Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN TESIS

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU UM


Nama : Muh. Andy Afdal
Program Studi : Pendidikan Biologi
A. Implementasi Problem Based Learning Berbantu Blended Learning Terhadap
Keterampilan Metakognitif siswa Kelas X Pada Materi Keanekaragaman Hayati
Berbasis Potensi Lokal
B. Latar belakang
Memasuki Abad 21 dunia pendidikan menghadapi tantangan yang semakin berat (Sayekti,
Hadi & Sueb, 2017). Pendidikan abad 21 menekankan aspek seperti kompetensi lulusan,
isi/konten pendidikan hingga proses pembelajaran yang dapat menstimulus, mendorong dan
membiasakan peserta didik secara aktif mencari informasi dari berbagai sumber (Murtini, Siti
& Dwi, 2019). Sehingga melahirkan peserta didik yang berkeinginan kuat dan memiliki
kemampuan belajar yang tinggi agar bisa merespon tantangan dan menyesuaikan diri dalam
perkembangan zaman (Dewantara, Endang & Sri, 2020). Kemampuan belajar peserta didik
dapat ditingkatkan dengan kolaborasi teknologi dengan mata pelajaran diantaranya mata
pelajaran biologi (Pitaloka & Slamet, 2019).
Mata pelajaran biologi di jenjang Pendidikan SMA/MA termasuk kedalam kelompok ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk memperoleh kompetensi lebih lanjut serta
membudayakan berpikir ilmiah dan secara kritis, kreatif dan mandiri (Surahman & Herman,
2017). Materi Keanekaragaman hayati merupakan salah satu subbab dalam mata pelajaran
biologi untuk kelas X. Keanekaragaman hayati termasuk pembelajaran yang memberikan
ruang kepada peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengkontruksi konsep dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis (Wulan, Hasruddin & Tumiur, 2017).
Materi keanekargaman cenderung bersifat abstrak dan tergeneralisir sehingga peserta didik
kurang mengenali keanekaragaman hayati di daerahnya. Semestinya diselaraskan dengan
kearifan/potensi lokal sehingga peserta didik dapat memahami dan menyelamatkan
pengetahuan potensi lokal (Hadi, 2017). Mengkolaborasi dengan potensi lokal dapat
menstimulus kemampuan berpikir kritis, memberikan efek proses belajar kontekstual dan
bagi peserta didik untuk menemukan korelasi antara ide abstrak dan penerapan praktis
konseptual. (Anissha, Ibrohim & Fatchur,2020). Kemampuan berpikir kritis harus dimiliki
setiap peserta didik agar dapat memecahkan masalah kehidupan (Mursidah, Herawati &
Aloysius, 2019). Untuk itu diperlukan penerapan model pembelajaran yang sesuai yaitu
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning Merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
peserta didik pada masalah autentik sehingga dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan, memandirikan peserta didik, dan meningkatkan
kepercayaan diri. PBL melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah sehingga
diharapkan meningkatkan hasil belajar (Asmi, Surjani & Hayuni, 2019).Pemanfaatan potensi
peserta didik baik secara individu maupun kelompok dalam mengindentifikasi permasalahan
hingga merumuskan penyelesaian memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai
disiplin ilmu dan permasalahan pada materi keanekargaman hayati (Qomariyah, Mimien &
Endang, 2019). Materi keanekaragaman memiliki cakupan luas sehingga pemanfaatan
teknologi dapat dilakukan untuk mengakses tersebut. Pengaplikasian berbantu teknologi
dapat dilakukan dengan blended learning.
Blended learning mengkolaborasikan berbagai strategi dan model pembelajaran dengan
memanfatatkan teknologi digital (Asmi, Surjani & Hayuni, 2019). Blended learning
merupakan perpaduan antara tatap muka (tradisional), offline (mengunakan multimedia
berbasis komputer) dan online sehingga pendekatan bersifat fleksibel memungkinkan
pendidik menghilangkan hambatan waktu, tempat dan situasional memungkinkan interaksi
berkualitas antara guru dan peserta didik. (Kristiono, Wasis & Imam, 2019). Pendidikan
dimasa depan akan semakin fleksibel, terbuka dan dapat dibuka oleh oleh siapapun yang
memerlukan informasi. Peserta didik perlu dibekali pengetahuan keterampilan, sikap dan
sistem diri untuk mencapai tujuan belajar agar meningkatkan hasil belajar. Hal utama yang
mesti ditumbuhkan peserta didik adalah keterampilan metakognitif agar bisa menakar
keinginan atau minat dalam diri untuk menarik keputusan belajar mencapai pemahaman yang
baik (Asmi, Surjani & Hayuni, 2019).
