2. Cuci daun sirih dengan menggunakan air mengalir, agar daun sirihnya terpisah dari mikroorganisme yang dapat menggangu, lalu tiris. 3. Potong daun sirih tadi agar lebih kecil dari bentuk sebelumnya. 4. Keringkan daun sirih yang telah dipotong menggunakan open dengan suhu 60o c, atau dengan menggunakan magiccom dan sinar matahari, intinya kering sampai daun sirihnya mudah rapuh. 5. Haluskan daun sirih yang sudah dikeringkan sampai menjadi bubuk, dengan menggunakan blander. 6. Saring atau ayak daun sirih tadi yang sudah menjadi bubuk menggunakan penyaring agar ukurannya sama semua, lalu di timbang. 7. Masuk ke metode maserasi, masukkan bubuk daun sirih tadi yang telah di timbang ke dalam botol kaca berwarna hitam, lalu masukkan etanol juga dengan bantuan chorong kedalam botol kaca berwarna hitam tadi, perbandingan bubuk daun sirih tadi dengan etanol 1 : 10, misalnya bubuk daun sirih beratnya 10 gram maka etanolnya 1000 ml/1 liter. 8. Lalu tutup botol kaca hitam itu rapat-rapat, kemudian diamkan selama 2 hari, pada 6 jam proses pengadukan dan pada 18 jam proses pendiaman. 9. Lakukan penyaringan 2 kali juga setelah proses pendiaman, proses penyaringan di lakukan sedikit demi sedikit. 10. Pindahkan hasil maserasi daun sirih ke dalam wadah yang lumayan kecil, lalu saring menggunakan chorong yang dilapisi kain planel atau kertas saring , kemudian masukkan hasil maseransi daun sirih tadi kedalam botol. 11. Langkah selanjutnya melakukan ekstrak pengentalan dengan menggunakan alat laboratorium yaitu Rotary Evaporator, tetapi kalau tidak ada alatnya, bisa menggunakan alat seadanya yang penting bisa menguapkan pelarut yang ada pada hasil maserasi daun sirih ini, seperti menggunakan cangkir gelas yang dikukus diatas kompor, tetapi dengan cara ini agak memakan waktu yang lama.