Anda di halaman 1dari 9

Nursing News Hubungan Antara Karakteristik Lanjut Usia Dengan

Volume 2, Nomor 3, 2017 Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Fisik Lansia Di


Kelurahan Tlogomas Kota Malang

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK
LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

Surti1), Erlisa Candrawati2), Warsono3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2), 3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email: jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Jumlah lanjut usia di Kota Malang pada tahun 2014 sekitar 53.800 jiwa atau 8% dari
jumlah penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia diperlukan pengetahuan dan
sikap yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam kemandirian pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik lansia
dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia.Desain dalam penelitian ini adalah
analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini seluruh lanjut usia yang berusia 60 tahun ke atas di RT 02 RW 02 Kelurahan
Tlogomas Kota Malang yang berjumlah 40 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lanjut usia yang berusia 60
tahun ke atas di RT 02 RW 02 Kelurahan Tlogomas Kota Malang yang berjumlah 40orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Metode analisa data yang di
gunakan yaitu uji Pearson product moment. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakter
lanjut usia sebagian besar 36 lansia (90,0%) dikategorikan Elderly (60-74 tahun) dan
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia sebagian besar 26 lansia (65,0%) dinyatakan
terpenuhi. Hasil pearson product moment didapatkan nilai p value = 0,000< α (0,05) yang
berarti data dinyatakan signifikan. Artinya ada hubungan karakteristik lanjut usia dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia. Diharapkan peran aktif dukungan dari
keluarga kepada lansia dalam melaksanakan budaya hidup sehatseperti memantau pola
makan dan kebersihan lansia.

Kata kunci: Karakteristik Lanjut Usia, Pemenuhan Aktivitas Fisik

103
Nursing News Hubungan Antara Karakteristik Lanjut Usia Dengan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Fisik Lansia Di
Kelurahan Tlogomas Kota Malang

RELATIONSHIP BETWEEN CHARACTERISTICS OF ELDERLY WITH


FULFILLMENT FHYSICAL ACTIVITY IN TLOGOMAS MALANG

ABSTRACT

The number of elderly people in Malang City in 2014 is about 53,800 people or 8% of the
population. To meet the needs of elderly requires knowledge and attitude that can affect
the elderly behavior in the independence of daily needs fulfillment. The purpose of this
study was to determine the relationship of elderly characteristics with the fulfillment of
physical activity needs of elderly. Design in this research is analytic correlation by using
cross sectional approach. Population in this study all elderly people aged 60 years and
over in RT 02 RW 02 Tlogomas urban village of Malang, amounting to 40 people. The
sampling technique used is total sampling. Data collection techniques used were
interviews. Data analysis method that is used is Pearson product moment test. The results
of the study showed that the elderly character of most of the elderly (90.0%) were
categorized as Elderly (60-74 years old) and the fulfillment of the elderly's physical
activity needs of 26 elderly (65.0%) was stated fulfilled. The result of pearson product
moment obtained p value = 0,000 <α (0,05), meaning data is significant. It means there is
relationship of elderly characteristic to fulfill requirement of physical activity of elderly. It
is expected that the active role of family support to the elderly in implementing healthy
living culture such as monitoring the diet and hygiene of the elderly

Keywords: Characteristics of Elderly, Physical Activity Fulfillment

PENDAHULUAN sistem pendengaran, sistem penglihatan,


sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan
Aging process (proses menua) temperatur (suhu tubuh), sistem respirasi,
dalam perjalanan hidup manusia sistem gastrointestinal, sistem endokrin,
merupakan salah satu hal yang wajar. sistem kulit serta sistem muskulosletal
Masalah umum yang dialami lansia yang (Nugroho, 2011).
berhubungan dengan kesehatan fisik yaitu Purnama (2009) mengatakan, lanjut
rentan terhadap berbagai penyakit, karena usia merupakan manusia dengan kondisi
berkurangnya daya tahan tubuh dalam fisik yang relatif lemah, renta, kondisi
menghadapi pengaruh dari luar. Masalah psikis yang kesepian dan seringkali
yang dihadapi lansia terutama perubahan merasa terlantarkan. Konsisi fisik yang
fisik seperti menurunnya fungsi sel, demikian membuat lansia perlu

