Anda di halaman 1dari 17

1.

1 Pengertian
Ca buli-buli atau Kanker kandung kemih adalah sekumpulan sel
abnormal yang terbentuk oleh sel-sel heterogen yang pertumbuhannya
tidak terkontrol di kandung kemih. Kanker kandung kemih adalah kanker
genitourinari kedua yang paling umum. Meskipun superfisial, stadium
awal kanker kandung kemih membawa risiko minimal jika diobati dengan
segera, kanker kandung kemih dapat menjadi keganasan agresif yang
rentan terhadap kekambuhan, perkembangan cepat, dan
metastasis(Haryono, Rudi 2015).
Karsinoma buli-buli adalah suatu carsinoma yang terdapat pada
vesika urinaria yang ditandai dengan adanya total hematuria tanpa disertai
rasa nyeri dan bersifat intermitten (Muttaqin dan Sari, 2016).
Penyebab pasti masih belum diketahui, 80% dari kasus kanker
kandung kemih berhubungan dengan paparan lingkungan. Hal ini
menunjukan bahwa kanker kandung kemih secara potensial dapat dicegah.
Merokok adalah faktor yang paling sering dikaitkan dengan menyumbang
50% dari semua penyebab kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih
juga berhubungan dengan paparan industri untuk amina aromatik di
pewarna, cat, pelarut debu tinta, produk pembakaran, karet dan tekstil.
Meskipun tidak ada bukti yang meyakinkan ada untuk fator keturunan
dalam perkembangan kanker kandung kemih, kelompok keluarga kanker
kandung kemih telah dilaporkan. Beberapa mutasi genetik telah
diidentifikasi pada kenker kandung kemih (Muttaqin dan Sari, 2016).

1.2 Etiologi

Penyebab kanker kandung kemih tidak diketahui secara pasti. Faktor


resiko kanker kandung kemih yaitu:
Zat karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet,
bahan kulit, tinta atau cat.
1. Pekerjaan, pekerja di pabrik kimia, laboratorium (senyawa amin
aromatik
2. Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan nitromasin
3. Infeksi saluran kemih, escherichia coli, dan proteus yang
menghasilkan karsinogen
4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka
panjang dapat meningkatkan resiko kassinoma buli-buli
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya karsioma buli-buli
diantaranya :
1) Umur
Karsinoma buli-buli meningkat pada dekade 60an
2) Zat karsinogen, baik yang berasal dari eksogen dari rokok maupun
bahan kimia maupun endogen dari hasil metabolisme
3) Penyebab lain diduga akibat pemakaian analgetik, sitostatik dan
iritasi kronik oleh batu, sistoiasis atau radiasi.
1.3 Klasifikasi
Klasifikasi menurut system TMN :
Tis : Karsinoma insitu
Ta : Karsinoma papiler terbatas pada epitel
T1 : Masuk ke jaringan supepitel
T2 : Masuk permukaan otot
T3 a : Masuk otot lebih ½
T3 b : Masuk jaringan lunak sekitar vesika
T4 : Masuk ke organ sekitarnya
N1 Kelenjer tunggal < 2 cm
N 2 Kelenjer tunggal 2-5 cm, multiple <5 cm
N 3 Kelenjer > 5cm
M1 Metastase jauh
1.4 Manifestasi Klinis
1. Kencing campur darah yang intermitten (hematuria)
2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya
sukar kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
8. Nyeri pda satu sisi karena hydronephrosis
1.5 Patofisiologi
Tumor urothelial, lebih dari 90% adalah karsinoma sel transisional.
Namun, sampai dengan 5% kanker kandung kemih berasal dari sel
skuamosa dan 2% adalah adenokarsinoma. Nonurothelial tumor kandung
kemih primer sangat langka dan mungkin termasuk karsinoma sel kecil,
carcinosarcoma, limfoma primer dan sarkoma. Kanker kandung kemih
sering digambarkan sebagai mutasi poliklonial yang berpotensi tinggi
untuk transformasi ganas. Namun, kanker kandung kemih juga implantasi
dan imigrasi dari kanker lain. Setelah muncul riwayat, 55-60% pasien
biasanya dirawat secara konservatif dengan reseksi transurethral dan
cytoscopy berkala. Sebanyak 40-45% pasien biasanya diperlakukan
kistektomi radikal (Muttaqin da Sari, 2016)
Berbagai prekursor telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Initi dari
penyakit kanker adalah adanya perubahan struktur anatomi fisiologis dai
sebuah organ atau jaringan. Kanker pada vesika urinari dengan stadium
awal biasanya tidak menimbulkan manifestasi klinis yang berarti. Seiring
dengan pertumbuhan jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan beberapa
tanda dan gejala (nyeri, hematuri). Pada kondisi inilah klien akan
merasakan pada pola eliminasinya (Judith, 2016).
1.6 Patwhay

