TA Modul 3 - Eko Mulyono
TA Modul 3 - Eko Mulyono
Jawaban :
Pembelajaran berbasis masalah sering kali ditandingkan dengan pembelajaran konvensional untuk
mereformasi rutinitas pembelajaran pendidik pada proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis
masalah terbukti dapat meningkatkan perhatian dan ketertarikan siswa. Akan tetapi, pembelajaran
berbasis masalah menjadi tidak efektif jika siswa tidak berminat terhadap permasalahan yang akan
dipecahkan. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan media pembelajaran untuk merangsang minat
belajar siswa. Media yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran antara lain; media foto, video,
teks, poster, dan PowerPoint. Berdasarkan kasus tersebut, media Video dapat dipilih untuk
mendukung model Problem Based Learning. Video merupakan media yang bersifat multimedia yang
sangat tepat untuk mengatasi permasalahan di atas. Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah
agar siswa yang tidak berminat menjadi berminat dan mampu menyelesaikan masalah yang disajikan
dengan baik adalah dengan menerapkan pembelajaran melalui STEAM dengan menggunakan Model
Problem Based Learning. Adapun tahapan – tahapan pembelajaran yang bisa diterapkan adalah
sebagai berikut :
Fase 1 :
Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran struktur bangun ruang dengan mengacu pada literasi
STEAM khususnya literasi Science, technology, engineering, art dan mathematics. Hal ini untuk
memancing rasa ingin tahu peserta didik supaya tertarik untuk belajar.
Fase 2 :
Guru menayangkan sebuah video pembelajaran mengenai tutorial bagaimana caranya membuat
struktur bangunan untuk menyanggah bola basket yang efektif dan efisien dan meminta siswa untuk
membuatnya bersama kelompok yang sudah dibagi. Kemudian guru juga perlu menunjukan hasil
produk bangun ruang yang sudah jadi sebagai contoh atau pedoman siswa dalam pembuatan struktur
bangunan tersebut. Hal ini juga bias berfungsi untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik.
Fase 3 :
Guru lalu membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi dan memonitor jalannya
pembelajaran dengan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Lalu menanyakan
kesetiap grup apakah ada kendala/masalah yang ingin ditanyakan berkenaan dengan praktek materi
pembelajaran. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan pengujian temuan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4 :
Guru meminta peserta didik secara bergantian untuk menyajikan hasil produk yang sudah mereka
buat ke depan kelas. Hal ini sebagai penguatan dan juga respon dari guru sebagai apresiasi kerja
keras mereka selama pembelajaran berlangsung. Dengan begini siswa kan merasa senang jika hasil
karya mereka bisa di persentasikan.
Fase 5 :
Guru selanjutnya mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengajak peserta didik merefleksi
diri apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
tempuh dalam membentuk tiga struktur bangunan.
Penggunaan media dan teknologi dalam proses pembelajaran mengakibatkan potensi indera
pembelajar dapat diakomodasi sehingga hasil belajar akan meningkat. Integrasi media video yang
bersifat multimedia dalam model Problem Based Learning diharapkan hal tersebut dapat diatasi.
Pada akhirnya akan mampu membawa siswa untuk dapat aktif dalam memecahkan suatu
permasalahan yang ada.
2. Desain Pembelajaran STEAM menggunakan model Project Based Learning pada level tanggung
jawab saya :
KD KD
3.2. Menerapkan fungsi social, struktur teks dan 4.2. Menyusun teks interaksi transaksional lisan
unsur kebahasaan teks interaksi transaksional dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
lisan dan tulis yang melibatkan tindakan meminta informasi terkait perbandingan kata
memberi dan meminta informasi terkait sifat dengan memperhatikan fungsi social,
perbandingan kata sifat sesuai dengan bidang struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar
keahlian dan konteks penggunaannya. dan sesuai konteks.
1. Pengetahuan
3.2.1 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menganalisa ungkapan tentang
tingkat perbandingan (karakter berpikir kritis).
3.2.2 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat melengkapi kalimat dengan
menggunakan ungkapan tentang tingkat perbandingan (karakter mandiri).
2. Keterampilan
4.2.1 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat membuat tabel tentang
perbandingan jumlah siswa SMK Bintang Nusantara berdasarkan Jenis kelamin, umur, agama,
pekerjaan orang tua dan jarak sekolah pada tahun 2018, 2019, 2020 dengan tepat waktu
(karakter Disiplin)
4.2.1 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mempresentasikan hasil tabel
tentang perbandingan jumlah siswa Bintang Nusantara berdasarkan Jenis kelamin, umur,
agama, pekerjaan orang tua dan jarak sekolah pada tahun 2018, 2019, 2020 dengan tepat
waktu (karakter Disiplin)
E. Materi Pembelajaran
1. Fungsi Sosial
Membandingkan jumlah, sifat orang, binatang dan benda untuk menjaga hubungan
interpersonal guru dan teman.
2. Struktur Teks
- Memberi informasi
- Meminta informasi
3. Unsur Kebahasaan
- Ucapan, tekanan kata, intonasi, kosakata ( jumlah, dan sifat orang, binatang dan
benda ) dan tata bahasa ( simple present tense ).
Science Technology
Mathematics
Menghitung dan membandingkan jumlah
siswa berdasarkan Jenis kelamin, umur,
agama, pekerjaan orang tua dan jarak
sekolah
H. Sumber Belajar
Tata Usaha SMK Negeri Bintang Nusantara, Perpustakaan, Website.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Nilai
No. Langkah Pembelajaran/Kegiatan Karakter, Alokas
PPK, 4C, i
HOTS Waktu
1. Pendahuluan Guru Siswa 15”
Pembukaan
Salam - Membuka - Menjawab
pembelajaran salam dengan
dengan lembut lembut dan
dan santun santun
Doa - Untuk memulai
pembelajaran guru - Berdoa secara
meminta dengan khusuk lembut
dan santun
kepada ketua kelas
untuk memimpin
doa dengan khusuk
dan guru ikut berdoa
secara khusuk dan
damai
Presensi - Melakukan - Merespon
presensi dan kehadiran
konfirmasi dengan
presensi dan konfirmasi
tegas dan tertib kehadiran
dengan jujur
- Guru meminta
setiap kelompok
untuk melakukan
uji coba produk
yang telah dibuat
- Guru mengingatkan
peserta didik untuk
mengisi laporan
hasil pembuatan
proyek dan
mempresentasikan
hasil proyek yang
dibuat pada
pertemuan
berikutnya
Nilai
No. Langkah Pembelajaran/Kegiatan Karakter, Alokas
PPK, 4C, i
HOTS Waktu
3. Kegiatan Guru Siswa 15
Penutup
- Guru - Siswa
mengungkapkan Mendengarkan
hasil belajar hari penjabaran hasil
ini. belajar hari ini
dengan tertib
- Guru
mengungkapkan
kekurangan dan - Siswa
kebaikan terkait
dengan proses Memberikan
pembelajaran pada saran terkait
pertemuan yang dengan proses
baru dijalani, dan Pembelajaran
meminta saran ke
yang sudah
Siswa untuk
perbaikan Diselesaikan
pembelajaran yang dengan santun
akan datang dengan dan damai
jujur.
2. Bentuk Penilaian:
a. Tes Tertulis : Isian Singkat
b. Proyek : Tugas Proyek
Elemen sosial menjamin bahwa siswa dalam komunitas inkuiri merasa bebas untuk
mengekspresikan diri secara terbuka dengan cara yang mereka suka. Mereka harus dapat
mengembangkan hubungan pribadi agar mempunyai komitmen dan dapat mengejar
tujuan akademis yang dimaksudkan, serta mendapatkan rasa saling memiliki.
Elemen kognitif adalah dasar dalam proses inkuiri. Inkuiri mencakup integrasi proses
reflektif dan interaktif. Elemen kognitif memetakan pola inkuiri dalam siklus belajar dari
pengalaman melalui refleksi dan konseptualisasi ke tindakan dan ke pengalaman lebih
lanjut.
Dalam konteks mendidik, elemen pengajaran sangat penting untuk menyatukan elemen
sosial dan kognitif serta memastikan bahwa komunitas pembelajaran berjalan produktif.