104
berkumpul untuk saling mengawasi dan kemandirian pemenuhan kebutuhan
saling memenuhi kebutuhan aktiitas fisik Activity of Daily Living (ADL), hal ini
satu sama lainnya dengan keluarga disebabkan karena lansia mempunyai
maupun orang lain. Lanjut usia memiliki keterbatasan waktu, dana, tenaga dan
beberapa karakteristik diantaranya kemampuan untuk merawat diri,
adalah: (1) orang berusia lebih dari sedangkan keluarga tidak mampu untuk
60tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat 2 membantu lansia. Maka rumah jompo
UU No.13 tentang kesehatan); atau panti sosial dapat menjadi pilihan
( 2 ) kebutuhan dan masalah yang mereka.
bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, Seiring meningkatnya derajat
dari kebutuhan biopsikososial sampai kesehatan dan kesejahteraan penduduk
spiritual,serta dari kondisi adaptif hingga akan berpengaruh pada peningkatan
kondisi maladaptif; (3)lingkungan dan Umur Harapan Hidup (UHH) di
tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, Indonesia. Bersadarkan laporan Badan
2009). Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan
Kebutuhan hidup lansia sama jumlah lansia pada tahun 2010 dengan
halnya dengan kebutuhan hidup orang persentase populasi lansia sebanyak
lain (Maryam, 2009). Kebutuhan hidup 7,56% dari seluruh penduduk Indonesia
lanjut usia antara lain kebutuhan akan dan pada tahun 2011 menjadi 7,58%.
makanan bergizi seimbang, pemeriksaan Menurut Persatuan Gerontologi Medik
kesehatan secara rutin, perumahan yang Indonesia, menyebutkan pada tahun
sehat dan kondisi rumah yang tentram 2015, jumlah lansia di Indonesia
dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial mencapai 36 juta orang atau 11,34% dari
seperti bersosialisasi dengan semua orang populasi penduduk. Bila dilihat
dalam segala usia, sehingga mereka berdasarkan jenis kelamin, penduduk
mempunyai banyak teman yang dapat lansia yang paling banyak adalah
diajak berkomunikasi, berbagi perempuan. Jika dilihat dari sebaran
pengalaman, memberikan pengarahan penduduk lansia menurut provinsi,
untuk kehidupan yang baik. Begitu juga persentasi penduduk lansia diatas 10%
dengan kebutuhan aktivitas fisik yang sekaligus paling tinggi ada di Provinsi
harus dipenuhi lanjut usia. Jawa Tengah (10,34%) dan Provinsi Jawa
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan Timur (20,40%) (Kemenkes RI, 2013).
tubuh yang membutuhkan energi untuk Jumlah lansia di Kota Malang pada
mengerjakannya. Aktivitas fisik yang tahun 2014 sekitar 53.800 jiwa atau 8%
dapat dilakukan lansia seperti berjalan- dari jumlah penduduk. Saat ini di Kota
jalan kecil, senam lansia, mengasuh cucu Malang sudah ada 299 posyandu (khusus
dan lain sebagainya (Azizah, 2011). lansia) dan 15 puskesmas yang
Aktivitas sehari-hari yang harus menangani para lansia tersebut. Jumlah
dilakukan oleh lansia ada lima macam lansia di Kelurahan Tlogomas pada tahun
diantaranya makan, mandi, berpakaian, 2014 terdapat 2.589 jiwa dari 10.966 jiwa
mobilitas dan toileting. Memenuhi jumlah penduduk.
kebutuhan lansia diperlukan pengetahuan Purnama (2009), mengemukakan
atau kognitif dan sikap yang dapat bahwa karakteristik lansia meliputi jenis
mempengaruhi perilaku lansia dalam kelamin dimana lansia berjenis kelamin

