Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Proses Perumusan Dasar Negara, Penyusunan Batang Tubuh UUD 1945 dan
Amandemen, serta Proklamasi dan Pembukaan

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah

PANCASILA

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Nyiayu Hamidatun Nisa ( 2120304029 )


2. Dliya’ul Haqq (2120304054 )
3. Febriyanto (2130304057 )

Dosen Pengampu : ERNIWATI, M. Hum

PROGRAM STUDI ILMU QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaanNya. Sholawat teriring salam tetaplah kita
haturkan kepada kekasih Allah junjungan seluruh alam Nabiyallah Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempurna dengan Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidup.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah tentang Proses Perumusan Dasar Negara, Penyusunan Batang Tubuh
UUD 1945 dan Amandemen, serta Proklamasi dan Pembukaan sebagai tugas mata
kuliah Pancasila. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang
bagaimana proses perumusan dasar negara hingga pancasila menjadi dasar negara
bangsa Indonesia pada saat ini. Selain itu makalah ini juga memaparkan
bagaimana proses kemerdekaan Indonesia sampai proklamasi 17 Agustus 1945
serta penyusunan UUD 1945.

Penulis mengucapkan banyak Terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Penulis sangat memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.

Palembang, Agustus 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Proses Perumusan Dasar Negara 6
B. Penyusunan Batang Tubuh UUD 1945 dan Amandemen 9
C. Proklamasi dan Pembukaan 12

BAB III : PENUTUP


Kesimpulan 19
Daftar pustaka 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat


Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar


negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Menyadari
bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia,
setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

Ketika membahas tentang perumusan dasar negara yakni Pancasiloa


sebagai dasar negara tentu tidak terlepas dengan proses bagaimana persiapan
kemerdekaan indonesia pada 17 Agustus 1945 sampai bagaiimana penyususn
UUD 945 sebagai dasar undang- undang negara.

4
B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan pembahasan makalah ini akan dibahas dalam sub


masalah sesuai dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana Proses Perumusan Dasar Negara ?


2. Bagaimana Penyususnan Batang Tubuh UUD 1945 dan Amandemen?
3. Bagaimana Proklamasi dan Pembukaan?

C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui Proses dalam menyusun Dasar Negara yaitu UUD 1945
2. Mengetahui apa itu Batang Tubuh UUD 1945 dan perumusan nya
3. Mengetahui penyebab UUD 1945 di Amandemen
4. Mengetahui proses proklamasi dan pembukaan UUD 1945

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA

Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya.


Jepang banyak menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada
bangsa Indonesia dengan membuat suatu janji bahwa Jepang akan memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri
Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944.

Janji yang ditawarkan adalah Jepang akan membentuk Badan Penyelidik


Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa
Jepang dikenal dengan nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Hal ini direalisasikan
oleh Kaiso pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 62 orang.

Diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat, anggota BPUPKI terdiri dari dua


wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso, tokoh-tokoh
bangsa Indonesia dan tujuh orang anggota perwakilan dari Jepang.

6
Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun
rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Maklumat yang sama
memaparkan tugas BPUPKI: mempelajari semua hal penting terkait politik,
ekonomi, tata usaha pemerintahan, kehakiman, pembelaan negara, lalu lintas, dan
bidang-bidang lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia
(Asia Raya, 29 April 1945).

BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali
sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang dasar negara. Pada sidang tidak
resmi, BPUPKI membahas perancangan Undang-Undang Dasar 1945 yang
dipimpin Soekarno dan dihadiri oleh hanya 38 orang.

1. Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni 1945)

Dalam sidang yang pertama, hari pertama, 29 Mei 1945 bahwa Indonesia
membutuhkan dasar negara.

Para tokoh-tokoh pendiri negara mulai mengusulkan rumusan dasar negara yang
isinya berbeda-beda namun tetap memiliki persamaan yaitu didasari oleh gagasan
besar bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia.

