Anda di halaman 1dari 9

A.

Karbon dioksida (CO2)


Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi dan
mikroorganisme pada peroses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses
fotosintesis.
Adanya karbon dioksida yang berlebihan di atmosfer dapat menimbulkan efek rumah
kaca (green house effect). Disebut demikian karena kenaikan temperatur akibat kenaikan
kadar karbon dioksida sama dengan kenaikan temperatur yang terjadi dalam rumah kaca.
Sinar matahari dapat menembus atap kaca, tetapi sinar infra merah yang dipantulkan tidak
dapat menembusnya. Sinar infra merah yang tidak keluar itu terperangkap didalam rumah
kaca. Akibatnya, temperatur didalam rumah kaca makin lama makin panas. Hal itu juga
terjadi pada karbon dioksida di udara. Akibatnya, temperatur dipermukaan bumi makin panas
jika kadar karbon dioksida makin banyak.
Banyaknya gas CO2 tersebut dapat menaikkan temperatur dipermukaan bumi yang
menyebabkan cairnya es-es didaerah kutub yang dapat berakibat naiknya permukaan air laut.
Juga dapat memperbanyak penguapan air yang berakibat mempertinggi curah hujan dan
menyebabkan banjir. Juga dikhawatirkan salju dipuncak gunung dan kutub mencair. Juga
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim dibumi. Hal ini
dapat  mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya,sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Meningkatnya konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan
bakar minyak, batu bara dan bahan bakar lainnya yang melebihi kemampuan tumbuhan-
tumbuhan untuk menyerapnya.

B.   Karbon monoksida (CO)


Karbon monoksida atau CO adalah gas yang tidak berbau (sehingga kadang kita tidak
menyadari ketika menghirupnya), tidak berasa dan tidak terlihat sehingga gas karbon
monoksida sering disebut silent killer (pembunuh diam-diam) karena sangat beracun dan
telah membuuh banyak orang tiap tahun tanpa pernah memberi tanda bahaya terlebih
dahulu.Akibat gas CO bagi manusia sama dengan akibat kekurangan oksigen. Adanya gas
CO sangat menggangu kerja hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah.
Bagaimana karbon monoksida membunuh kita?
Saat kita bernafas dengan menghirup karbon monoksida, maka karbonmonoksida
akan masuk ke paru-paru dan mengikat hemoglobin pada sel darah merah.  Permasalahannya
adalah hemoglobin lebih mudah terikat pada karbon monoksida disbanding oksigen.
Sehingga jika jumlah karbon monoksida meningkat akan mengakibatkan jumlah oksigen
yang terikat berkurang, dan akan terjadi kekurangan oksigen atau hipoksia.
Pada konsentrasi rendah, gejala keracunan karbon monoksida mirip dengan gejala flu:
sakit kepala, mual dan kelelahan.  Kemudian pada paparan berikutnya atau konsentrasi lebih
tinggi dapat menyebabkan kebingungan, pusing, lemah, mengantuk, sakit kepala parah, dan
pingsan.  Jika otak tidak lagi memperoleh oksigen yang cukup, karbon monoksida akan
menyebabkan . Tidak sadarkan diri, koma, kerusakan otak permanen dan kematian. Efek
dapat menjadi mematikan dalam beberapa menit, tetapi paparan tingkat rendah jangka
panjang tidak jarang dan menyebabkan kerusakan organ, penyakit, dan kematian lebih
lambat. Bayi, anak-anak, dan hewan peliharaan lebih rentan terhadap efek dari karbon
monoksida daripada orang dewasa , sehingga mereka berada pada risiko yang lebih besar
untuk keracunan dengan akibat adalah kematian. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan sistem saraf dan peredaran darah, bahkan pada tingkat yang cukup rendah
sekalipun yang pada orang dewasa tidak berefek besar.

