Anda di halaman 1dari 33

BUPATI SAMBAS

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN BUPATI SAMBAS


NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN TATANAN KEBIASAAN BARU DALAM MASA PANDEMI
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
DI KABUPATEN SAMBAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMBAS,
Menimbang : a. bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) di Kabupaten Sambas cenderung
meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas
negara;
b. bahwa dalam rangka memutus mata rantai
penularan COVID-19 perlu meningkatkan
kedisiplinan masyarakat untuk menjalankan
protokol kesehatan yang ketat di berbagai aspek
kehidupan;
c. bahwa dalam percepatan upaya mencegah dan
penanganan penyebaran COVID-19, diperlukan
pedoman pengaturannya;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c,
perlu menetapkan Peraturan Bupati Sambas
tentang Pedoman Tatanan Kebiasaan Baru dalam
Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) di Kabupaten Sambas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
penetapan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1953
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-
Undang (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3273);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991
tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3447);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5309);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019
tentang Kesehatan Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 251,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6444);
11. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Kedaruratan Bencana Pada
Kondisi tertentu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 34);
12. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2O2O tentang
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronauints
Disease 19 (Covid-l9) sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2O2O
tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor
7 Tahun 2O2O tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Coronauirus Disease 19 (Covid-19);
13. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Coronauirus Disease 2019 (COVID-19);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun
2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1755);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2O2O tentang Percepatan Penanganan Coronavirus
Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 29l;
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18
Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi
dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2O2O Nomor 61);
19. Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 9.A Tahun 2020 tentang Penetapan
Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 13.A Tahun 2020 tentang Perpanjangan
Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2016 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Nomor 28);
21. Peraturan Bupati Kabupaten Sambas Nomor 37
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas (Berita
Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2016 Nomor 37)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bupati Sambas Nomor 61 Tahun 2018 tentang
Perubahan Bupati Sambas Nomor 37 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Sambas (Berita Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2018 Nomor 62);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN


TATANAN KEBIASAAN BARU DALAM MASA
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-
19) DI KABUPATEN SAMBAS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Sambas


2. Pemerintah Daerah adalah bupati dan perangkat daerah sebagai
unsur penyeienggara pemerintahan daerah
3. Bupati adalah Bupati Sambas.
4. Kepala Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam
penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Camat adalah pemimpin, dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari
Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
6. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
7. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
8. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-
19) Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Gugus Tugas
Kabupaten adalah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease (Covid- 19) yang dibentuk oleh Bupati Sambas.
9. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut Covid-19 adalah
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus
yang baru ditemukan, yang merupakan virus baru dan penyakit yang
sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019.
10. Penduduk adalah setiap orang yang berdomisili dan/atau
berkegiatan di wilayah Kabupaten Sambas.
11. Kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau
berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter
dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2
hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala.
12. Karantina mandiri adalah Pembatasan kegiatan/pemisahan orang
yang tidak sakit, tetapi mungkin terpapar agen infeksi atau penyakit
menular dengan tujuan memantau gejala dan mendeteksi kasus
sejak tinggi yang dilakukan di rumah atau di tempat lain yang
disediakan sebagai tempat karantina.
13. Isolasi mandiri adalah Pemisahan orang yang tidak sakit atau
terinfeksi dari orang lain sehingga mencegah penyebaran infeksi atau
kontaminasi yang dilakukan di rumah atau di tempat lain yang
disediakan sebagai tempat karantina.
14. Masker adalah pelindung pernafasan yang digunakan sebagai metode
untuk melindungi individu dari menghirup zat-zat berbahaya yang
berada di udara secara memadai.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk:

a. memberikan arahan dalam upaya pemulihan kondisi dan pelaksanaan


tatanan normal baru dalam berbagai sektor kehidupan dalam masa
pandemi COVID-19;
b. meningkatkan koordinasi, harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dan
program dalam persiapan penerapan tatanan normal baru guna
pengendalian pandemi COVID-19 di daerah; dan
c. meningkatkan peran serta semua pemangku kepentingan dalam
penerapan protokol pencegahan COVID-19.
BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi;

d. Protokol Percepatan Pencegahan dan pengendalian Corona Virus


Disease 2019 (Covid-19);
e. Partisipasi Masyarakat;
f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
g. Pembinaan dan Pengawasan; dan
h. Pembiayaan.

BAB IV
PROTOKOL PERCEPATAN PENCEGAHAN CORONA VIRUS DISEASE
2019 (COVID-19)

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4
(1) Setiap penduduk, Badan, Desa dan Perangkat Daerah wajib
melaksanakan Protokol Pencegahan COVID-19.
(2) Pemberlakuan Protokol Pencegahan COVID-19 meliputi :
a. Bidang Pemerintahan dan Pelayanan Publik;
b. Bidang Pariwisata;
c. Bidang Pendidikan;
d. Bidang Perindustrian;
e. Bidang Transportasi;
f. Bidang Keagamaan dan Sosial; dan
g. Bidang Kemasyarakatan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Protokol Pencegahan COVID-19
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(4) Kepala Perangkat Daerah sesuai bidang tugasnya dapat mengatur
lebih lanjut teknis pelaksanaan Protokol Pencegahan COVID-19.

Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 5
(1) Setiap penduduk wajib menggunakan masker saat beraktifitas di
luar rumah, berinteraksi sosial dan aktifitas lainnya yang berpotensi
terjadinya penularan COVID-19.
(2) Aktifitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan
konsumen, transaksi keuangan, penyajian makanan/minuman,
olahraga, aktifitas di rumah ibadah, aktifitas di kantor pemerintah,
swasta dan aktifitas lainnya.
(3) Setiap penduduk selaku penanggungjawab tempat usaha/ tempat
kerja/ fasilitas kesehatan/ lembaga pendidikan/ rumah ibadah/
tempat kegiatan atau layanan publik lain dalam lingkup
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), wajib menyediakan :
a. Tempat cuci tangan beserta sabun dengan air mengalir atau
hand sanitizer lainnya;
b. alat pengukur suhu tubuh;
c. papan informasi atau bentuk media informasi lain terkait
protokol COVID-19; dan/atau
d. petugas untuk melakukan kontrol fungsi atau kegiatan pada
huruf a, dan huruf b.
(4) Badan selaku pengelola, penanggungjawab tempat usaha/ tempat
kerja/ fasilitas kesehatan/ lembaga pendidikan/ rumah ibadah/
tempat kegiatan atau layanan publik lain dalam lingkup
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), wajib :
a. mengatur dan mengawasi pelaksanaan pembatasan sosial/fisik
di lingkungannnya;
b. membatasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan interaksi fisik
langsung; dan
c. mendapat izin kegiatan sosial masyarakat/ pesta pernikahan dan
kegiatan lain dari gugus tugas (gugus tugas Kecamatan untuk di
Kecamatan atau gugus tugas Kabupaten untuk tingkat
Kabupaten).

Bagian Ketiga
Sanksi
Pasal 6
(1) Bupati berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap
pelanggaran pelaksanaan Protokol Percepatan Pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. tindakan paksa Pemerintah Daerah berupa :
1. Penghentian atau penutupan sementara usaha
2. Pembubaran paksa kegiatan
3. Pembatasan usaha
d. tindakan paksa lainnya
e. sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
(3) Bupati dalam mengenakan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat melimpahkan kewenangan
pengenaan sanksi kepada Perangkat Daerah yang membidangi
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

BAB V
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 7

(1) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya pencegahan


penyebaran COVID-19.
(2) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam bentuk :
a. ikut serta sebagai relawan;
b. pendanaan;
c. pengawasan;
d. pendampingan; dan
e. partisipasi lain yang bertujuan membantu Pemerintah Daerah
dalam pencegahan COVID-19.

BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENERTIBAN

Bagian Kesatu
Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 8
(1) Pembinaan atas pelaksanaan pedoman tatanan kebiasaan baru
dimasa Pandemi COVID-19 di Daerah dilakukan oleh Kepala
Perangkat Daerah sesuai bidang tugas kewenangannya di bawah
koordinasi Gugus Tugas COVID-19.
(2) Pengawasan atas pelaksanaan pedoman tatanan kebiasaan baru
dimasa Pandemi COVID-19 di Daerah dilakukan oleh Kepala
Perangkat Daerah/instansi vertikal di Daerah sesuai
kewenangannya melalui koordinasi dengan Perangkat Daerah yang
membidangi pengawasan dan Gugus Tugas COVID-19.
(3) Kepala Perangkat Daerah/instansi vertikal di Daerah melaporkan
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Bupati selaku Ketua Gugus Tugas
COVID-19 paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian Kedua
Penertiban

Pasal 11

(1) Bupati selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 dapat memerintahkan


penertiban pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19 kepada
Satuan Polisi Pamong Praja.
(2) Penertiban yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan atau
tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada sasaran penerapan
pencegahan COVID-19 dalam tatanan kebiasaan barudi seluruh
wilayah Daerah.
(3) Penertiban yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan :
a. Surat Tugas dari Pejabat yang berwenang;
b. Tanda pengenal dan atribut lengkap; dan
c. Dokumen atau instrumen pelaksanaan tugas lain yang
diperlukan.
(4) Penertiban pelaksanaan Protokol Pencegahan COVID-19
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara
terpadu melibatbatkan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
serta unsur lainnya sesuai dengan tujuan dan sasaran penertiban
dibawah koordinasi Gugus Tugas COVID-19.
(5) Sebelum penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan sosisalisasi dan
pemantauan kesiapan lapangan.

BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 12
Pembiayaan pelaksanaan pedoman tatanan kebiasaan baru dalam
pencegahan COVID-19 di Daerah, dibebankan pada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. Sumber biaya lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13
Kegiatan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan tatanan kebiasaan
baru yang telah berjalan sebelum Peraturan Bupati ini diundangkan,
tetap berlaku.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Sambas.