105
perempuan lebih dominan dari lasia METODE PENELITIAN
berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik Desain penelitian yang digunakan
berdasarkan usia dimana usia lansia yang adalah analitik korelasi, dengan
lebih dari 70 tahun berdampak pada pendekatan cross sectional.Populasi
kurang mampunya dalam pemenuhan penelitian ini adalah seluruh lanjut usia
aktivitas sehari-hari dan karakteristik yang berusia 60 tahun ke atas di RT 02
berdasarkan pendidikan dimana RW 02 Kelurahan Tlogomas Kota
pendidikan yang tinggi akan lebih Malang yang berjumlah 40 Lanjut
mampu memenuhi kebutuhan aktivitas usia.Pengambilan sampel dengan teknik
sehari-hari lansia. sampel jenuh sebanyak 40 orang.
Dampak terpenuhinya kebutuhan Variabel independen dalam
aktivitas lansia yaitu meningkatkan umur penelitian ini adalah karakteristik lansia,
harapan hidup. Sedangkan akibat dari sedangkan variabel dependennya adalah
kurang terpenuhinya kebutuhan aktivitas Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Fisik
lansia seperti fungsi fisik dan psikis Lansia. Pengumpulan data yaitu
lansia akan terganggu. Gangguan yang responden diberikan kuesioner untuk
terjadi pada fungsi fisik yaitu tentang data pribadi atau karakterisik
menurunnya fungsi panca indera, minat lansia dan kuesioner untuk mengukur
dan fungsi organ seksual serta pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik
kemampuan motorik. Sedangkan fungsi lansia sehari-hari menggunakan Indeks
psikis yaitu lansia sering mengalami Barthel. Penelitian ini dilakukan
perasaan rendah diri, bersalah atau berdasarkan etika penelitian yaitu:
merasa tidak berguna lagi (Triswandari, informed consent, anonymity dan
2008). condfidentiality.
Berdasarkam studi pendahuluan Data yang sudah diolah, diuji
yang dilakukan peneliti di RT 02 RW 02 dengan uji statistik Spearman’s rho nilai
Kelurahan Tlogomas Kota Malang pada Sig. (2 tailed)< 0,05 dan Corelation
tanggal 8 Desember 2014, yang Coefficientmendekati 1, maka H0 ditolak
dilakukan dengan wawancara didapatkan sehingga ada hubungan yang signifikan
6 lansia dari usia 70-85 tahun tidak bisa antara karakteristik lansia dengan
melakukan aktivitas fisik dalam rumah pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik
dikarenakan sudah tidak bisa berjalan lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan
dengan baik harus dengan bantuan orang Tlogomas Kota Malang.
lain, dan 10 lansia dari usia 60-75 tahun
masih melakukan aktivitas fisik luar
rumah dengan berjualan di pasar dan HASIL DAN PEMBAHASAN
bekerja diluar. Dari 16 lansia yang
diwawancarai didapatkan umur lansia Berdasarkan Tabel 1 diketahui
dari 60 tahun s/d 85 tahun. bahwa karakteristik responden
Tujuan penelitian ini adalah untuk berdasarkan umur pada lansia di RT 02
mengetahui hubungan karakteristik lansia RW 02 Kelurahan Tlogomas Kota
dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas Malang, hampir seluruhnya 36 (90,0%)
fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan dikategorikan Elderly (60-74).
Tlogomas Kota Malang. Karakteristik responden berdasarkan jenis

106
kelamin diketahui bahwa lebih dari diketahui bahwa hampir sebagian
separuh jenis kelamin perempuan berpendidikan SD sebanyak 15 responden
sebanyak 24 responden (60,0%). (37,5%). Dan karakteristik responden
Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan status pekerjaan, diketahui
status perkawinan diketahui bahwa lebih bahwa hampir sebagian status pekerjaan
dari separuh masih berpasangan sebanyak lansia sebagai wiraswasta sebanyak 18
24 responden (60,0%). Karakteristik responden (45%).
responden berdasarkan status pendidikan,

