Anda di halaman 1dari 14

DIAGNOSA DALAM INTERAKSI SOSIAL

1. Gangguan interaksi social

2. Gangguan Komunikasi verbal

3. Gangguan proses keluarga

4. Isolasi social

5. Kesiapan peningkatan menjadi orangtua

6. Kesiapan peningkatan proses keluarga

7. Ketegangan peran pemberi asuhan

8. Penampilan peran tidak efektif

9. Pencapaian peran menjadi orangtua

10. Risiko gangguan perlekatan

11. Risiko proses pengasuhan tidak efektif

1. Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif

Definisi : Berisiko mengalami proses kehamilan,Persalinan dan setelah termasuk melahairkan perawatan
bayi baru lahir yang tidaka sesuai dengan konteks norma dan harapan.
Faktor Resiko:
 Kekerasan dalam rumah tangga
 Kehamilan tidak diinginkan/rencanakan
 Kurang terpapar informasi tentang persalinan/pengasuhan
 Ketidakbedayaan maternal
 Distres psikologis
 Penyalahgunaan obat
 Ketidakadekuatan manajemen ketidak nyamanan selama persalinan
 Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau
 Kurangnya minat/proaktif dalam proses persalinan
 Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan
 Ketidakamanan lingkungan untuk bayi
 Kondisi klinis terkait Gangguan pertumbuhan janin
 Gangguan kesehatan fisik dan psikologis ibu    

2. D.0127 Risiko Gangguan Perlekatan

D.0127 Risiko Gangguan Perlekatan Definisi : Beresiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua
atau orang terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah,asih,dan asuh
Faktor Resiko
 Kekhawatiran menjalankan peran sebegai orang tua
 Perpisahan antara ibi dan bayi/anak akibat hospitalisai
 Penghalang fisik (mis,inkubator, baby warmer)
 Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
 Perawatan dalam ruang isolasi
 Prematuritas
 Penyalahgunaan zat
 Konflik hubungan antara orang tua dan anak perilaku bayi tidak terkoordinasi
 Kondisi Klinis Terkait Hospitalisasi Prematuritas
 Penyakit Kronis pada orang tua atau anak
 Retardasi mental
 Komplikasi maternal
 Sakit selama periode hamil dan melahirkan Post parfum

3. Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua

Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua Definisi : Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga
(suami-istri,anggota keluarga dan bayi) yang ditunjukan dengan perkembngan bayi yang optimal.  

4. Penampilan Peran Tidak Efektif

Penampilan Peran Tidak Efektif Definisi : Pola perilaku yang berubah atau tidak sesuai dengan
harapan,norma dan lingkungan.  
Penyebab
1. Harapan peran tidak realistis
2. Hambatan fisik
3. Harga diri rendah
4. Perubahan citra tubuh
5. Ketidakadekuatan sistem pendukung (support system)
6. Stres Perubahan peran
7. Faktor ekonomi  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif

 Merasa bingung menjalankan peran


 Merasa tidak terpenuhi
 Merasa tidak puas dalam menjalankan peran
 Objektif Konflik peran
 Adaptasi tidak adekuat
 Strategi koping tidak efektif  
Gejala Tanda Minor Objektif

 Depresi Dukungan sosial kurang


 Kurang bertanggung jawab menjalankan peran  
 Kondisi klinis terkait
 Penyakit keganasan organ reproduksi
 Kondisi Kronis
 Pembedahan mayor
 Penyalahgunaan zat
 Cedera medula spinalis
 Sindrom keletihan kronis
 Depresi mayor        
 

5. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

Ketegangan Peran Pemberi Asuhan Definisi : Kesulitan dalam melakukan peran pemberi asuhan dalma
keluarga  
Penyebab
 Beratnya penyakit penerima asuhan kronisnya penyakit penerima asuhan
 Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan rekreasi persaingan komitmen peran
pemberi asuhan
 Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemeberian asuhan
 Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
 Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan  
Gejala dan Tanda Mayor Subketif

 Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit


 Khawatir tentang kelanjutan perawatan
Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia)  

Objektif

 Sulit melakukan dan.menyelesaikan tugas merawat klien  


 Kondisi Klinis Terkait
 Kondisi kronis (mis.cedera kepala berat, cedera medula spinalis,keterlambtan
perkembangan)
 Kondisi kelemahan progresif (mis.distrofi meskuler, sklerosis multipel, demensia,
penyakit Alzhemer, PPOK tahap terminal, gagal ginjal, dialysis ginjal)
 Penyalahgunaan zat Kondisi akhir hayat (menjelang ajal)
 Kondisi psikiatrik (mis.gangguan kepribadian, skizofrenia

6. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga


Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga Definisi : Pola fungsi keluarga yang cukup untuk
mendukung kesejahteraan anggota keluarga dan dapat ditingkatkan  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga  
Objektif

 Menunjukan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik,sosial, dan psikologis


anggota keluarga menunjukan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan pertumbuhan
anggota keluarga
 Peran Keluarga felksibel dan tepat dengan tahap perkembangan terlihat adanya respek
dengan anggota keluarga  
Gejala Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia)  

Objektif

 Keluarga menunjukan minat melakukan aktivitas hidup sehari hari yang positif
terlihat apa adanya kemampuan keluarga untuk pulih dari kondisi sulit
 Tampak keseimbangan antara otonom dan kebersamaan  
 Batas-batasan anggota keluarga dipertahankan hubungan dengan masyarakat terjalin
positif
 Keluarga beradaptasi dengan peerubahan  
 Kondisi Klinis Terkait Kondisi kesehatan kronis (mis. asma, diabetes melitus, lupus
sistemik, sklerosis multipel, AIDS)
 Gangguan jiwa (mis. gangguan afektif, gangguan perhatian, sindrom down
7. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua Definisi : Pola pemberian lingkunag bagi anak atau
anggota keluarga yang cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
ditingkatkan  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 Mengekpresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi ornag tua  
Objektif

 Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota keluarga  
Gejala Tanda Minor Subjektif

 Anak atau anggita keluarga lainya mengeskpresikan kepuasan dalam lingkungan rumah
 Anak atau anggota keluarga mengungkapkan harapan yang realistis  
objektif

 Kebutuhan fisik dan emosi anak/anggota keluarga terpenuhi  


 Kondisi Klinis Terkait Perilaku upaya peningkatan

8. Isolasi Sosial
Isolasi Sosial Definisi : Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka,
dan interdependen dengan orang lain  
Penyebab
 keterlambatan perkembangan ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
ketidaksesuain minat dengan tahap perkembangan ketidaksesuain nilai- nilai dengan
norma ketidaksesuain perilaku sosial dengan norma perubahan penampilan fisiks
perubahna status mental ketidakadekuatan sumber daya persinal (mis.disfungsi terbuka,
pengendalian diri buruk)  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif

 Merasa ingin sendirian


 Merasa tidak aman di tempat umum  
Objektif

 Menarik diri
 Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan  
Gejala dan Tanda minor Subjektif

 Merasa berbeda dengan orang lain


 Merasa asyik dengan pikiran sendiri
 Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas  
Objektif

 Afek datar Afek sedih


 Riwayat ditolak
 Menunjukan permusuhan
 Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
 Kondisi difabel Tindakan tidak berarti
 Tidak ada kontak mata
 Perkembangan terlambat
 Tidak bergairah/lesu  
 Kondisi Klinis Terkait
 Penyakit Alzheimer AIDS Tuberkulosis
 Kondisi yang menyebabkan gangguan mobilisasi
 Gangguan pskiatrik (mis.depresi mayor dan schizopherenia