Salah satu tokoh yang mengemukakan pendapatnya adalah Mohammad Yamin.


Disini, ia mengemukakan bahwa dasar negara terdiri dari 5 asas yaitu: Peri
Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri Ketuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan
Rakyat.

Kemudian, pada hari ketiga sidang pertama, 31 Mei 1945, Soepomo


mengemukakan pendapat dalam pidatonya yang menyatakan bahwa negara
Indonesia merdeka adalah dengan mengatasi segala golongan dan pemahaman
untuk mempersatukan lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini, dirumuskan dalam 5

7
poin yaitu: Persatuan Kekeluargaan Keseimbangan lahir dan batin Musyawarah
Keadilan rakyat

Pada hari terakhir dari sidang pertama, 1 Juni 1945, Soekarno turut
mengemukakan pendapatnya dalam sebuah pidato yang diberi nama Pancasila
atas usulan dari seorang teman, ahli bahasa. Rumusan dasar negara dalam 5 sila
tersebut, yaitu: Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau peri kemanusiaan
Mufakat atau demokrasi Kesejahteraan sosial Ketuhanan yang berkebudayaan

2. Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945)

Setelah sidang pertama selesai, Indonesia belum mencapai kesepakatan


akhir. Karena hal itu, BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9
orang, di bawah pimpinan Soekarno, dengan anggota terdiri atas Ki Bagoes
Hadikoesoemo, Wachid Hasjim, Muhammad Yamin, Abdulkahar Muzakir,
Sutardjo Kartohadikoesoemo, A.A Maramis, Otto Iskandardinata dan Mohammad
Hatta. Panitia yang diberi nama Panitia Sembilan ini, dibentuk dengan tujuan
merumuskan rumusan-rumusan yang telah dibicarakan agar menjadi kesepakatan
yang lebih jelas.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diadakan sidang kedua pada 10 Juni


sampai dengan 16 Juni 1945. Setelah melewati berbagai pertimbangan dan
diskusi, pada 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia
merdeka yang diberi nama Piagam Jakarta oleh M. Yamin yang didalamnya
berbunyi: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi para
pemeluk-pemeluknya Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

8
Walaupun sudah dirumuskan, bukan berarti rumusan Pancasila
mendapatkan kesepakatan final. Karena, belum adanya perwakilan yang
representatif yang mewakili dari berbagai unsur. berakhirnya kerja BPUPKI pada
7 Agustus 1945, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
pada 9 Agustus 1945. Diketuai Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta, PPKI
bertujuan untuk mempercepat persiapan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini
beranggotakan 21 orang yang semua anggotanya terdiri 12 orang Jawa, 3 orang
Sumatera, 2 orang Sulawesi, 1 orang Kalimantan, 1 orang Nusa Tenggara, 1 orang
Maluku, dan 1 orang peranakan Tionghoa. Namun tanpa sepengetahuan Jepang,
Soekarno menambah 6 orang lagi, sehingga total ada 27 anggota. Setelah Jepang
menyerah terhadap Sekutu, disitulah Indonesia mengambil kesempatan untuk
mendeklarasikan kemerdekaan yang sebelumnya dijanjikan oleh Jepang pada 24
Agustus 1945.

Dengan merdekanya Indonesia pada 17 Agustus 1945, PPKI berhasil


merumuskan dan menyesahkan dasar negara Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945, bunyinya: Ketuhanan Yang
Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.¹1

B. PENYUSUNAN TUBUH UUD 1945 DAN AMANDEMEN

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah badan yang


menetapkan sistematika Undang-Undang Dasar 1945,yang terdiri dari
Pembukaan,Batang Tubuh dan penjelasan.Batang Tubuh UUD 1945 ialah
peraturan Negara Indonesia yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi
salah satu sumber daripada perundang-undangan lainnya yang dikeluarkan oleh
negara.
1
https://tirto.id/proses-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-diawali-bpupki-gaCX

9
Batang Tubuh UUD 1945 berisi dua bagian pokok yaitu:
1. Sistem Pemerintahan Negara
2. Hubungan Negara dengan warga negara dan penduduk Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 Pasal Aturan
Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan.

Amandemen merupakan kegiatan melakukan perubahan resmi terhadap


dokumen resmi tanpa melakukan perubahan terhadap UUD (Undang-undang
Dasar) 1945. Dalam kegiatannya, dilakukan perbaikan atau pelengkapan pada
beberapa rincian pada UUD 1945 yang asli.Amandemen dilatarbelakangi oleh
tuntunan Reformasi 1998 yang memandang orde Baru ketika menjalankan
pemerintahan negara Indonesia meletakkan kekuasaan tertinggi di tangan MPR
(dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar
pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat
menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.²

Adapun tujuan Amandemen UUD 1945 antara lain sebagai berikut:


• Untuk menyempurnakan beberapa aturan dasar, dalam tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan hukum.
• Sebagai wujud respon pada tuntutan reformasi
• Amandemen 1945 dilakukan dengan tujuan mempertegas filosofis,
historis, yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis negara.
Amandemen UUD 1945 bukannya tanpa risiko. Ada sejumlah risiko yang
dapat terjadi karena ada amandemen UUD 1945. Risiko itu antara lain:
• Terdeteksinya sejumlah kelemahan sistimatika dan substansi UUD
pasca perubahan seperti inkonsisten
• Adanya sejumlah kerancuan sistem pemerintahan dan sistem
ketatanegaraan yang tidak jelas.

10
• Amandemen UUD 1945 tidak dengan mudah memancing
pertumbuhan budaya taat pada konstitusi.

Adapun Perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen :

UUD 1945 SEBELUM DI AMANDEMEN


(1) Indonesia merupakan negara yang berdasar atas hukum
(2) Kekuasaan Negara yang etrtinggi adalah MPR
(3) Presiden merupakan penyelenggarapemerintah negara yang
tertinggi di bawah majelis.
(4) Menteeri ialah pembantu presiden dan menteri tidak bertanggung
jawab terhadap DPR.
(5) Bentuk NKRI adalah bentuk pemerintahan republik, wilayah di
bagi menjadi 27 provinsi.2
(6) Kekuasaan eksekutif terdiri atas presiden yang di pilih dan di
angkat oleh MPR dengan masa jabatan 5 tahun sesudahnya dapat di pilih kembali
dan di bantu oleh seorang wakil presiden serta kabinet.
(7) Presiden menangkat menteri-menteri dan kepala non departemen
(TNI/Polri/Jaksa Agung) setungkat menteri bertanggung jawab kepada Presiden.
(8) Kekuasaan Legislatif terdiri atas MPR merupakan lemabaga
tertinggi negara vdan DPR.

UUD 1945 SETELAH DI AMANDEMEN:


(1) Bentuk negara kesatuan NKRI berbentuk pemerintahan republik,
wilayahnya di bagi menajdi 33 Provinsi dengan prinsip desentralisasi dengan
otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
(2) Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden. Presiden dan
wakilnya di pilih secara langsung oleh rakyat.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-
22

Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945#:~:text=Sebelum%20dilakukan
%20amendemen%2C%20UUD%201945,Aturan%20Tambahan)%2C%20serta%20Penjelasan.

11
(3) Presiden membentuk kabinet atau menteri yang bertanggung jawab
kepadanya.
(4) Sistem kepartaian multi partai.
(5) DPR dan DPD di pilih melalui pemilu.
Sebelum dilakukan amendemen, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan,
Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya
terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau
lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta
Penjelasan.Adapun Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 16
bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

C. DETIK – DETIK MENUJU PROKLAMASI

1. Persiapan Kemerdekaan
Persiapannya sudah dilakukan sejak lima bulan sebelumnya, tepatnya pada
1 Maret 1945. Pada saat itu, dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu
Junbi Cosakai. Badan ini diresmikan pada 29 April 1945 dan diketuai oleh
Radjiman Wedyodiningrat.