Ditetapkan di Sambas
pada tanggal
BUPATI SAMBAS,

ATBAH ROMIN SUHAILI

No Jabatan Tanggal Paraf


1 Sekretaris Daerah
2 Asisten I
3 Kepala Bagian Hukum
4 Kepala Dinas Kesehatan
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI SAMBAS
NOMOR
TANGGAL JULI 2020
TENTANG PEDOMAN TATANAN
ADAPTASI KEBIASAAN BARU DALAM
MASA PANDEMI CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)

I. PROTOKOL BIDANG PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK


A. BAGI TEMPAT KERJA
1. Pihak manajemen di tempat kerja membentuk tim penanganan
COVID-19 dan selalu memperhatikan informasi terkini terkait
kasus COVID-19 di wilayahnya.
2. Menyediakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan
protokoler adaptasi kebiasaan baru antara lain:
a. Alat pengukur suhu (Themogun/Thermoscan);
b. Sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
cairan pembersih lainnya;
c. Masker;
d. Sarung tangan;
e. Alat disinfektan.
3. Mewajibkan semua pekerja menggunakan masker selama di
tempat kerja, selama perjalanan dari dan ke tempat kerja serta
setiap keluar rumah.
4. Melarang pekerja, tamu/pengunjung yang memiliki gejala
demam ke area tempat kerja.
5. Memastikan seluruh area tempat kerja bersih dan higienis
dengan melakukan pembersihan secara berkala, terutama
handle pintu dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang
digunakan bersama, area dan fasilitas umum dan
mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk
ruangan kerja, pembersihan filter AC.
6. Melakukan rekayasa teknik pencegahan penularan seperti
pemasangan pembatas atau tabir kaca bagi pekerja yang
melayani pelanggan, dan lain lain.
7. Melakukan pengukuran suhu tubuh (skrining) di setiap titik
masuk tempat kerja dan mewajibkan semua pekerja memakai
masker dan menerapkan jaga jarak:
8. Menerapkan jaga jarak ;
a. Pengaturan jumlah pekerja/pengunjung yang masuk agar
memudahkan penerapan jaga jarak.
b. Pekerja/pengunjung tidak berkerumun di pintu masuk
dengan mengatur jarak antrian.
c. Lakukan pengaturan tempat duduk agar berjarak minimal
1 (satu) meter pada meja/area kerja, saat melakukan
pertemuan, di kantin, saat istirahat, dan lain lain.
9. Tim Penanganan COVID-19 melakukan pemantauan kesehatan
pekerja secara berkala:
10. Bagi pekerja yang baru kembali dari perjalanan dinas ke
negara/daerah transmisi lokal COVID-19 pekerja diwajibkan
melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
11. Pada kondisi tertentu jika diperlukan, tempat kerja yang
memiliki sumber daya dapat memfasilitasi tempat
karantina/isolasi mandiri.
B. BAGI PEKERJA
1. Wajib menerapkan pedoman tatanan adaptasi kebiasaan baru
saat di rumah, dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja dan
selama di tempat kerja;
a. Saat perjalanan Saat perjalanan ke/dari tempat kerja
1) Pastikan anda dalam kondisi sehat, jika ada keluhan
batuk, pilek, demam agar tetap tinggal di rumah.
2) Gunakan masker.
3) Upayakan tidak menggunakan transportasi umum, jika
terpaksa menggunakan transportasi umum:
- Tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1
meter;
- Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum,
gunakan hand sanitizer;
- Gunakan helm sendiri ;
- Tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan
tangan, gunakan tisu bersih jika terpaksa.
b. Selama di tempat kerja
1) Saat tiba, segera mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
2) Gunakan siku untuk membuka pintu
3) Bersihkan meja/area kerja dengan disinfektan.
4) Tetap menjaga jarak dengan rekan kerja minimal 1 (satu)
meter.
5) Usahakan aliran udara dan sinar matahari masuk ke ruang
kerja.
6) Biasakan tidak berjabat tangan.
7) Masker tetap digunakan
b. Saat tiba di rumah
1) Jangan bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum
membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian kerja).
2) Cuci pakaian dan masker dengan deterjen. Masker sekali
pakai, sebelum dibuang robek dan basahi dengan
disinfektan agar tidak mencemari petugas pengelola
sampah.
3) Jika dirasa perlu bersihkan alat yang digunakan.
II. PROTOKOL BIDANG PARIWISATA
1. Menyediakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan
protokoler adaptasi kebiasaan baru antara lain:
a. Alat pengukur suhu (Themogun/Thermoscan);
b. Sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
hand sanitizer;
c. Masker;
d. Alat disinfektan;
e. Menyediakan tempat sampah
2. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk area
dalam gedung. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter
secara berkala.
3. Memastikan ruang dan barang publik bebas dari vektor dan
binatang pembawa penyakit.
4. Memastikan kamar mandi/toilet berfungsi dengan baik, bersih,
kering, tidak bau, serta memiliki ketersediaan air yang cukup.
5. Memperbanyak media informasi wajib pakai masker, jaga jarak
minimal 1 meter, dan cuci tangan di seluruh lokasi.
6. Memastikan pekerja/SDM pariwisata memahami perlindungan
diri dari penularan COVID-19 dengan PHBS.
7. Pemberitahuan informasi tentang larangan masuk ke lokasi daya
tarik wisata bagi pekerja dan pengunjung yang sakit.
8. Mewajibkan pekerja/SDM pariwisata dan pengunjung
menggunakan masker. Jika tidak menggunakan masker tidak
diperbolehkan masuk lokasi daya tarik wisata.
9. Memasang media informasi untuk mengingatkan pekerja/SDM
pariwisata, dan pengunjung agar mengikuti ketentuan
pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai sabun dengan
air mengalir atau menggunakan handsanitizer serta kedisiplinan
menggunakan masker.
10. Terapkan jaga jarak yang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti:
a. Pembatasan jumlah pengunjung yang masuk.
b. Pengaturan kembali jam operasional.
c. Mengatur jarak saat antrian dengan memberi penanda di lantai
minimal 1 meter (seperti di pintu masuk, kasir, dan lain lain).
d. Mengomptimalkan ruang terbuka untuk tempat
penjualan/transaksi agar mencegah terjadinya kerumunan.
e. Pengaturan alur pengunjung di area daya tarik wisata.
f. Menggunakan pembatas/partisi (misalnya flexy glass) di meja atau
counter sebagai perlindungan tambahan untuk pekerja/SDM pariwisata
(loket pembelian tiket, customer service, dan lain-lain).
g. Jika memungkinkan, dapat menyediakan pos kesehatan yang
dilengkapi dengan tenaga kesehatan dan sarana pendukungnya
untuk mengantisipasi pengunjung yang mengalami sakit.
1. Bagi Pengunjung
1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan
ke lokasi daya tarik wisata.
2. Selalu menggunakan masker selama berada di lokasi daya
tarik wisata.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan
pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan
handsanitizer.
4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan
mulut.
5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter.
III. PROTOKOL HOTEL/PENGINAPAN/HOMESTAY/ASRAMA DAN
SEJENISNYA
A. Bagi Pihak Pengelola