Sumber  karbon monoksida


Karbon monoksida secara alami terjadi di udara, namun tingkat berbahaya yang diproduksi
oleh jenis pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada berbagai mesin, misalnya:
pembakaran tidak lengkap bahan bakar, seperti propana, bensin, minyak tanah, gas alam
asap knalpot kendaraan bermotor asap tembakau/rokok cerobong asap yang tersumbat/rusak
pembakaran bahan bakar dalam ruang tertutup misalnya jenset/diesel peralatan gas yang
berfungsi dengan baik tungku kayu

Cara mencegah keracunan karbon monoksida


Di beberapa negara maju telah disediakan alarm karbon monoksida yang akan
member tahu secara otomatis jika kadar gas tersebut tinggi yang dipasang di setiap tempat
dengan resiko tinggi terpapar gas karbon monoksida misalnya kamar yang terpasang
peralatan gas, perapian dan garasi. Selain itu bias juga dengan selalu membuka akses
sirkulasi udara pada ruangan-ruangan tersebut sehingga udara segar dapar masuk dan
menggantikan gas CO.
C.   Perbedaan Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida:
 Karbon monoksida dan karbon dioksida keduanya gas tidak berwarna dan tidak
berbau.
 Karbon monoksida memiliki rumus molekul CO sedangkan karbon dioksida CO2.

 Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen sedangkan
karbon dioksida terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen.

 Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil
seperti gas, batu bara, minyak, dan peralatan bahan bakar padat, sementara karbon
dioksida dihasilkan dari pernafasan manusia dan hewan dan dari pembakaran bahan
organik seperti daun dan kayu.

 Karbon dioksida adalah penting dalam proses respirasi dan fotosintesis.

 Karbon monoksida mengalami peningkatan tingkat beracun yang kemungkinan akan


mengakibatkan kematian.

D.   Oksida Belerang (SOx)


Gas belerang dioksida merupakan gas yang tidak berwarna, berbau sengak dan tajam,
berbahaya bagi manusia, dan terdapat ± 18% dari total polutan udara. Sebagian besar
pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,
terutama batubara yang menghasilkan SO2 dan SO3. Dalam hal ini pembakaran akan
menghasilkan SO2 lebih banyak dari SO3. Walaupun gas SO2 lebih dominan, akan tetapi
pertemuannya dengan udara yang mengandung oksigen akan menghasilkan gas SO3.
Adanya uap air (H2O) dalam udara akan menyebabkan terjadinya reaksi pembentukan
asam sulfit maupun asam sulfat, dan bila keduanya terkondensasi di udara dan kemudian
jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tak dapat dihindari.
Hujan asam ini dapat merusak tanaman, termasuk tanaman hutan. Kerusakan hutan akan
mengakibatkan terjadinya pengikisan tanah lapisan tanah yang subur, sehingga berisiko
mengalami ketandusan dan menurunkan daya dukung alam bagi kelangsungan hidup
manusia.
Manusia dan hewan dapat terganggu oleh udara yang tercemar oleh gas SOx
berkonsentrasi lebih tinggi, yaitu lebih dari 0,4 ppm. Udara yang telah tercemar SOx akan
menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan. Gas SOx yang asam akan mudah
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran napas lain sampai ke paru-
paru. Serangan SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.
Daya iritasi SO2 pada setiap orang tidak sama, ada yang sensitif da mudah teriritasi
hanya dengan kadar 1-2 ppm, ada pula yang baru akan teriritasi tenggorokan bila telah
mencapai 6 ppm. Gas ini sangat berbahaya bagi anak-anak, orangtua, penderita penyakit
pernapasan kronis, dan penyakit kardiovaskuler.
Otot saluran pernapasan dapat mengalami kejang (spasme) bila teriritasi oleh SO2 dan
semakin tinggi pada konsentrasi tinggi atau pada suhu rendah. Bila terpapar cukup lama,
maka akan terjadi peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti oleh paralysis
cilia (kelumpuhan sistem pernapasan), kerusakan lapisan ephitelium yang bisa berakhir pada
kematian.
Bila konsentrasi SO2 relatif rendah dan terpapar dalam waktu pendek namun
berulang, maka gas tersebut akan menyebabkan terjadinya hiperplasia dan metaplasia sel-sel
epitel yang bisa mengakibatkan terjadinya kanker.
Tak hanya mahluk hidup yang menderita akibat pencemaran komponen ini, benda
mati pun akan cepat rusak bila terpapar SO 2, karena sifatnya korosif. Cat pada gedung atau
rumah, misalnya, akan menjadi kusam kehitam-hitaman. Ini akibat timbal oksida PbO
sebagai bahan cat bereaksi terhadap SOx menjadi PbS. Jembatan menjadi rapuh karena proses
pengkaratan yang dipercepat oleh SOx.

E.   Dampak pencemaran udara dan kesehatan oleh SOx


Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas
SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO 2 berbau tajam dan tidak mudah
terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air
yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau H 2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif,
mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat
korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan
phasa gasnya. Sox menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan
sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan yang akut dan kronis. dalam
bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan; pada paparan yang tinggi (waktu
singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru. SO2 merupakan produk sampingan H2SO4 yang
mempengaruhi sistem pernapasan. Senyawanya, terdiri dari garam ammonium polinuklir atau
organosulfat, mempengaruhi kerja alveoli dan sebagai bahan kimia yang larut, mereka
melewati membran selaput lendir pada sistem pernapasan pada makhluk hidup.
Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke pembentukan partikel ditemukan bergabung dengan
pengaruh kesehatan yang banyak.
Secara global, senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke
atmosfer melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton belerang setiap tahunnya,
terutama sebagai SO2 dari pembakaran batu bara dan gas buangan pembakaran bensin.
Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang juga dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi
dalam bentuk H2S, proses perombakan bahan organik, dan reduksi sulfat secara biologis.
Jumlah yang dihasilkan oleh proses biologis ini dapat mencapai lebih 1 juta metric ton H 2S
per tahun.

F.    Pengaruh hujan asam terhadap tanaman


a. Kerusakan pada jaringan sel-sel tanaman
b. Menekan laju pertumbuhan
c. Mengakibatkan sters pada proses penyerbukan dan reproduksi lainnya;
d. Proses fiksasi nitrogen juga terhambat karena perkembangan mikrobakteria dalam
tanah mengalami gangguan
e. Tambahan unsur belerang  dari air hujan pada tanaman ternyata dapat meningkatkan
produktivitas tanaman. Namun, pada kondisi yang demikian, tanaman sensitif
terhadap cahaya. Peningkatan jumlah cahaya yang diterima dapat mengakibatkan luka
jaringan yang akhirnya tanaman mati.
f. Hujan asam juga dapat menggangu kehidupan air sebab air menjadi asam. Akibatnya,
beberapa ikan seperti ikan salmon akan mati pada pH <5,5. Pada umunya, organisme
hidup yang ada dalam air akan mati pada pH<4.

G.  Oksida Nitrogen
Bahan utama oksida nitrogen yang ada diudara adalah pembakaran bahan bakar industri dan
kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen tidak bereaksi pada suhu rendah, tetapi beraksi
pada suhu dan tekanan tinggi. Reaksi dapat terjadi, misalnya didalam mesin kendraan
bermotor dan industri.

H.  Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx) dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk
yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalh berwarna dan
berbau, sedangakn gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah
kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.
Kadar NOx diudara daearah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi dari daerah
pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan
yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NOx di udara, seperti
transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain.
Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang
keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan
bahan bakar gas alami. Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang
mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :

NO2 + sinar matahari                →            NO + O


O + O2                 →              O3 (ozon)
O3 + NO                           →             NO2 + O2

Ada dua cara untuk menghindari pembakaran tidak sempurna, maka dilakukan 2 proses
pembakaran yaitu:
1. Bahan bakar dibakar pada temperatur tinggi dengan sejumlah udara sesuai dengan
persamaan stoikiometri, misalnya dengan 90 -95% udara. Pembakaran NO
dibatasi tidak dengan adanya kelebihan udara.
2. Bahan bakar dibakar sempurna pada suhu relatif rendah dengan udara berlebih.
Suhu rendah menghindarkan pembentukan NO.
Kedua proses ini menurunkan pembentukan NO sampai 90%. NO2 pada manusia
dapat meracuni paru-paru, kadar 100 ppm dapat menimbulkan kematian, 5 ppm setelah 5
menit menimbulkan sesak nafas.

Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)

Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi
manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx
pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi
yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan
daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat
terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat
berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat
menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang
disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang
menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya
yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry
Smog yang sangat menggangu lingkungan.

Pengaruh bagi kesehatan

Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses pembakaran.
Ketika nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan ; gabungan dari NO dan NO2
secara kolektif mengacu kepada nitrogen oksida (NOx).
Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang
fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat.
Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah
seperti pada pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan
menyarankan bahwa penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut,
khususnya pada sub-grup populasi orang yang terkena asma.
Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses pembakaran. Ketika
nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan ; gabungan dari NO dan NO2 secara
kolektif mengacu kepada nitrogen oksida (NOx).
Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang
fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat.
Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah
seperti pada pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan
menyarankan bahwa penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut,
khususnya pada sub-grup populasi orang yang terkena asma.

I.      Asap dan Kabut


Oksida nitrogen berubah menjadi pencemar setelah bereaksi dengan zat pencemar lain.
Reaksi itu menimbulkan asap (smoke) dan kabut (smog). Pencemaran itu biasa disebut asbut.
Asbut dapat menyebabkan iritasi pada mata, menggangu pandangan dan menyebabkan
tumbuhan menjadi layu. Asbut merupakan campuran yang terdiri atas beberapa gas dan
partikel-partikel padat serta cair. Asbut dihasilkan oleh serangkaian reaksi fotokimia, yaitu
reaksi kimia karena pengaruh panas matahari. Pembakaran pada mesin kendaraan bermotor
juga menghasilkan senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar. Hidrokarbon itu dapat beraksi
dengan atom oksigen yang dihasilkan oleh reaksi fotokimia. Reaksi itu menghasilkan
hidrokarbon bermuatan listrik yang sangat reaktif disebut radikal hidrokarbon.

J.     Akibat efek rumah kaca

1. Meningkatnya suhu dipermukaan bumi


2. Terganggunya ekosistem hutan
3. Mencairnya suhu air laut, dapat menyebabkan air laut mengembang. Terjadilah kenaikan
dipermukaan air laut
4. Perubahan iklim yang ekstrim
5. Jika perubahan iklim ekstrim, beberapa mahluk hidup akan punah.

K.  Penyebab efek rumah kaca

1. Penggunaan CFC pada lemari pendingin yang dapat mengurangi lapisan ozon
2. Banyaknya gas CO2
3. Pembakaran bahan-bahan limbah padat
4. Pembakaran fosil
5. Metana
6. Nitrogen dioksida

L.   Pencegahan efek rumah kaca

Penanaman satu miliar pohon per tahun bisa menurunkan emisi gas rumah kaca, sehingga
target 26 persen pada 2020 diharapkan bisa tercapai. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)
sekitar 26 persen pada 2020 mendatang, antara lain melakukan upaya pengendalian
kerusakan hutan, penggunaan energi dan transportasi, serta pengolahan limbah. Penurunan
gas rumah kaca di Indonesia bisa diturunkan hingga 41 persen, bila mendapatkan dukungan
dari luar negeri. Kalau ada dukungan dari luar negeri, maka penurunan emisi bisa bertambah
15 persen, sehingga bisa 41 persen penurunannya.
Penting dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan sistem
jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan, pemberantasan pembalakan liar,
pencegahan deforestasi dan pemberdayaan masyarakat.
Penggunaan energi ramah lingkungan dan transportasi yang efisien juga bisa membantu
mengurangi emisi gas rumah kaca. Kawasan Konservasi Mangrove ini sangat baik untuk
membantu penurunan emisi gas rumah kaca, selain merupakan elemen yang paling banyak
berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan
pencemar.

Anda mungkin juga menyukai