9. Gangguan Proses Keluarga


Gangguan Proses Keluarga Definisi : Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga  
Penyebab
 Perubahan status kesehatan anggota keluarga
 Perubahan finansial keluarga
 Perubahan status sosial keluarga
 Perubahan interaksi dengan masyarakat
 Krisis perkembangan
 Transisi perkembangan
 Peralihan pengambil keputusan dalam keluarga
 Prebuhan peran keluarga
 Krisis situasional
 Transisi situasional  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia)  

Objektif:

 keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi


 Tidak mampu berkomunikasi secara terbuka diantara anggota keluarga  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif

 keluarga tidak mampu mengungkapkan persaan secara leluasa  


Objektif

 Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik/emosional/spiritual anggota


keluarga
 Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan secara tepat  
Kondisi Klinis Terkait:

 Hostpitalisai
 Kondisi penyakit kronis
 Prosedur pembedahan
 Cedera traumatis
 Penyalahgunaan zat
 Penyakit Alzheimer
10. Gangguan Komunikasi Verbal
Gangguan Komunikasi Verbal Definisi : Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan
untuk menerima,memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sisitem tombol.  
Penyebab

 Penurunan sirkulasi sereberal


 Gangguan neuromuskuler
 Gangguan pendengaran
 Gangguan muskuloskeletal
 Kelaian pelatum
 Hambatan fisik (mis. terpasang trkheostomi, intubasi, krikotirodektomi
 Hambatan individu (mis. ketakutan, kecemasan, merasa malu, emosional, kurang privasi)
 Hambatan pskiologis (mis. gangguan psikotik,gangguan konsep diri,harga diri rendah,
gangguan emosi)
 hambatan lingkunagan (mis.Ketidakcukupan informasi,ketiadaan orang terdekat,
ketidaksesuaian budaya, bahasa asing)  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia)  

Objektif

 Tidak mampu berbicara atau mendengar


 Menunjukan respon tidak sesuai  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia)  

Objektif

 Afasia
 Disfasia
 Apraksia
 Disleksia
 Disatria
 Afonia
 Dislalia
 Pelo Gagap
 Tidak ada kontak mata
 Sulit memahami komunikasi
 Sulit mempertahankan komunikasi
 Sulit menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Tidak mampu menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Sulit menyusun kalimat
 Verbaliasai tidak tepat
 Sulit mengungkapkan kata- kata
 Disorientasi orang,ruang,waktu
 Defisit penglihatan
 Delusi  
Kondisi klinis Terkait

 Stroke
 Cedera kepala
 Trauma wajah
 Peningkatan tekanan intrakranial
 Hipoksia kronis Tumor

12. Gangguan Interaksi Sosial Definisi : Kuantitas dan/atau kualitas hubungan sosial yang
kurang atau berlebih  
Penyebab
 Defiensi bicara
 Hambatan prkembangan/maturasi
 Ketidaan terdekat
 Perubahan neurologis (mis.Kelahiran, prematur,distres fetal, persalinan cepat atau
persalinan lama)
 Disfungsi sistem keluarga
 Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
 Penganiayaan atau pengabaian anak
 Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
 Model peran negatif Implusif
 Perilaku menetang
 Perlilaku Agresif
 Keengganan berpisah dengan orang terdekat  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif

 Merasa tidak nyaman dengan situasi sosial


 Merasa silut menerima atau mengkomunikasikan perasaan  
Objektif

 Kurang responsif atau tertarik pada orang lain


 Tidak berminat melakukan kontak emosi dan fisik  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif

 Sulit mengungkapkan kasih sayang  


Objektif

 Gejala cemas berat


 Kontak mata kurang
 Ekspresi wajah tidak responsif
 Tidak kooperatif dalam bermain dan berteman dengan sebaya perilaku tidak sesuai usia  
 Kondisi Kinis Terkait Retardasi mental
 Gangguan autistik Attenion deficit/hiperactivity discover (ADHD)
 Gangguan perilaku
 Oppositional Defant Disorder
 Gangguan Tourette Gangguan kecemasan perpisahan Sindrom Down      

DIAGNOSA DALAM INTEGRITAS EGO

1. Ansietas

2. Berduka
3. Distress spiritual

4. Gangguan citra tubuh

5. Gangguan identitas diri

6. Gangguan persepsi sensori

7. Harga diri rendah kronis

8. Harga diri rendah situasional

9. Keputusasaan

10. Kesiapan peningkatan konsep diri

11. Kesiapan peningkatan koping keluarga

12. Kesiapan koping komunitas

13. Ketidakberdayaan

14. Ketidakmampuan koping keluarga

15. Koping defensive

16. Koping komunitas tidak efektif

17. Koping tidak efektif

18. Penurunan koping keluaerga

19. Penyangkalan tidak efektif

20. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

21. Risiko distress spiritual

22. Risiko harga diri rendah kronis

23. Risiko harga diri rendah situasional

24. Risiko ketidakberdayaan

25. Sindrom pasca trauma

26. Waham

1. Waham
Waham Definisi : Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara kuatatau
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.  
Penyabab
1. Faktor biologis: Kelainan genetik/keturunan, kelainan neurologis (mis. gangguan sistem
limbik,gangguan ganglia basalis,tumor otak)
2. Faktor psikodimanik (mis. isolasi sosial,hipersensitif)
3. Maladaptasi Stres berlebihan  
Gejala dan Tanda Mayor
Mengungkapkan isi waham  
Objektif
1. Menunjukan perilaku sesai isi waham Isi pikir tidak sesuai reealitas
2. Isi pemebicaraan sulit dimengerti  
Gejala dan tanda Minor Subjektif
1. Merasa sulit berkonsentrasi
2. Merasa khawatir  
Objektif Curiga berlebiahan
1. Waspada berlebihan
2. Bicara berlebihan
3. Sikap menentang atau permusuhan
4. Wajah tegang
5. Pola tidur berubah
6. Tidak mampu mengambil keputusan
7. Flight of idea
8. Produktuktifitas kerja menurun
9. Tidak mampu merawat diri
10. Menarik diri  
11. Kondisi Klinis Terkait Skizofrenia
12. Gangguan sisitem limbic
13. Gangguan ganglia basalis Tumor Otak
14. Depresi  

2. Sindrom Pasca Trauma


Sindrom Pasca Trauma Definisi : Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian
trauma.  
Penyebab
 Bencana
 Peperangan riwayat korban perilaku kekerasan
 Kecelakaan
 Saksi pembunuhan  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 Mengungkapkan secara berlebihan atau mengindari pembicaraan kejadian trauma
 Merasa cemas
 Teringat kembali kejadian traumatis  
Objektif
 Memori masa lalu terganggu
 Mimpi buruk berulang
 Ketakutan berulang
 Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitakn kejadian trauma  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
 Tidak percaya pada orang lain
 Menyalahkan diri sendiri  
Objektif
 Minat berinteraksi dengan orang lain menurun
 Konfusi atau disosiasi
 Gangguan interpretasi realistis
 Sulit berkonsentrsi waspada berlebihan
 Pola hidup terganggu
 Tidur terganggu
 Merusak diri sendiri (mis. konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri,
tindakan kriminal)  
 Kondisi Klinis Terkait Korban kekerasan Post traumatic stress disorder (PTSD)
 Korban Bencana alam Multiple personality disorder
 Korban kekerasan seksual
 Korban peperangan Cedera multiple (kecelakaan lalu lintasD.0103 Risiko
Ketidakberdayaan
3. Risiko Ketidakberdayaan
Definisi : Peersepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara
signifikan; persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.  
Faktor Resiko
 Perjalanan penyakit yang berlangsung lama atau tidak dapat diprediksi
 Harga diri yang rendah berlangsung lama
 Status ekonomi rendah  
 Ketidakmampuan mengatasi masalah kurang dukangan masalah
 Penyakit yang melemahkan secara progresif
 Merginalisasi sosisal kondisi terstigma
 Penyakit terstigma
 Kurang terpapar informasi kecemasan  
 Kjondisi klinis
 Terkait Diagnosis yang tidak terduga atau baru
 Peristiwa traumastis
 Diagnisis penyakit kronis
 Diagnosis penyakit terminal Rawat inap      
 