1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan


instruksipemerintah pusat dan pemerintahdaerah terkait
Covid-19 diwilayahnya.
2. Menyediakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan
protokoler adaptasi kebiasaan baru antara lain:
a. Alat pengukur suhu (Themogun/Thermoscan);
b. Sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
cairan pembersih lainnya;
c. Masker;
d. Alat disinfektan.
e. Menyediakan tempat sampah
3. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis
untukmengingatkan pengunjung agar selalu mengikuti
ketentuan jagajarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan
tangan dankedisplinan penggunaan masker.
4. Menyediakan hand sanitizer di pintu masuk, lobby, meja
resepsionis, dan area publik lainnya.
5. Menjaga kualitas udara dengan mengoptimalkan sirkulasi
udaradan sinar matahari, serta melakukan pembersihan filter
AC.
6. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala
(palingsedikit tiga kali sehari)
7. Larangan masuk bagi karyawan yang memiliki gejala demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas.
8. Pintu masuk/lobby:
a) Melakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk tamu
dan karyawan.
b) Menerapkan jaga jarak yang dilakukan dengan berbagai
cara, seperti mengatur antrian di pintu masuk, di depan
meja resepsionis dengan pemberian tanda di lantai,
mengatur jarak antar kursi di lobby, area publik dan lain
sebagainya.
d) Menyediakan sarana untuk meminimalkan kontak dengan
pengunjung misalnya pembatas/partisi mika di meja
resepsionis, pelindung wajah (faceshield).
9. Kamar
a) Melakukan pembersihan dan disinfeksi pada kamar
sebelum dan sesudah digunakan tamu.
b) Pastikan mengganti sarung bantal, sprei, hingga selimut
dengan yang telah dicuci bersih.
10. Ruang Pertemuan
a) Kapasitas untuk ballroom, meeting room, dan conference
harus selalu memperhitungkan jaga jarak minimal 1 meter
antar tamu dan antar karyawan.
b) Memberikan informasi jaga jarak dan menjaga kesehatan
perihal pemakaian masker, pembatasan jarak dan sering
cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer.
c) Menyediakan panduan/informasi layout jarak aman, sejak
dari masuk parkiran, didalam lift, ke lobby, ke ruang
pertemuan, hingga keluar parkiran.
d) Memastikan proses pembersihan dan disinfeksi ruang
pertemuan sebelum dan setelah digunakan.
f) Membersihkan dan mendisinfeksi microphone setiap
setelah digunakan masing-masing orang.
g) Master of Ceremony/MC harus aktif informasikan
protokol kesehatan, antrian, jaga jarak, dan pemakaian
masker.
11. Ruang Makan
a) Mewajibkan setiap orang yang akan masuk ruang makan
untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
b) Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak
saling berhadapan.
c) Tidak menggunakan alat makan bersama-sama. Peralatan
makan di atas meja makan yang sering disentuh diganti
dalam bentuk kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan
kepada pengunjung apabila diminta.
d) Mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang
kontak langsung dengan pangan untuk mengenakan alat
pelindung diri seperti penutup kepala, sarung tangan,
celemek, dan masker. Sarung tangan harus segera diganti
setelah memegang barang selain makanan.
e) Tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila
menerapkan sistem prasmanan/buffet agar menempatkan
petugas pelayanan pada stall yang disediakan dengan
menggunakan masker serta sarung tangan, pengunjung
dalam mengambil makanan dilayani oleh petugas dan tetap
menjaga jarak minimal 1 meter. Semua peralatan makan
wajib dibersihkan dan didisinfeksi sebelum digunakan
kembali.
f) Untuk meminimalisasi pelayanan makanan secara buffet
(prasmanan), juga dapat dilakukan dengan menggunakan
opsi action station, set menu, nasi kotak/box/take away,
individual portion dan variasi lainnya dengan jenis makanan
yang tidak banyak namun kualitas lebih baik.
12. Fasilitas/pelayanan lainnya di hotel yang berisiko terjadinya
penularan karena sulit dalam penerapan jaga jarak agar tidak
dioperasikan dahulu.
B. BAGI TAMU

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah.


Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan
berlanjut. Periksakan diri kefasilitas pelayanan kesehatan
apabila berlanjut.
2. Selalu menggunakan masker selama perjalanan dan saat
berada diarea publik.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan
pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer.
4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan
mulut.
5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1meter dengan orang
lain.
6. Membawa alat pribadi termasuk peralatan ibadah sendiri
seperti alat sholat.
IV. PROTOKOL PENYELENGGARAAN KEGIATAN OLAHRAGA
A. BAGI PENGELOLA PUSAT OLAHRAGA
1. Menyediakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan
protokoler adaptasi kebiasaan baru antara lain:
a. Sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir; atau
Hand sanitizer;
b. Masker;
c. Alat dan bahan disinfektan.
2. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di
wilayahnya sesuai dengan perkembangan terbaru.
3. Menyediakan informasi tentang COVID-19 dan upaya
pencegahannya di pusat kebugaran, seperti cuci tangan yang
benar, penggunaan masker, etika batuk, gizi seimbang, dan
lain-lain.
4. Menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun dan/atau hand
sanitizer pada pintu masuk, ruang administrasi/pendaftaran,
ruang latihan, dan ruang ganti.
5. Petugas adminstrasi pendaftaran dan kasir selalu memakai
masker dan pelindung wajah (faceshield).
6. Memberikan jarak antar alat berbeban minimal 2 meter.
7. Memberikan sekat pembatas untuk alat-alat kardio (treadmill,
bicycle, elliptical machine) yang letaknya berdempetan atau
kurang dari 1.5 meter.
8. Sedapat mungkin menghindari pemakaian AC, sebaiknya
sirkulasi udara lewat pintu jendela terbuka.
9. Mewajibkan anggota untuk membawa peralatan olahraga
sendiri.
10. Mewajibkan semua anggota dan pekerja menggunakan
masker di lingkungan pusat kebugaran. Sebaiknya mengganti
masker yang dipakai dari luar.
11. Lansia tidak dianjurkan berlatih di pusat kebugaran.
B. BAGI PENGUNJUNG/ANGGOTA PUSAT KEBUGARAN
1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum berolahraga
2. Tidak melakukan olahraga kontak, yaitu olahraga yang
bersentuhan langsung dengan orang lain.
3. Wajib menggunakan masker di area pusat kebugaran. Mengganti
masker yang dipakai dari luar.
4. Masker dapat dilepas saat melakukan latihan intensitas berat
dengan memperhatikan jarak antar anggota dan dikenakan
kembali ketika selesai berlatih.
5. Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer sebelum dan setelah selesai
berlatih.
6. Apabila menggunakan alat olahraga, tidak digunakan secara
bersama dan bersihkan dengan disinfektan sebelum dan
sesudah digunakan.
C. Penyelenggaraan Kegiatan Event Pertandingan Keolahragaan
1. Penyelenggara Kegiatan selalu memperhatikan informasi terkini
tentang perkembangan kasus COVID-19 di wilayahnya.
2. Merancang jadwal pertandingan yang memungkinkan
pembatasan jumlah orang di lokasi event olahraga.
3. Memastikan olahragawan dalam kondisi sehat sebelum
bertanding.
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau hand
sanitizer yang mudah diakses.
5. Menyediakan media informasi di tempat-tempat strategis di
lokasi kegiatan tentang pencegahan penularan COVID-19.
6. Jika memungkinkan menyediakan area/ruangan tersendiri
untuk observasi olahragawan dan pelaku olahraga yang sakit.
7. Melakukan pembersihan dan disinfeksi fasilitas olahraga
secara berkala sebelum dan setelah digunakan pada
penyelenggaraan event di dalam Gedung.
8. Mewajibkan penggunaan masker bagi semua orang di lokasi
kegiatan dan bagi olahragawan saat tidak bertanding.
9. Apabila event olahraga akan menghadirkan penonton, panitia
harus memastikan penerapan jaga jarak yang dilakukan
dengan berbagai cara seperti:
a. Pembatasan jumlah penonton sesuai kapasitas ruangan
event.
b. Memberikan jarak minimal 1 meter antar tempat duduk
penonton.
10. Official pertandingan, official tim dan pemain dalam kondisi
sehat, apabila ditemukan dalam keadaan sakit, agar dilarang
memasuki lokasi kegiatan;
11. Alat olahraga seperti bola dan sepatu yang digunakan agar
disemprot terlebih dahulu dengan cairan disinfektan;
12. Official pertandingan, official tim dan pemain sebelum
memasuki lapangan wajib mencuci tangan;
13. Pemain tidak boleh meludah dilapangan/lokasi kegiatan;
14. Para pemain tidak boleh bersentuhan untuk merayakan gol;
15. Official tim dan pemain yang berada dibangku cadangan wajib
menggunakan masker dan jaga jarak;
16. Jabat tangan antar pemain ditiadakan.
D. Olahragawan
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan handsanitizer.
b. Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan yang
dipakai bersama di area tempat pelatihan.
c. Tetap menjaga jarak minimal 1 meter.
d. Tidak melakukan kontak seperti jabat tangan atau memeluk
(victory celebration).
e. Masker selalu digunakan di lingkungan kegiatan dan dilepas
saat melakukan pertandingan dan digunakan kembali setelah
selesai bertanding.
E. Penonton
a. Memastikan kondisi tubuh sehat.
b. Wajib menggunakan masker pada area pertandingan
c. Tidak melakukan kontak seperti jabat tangan atau memeluk
(victory celebration).
d. Tetap menjaga jarak minimal 1 meter.
V. PROTOKOL DI AREA SATUAN PENDIDIKAN
A. KESEHATAN UMUM SEKOLAH
1. Skrining kesehatan bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa
untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi
untuk menularkan atau tertular Covid-19.
2. Skrining zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan
dan siswa untuk memastikan tempat tinggalnya bukan
merupakan episntrum penularan Covid-19.
3. Menyiapkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
standard protokol kesehatan Covid-19
4. Semua kelas wajib disediakan wastafel/tempat cuci tangan
beserta sabun dan tisu dengan air mengalir (kran langsung)
5. Sekolah menyediakan pengukur suhu (Infrared Thermometer
Gun);
6. Sekolah agar mengoptimalkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
dan selalu berkoordinasi dengan puskesmas terdekat.
7. Sekolah menyediakan masker (antisipasi siswa yang lupa/tidak
membawa masker).
8. Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi pencegahan Covid-
19 untuk warga sekolah;
9. Pengaturan siswa belajar di sekolah dan belajar dari rumah
diatur.
10. Separuh jumlah siswa di masing-masing kelas belajar di rumah
dan belajar di sekolah(bergantian) dengan jumlah siswa
maksimal 16 orang.