Sebagai persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama


dilakukan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang ini bertujuan untuk menentukan
rumusan dasar negara. Pada kesempatan itu, Soepomo, Mohammad Yamin, dan
Soekarno, masing-masing mengajukan konsep yang telah mereka buat. Pada 1
Juni 1945, terpilihlah rumusan dasar negara yang diajukan oleh Soekarno, yang
kelak kita kenal sebagai Pancasila. Itulah mengapa tiap 1 Juni, kita peringati
sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuklah panitia kecil


beranggotakan sembilan orang yang disebut dengan Panitia Sembilan. Panitia

12
sembilan bertugas untuk mematangkan rumusan dasar negara. Panitia ini
kemudian menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Pada piagam ini,
termuat rumusan dasar negara yang setelah beberapa perubahan menjadi
Pancasila, seperti yang kita kenal hari ini. Adapun sidang kedua dilakukan pada
10-14 Juli 1945 dan menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar lengkap
dengan pembukaannya (preambule).

Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang karena


dianggap telah menyelesaikan tugasnya. Kemudian, pada 12 Agustus 1945,
dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu
Junbi Inkai dalam bahasa Jepang. Panitia ini diketuai oleh Soekarno dan
beranggotakan 21 orang. Tugas PPKI adalah untuk melanjutkan tugas-tugas
organisasi sebelumnya, yaitu BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia.

2. Berita Kekalahan Jepang


Di penghujung Perang Dunia II, terjadi suatu peristiwa yang sangat
memukul Jepang. Salah satunya adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima
dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mendorong Jepang
untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita tentang
kekalahan Jepang menyebar dengan cepat lewat radio dan didengar oleh tokoh-
tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, golongan muda ini
mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.

Rapat dipimpin oleh Chaerul Saleh untuk membicarakan pelaksanaan


proklamasi kemerdekaan. Salah satu hasilnya, mereka mendesak Soekarno dan
Moh. Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan saat itu juga, atau paling lambat
pada 16 Agustus 1945. Hasil rapat ini disampaikan oleh Wikana dan Darwis
kepada Soekarno, namun terjadi perbedaan pendapat.

13
Soekarno menolak permintaan tersebut karena masih menunggu keputusan
dari pihak Jepang. Selain itu, Soekarno juga tidak bisa memutuskannya sendiri. Ia
harus berunding dengan tokoh golongan tua lainnya. Golongan tua merupakan
orang-orang yang kooperatif kepada Jepang. Mereka tidak ingin terlalu buru-buru
dalam memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang sebenarnya telah berjanji
untuk memerdekakan Indonesia pada 27 Agustus 1945. Golongan tua tidak ingin
ada pertumpahan darah kembali.

Sementara itu, golongan muda menganggap Indonesia sudah cukup kuat


untuk menyatakan kemerdekaannya. Setelah beberapa rapat dilakukan, dan
golongan tua tetap memutuskan untuk menunda proklamasi, akhirnya golongan
muda mengamankan Soekarno ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh
dari Jepang.

3. Peristiwa Rengasdengklok
Karena Soekarno dan Moh. Hatta meminta para pemuda untuk sabar
dalam mengumumkan proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta pun diamankan ke
Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada 16
Agustus 1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Sementara itu, di
Jakarta akan dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Chuo Sangi In.
Ahmad Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Soekarno dan Moh.
Hatta pun diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding
dengan mereka. Akhirnya Soebardjo berjanji dengan jaminan nyawa kepada
golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan
harinya selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya
Soekarno dan Moh. Hatta dibawa kembali ke Jakarta.

4. Perumusan Naskah Proklamasi

14
Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30
WIB. Mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing.
Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta menemui
Mayor Jenderal Nishimura untuk menanyakan sikapnya mengenai proklamasi
kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut karena
Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan untuk
mengubah keadaan politik di Indonesia sampai kedatangan Sekutu. Akhirnya,
Soekarno dan Moh. Hatta memutuskan untuk melanjutkan pembuatan naskah
proklamasi.