Elemen pengajaran menghadirkan desain, fasilitas, dan arahan agar terjipta pengalaman
pembelajaran yang berharga.
Terkait dengan identifikasi ragam model “blended learning” itu dilihat dari segi sosial,
kognitif dan elemen pengajaran yang ada di sekolah tempat saya mengajar yaitu dengan
kondisi di sekolah yang terdapat keterbatasan jaringan internet, dan juga kurangnya
fasilitas di labolatorium komputer maka model pembelajaran yang paling cocok
digunakan adalah model The Flipped Classroom yaitu dimulai dari pembelajaran siswa
yang dilakukan secara online diluar kelas atau di rumah dengan konten-konten yang
sudah disediakan sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelajaran online di luar
sekolah siswa kemudian memperdalam dan berlatih memecahkan soal-soal di sekolah
besama guru dan atau teman sebaya. Dengan demikian bisa dianggap peran
pembelajaran tradisional di kelas menjadi “terbalik”.Pada dasarnya pembelajaran ini
masih mempertahankan format pembelajaran tardisional namun dijalankan dengan
konteks yang baru melalui pembelajaran blended.
Proses yang bisa diterapkan di sekolah saya dalam model pembelajaran blended learning
the flipped classroom sebagai berikut:
NO Waktu Kegiatan
Siswa mempelajari materi pelajaran baik
Sebelum kelas
video maupun berbagai materi yang telah
1.
dimulai
di berikan dan mengumpulkan beberapa
pertanyaan yang dia temukan
Guru menyiapkan materi pembelajaran
dan diunggah ke website yang telah
disiapkan.
4. Identifikasi terkait ragam platform atau aplikasi yang dapat digunakan untuk mendukung
model pembelajaran blended learning di sekolah saya:
Sebelum ada covid 19 disekolah saya sudah mulai menerapkan pembelajaran blended
learning yaitu dengan menggunakan aplikasi smartschool Lampung Berjaya dan juga
Edmodo. Ada banyak kelebihan yang bisa dirasakan saat menggunakan kedua aplikasi
tersebut yaitu salah satunya proses pembelajaran online bisa dipantau dengan baik
bahkan untuk edmodo pun juga bisa digunakan oleh para orang tua murid untuk
memantau hasil belajar anaknya. Namun seiring dengan banyaknya fitur aplikasi-
aplikasi tersebut, terdapat kelemahan yaitu siswa sering mengalami kesulitan dalm akses
masuk ke aplikasi nya dengan kendalanya juga saraana internet yang kurang memadai,
sehingga menyebabkan proses pembelajarn tidak berlangsung dengan kondusif. Setelah
mengidentifikasi terkait ragam platform yang dapat digunakan untuk mendukung
model pembelajaran blended learning di sekolah tempat saya mengajar dengan
keterbatasan internet dan juga sarana di labolatorium komputer juga melihat pada
karakteristik siswa adalah dengan menggunakan Google classroom dan whatsaap group.
Selain karena peserta didik juga sudah familiar dengan Google, dan mereka bisa
mengakses nya melalui smartphone, saat ini Google memiliki banyak fitur yang mampu
menghandle pembelajaran. Seperti contohnya, Google Drive yang berupa sistem yang
dapat digunakan untuk menyimpan dan mengorganisir tugas, dokumen, atau kurikulum
kelas, Gmail yang berupa sistem yang dapat digunakan untuk untuk saling berkirim
email secara aman dengan kelas atau sekolah serta penggunaan Google Classroom. Juga
ada google formulir yang bisa digunakan untuk membuat kuis secara online. Di aplikasi
whatssapp guru juga bisa memanfatkan fitur pembuatan grup kelas yang bisa dgunakan
untuk class online learning ketika siswa mengalami kendala dijaringan internet yang
kurang memadai. Guru bisa mengirimkan materi-materi, video pembelajaran, dan juga
tugas-tugas melalui WAG tersebut sehingga proses pembelajaran tetap bisa berlangsung
dengan lancar. Ketika siswa menemui masalah dengan materi yang belum dipahami
siswa hanya tinggal chat langsung ke guru yang bersangkutan lalu guru mengarahkan
siswa ke pemecahan masalah yang dihadapi.