3. Risiko Harga Diri Rendah Situasional

Risiko Harga Diri Rendah Situasional Definisi : Berisko mengalami evaluasi atau perasaan
negatif terhadapa diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.  
Faktor Resiko
 Gangguan gambaran diri gangguan fungsi gangguan peran sosial
 Harapan tidak raealistis
 Kurang pemahaman terhadap situasi
 Penurunan kontrol tehadap lingkungan
 Penyakit fisik
 Perilaku tidak sesuai dengan nilai setempat
 Kegagalan
 Perasaan tidak berdaya
 Riwayat kehilangan
 Riwayat pengabaian
 Riwayat penolakan
 Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual)
 Transisi perkembangan  
 Kondisi Klinis Terkait Cedera traumatis
 Pembedahan Kehamilan
 Kondisi baru terdaignosis (mis. diabetes melitus)
 Stroke Penyalahgunaan zat
 Demensia     

3. Risiko Harga Diri Rendah Kronis

Risiko Harga Diri Rendah Kronis Definisi : Berisiko mengalami evaluasi atau perasaan negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien yang berlangsung dalam waktu lama dan terus
menerus.  
Faktor Risiko
 Gangguan psikatrik
 Kegagalan berulang
 Ketidaksesuain budaya ketidaksusain spiritual ketidakefektifan koping terhadap
kehilangan
 Kurang mendapat kasih sayang
 Kurang keterlibatan dalam kelompok/masyrakat
 Kurang penghargaan dari orang lain
 Ketidakmampuan menunjukan perasaan
 Perasaan kurang didukung orang lain pengalaman traumatik  
 Kondisi Klinis Terkait
 Penyakit kronis
 Penyakit degeneratif
 Gangguan perilaku
 Gangguan perkembangan
 Gangguan mental
 Penyalahguanaan zat
 Gangguan mood
 Trauma Pasca pembedahan
 Kehilangan fungsi tubuh    

4. Risiko Distres Spiritual


Risiko Distres Spiritual Definisi : Berisko mengalami gengguan keyakinan atau sistem nilai pada
individu atau kelompok berupa kekuatan,harapan dan makna hidup  
Faktor Risiko
 Perubahan hidup
 Perubahan lingkungan
 Bencana alam
 Sakit kronis
 Sakit fisik
 Penyalahgunaan zat
 Kecemasan
 Peruahan dalam ritual agama perubahan dalam praktik spiritual
 Konflik spiritual
 Depresi
 Ketidakmampuan memaafkan
 Kehilangan
 Harga diri rendah
 Hubungan buruk  
 Konflik rasial
 Berpisah dengan sistem pendukung Stres  
 Kondisi Klinis Terkait Penyakit Kronis (mis. arthritis rhumatoid, sklerosis multiple)
Penyakit terminal (mis. kanker) Retardasi mental Kehilangan ekstermitas sudden infant
death syndrome (SIDS) Kelahiran mati, Kematian janin, keguguran Kemandulan      

4. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko


Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko Definisi : Hambatan kemampuan dalam mengubah gata
hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatan.  
Penyebab
 Kurang terpapar informasi
 Ketidakadekuatan dukungan social
 Self efficacy yang rendah
 Status sosio-ekonomi rendah
 Stresor berlebihan
 Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
 Pemilihan gaya hidup tidak sehat (mis. merokok, konsumsi alkohol berlebihan)  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia)  
Objektif
 Menunjukan terhadap perubahan status kesehatan
 Gagal melakuakan pencegahan masah kesehatan
 Menunjukan upaya peningkatan status kesehatan yang terminal  
Gejal dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia)  
Objektif
 Gagal mencapai pengendalian yang optimal  
Kondisi Klinis Terkait
 Kondisi baru terdiagnosis penyakit
 Kondisi perubahan gaya hidup baru akibat penyakit
 Tumor otak
 Penyalahgunaan zat
 Gangguan kepribadian dan psikotik
 Depresi/psikosis pasca persalinan          

5. Penyangkalan Tidak Efektif


Penyangkalan Tidak Efektif Definisi : Upaya mengingkari pemahaman atau makna suatu
peristiwa secara sadar atau tidak sadar untuk menurunkan kecemasan/ketakutan yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan  
Penyebab
 kecemasan
 Ketakutan terhadap kematian ketakutan mengalami kehilangan kemandirian
 Ketakutan terhadap perpisahan
 Ketidakefektifan strategi koping
 Ketidakpercayaan terhadap kemampuan mengatasi masalah Ancaman terhadap realitas
yang tidak menyenangkan  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 Tidak mengakui dirinya mengalami gejala atau bahaya (walaupun kenyataanya
sebaliknya)  
Objektif
 Menunda mencari pertolongan pelayanan kesehatan  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
 mengakui tidak takut dengan kematian
 Mengaku tidak takut dengan penyakit kronis
 Tidak mengakui bahwa penyakit berdampak pada pola hidup
Objektif
 Melakukan pengobtan sendiri
 Mengalihkan sumber gejala ke organ lain
 Berperilaku acuh tak acuh saat membicarakan peristiwa penyebab stress
 Menunjukan afek yang tidak sesuai  
Kondisi Klinis Terekait Penyakit kronis Intoksikasi zat Putus asa Penyakit Alzheimer Penyakit
terminal    
 

6. Penurunan Koping Keluarga

Penurunan Koping Keluarga Definisi : Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa


nyaman, bantuan, dan motivasi orang  terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatanya  

Penyebab
 Situasi penyerta yang mempengaruhi orang terdekat
 Krisis perkembangan yang dihadapi orang terdekat
 Kelelahan orang terdekat dalam memberikan dukungan
 Disorganisasi keluarga
 Perubahan peran keluarga
 Tidak ada informasi bagi orang terdekat
 Kurangya saling mendukung
 Tidak ada cukupnya dukungan yang diberikan klien pada orang terdekat
 Orang terdekat kurang terpapar informasi salah atau tidak pahamnya informasi yang
didapatkan orang terdekat
 Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi diluar keluarga
 Penyakit kronis yang menghabiskan kemampuan dukungan orang terdekat
 Krisis situasional yang dialami orang terdekat  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 Klien mengeluh/khawatir tentang respon orang terdekat pada masalah kesehatan  
Objektif
 Orang terdekat menarik diri dari klien
 Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
 Orang terdekat menyatakan kurang terpapar informasi tentang upaya mengatasi masalah
klien  

7. Koping Tidak Efektif

Koping Tidak Efektif Definisi : ketidakmampuan menilai dan merespons stresor


dan/ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah  
Penyebab
 Ketidakpercayaan kemampuan diri mengatasi masalah
 Ketidakadekuatan sisitem pendukung
 Ketidakadekuatan sistem koping
 Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
 Ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stresor
 Disfungsi sistem keluarga
 Krisis situasional
 Krisis maturasional
 Kerentanan personalitas
 Ketidakpastian  
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 Mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah  
Objektif
 Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (sesuai usia)
 Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai  
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
 Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
 Kekhawatiran kronis  
Objektif
 Penyalahgunaan zat
 Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginanya sendiri
 Perilaku tidak asertif
 Partisipasi sosial kurang  
Kondisi Klinis Terkait
 Kondisi perwatan kritis
 Attention Deficit/Hyperacity Disorder
 Gangguan perilaku
 Oppositional Defiant Disorder
 Gangguan kecemasan perpisahan
 Delerium Demensia
 Gangguan amnestik Intoksikasi zat Putus zat

Anda mungkin juga menyukai