Tabel 1. Kategori Karakteristik Lanjut Usia


Karakteristik Responden f (%)
a. 60 - 74 36 90
b. 75 – 90 4 10
Umur (tahun)
c. ≥ 90 0 0
TOTAL 40 100
a. Laki-laki 16 40
Jenis Kelamin b. Perempuan 24 60
TOTAL 40 100
a. Berpasangan 24 60
b. Duda 6 15
Status Perkawinan
c. Janda 10 25
TOTAL 40 100
a. Tidak Sekolah 6 15
b. SD 15 37,5
Pendidikan c. SMP 13 32,5
d. SMA 6 15
TOTAL 40 100
a. Tidak Bekerja 10 25
b. Petani 7 17
Status Pekerjaan c. Pensiunan 5 13
d. Wiraswasta 18 45
TOTAL 40 100

Tabel 2. Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas fisik lansia yang dilakukan


Aktivitas Fisik Lansia secara mandiri berupa makan/minum,
Perilaku Sosial f (%) membersihkan diri, mandi, berpakaian,
Baik 15 9,68 berhias, buang air besar/kecil, berpindah
Cukup 11 83,87 duduk/berjalan, menggunakan telepon.
Kurang Baik 14 6,45 Hasil penelitian juga mendapatkan bahwa
Total 40 100 didapatkan sebagian kecil sebanyak 11
responden (27,5%) dikategorikan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui terpenuhi bantuan. Terpenuhi bantuan
bahwa pemenuhan kebutuhan aktivitas yang dimaksud di sini adalah lansia yang
fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan melakukan aktivitasnya harus dengan
Tlogomas Kota Malang hampir sebagian bantuan orang lain. Selain itu, hasil
dikategorikan terpenuhi mandiri penelitian juga mendapatkan 14
sebanyak 15 responden (37,5%). responden (35,0%) dikategorikan tidak

107
terpenuhi, hal ini berarti ada 14 lansia Status perkawinan lansia, diperoleh
yang tidak bisa melakukan aktivitas sebagian besar berpasangan atau masih
secara mandiri. lengkap suami/istri sebanyak 24
responden (60,0%). Status berpasangan
Identifikasi Karakteristik Lansia atau masih lengkap suami/istridengan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui tidak berpasangan akan mempengaruhi
bahwa karakteristik lanjut usia (Lansia) keadaan kesehatan lansiabaik fisik
berupa umur, jenis kelamin, status maupun psikologi dan perbedaan
perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan kebutuhan aktivitas fisik. Lansia yang
yang ada pada lansia di RT 02 RW 02 sendiri tanpa dampingan dari suami
Kelurahan Tlogomas Kota Malang, maupun istri beresiko tidak mampu
sebagian besar sebanyak 36 responden memenuhi kebutuhan aktivitas kebutuhan
(90,0%) dikategorikan Elderly (60-74). sehari-hari karena tidak ada dukungan
Umur lansia yang semakin bertambah maupun dorongan dari pasangannya.
akan berdampak pada ketidak mampuan Pendidikan lansia, diperoleh bahwa
lansia untuk melakukan aktivitas fisik hampir separuh berpendidikan SD
sehingga akan mengalami ketergantungan sebanyak 15 responden (37,5%).
kepada keluarga. Ketergantungan lanjut Karakteristik lansia berdasarkan tingkat
usia disebabkan kondisi lansia banyak pendidikan formal yaitu SD, SMP, SMA
mengalami kemunduran fisik maupun dan perguruan tinggi (Darmojo, 2010).
psikis. Sedangkan bila dilihat dari tingkat Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
kemndiriannya yang dinilai berdasarkan dimiliki lansia maka semakin tinggi juga
kemapuan untuk melakukan aktifitas pengetahuan lansia tentang hidup sehat
sehari-hari (Maryam, 2008).Lansia yang sehingga mendorong lansia untuk
telah memasuki usia 70 tahun, ialah memenuhi aktivitas fisik lansia yang
lansia resiko tinggi mengalami penurunan lebih baik (Darmojo, 2010). Pada
dalam berbagai hal termasuk tingkat penelitian ini ditemukan bahwa lansia
kemandirian dalam melakukan aktifitas yang berpendidikan SD lebih dominan,
sehari-hari. namun pemenuhan aktivitas fisik lansia
Jenis kelamin lansia, diperoleh lebih banyak yang terpenuhi mandiri. Hal
sebagian besar perempuan sebanyak 24 ini dapat dikarenakan oleh pengetahuan
responden (60,0%). Terdapat perbedaan yang diperoleh dari pendidikan non
kebutuhan aktivitas fisik pada lansia laki- formal selain dari pendidikan formal
laki dan perempuan, seperti laki-laki seperti yang dijelaskan sebelumnya.
ketika memasuki lanjut usia akan lebih Selain pengetahuan yang diperoleh dari
sedikit melakukan aktivitas dan non formal, pengetahuan bisa juga dapat
kebanyakan hanya duduk bersantai diperoleh dari pengalaman serta
nonton TV atau baca koran. Hal ini informasi yang diperoleh dari media dan
berbeda dengan perempuan walaupun orang-orang terdekat. Sehingga lansia
sudah memasuki usia lanjut, dia akan akan mampu memenuhi kebutuhan
tetap melakukan aktivitas fisik di dalam fisiknya secara mandiri karena sudah
rumah tangga seperti memasak, memiliki informasi pengetahuan tentang
menyiapkan makanan untuk keluarga manfaat dari melakukan aktivitas fisik
atau menjahit. yang dapat mengakibatkan kekuatan dan