11. Tempat duduk di kelas atur jarak antar siswa, tidak boleh
duduk berdekatan (minimal 1,5 m).
12. Pengaturan jarak dengan prinsip social distancing dan jaga
jarak;
13. Mengajak warga sekolah menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat;
14. Mengajak warga sekolah untuk senantiasa berdo’a dan
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. BERANGKAT DARI RUMAH MENUJU KE SEKOLAH
1. Sebelum berangkat ke sekolah, orang tua memastikan bahwa
siswa dalam kondisi sehat (suhu badan normal), tidak batuk,
tidak pilek, muntah, diare tidak selera makan dan keluhan
lainnya) hal ini berlaku pula bagi guru dan tenaga
kependidikan
2. Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah;
3. Pakaian yang dikenakan dalam kondisi bersih
4. Mengenakan masker baik saat berangkat, maupun saat di
sekolah dan saat pulang dari sekolah.
5. Jika menggunakan kendaraan umum/antar roda empat agar
menerapkan prinsip jaga jarak, jika menggunakan kendaraan
roda dua milik pribadi atau keluarga dan boncengan dalam
satu Kartu keluarga dan apabila menggunakan kendaraan
umum roda dua(objek) harus menggunakan protokol kesehatan
yang ketat.
6. Dari rumah langsung menuju ke sekolah.
7. Sampai di sekolah dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak
sekolah mulai suhu tubuh, kelengkapan masker dan
dilanjutkan dengan cuci tangan atau pemakaian hand
sanitizer.
8. Pengantar dan penjemput terhenti di lokasi yang ditentukan
dan diluar sekolah serta dilarang menuggu dan berkerumunan
selama atau menjemput.
C. SISWA SELAMA DI SEKOLAH
1. Menggunakan masker, menjaga jarak, tidak berkerumunan dan
saling bersentuhan.
2. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
setelah memegang sesuatu.
3. Melaporkan kepada guru /tenga kependidikan jika merasa
sakit atau tidak enak badan.
4. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan
pembelajaran di luar kelas.
5. Menghindari aktifitas olahraga yang melibatkan kontak fisik
dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
6. Makan dan minum membawa bekal sendiri dan dilakukan di
kelas masing-masing.
7. Pelaksanaan kegiatan ibadah dilaksanakan di tmepat ibadah
sekolah secara bergantian dengan membawa perlengkapan
ibadah sendiri.
8. Selama jam istirahat siswa tetap berada di dalam kelas.
D. GURU SELAMA DI SEKOLAH
1. Sama dengan poin C nomor 1 s.d 7.
2. Selama jam istirahat guru tetap berada di dalam kelas atau
ruang kerja masing-masing
3. Selama mengajar di kelas guru tetap menjaga jarak dari siswa
dan tidak berkeliling kelas/mendekati siswa.
4. Tidak memberikan tugas berbahan mineral berasal dari guru,
siswa menggunakan bahan/kertas kerja milik sendiri dengan
membawa dari rumah.
E. SISWA SELAMA DI SEKOLAH MENUJU KE RUMAH
1. Selesai jam sekolah, siswa langsung meninggalkan sekolah
dengan ketentuan:
a. Sekolah mengatur jam pulang masing-masing kelas (tidak
secara bersamaan)
b. Penjemputan tetap dilakukan di luar area sekolah
2. Selalu mengenakan masker
3. Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda empat
agar menerapkan prinsip jaga jarak, jika menggunakan
kendaraan roda dua milik pribadi atau keluarga dan
berboncengan dalam satu kartu keluarga, dan apabila
menggunakan kendaraan umum roda dua (ojek) harus
menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
4. Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi dengan
menggunakan air hangat/air mengalir dan menggunakan
sabun.
5. Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan anggota
keluarga sebelum mandi
F. PESANTREN
1. Pastikan seluruh area pesantren
Melakukan pembersih lantai, permukaan pegangan tangga,
pegangan pintu, asrama santri, ruang kelas, masjid, dapur,
kantin pesantren, dispenser, dengan desinfektan (cairan
pembersih) dengan cara dilap atau disemprot secara berkala
minimal 3 kali sehari.
2. Menyediakan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan
air mengalir dan menyediakan hand sanitizer di toilet, ruang
ustadz, setiap kelas, gerbang sekolah, setiap kamar
santri/asrama, ruang makan dan ruang/tempat lain yang
sering diakses oleh warga pesantren.
3. Memasang pesan-pesan kesehatan (cara cuci tangan yang
benar, cara mencegah penularan Covid-19, etika batuk/bersin
dan cara menggunakan masker) ditempat-tempat strategis
seperti di pintu masuk kelas, pintu gerbang, ruang pengelola,
dapur, kantin, papan informasi, masjid, sarana olahraga,
tangga dan tempat lain yang mudah diakses.
4. Pengelola mengedukasi warga pesantren untuk selalu menjaga
wudhu dan CTPS, batuk/bersin yang benar dan
menginformasikan kepada waarga pesantren yang tidak sehat
atau memiliki riwayat berkunjung ke negara terjangkit dalam
14 hari terakhir untUk segera melaporkan diri kepada
pengasuh/ustadz koordinator.
5. Menghimbau kepada seluruh santri agar menggunakan Al-
Quran dan alat sholat pribadi (mukena, sarung, sajadah, peci)
dan mencuci secara rutin.
6. Menghimbau seluruh santri untuk tidak berjabat
tangan/cium tangan, menjaga jarak kontak dengan orang lain
yang sedang batik/bersin.
7. Mengajak warga pesantren untuk melakukan aktifitas fisik
(senam setiap pagi, olahraga, kerja bakti) secara berkala dan
menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang beregizi
seimbang.
8. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh semua warga pesantren
sekurang-kurangnya seminggu sekali dan amati kondisi
umum warga pesantren secara berkala
a. Apabila terdapat warga pesantren dengan suhu diatas
38˚C, maka tidak diizinkan untuk memasuki ruang kelas,
ruang asrama santri dan segera menghubungi petugas
kesehatan (klinik pesantren/puskesmas terdekat).
b. Apabila tdiamati ada warga pesantren dengan gejala
batuk/pilek/sesak nafas disarankan untuk segera
menghubungi petugas kesehatan (klinik
pesantren/puskesmas terdekat).
9. Apabila ada warga pesantren mengalami gejala
deman/batuk/pilek/sesak nafas atau memiliki riwayat
berkunjung ke negara terjangkit dalam 14 hari terakhir,
pengelola pesantren menempatkan warga pesantren tersebut
pada kamar dan menggunakan kamar mandi terpisah serta
segera melapor ke Puskesmas terdekat/Dinas Kesehatan.
10. Keluarga santri yang memiliki gejala
deman/batuk/pilek/sesak nafas tidak dianjurkan untuk
mengunjungi santri dipesantern.
11. Pengelola pesantren memantau dan memperbaharui
perkembangan informasi tentang Covid-19 dengan Puskesmas
terdekat/Dinas Kesehatan secara berkala.
12. Apabila ditemukan peningkatan jumlah warga sekolah dengan
kedua kondisi diatas segera menghubungi petugas kesehatan.