Setelah itu, Soekarno dan Moh. Hatta pergi ke rumah Laksamana Tadashi
Maeda bersama Ahmad Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini
memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan
keselamatan.

Kata “Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno, kalimat


pertama adalah sumbangan pemikiran Ahmad Soebardjo, dan kalimat terakhir
merupakan sumbangan pemikiran Hatta. Teks itu kemudian diberi saran dan
sedikit perubahan oleh Sukarni, lalu diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir, Sukarni
memberi usulan bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah
proklamasi selesai disusun.

Semula, pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan


tersebut. Dulu, namanya adalah Lapangan Ikada. Namun, Soekarno merasa jika
diadakan di tempat yang luas dan ramai, hal itu dapat menimbulkan bentrokan
antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Kemudian, ia mengusulkan untuk
menyelenggarakan proklamasi di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

15
Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia semakin dekat.
Setelah disepakati, proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah
Soekarno. Sementara itu, Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja
di kantor pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan
menyiarkan ke seluruh dunia.
Pagi harinya, rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang.
Shodanco Latief Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di
sekitar rumah Soekarno. Ia menunggu kedatangan Moh. Hatta untuk membacakan
naskah tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.

Pada awalnya, S.K. Trimurti diminta untuk mengibarkan bendera, namun


ia menolak. Menurutnya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang
prajurit. Akhirnya, ditunjuklah Shodanco Latief Hendraningrat, seorang prajurit
PETA, dibantu oleh S. Suhud. Sementara itu, bendera merah putih dijahit oleh
Fatmawati, istri Soekarno. Upacara berlangsung syahdu dan para hadirin spontan
menyanyikan Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17


Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang,
yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta di
sebuah rumah hibah dari Faradj Martak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56,
Jakarta Pusat. Proklamasi tersebut menandai dimulainya perlawanan diplomatik
dan bersenjata dari Revolusi Nasional Indonesia, yang berperang melawan
pasukan Belanda dan warga sipil pro-Belanda, hingga Belanda secara resmi
mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.

Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka telah memutuskan


untuk menerima secara de facto tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal
kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tanggal 14 September 2011, pengadilan
Belanda memutuskan dalam kasus pembantaian Rawagede bahwa Belanda
bertanggung jawab karena memiliki tugas untuk mempertahankan penduduknya,

16
yang juga mengindikasikan bahwa daerah tersebut adalah bagian dari Hindia
Timur Belanda, bertentangan dengan klaim Indonesia atas 17 Agustus 1945
sebagai tanggal kemerdekaannya. Dalam sebuah wawancara tahun 2013,
sejarawan Indonesia Sukotjo, antara lain, meminta pemerintah Belanda untuk
secara resmi mengakui tanggal kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Perserikatan
Bangsa-Bangsa mengakui tanggal 27 Desember 1949 sebagai tanggal
kemerdekaan Indonesia.

Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Sukarno (yang menuliskan


namanya sebagai "Soekarno" menggunakan ortografi Belanda) dan Mohammad
Hatta, yang kemudian ditunjuk sebagai presiden dan wakil presiden berturut-turut
sehari setelah proklamasi dibacakan. Hari Kemerdekaan dijadikan sebagai hari
libur nasional melalui keputusan pemerintah yang dikeluarkan pada 18 Juni 1946.