Hasil penelitian dilakukan Hidayat dkk (2020) menunjukkan keterampilan metakognitif siswa
dilakukan di SMA Terpadu Tasikmalaya tergolong rendah. Senada dengan hasil penelitian
oleh Lidia dkk (2018) dilakukan di SMA Negeri 13 Semarang bahwa terdapat kendala
dihadapi siswa diantaranya keterbatasan waktu, siswa terbiasa pembelajaran konvensional
dan kurangnya motivasi belajar. Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Salah satunya adalah problem based
learning berbantu blended learning diharapkan bisa merangsang peserta didik untuk berpikir
melibatkan metakognitifnya.
C. Rumusan masalah/Tujuan Penelitian
Bagaimana Impementasi problem based learning berbantu blended learning terhadap
keterampilan metakognitif siswa pada materi keanekaragaman hayati berbasis potensi lokal?
D. Kerangka Teori
Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) dikembangkan sejak 1960 namun di Indonesia diperkenalkan
sejak 1990. Problem Based Learning(PBL) adalah deksripsi pedadogis dari aliran
kontruksivisme. Kontruksivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil kontruksi kita sendiri. Menurut aliran ini
adalah menjadikan individu untuk mengetahui sesuatu. PBL telah menjadi strategi
pendidikan mendorong siswa mengenal cara belajar dan bekerjasama untuk menyelesaikan
masalah didunia nyata. PBL berkolerasi dengan fungsi kognitif yang berisi berbagai macam
aktivitas berpikir dalam tahap pembelajaran. PBL mempunyai keunggulan dalam
mengembangkan kekayaan pengalaman belajar melalui proses kritis terintegrasi pengetahuan
yang dimiliki dan mengasosiasikan kemampuan berbeda di masa depan (Izzaty, 2006).
Blended Learning
Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari blended
artinya campuran atau kombinasi. Menurut Semler (2005), blended learning adalah
kombinasi aspek terbaik dari pembelajaran online, aktivitas tatap muka terstuktur dan praktek
dunia nyata yang akan memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik. Lebih lanjut
Moebs & Weibelzahl (2006) mendefenisikan blended learning sebagai pencampuran antara
online dan pertemuan tatap muka. Menurut Bielawski & Metcalf (2003) bahwa Blended
learning adalah konsepyang relatif baru dalam pembelajaran dimana intruksi yang
disampaikan melalui campuran pembelajaran online dan tradisional dalam pelaksanaannya
dipimpin oleh pengajar. Oleh karena itu, blended learning dapat membantu peserta didik
dapat belajar secara maksimal dan mendapatkan banyak informasi untuk menunjang proses
belajar mengajar (Husamah, 2014).
Metakognitif
Metakognitif menurut Slavin (2006) adalah pengetahuan tentang pembelajaran mandiri atau
pengetahuan cara belajar. Metakognitif terdiri atas pengetahuan deklaratif dan prosedural
tentang strategi, sumber dan keterampilan diperlukan untuk mengerjakan tugas. Metakognitif
merupakan keterampilan individu dalam menatur dan mengontrol proses berpikir.
Keterampilan pada setiap individu satu dengan lainnya berbeda sesuai dengan proses
berbikir. Keterampilan tersebut terdiri atas pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
berpikir kritis dan berpikir kreatif (Iskandar, 2014).
E. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain Pretest-postest
Nonequivalent Control Grub Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 4 Kendari. Kelas X MIPA 3 sebagai perlakuan menerapkan pembelajaran PBL
dipadu potensi lokal, Kelas X MIPA 2 sebagai kontrol positif dengan menerapkan
pembelajaran PBL dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas kontrol negatif dengan menerapkan
pembelajaran konvensional. Seluruh kelas sampel menerapkan blended learning dan
diberikan pretes dan postes sehingga dapat dibandingkan hasil. Penuntuan sampel dilakukan
secara acak (random sampling) melalui placement text. Instrument penelitian meliputi
silabus, RPP, LKS, soal uraian 15 nomor, rubrik MAD dan rubrik HBKT. Data berupa nilai
postes dan pretes. Data dianlisis secara statistic melalui uji ANNOVA dan uji LSD.
Daftar Rujukan
Annisha, D., Ibrohim & Fatchur R. (2020). Handout Biologi Berbasis Potensi Lokal Pantai
Ujung Blang Untuk Siswa SMK Perairan dan Kelautan.Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian dan Pengembangan. 5(5),693-699.
Asmi, S.O., Sujarni, W. & Hayuni, R,W. (2019). Model Problem Based Learning Berbantuan
Blended Learning Terhadap Kesadaran Metakognitif Mahasiswa pada Materi
Spektroskopi Atom. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan 4(6),
764-769.
Dewantara, R. B., Endang, S., & Sri, R. L. (2020). Analisis Kebutuhan Pengembangan
Multimedia Interaktif Berbasis Problem Based Learning pada Materi Biologi SMA.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan 5(2), 175-179.
Hadi, K. (2017). Pengembangan Model Problem Based Learning Berbasis Kearifan Lokal
pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X di Kabupaten Aceh Selatan.
BIOnatural, 4(2) 42-52.
Hidayat,S., Yulanda, N. R. & Nida, A. R. (2020). Profil Keterampilan Metakognitif Peserta
didik pad Konsep Bakteri Kelas X MIPA di Kota Tasikmalaya. Quagga, 12(2), 176-
180.
Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Malang :Prestasi Pustaka.
Iskandar, S. M. (2014). Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Sains di
Kelas. Erudio 2(2), 14-20.
Izzaty, R. I., (2006). Problem Based Learning dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Paradigma 1(1) 77-83.
Kristiono, I. D., Wasis, D. D., & Imam, H. (2019). Pembelajaran Ilmu Gizi Olahraga
Berbasis Blended Learning pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan,4(2), 235-241.
Lavin, R. E. (2006). Educational Psychology: Teory and Practice. Boston: Pearson
Education Inc.
Lidia, L., Sarwi & Sunyoto, E. N. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Based Learning
Berbantuan ModulTerhadap Kemampuan Metakognitif Siswa. Unnes Physics
Education Journal, 7(2), 104-111.
Mursidah, S., Herawati S. & Aloysius, D. C. (2019). Hubungan Antara Ketrampilan Berpikir
Kritis dan Ketrampilan Berkomunikasi Dengan Retensi Siswa Dalam Pembelajaran
Biologi Melalui Strategi Reading Practicing Questioning Summarizing and Sharing.
.Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan ,4(8), 1071-1076.
Murtini, I., Siti Z., & Dwi L. (2019). Kebutuhan Bahan Ajar Matakuliah Biologi Sel di
Perguruan Tinggi Kota Malang. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan
Pengembangan, 4(8), 1120-1124.
Pitaloka, E. D., & Slamet S. (2019). Keefektifan Blended-Problem Based Learning Terhadap
Pemecahan Masalah Pada materi Ekologi. Jurnal Pendidikan,4(5) 640-647.
Qomariyah, W., Mimien, H. I. A. M. & Endang, S. (2019). Implementasi Modul Berbasis
Problem Based Learning dengan Metode SQ3R Materi Keanekaragaman Hayati
untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Sikap Peduli Lingkungan. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian dan Pengembangan, 4(3) 374-381.
Sayekti, E., Hadi S., & Sueb. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Sains
Berbantuan Mind Mapping Terhadap Hasil belajar Biologi Siswa Kelas X SMA.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan, 2(4), 550-555.
Surahman, E,. & Herman D. S. (2017). Pengembangan Adaptive Mobile Learning pada Mata
Pelajaran Biologi SMA Sebagai Upaya Mendukung Proses Blended Learning. Jurnal
Inovasi Teknologi Pendidikan, 4(1), 26-37.
Wulan, P., Hasruddin & Tumir, G. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Investigasi Kelompok Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi
Keanekargaman Hayati siswa Budisatrya Medan. Jurnal Tabularasa, 14(3), 217-224.

Anda mungkin juga menyukai