Merokok Inflasi VU Bahan Kimia Obat-obatan

Toksin Nikotin Iribilitas Meningkat

Vasokontriksi
vaskuler
Inflamasi sel Tumor Vesika Urinaria

Massa Jaringan Obstruksi


meningkat/ Mukosa Iritabilitas
hiperplasia membrane meningkat
menipis
Stagnansi Urin
Flow
Kompresi antar sel Hematuria

Resiko Kukurangan Refluks Urine


Sensitifitas meningkat Vol. Cairan

Resiko
Spasme Obstruksi sal.
Resiko hidronephrosis
Kemih
Ketidakseimbang an
Stiulus nyeri Nurtisi: Kurang dari
Keb. Resiko Gangguan
Gangguan
Tubuh Fungsi Ginjal
Nyeri Akut Eliminasi Urine

Hipermetabolisme
Injuri Jaringan

Ketidakseimbangan
intake & output Resiko Infeksi

Stress psikologis
HCL meningkat

Nusea, vomiting
1.7 Pemerikaan penunjang
1.8 Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
- Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia,
gros atau micros hematuria
- Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan
bakteri dalam urine
- RFT normal
- Lymphopenia (N = 1490-2930)
2) Radiology
- Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat
menunjukkan tumornya.
- Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
- Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam dinding
buli-buli
3) Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh
lymphe
4) Cystocopy dan biopsy
- Cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
- Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
5) Cystologi
- Pengecatan sieman/papanicelaou pada sediment urine terdapat
transionil cel dari pada tumor
b. Terapi
1) Operasi
a) Reseksi tranurethral untuk single/multiple papiloma
b) Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c) Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan
urinary diversion untuk :
- Transurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih
- Aquamosa cal Ca pada stage B-C
2) Radioterapy
- Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti
undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.
- Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis
3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu
dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian
6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi
radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.
3) Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
- Citral, 5 fluoro urasil
- Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy
merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin
(adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai.
Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai
pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8
sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan
obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam.
1.9 Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
1.10 Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien.
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada
benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri
diseluruh tubuh terutama dipinggang.
2) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK
dan terasa nyeri sera sulit BAB.
3) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita
anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.
5) Riwayat psikososial dan spiritual.
6) Kondisi lingkungan rumah.
7) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan,
pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (rokok,
ketergantungan obat, minuman keras).
c. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas dan istirahat
Gejala :
 Kelemahan dan / atau keletihan
 Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam
 Pola tidur (mis; tidur tengkurap)
 Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan
karsinogen lingkungan, tingkat stress yang tinggiu
2. Sirkulasi
Gejala :

 Kongesti unilateral pada lengan yang terkena (system limfe)


 Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan pada tanda vital

3. Integritas Ego
Gejala :

 Stressor konstan dalam pekerjaan/ pola dirumah


 Stress/takut tentang diagnosa, prognosis dan
harapan yang akan datang
 Masalah tentang perubahan dalam penampilan
misalnya alopesia, lesi cacat dan pembedahan
 Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya,
putus asa, tidak mampu, tidak mampu, rasa bersalah,
kehilangan control, depresi
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah

4. Eliminasi
Gejala :

 Perubahan pola defekasi misalnya darah pada feses, nyeri saat


defekasi
 Perubahan pola eliminasi urinarius misalnya nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen

5. Makanan/cairan
Gejala :

 Kebiasaan diet buruk (mis; rendah serat, tinggi lemak, aditif,


bahan pengawet)
 Anoreksia, mual/muntah
 Intoleransi makanan
 Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat,
kaheksia, berkurangnya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit,
edema

6. Neurosensori

Gejala : Pusing; sinkope.

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala :

 Nyeri bervariasi mis; ketidaknyamanan ringan sampai nyeri


berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
 Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi dan biasanya
mengindikasikan penyakit fibrotik
8. Pernapasan

Gejala :
 Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang
merokok)
 Pemajanan asbes
9. Keamanan

Gejala :

 Massa nodul aksilla


 Edema, eritema kulit sekitar
 Pemajanan pada kimia, toksik dan karsinogen
 Pemajanan matahari lama/ berlebihan
Tanda :

 Demam
 Ruam kulit, ulserasi
10.Seksualitas

Gejala :

 Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan


pada tingkat kepuasan
 Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
 Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini.
Herpes genital

11.Penyuluhan/pembelajaran

Gejala :