Salah satu naskah Proklamasi adalah Naskah Proklamasi Klad,Proklamasi


Klad adalah naskah asli proklamasi yang merupakan tulisan tangan sendiri oleh
Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh
Hatta dan Achmad Soebardjo. Adapun perumus proklamasi Kemerdekaan Bangsa
Indonesia terdiri dari Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S.
Miyoshi, Mohammad Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Para pemuda yang berada di luar meminta supaya teks proklamasi


bunyinya keras. Namun Jepang tak mengizinkan. Beberapa kata yang dituntut
adalah "penyerahan", "dikasihkan", diserahkan", atau "merebut". Akhirnya yang
dipilih adalah "pemindahan kekuasaan". Setelah dirumuskan dan dibacakan di
rumah orang Jepang, isi proklamasi pun disiarkan di radio Jepang.
Berikut isi proklamasi tersebut:

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

17
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat
masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda. B.M. Diah
menyelamatkan naskah bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya
selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada Presiden Soeharto di
Bina Graha pada 29 Mei 1992.
Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal
dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan hasil ketikan
Sayuti Melik, seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi,
yang isinya adalah sebagai berikut:

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah
Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka
"tahun 05" yang merupakan kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun
penanggalan yang dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer
Jepang saat itu adalah sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang,
yang kala itu adalah "tahun 2605".

18
6. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berita proklamasi disebarluaskan melalui siaran radio dari kantor berita
Domei. Mendengar berita ini, pihak Jepang melarang penyiaran berita proklamasi
itu. Kemudian, pada 20 Agustus 1945, alat pemancar di Domei diputus dan
disegel, sehingga pegawainya dilarang masuk. Tanpa kehilangan akal, para
pemuda kemudian membuat alat pemancar baru yang mereka ambil dari alat-alat
pemancar dari kantor berita Domei.

Alat pemancar ini dibawa ke Menteng dan berita tersebut segera disiarkan
ke seluruh Indonesia. Selain dari radio, penyebaran berita proklamasi dilakukan
lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian Jawa pada 20 Agustus 1945
memuat berita proklamasi dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Wah,
untung para pemuda tidak kehabisan akal, ya. Selain itu, para tokoh PPKI yang
berasal dari luar Jakarta juga diminta untuk kembali ke daerah mereka masing-
masing untuk menyebarluaskan berita proklamasi, seperti Teuku Mohammad
Hassan dari Aceh, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja dari Bali, dan A.A.
Hamidan dari Kalimantan.³3

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :


1. Proses perumusan dasar negara bangsa dilakukan sebelum
kemerdekaan bangsa Indonesia. Penyusunan nya dilakukan melalui

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia

19
berbagai proses dan tahapan. Terdapat beberapa tokoh yang turut
memberikan rumusan pancasila hingga akhirnya pancasila di sah
kan pada 18 Agustus 1945.
2. UUD 1945 terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan
3. Batang Tubuh UUD 1945 adalah bagian dari UUD 1945.
4. Amandemen UUD 1945 disebabkan oleh Tuntutan Reformasi
tahun 1998
5. Proklamasi kemerdekaan merupakan suatu peristiwa penting di
mana bangsa mencapai titik puncak keberhasilannya dalam
melawan penjajah
6. Awal sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadinya
peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Ir Soekarno dan
Muhammad Hatta ke tempat terpencil bernama Rengasdengklok
oleh pemuda Indonesia. Tujuannya yaitu mempercepat
kemerdekaan Indonesia tetapi hal ini tidak diterima oleh Soekarno
dan Hatta. Namun pada tanggal 17 Agustus 1945 pada jam 10 pagi
proklamasi kemerdekaan di umumkan di kediaman Soekarno

DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/proses-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-diawali-
bpupki-gaCX

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-

20
https://id.m.wikipedia.org/wiki/UndangUndang_Dasar_Negara_Republik_Indone
sia_Tahun_1945#:~:text=Sebelum%20dilakukan%20amendemen%2C%20UUD
%201945,Aturan%20Tambahan)%2C%20serta%20Penjelasan.

https://m.tribunnews.com/amp/pendidikan/2021/07/30/pokok-pokok-pikiran-
pembukaan-uud-1945?

https://brainly.co.id/tugas/8080627

https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia

https://www.ruangguru.com/blog/detik-detik-menuju-proklamasi-kemerdekaan-ri

21

Anda mungkin juga menyukai