Anda di halaman 1dari 18

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

MEMANFAATKAN SAMPAH DI SEKITAR


SEKOLAH

Oleh :
Baron Jaya Santika, S.Pd.
SDN Menteng 02
Jakarta Pusat

Jl. Tegal No. 10 Menteng Jakarta Pusat


PUPUK KOMPOS
 Kompos adalah hasil penguraian dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara
artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan
aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford,
2003).
 Pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.
Bahan-Bahan Kompos

Sampah daun Air

Effective
Microorganisme
(bioaktivator)

Terasi Gula Merah


Peralatan

Mesin pencacah kompor pengaduk jerigen

panci blender
Ember plastik

Drum plastik
Proses
1. Pengumpulan dan Pemilahan
2. Pencacahan
3. Pemberian Bioaktivator
4. Fermentasi
5. Perawatan
6. Penjemuran
7. Pengayakan
8. Pengemasan
Pengumpulan dan Pemilahan
Sampah
 Pengumpulan dan
pemilahan sampah
dilakukan setiap hari.

 Sampah diperoleh dari


daun-daun kering yang
ada di sekitar sekolah.
Pencacahan
 Merajang sampah sampai
ukuran tertentu kurang
lebih 1 – 2 cm2.

 Ukuran bahan akan


mempengaruhi waktu
pengomposan/fermentasi
Pemberian Bioaktivator
 Bioaktivator yang digunakan adalah effective
microorganisme (EM 4) sudah tersedia di toko
pertanian.
 Bakteri yg ada dalam EM4 keadaan pasif.
 Mengaktifkan bakteri dengan cara mencampur EM4
dengan molase.
 Molase adalah cairan manis yang terbuat dari gula
merah (sumber energi bagi bakteri) bisa diganti
dengan perasan air tebu/perasan sari buah yg manis
dan terasi (sumber protein bagi bakteri)
Cara Membuat Molase
Bahan-bahannya adalah gula merah dan terasi.
Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
1. Blender ¼ kg terasi hingga halus
2. Masak air hingga mendidih kurang lebih 5 liter. Hindari
air yang berasal dari PAM. Jika terpaksa endapkan
terlebih dahulu air minimal 24 jam.
3. Masukan 1 kg gula yang sudah dirajang.
4. Masukan pula terasi yang sudah dihaluskan.
5. Aduk-aduk hingga mendidih.
6. Tuang cairan molase ke ember biarkan hingga dingin.
Memasak molase ini maksudnya adalah membunuh bakteri-
bakteri yang merugikan sehingga hasil kompos yang kita
hasilkan berkualitas.
Mencampur Molase dengan EM 4
 Molase yang kita masak harus kita tunggu hingga benar-
benar dingin jika tidak maka bakteri yang terdapat pada
cairan EM 4 akan mati.
 Masukkan 1 liter cairan EM 4 ke dalam ember molase.
Dengan demikian kita memiliki + 6 liter cairan bakteri.
 Biarkan hingga minimal 4 jam untuk mengaktifkan kembali
bakteri yang ada pada cairan EM 4.
 Tuangkan 1 liter bakteri yang sudah aktif tersebut ke dalam
drum plastik yang berisi 75 - 100 liter air (tergantung basah /
keringnya sampah) untuk sampah rajang ukurang 1 m3.
 Masukkan sisa molase selebihnya dalam jerigen dan
hindarkan dari sinar matahari langsung, simpan ditempat
teduh.
Fermentasi
 Campurkan bahan kompos dengan air bakteri hingga 60%
basah.
 Ciri yang mudah adalah jika dikepalkan bahan tidak
meneteskan air tapi ketika tangan di buka tidak mudah
buyar.
 Jika bahan kompos kurang air maka dalam waktu singkat
bahan akan kering dan akan memperlambat proses
pengomposan.
 Jika terlalu basah bahan dalam keadaan kekurangan udara
maka akan menimbulkan bau busuk yang menyengat hal
ini pun akan memperlambat proses pengomposan.
Perawatan
 Satu minggu sekali
kompos harus di kontrol.
 Ketika satu minggu pada
proses pengomposan
akan menaikkan suhu
kompos hingga 600 C.
 Kompos harus
dikeluarkan dari bak.
Dengan demikian kita
dapat menurunkan suhu
kompos jika tidak maka
bakteri baik yang sedang
bekerja akan mati.
Perawatan
 Jika bahan kompos terlihat kering bisa di
tambahkan air secukupnya.
 Jika terlalu basah atau menimbulkan bau tak sedap,
jemur kompos hingga kadar air berkurang. Bisa
pula dengan menambahkan bahan kering
secukupnya.
Penjemuran
 Setelah 4 – 6 minggu
kompos sudah jadi. Cirinya
adalah beraroma tanah,
warna coklat kehitaman
dan bila digenggam
kompos akan menggumpal
jika ditekan dengan lunak
kompos akan hancur
dengan mudah.

 Jemur tapi tidak terkena


sinar matahari langsung
hanya diangin-anginkan
saja.
Penggilingan dan Pengayakan
 Penggilingan dilakukan terhadap kompos yang sudah
kering setelah itu diayak untuk mendapatkan butiran
kompos yang ukurannya sama.
Pengemasan
 Bungkus kompos dengan plastik jika tidak digunakan
langsung.
Foto-Foto Pokja Komposting
SDN Menteng 02
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai