaftaran hingga keberangkatan juga lebih
lama.
Jalur swasta menuntut pembiayaan yang cukup mahal karena tidak ada subsidi pemerintah.
Calon peserta magang harus merogoh kocek pribadi.
Besarnya biaya magang ke Jepang melalui jalur ini cukup beragam, tergantung LPK nya.
Biasanya ada pada kisaran 20-35 juta mulai dari pelatihan awal hingga pemberangkatan.
Setelah pulang, pemagang hanya mendapat pencairan asuransi, tidak ada bantuan modal
seperti jalur negeri. Penyaluran kerja tergantung pihak LPK.
Tapi orang-orang banyak yang memilih jalur swasta karena prosesnya yang lebih cepat.
Syarat dan prosedur seleksinya tidak sekompleks jalur negeri. Rentang usia yang
diperbolehkan mendaftar juga jauh lebih panjang.
Pelatihan melalui jalur swasta hanya butuh 3-5 bulan, kemudian bisa langsung
diberangkatkan. Rekrutmen juga dilakukan hampir setiap bulan.
Apakah Pinters tertarik dengan program magang ini? Menarik bukan? Pinters bisa merasakan
atmosfer kerja di Jepang, menyerap ilmunya, dan mendapatkan uang saku yang cukup besar.
Apabila Pinters tidak lolos seleksi negeri, jalur swasta tetap menguntungkan kok. Tidak perlu
khawatir dengan besarnya biaya, kamu bisa mendapatkan pinjaman dari Pintek. Seluruh
biaya akan ditanggung oleh Pintek, kamu bisa membayar dengan cara mencicil setelah resmi
bekerja.