108
kepadatan otot dan tulang lansia serta melakukan ADL (Activities of Daily
membuat tubuh lansia terasa sehat. Living) secara mandiri, baik mandiri
Pekerjaan lansia, hampir separuh penuh maupun sebagian. Hal inilah yang
sebagai wiraswasta sebanyak 18 bisa menjadi penyebab bahwa walaupun
responden (45,0%). Lansia yang memiliki lansia tersebut telah mengalami
pekerjaan sebagai wirasawasta akan penurunan fungsi kognitif namun tidak
terlihat lebih energi jika dibandingkan mengalami penurunan tingkat
dengan yang memiliki pekerjaan sebagai kemandirian dalam melakukan ADL.
petani dan sebagainya. Hal ini dikarenkan Selain itu Tingginya tingkat
lansia yang berwiraswasta ingin supaya kemandirian lansia diantaranya karena
lebih menonjolkan kemampuannya dalam orang lanjut usia telah terbiasa
pemenuhan aktivitas fisik sehingga menyelesaikan pekerjaan dirumah tangga
mendorong lansia agar tetap melakukan yang berkaitan dengan pemenuhan hayat
aktivitas-aktivitas fisik walau usia sudah hidupnya, kemandirian orang lanjut usia
tergolong Elderly (60-74 tahun). dapat dilihat dari kualitas kesehatan
mentalnya (Mangoenprasodjo, 2011).
Identifikasi Pemenuhan Kebutuhan Adapun faktor-faktor yang
Aktivitas Fisik Lansia mempengaruhi pemenuhan aktivitas
Berdasarkan Tabel 2 diketahui lansia (Purnama, 2009) yaitu usia,
bahwa bahwa pemenuhan kebutuhan kesehatan lansia, hubungan sosial dan
aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 dukungan dari keluarga lansia sendiri.
Kelurahan Tlogomas Kota Malang
sebagian besar sebanyak 15 responden Hubungan Karakteristik Lanjut Usia
(37,5%) dikategorikan terpenuhi mandiri. dengan Pemenuhan Kebutuhan
Kemampuan lansia dalam pemenuhan Aktivitas Fisik Lansia
aktivitas berupa merawat diri sendiri dan Berdasarkan analisis data dengan
dapat melakukan aktivitas sehari-hari. mengunakan uji pearson product moment
Adapun yang meliputi kemampuan dengan mengunakan bantuan program
merawat diri seperti berpindah tempat, SPSS, didapatkan p value = 0,000 < α
makan, berpakaian, buang air besar/kecil, (0,05) yang berarti data dinyatakan
dan mandi. Ketergantungan usia lanjut signifikan. Artinya ada hubungan
terjadi ketika mereka mengalami karakteristik lanjut usia dengan
penurunan fungsi luhur atau pikun atau pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik
mengidap berbagai penyakit (Darmojo, lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan
2010). Tlogomas Kota Malang. Berdasarkan
Aktivitas berhubungan erat dengan data karakteristik lansia di RT 02 RW 02
kemandirian seseorang. Aktivitas dapat Kelurahan Tlogomas Kota Malang,
bermanfaat untuk mempertahankan diketahui bahwa sebagian besar sebanyak
fungsi sendi. Aktivitas juga dapat 36 responden (90,0%) dikategorikan
memperbaiki kualitas hidup seseorang Elderly (60-74). Untuk jenis kelamin
melalui peningkatan kebugaran dan lansia, diperoleh sebagian besar
perbaikan rasa sehat (Ferrini & Ferrini perempuan sebanyak 24 responden
2008). Kebugaran inilah yang (60,0%). Diperoleh juga status
menyebabkan responden tetap mampu perkawinan lansia, sebagian besar

109
berpasangan sebanyak 24 responden juga hal serupa dengan pasangannya
(60,0%). kemudian pendidikan lansia, lansia perempuan, akan terdorong untuk
diperoleh sebagian besar tamatan SMA melakukan aktivitas seperti menyiapkan
sebanyak 15 responden (37,5%) dan yang makan bagi suami dan anggota keluarga,
terakhir adalah pekerjaan lansia, sebagian memasak atau bahkan cuci dan
besar sebagai wiraswasta sebanyak 18 menyetrika pakayan. Aktivitas dari lansia
responden (45,0%). Serta didapatkan juga yang masih berpasangan di atas itu
bahwa pemenuhan kebutuhan aktivitas merupakan aktivitas selain dari aktivitas
fisik lansia sebagian besar sebanyak 15 rutinitas lainnya seperti membersihkan
responden (37,5%) dikategorikan diri, mandi, makan/minum, berpindah
terpenuhi mandiri. tempat.
Selain umur, karakteristik lansia Karakteristik dari lansia berupa
berupa jenis kelamin juga mempengaruhi pendidikan juga bisa dikatakan
pemenuhan aktivitas fisik pada lansia, hal mempengaruhi pemenuhan aktivitas
ini terlihat dari sampel yang diteliti di RT lansia, hal ini terlihat dari data yang
02 RW 02 kelurahan Tlogomas diperoleh lansia RT 02 RW 02 Kelurahan
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Tlogomas kecamatan Lowokwaru kota
lebih dominan adalah perempuan. Hal ini Malang lebih dominan berpendidikan
dapat berpengaruh terhadap pemenuhan SMA, hal ini sangat membantu lansia
aktivitas lansia dikarenakan perempuan untuk memiliki pengetahuan mengenai
sebagai ibu rumah tangga memiliki peran gerakan-gerakan fisik yang secara tidak
penting dalam melakukan aktivitas untuk langsung dapat memberikan kelenturan
menunjang kebutuhan anggota keluarga dan kekuatan otot dan tulang lansia.
seperti memasak, menyiapkan makanan Dengan memiliki kekayaan pengetahuan,
dan lain sebagainya. Di lingkungan lansia akan berpikir lagi ketika hanya
keluarga juga perempuan berperan dalam duduk dan berdiam diri tanpa ada gerakan
aktivitas ibu-ibu rumah tangga seperti atau aktivitas fisik. Putri (2011) dalam
mengikuti arisan. penelitiannya mengungkapkan
Karakterisik lansia berupa status kemandirian dalam melakukan ADL pada
perkawinan juga dapat mepengaruhi lansia dapat dipengaruhi oleh tingkat
lansia hal ini sesuai dengan data yang pendidikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa
diperoleh bahwa lebih dominan lansia dengan pendidikan yang tinggi maka
berpasangan (masih lengkap suami/istri). seseorang akan mampu mempertahankan
Hal ini dapat mendorong pemenuhan hidupnya lebih lama dan bersamaan
aktivitas fisik lansia karena dengan status dengan itu dapat mempertahankan
masih lengkap atau berpasangan, tentu kemandiriannya juga lebih lama karena
aka ada dukungan atau dorongan baik cenderung melakukan pemeliharaan
dari pribadi maupun dari pasangan untuk kesehatannya.
melakukan aktivitasnya masing-masing. Status pekerjaan lansia juga sangat
Aktivitas yang dilakukan dari lansia laki- berpengaruh pada pemenuhan aktivitas
laki dapat berupa bekerja demi fisik lansia. Hal ini terlihat dari data yang
memperoleh hasil tambahan untuk diperoleh sebagian besar lansia memiliki
pemenuhan kebutuhan rumah tangga atau pekerjaan sebagai wiraswasta. Lansia
mengikuti kegiatan warga lainnya. Begitu yang memiliki pekerjaan akan lebih