VI. PROTOKOL PUSAT PERBELANJAAN, USAHA SEMBAKO, PASAR


RAKYAT, PEDAGANG KAKI LIMA, RUMAH MAKAN DAN USAHA
LAIN
1. Penjual wajib menyediakan:
a. sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer.
b. Menyediakan tempat sampah.
2. Wajib menggunakan masker bagi penjual dan pembeli.
3. Wajib membersihkan lingkungan tempat usaha sebelum dan
sesudah aktifitas di mulai.
4. Wajib mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer.
5. Memasang pesan-pesan kesehatan seperti poster atau informasi
tentang cuci tangan yang benar di setiap pasar dan area publik.
6. Memastikan penjual dan pembeli menjaga jarak minimal 1 (satu)
meter selama berbelanja di pasar dan/atau area publik lainnya.
7. Menerapkan etika batuk dan bersin di area publik.
8. Karyawan yang sakit tidak diijinkan untuk bekerja.
9. Bagi rumah makan, penjual makanan dan minuman lainnya:
a. Mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang kontak
langsung dengan pangan agar mengenakan masker, sarung
tangan, atau penjepit pada saat menyentuh pangan siap saji
dan mengenakan penutup kepala dan celemek pada saat
persiapan, pengolahan, dan penyajian pangan.
b. Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter.
VII. PROTOKOL AREA TRANSPORTASI PUBLIK (PELABUHAN,
TERMINAL, DERMAGA, BUS, TAKSI, KAPAL LAUT, KAPAL PERI,
PERAHU MOTOR)
1. Petugas yang bertugas wajib dalam kondisi sehat.
2. Pastikan seluruh area transportasi publik bersih.
Membersihkan mesin tapping tiket, pintu, pegangan tangan
penumpang, kursi, jendela, lantai, sabuk, pengaman, kemudi
dengan desinfektan (ciran pembersih) dengan cara di lap atau
disemprot secara berkala setiap hari.
3. Pengemudi/nahkoda, kondektur dan petugas lainnya serta
penumpang harus dalam kondisi sehat dan wajib menggunakan
masker.
4. Penumpang dan pengemudi disarankan untuk membiasakan
membawa hand sanitizer.
5. Memasang pesan kesehatan (cara cuci tangan yang baik dan
benar, cara mencegah penularan COVID-19 dan etika batuk/
bersin) di pintu atau dinding kendaraan atau belakang kursi
penumpang.

VIII. PROTOKOL PENYELENGGARAAN KEGIATAN MASYARAKAT


(PESTA, ACARA ADAT, KEGIATAN KEAGAMAAN dan SOSIAL
LAINNYA)
1. Penyelenggara wajib menyediakan:
a. Sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
Hand sanitizer;
b. Alat disinfektan;
c. Tempat sampah.
2. Pengunjung/tamu wajib memakai masker.
3. Pengunjung/tamu wajib mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir;
4. Menerapkan jaga jarak dengan membatasi jumlah
tamu/pengunjung;
5. Melakukan disinfektan sebelum dan sesudah kegaiatan/acara di
laksanakan;
6. Menginformasikan kepada seluruh tamu/ pengunjung dan
penyelenggara untuk membatasi berjabat tangan dengan orang
lain.
7. Menyediakan tisu, masker dan sarung tangan jika diperlukan;
8. Menyebarkan informasi kesehatan kepada tamu/ pengunjung
menerapkan protokol kesehatan, serta memasang pesan–pesan
kesehatan.

IX. PROTOKOL DI RUMAH IBADAH


A. PENGURUS
1. Menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi
penerapan protokol kesehatan di area rumah ibadah
2. membersihkan seluruh area rumah ibadah dengan disinfektan
(cairan pembersih) secara berkala.
3. Menyediakan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan
air mengalir dan menyediakan hand sanitizer disetiap pintu
masuk dan tempat lain yang mudah diakses dan pastikan
dapat diisi ulang secara teratur.
4. Menerapkan jaga jarak minimal 1 (satu) meter.
5. Melakukan pengaturan jumlah jemaah/pengguna rumah
ibadah yang berkumpul dalam waktu bersamaan, untuk
memudahkan pembatasan jaga jarak.
6. Mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah tanpa mengurangi
ketentuan kesempurnaan ibadah
7. Khusus pengurus masjid untuk tidak menggunakan kontak
infaq berjalan.
8. Memasang pesan-pesan kesehatan (cara cuci tangan yang
benar, cara mencegah penularan Covid-19 dan etika
batuk/bersin) di tempat-tempat strategis.
9. Memberlakukan penerapan protokol kesehatan secara khusus
bagi jemaah tamu yang datang dari luar lingkungan rumah
ibadah, berkoordinasi dengan tim gugus tugas desa dan tim
gugus tugas kecamatan.
10. Mengajak kepada seluruh umat beragama untuk terus
wasapada dan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa untuk memohon perlindungan dan keselamatan dari
berbagai musibah dan marabahaya, terutama dari ancaman
Covid-19.
B. MASYARAKAT YANG MENJALANKAN IBADAH
1. Jemaah dalam kondisi sehat
2. Menggunakan masker/masker wajah sejak keluar rumah
dan selama berada di area rumah ibadah
3. Menjaga kebersihan tangan dengan dengan sering mencuci
tangan dengan menggunakan sabun atau hand sanitizer.
4. Menjaga jarak antara Jemaah minimal 1 (satu) meter.
5. Menghindari berdiam lama di rumah ibadah atau berkumpul
di area rumah ibadah, selain untuk kepentingan ibadah.
6. Melarang beribadah dirumah ibadah bagi anak-anak dan
warga lanjut usia yang rentan tertular penyakit, serta orang
dengan sakit bawaan yang berisiko tinggi terhadap covid-19.
7. Ikut peduli terhadap penerapan pelaksanaan protokol
kesehatan di rumah ibadah sesuai dengan ketentuan.

12. PROTOKOL PENYELENGGARAAN PERTEMUAN, SEMINAR,


PELATIHAN.
1. Pelaksanaan pertemuan, seminar dan pelatihan menyediakan:
a. Alat pengukur suhu (Themogun/Thermoscan);
b. Sarana pencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
Hand sanitizer;
c. Masker;
d. Tempat sampah.
2. Pelaksanaan pelatihan diarahkan untuk diubah metodenya
menjadi pelatihan jarak jauh atau distance learning.
3. Pelatihan dapat dilaksanakan secara tatap muka dengan
memenuhi persyarakat:
a. Pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan dengan
kurikulum yang sudah tersandar di SIAKPEL dengan jumlah
jam pelajaran tidak lebih dari 50 jpl
b. Jumlah peserta pelatihan tidak melebihi 50% dari jumlah
maksimal peserta di kurikulum
b. Peserta seminar dan pelatihan harus menunjukkan hasil rapid
test/negarif yang dilakukan maksimal 1 minggu sebelum
pelatihan, sebagai persyaratan mengikuti pelatihan.
c. Penyelenggara pelatihan, seminar dan pertemuan tetap
memperhatikan protokol kesehatan diantaranya:
1) Pelaksanaan pelatihan tetap menjalankan prinsip jaga
jarak yaitu dengan menjaga jarak antar individu minimal 1
(satu) meter.
2) Seluruh peserta, fasilitator, instruktur dan panitia wajib
menjaga kebersihan diri yaitu dengan rutin mencuci tangan
dan menjalankan etika batuk/bersin.
3) Menyediakan sarana untuk cuci tangan di kelas.
4) Melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk kelas.
5) Menyediakan ruang kelas dan alar-alat pelatihan yang
higienis.

BUPATI SAMBAS,

ATBAH ROMIN SUHAILI

Anda mungkin juga menyukai