NPM : 10318569
Kelas : 2TA01
Teknik Konservasi Tanah dan Air
Soal
Buat tahapan proses Perencanaan kolam retensi yang disertai dengan diagram alir Perencanaan, jelaskan
secara rinci !
Jawaban :
Cara-cara perhitungan kapsitas kolam retensi dan pompa antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui Kondisi Perencanaan
Mengidentifikasi daerah genangan dan parameter genangan yang meliputi luas genangan, tinggi
genangan, lama genangan dan frekuensi genangan serta penyebab genangan.
Memastikan bahwa elevasi muka air pada saat banjir rencana di badan penerima lebih rendah
daripada permukaan air di hilir saluran
Menghitung kapasitas saluran existing dibandingkan debit banjir rencana untuk menentukan
penyebab genangan secara pasti.
Menentukan lokasi kolam retensi yang akan dibangun. Contoh: mengetahui luas area pembangunan,
mengetahui panjang saluran, data curah hujan harian maksimal 20 tahun.
Keterangan:
Rt : Hujan rencana untuk berbagai kala ulang (mm)
t : Waktu konsentrasi hujan (jam), untuk satuan dalam menit, t dikali 60.
It : Intesitas hujan untuk berbagai kala ulang (mm/jam)
Setelah melakukan perhitungan intesitas curah hujan, selanjutnya memasukkan data-data yang telah
diperoleh kedaftar tabel, lalu membuat grafik intesitas hujan untuk mengetahui berapa besar pengaruh
intesitas hujan terhadap waktu terjadinya hujan.
6. Menganalisis Debit Banjir
a. Metode Rasional
Rumus umum metode rasional
Qt 0,278 C I A
Keterangan:
Qt : Debit banjir (m3/s)
C : Koefisien pengaliran
I : Intesitas curah hujan (mm/jam)
A : Luas daerah aliran (km2)
Keterangan:
Cs : Koefisien penyimpang
tc : Waktu konsentrasi untuk saluran drainase perkotaan terdiri dari t0 dan td
to : Waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui permukaan tanah ke saluran terdekat (menit)
td : Waktu yang diperlukan air untuk mngalir di dalam saluran ke tempat yang direncanakan (menit)
c. Waktu Konsentrassi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh hingga ke
tempat yang akan dihitung debitnya. Metode Kirpich merupakan metode yang biasa digunakan
untuk menghitung waktu.
Keterangan:
t : Waktu konsentrasi (menit)
L : Panjang saluran/sungai dari hulu hingga titik yang akan diukur debitnya (m)
S : Kemiringan daerah sungai/saluran (H/L)
Keterangan:
Q : Debit aliran (m3/s)
V : Kecepatan aliran (m/s)
A : Luas penampang (m2)
n : Koefisien kekasaran dinding
R : Jari-jari hidraulik (m)
i : Koefisien kemiringan saluran
c. Kemiringan Talud
A. Kemiringan Talud Saluran Tanah
Kemiringan Talud
Bahan Tanah
(m=H/V)
Batu 0,25
Lempung kenyal 1-2
Lempung Pasir, tanah kohesi f 1,5 - 2,5
Pasir lanauan 2-5
Gambut kenyal 1-2
Gambut lunak 3-4
Tanah dipadatkan dengan baik 1 - 1,5
B. Kemiringan Talud Saluran Pasangan
Tinggi Air m
h < 0,40 m 0 (vertikal)
0,40 < h < 0,75 m 0,25 - 0,5
h > 0,75 m 0,50 - 1,00
e. Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah di tempat pembuatan fasilitas saluran drainase ditentukan dari hasil pengukuran
di lapangan dengan meggunakan rumus:
t1 t2
i 100%
L
Keterangan:
t1: Tinggi tanah di bagian tertinggi (m)
t2: Tinggi tanah di bagian terendah (m)