110
banyak memiliki aktivitas fisik jika DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan lansia yang tidak
memiliki pekerjaan. Lansia yang bekerja Azizah. L. M. 2011. Keperawatan Lanjut
akan terlihat lebih semangat dalam Usia. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
melakukan aktivitas jika dibandingkan
dengan lansia yang tidak bekerja dan Darmojo, H. Martono. 2010. Geriatrik
tiba-tiba harus melakukan aktivitas fisik, (Ilmu Kesehatan Usia lanjut) edisi
hal akan akan mengakibatkan cidera otot 3. Jakarta: PT. Balai Penerbit
atau mungkin lebih parah seperti FKUI.
mengalami patah tulang.
Maryam, S. 2009. Mengenal usia lanjut
dan perawatannya. Jakarta: PT.
KESIMPULAN Salemba Medika.

Penelitian tentang hubungan Nugroho, W. 2011.Keperawatan


karakteristik lanjut usia dengan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: ECG.
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik
lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan Purnama, Akhmad. 2009. Kepuasan
Tlogomas Kota Malang: Hidup dan Dukungan Sosial.
1) Karakteristik lanjut usia yang ada Yogyakarta: B2P3KS PRESS.
di RT 02 RW 02 Kelurahan
Tlogomas Kota Malang untuk Triswandari, B.T. 2008. Hubungan
kategori umur dikategorikan Dukungan Keluarga Dengan
Elderly (usia antara 60-74), Kemandirian Lansia Dalam
sebagian besar berjenis kelamin Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari
perempuan, menikah, sebagian Di Wilayah Kerja Puskesmas
besar tamatan SD dan berprofesi Mojolangu Malang. Universitas
sebagai wiraswasta. Brawijaya. Malang.
2) Pemenuhan kebutuhan aktivitas http://www.repository.unbraw.ac.id
fisik lansia terpenuhi mandiri. . Diakses pada tanggal 5 September
3) Ada hubungan karakteristik lanjut 2014.
usia dengan pemenuhan kebutuhan
aktivitas fisik lansia di RT 02 RW Kemenkes RI. 2013. Pedoman
02 Kelurahan Tlogomas Kota Pengolahan Kegiatan Kesehatan
Malang. dan Kesehatan Kelompok Usia
Lanjut. Jakarta: EGC.

SARAN

Diharapkan peneliti selanjutnya


meneliti tentang faktor-faktor pemenuhan
kebutuhan aktivitas lansia selain dari
karakteristik usia sehingga hasil
penelitian ini bisa diperkuat.

111

Anda mungkin juga menyukai