B. Implantasi
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses
tertanamnyaembrio yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus
(endometrium) untuk selanjutnya mengalami perkembangan.Implantasi biasanya
terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-8 dari perkembangan embrio. Menjelang
terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis.Sebelum implantasi,
cairan blastosul mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat. Bahan ini berasal
dari cairan rahim.Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan bikarbonat
berkurang, sehingga sama dengan kadar yang terdapat di dalam serum induk.
Proses implantasi terjadi setelah melalui proses fertilisasi dan proses claveage
(pembelahan). Tepat saat berbentuk morula (mengalami pembelahan menjadi 32
sel), embrio mulai memasuki uterus. Proses pembelahan masih tetap terjadi.
Ketika akan mengalamai implantasi, embrio yang berupa blastosit. Pertama, zona
pellucida akan terlepas sebagai aktivitas dari enzim proteolitik dari airan uterus
disebut proses hatching. Lalu bagian dari blastosit, yaitu tropoblast akan
menempel pada endometrium dan berkembang menjadi plasenta yang berfungsi
sebagai penyuplai zat-zat makanan kepada fetus.
Saat
berkontak dengan endomterium, sel tropoblas melepaskan enzim pencerna
protein, memungkinkan sel-sel tropoblas melakukan penetrasi ke dalam
endometrium. Selain membuat lubang yang penting untuk implantasi, pemecahan
dinding endometrium yang kaya nutrisi juga penting untuk sumber bahan bakar
dan bahan baku metabolisme. Selanjutnya, membran plasma tropoblas tersebut
berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat yang nantinya menjadi
plasenta bagian fetal.Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi pada
tempat implantasi disebut desidua. Melalui respon terhadap caraka kimia yang
dilepaskan oleh blastokis, sel endomterial mensekresikan prostaglandin yang
secara lokal menyebabkan peningkatan vaskularisasi, edema dan peningkatan
penyimpanan nutrisi. Saat implantasi selesai, seluruh blastokis terbenam ke dalam
endometrium dan sel tropoblas terus mencerna sel desidua disekitarnya untuk
menyediakan energi bagi embrio sampai plasenta terbentuk.
Acha PN and Boris S. Zoonosis and Communicable Disease Common to Man and Animal.
Volume 1: Bacterioses and Mycoses, 3rd ed. Washington. 2003
Ausvetplan.(2005). Disease strategi Bovine brucellosis
.Http://animalhealthautralia.com.au/wpoentent/uploads/2011/04/bruce3fin al.pdf
Accessed2013 August 27.
Kanitz, W. 2003.Folicular Dinamic and Ovulation in cattle- a review. Arch. Tierz. Vol.2.
189.
Kusmawaty. Susan, M. Noor and Supar. 2005. Lepstopirosis Pada Hewan Dan Manusia.
Wartozoa Vol. 15. No.4..
Neta, A. V. C. , J. P. S. Mol, M. N. Xavier, T. A. Paixao, A. P. Lage , R. L. Santos 2010.
Phatogenesis of Bovine Brucelosis. The veterinary Jurnal . vol. 184: 146-155.
Noor, S. M. (2006). Brucelosis: PenyakitZoonosi Yang Belum Dikenal Di Indonesia. Balai
Penelitian Veteriner. Bogor No.30.Vol 16.(1).
Sadler , p. L., Anucleate caenorhabditis elegan sperms can crawl fertilize oocyte and direct
anterior posterior polarization of the 1 cell embrio .