 Riwayat kanker pada keluarga mis; ibu, bibi, saudara wanita


atau nenek yang kanker payudara
 Sisi primer, penyakit primer, tanggal ditemukan diagnosa
 Penyakit metatastasis; sisi tambahan yang terlibat.
 Riwayat pengobatan; riwayat sebelumnya untuk tempat kanker
dan pengobatan yang diberikan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf,
inflamasi).
b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi / iritasi
kandung kemih.
c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf,
inflamasi).
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri
pasien terkontrol.
Dengan kriteria hasil:
- Skala nyeri berkurang sampai hilang.
- Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri.
Intervensi:
- Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
R : Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan
asuhan
- Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi,
ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya
R: Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak,
atau malah menyebabkan komplikasi
- Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan
seperti mendengarkan musik atau nonton TV
R: Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan
perhatian klien dari rasa nyeri
- Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi,
visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutic
R: Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan
menurunkan stress dan ansietas
- Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu
R: Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat
nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta
untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri
b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan pola
eliminasi urine kembali normal.
Dengan kriteria hasil :
- Tidak ada nyeri saat BAK.
Intervensi :
- Observasi output dan intake cairan selama 24 jam.
R : Untuk mengetahui tingkat keparahan obstruksi yang terjadi agar
dapat di jadikan acuan dalam melakukan indakan keperawatan
selanjutnya
- Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat.
R : Agar dapat memperlunak sehubungan dengan obstruksi yang
terjadi
- Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa kanker kandung kemih
menyebabkan iritasi kandung kemih sehingga terjadi urgensi.
R : Mengurangi tingka kecemasan keluarga dan memnambah
pengetahuan tentang kanker kndung kemih pada keluarga
- Kolaborasi pemberian analgesik atau antipasmodik
R : Untuk mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat
kontraksi kandung kemih yang tidak stabil.
c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi pasien adekuat.
Dengan kriteria hasil :
- Porsi makan pasien habis.
- Pasien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan tidak
ada tanda malnutrisi.

Intervensi:
- Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai
dengan kebutuhannya.
R: Memberikan informasi tentang status gizi klien.
- Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati
penurunan berat badan
R: Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan
berat badan klien
- Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan
intake cairan yang adekuat
R: Kalori merupakan sumber energi
- Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan
makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas
R: Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia
yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi
stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas
- Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan
bersama teman atau keluarga
R: Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri
- Berikan pengobatan sesuai indikasi ( Tindakan Kolaborasi)
R: Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping
dan meningkatkan status kesehatan klien
d. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi,
persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan
peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan
peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik
Tujuan :
- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan
Intervensi :
- Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
R: Pemberian informasi dapat membantu klien dalam
memahami proses penyakitnya
- Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah,
takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi
yang sesuai
R: Dapat menurunkan kecemasan klien
- Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien
mempersiapkan diri dalam pengobatan
R: Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk
pengobatan dan efek sampingnya
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
R: Memberikan kesempatan pada klien untuk
berpikir/merenung/istirahat
- Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan
wajar
R: Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa
dia benar-benar ditolong
DAFTAR PUSTAKA

Adam, A. and Dixon, A.K. 2008, Grainger & Allison’s Diagnostic Radiology: A
Textbook of Medical Imaging 5th Ed. Elsevier,London.

Baughman dan Diane, C., 2005, Keperawatan Medical Bedah: Buku Saku Untuk
Brunner dan Sudarth, EGC, Jakarta.

Chung, B.I., Sommer, G., and Brooks, J.D., 2012, ‘Anatomy of the Lower
Urinary Tract and Male Genitalia’, in Kavoussi, L.R., Partin, A.W.,
Novick, A.C., Peters, C.A., Campbel-Walsh Urology, 5th ed., Elsevier,

Dyah, A.P., 2012, ‘Kajian penggunaan antiemetika pada pasien kanker dengan
terapi sitostatika di rumah sakit di Yogyakarta', Majalah Farmasi
Indonesia, 17(2): 3-5.

Haryono, Rudi. (2015).Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Perkemihan.


Yogyakarta: Rapha Publishing

Muttaqin, A & Sari, K. (2016). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: salemba Medika

Schub T, March P (2014). Shock hypovolemic. Cinahl Information Systems.

Suharyanto, Toto & Majid, Abdul. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : TIM.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Jakarta :EGC

Ikatan Ahli Urologi Indonesia, 2014, Panduan Penanganan Kanker Kandung


Kemih Tipe Urotelial Jilid I, Jakarta: Ikatan Ahli Urologi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Trauma Abdomen
    LP Trauma Abdomen
    Dokumen20 halaman
    LP Trauma Abdomen
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP Cos
    LP Cos
    Dokumen22 halaman
    LP Cos
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP Apb
    LP Apb
    Dokumen13 halaman
    LP Apb
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP Abses Hepar Fix
    LP Abses Hepar Fix
    Dokumen23 halaman
    LP Abses Hepar Fix
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat