Anda di halaman 1dari 2

D.

Pajak dan Zakat

Pajak dan zakat merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pemenuhan
kewajiban baik dalam kegiatan pemenuhan kewajiban baik dalam bernegara maupun beragama

1. Definisi Pajak

Dalam UU No.28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas UU No.6 Tahun 1983
tentang ketantuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KPU), menyebutkan definisi pajak sebagai
kontribusi wajib kepada Negara yeng tertuang oleh orang pribadi atau badan yeng bersifat
memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langasung
dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tedapat 4
unsur pajak yang terdapat dalam pengertian tersebut, yaitu (Mardiasmo,2013:1)

1. Iuran rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran
tersebut berupa uang (bukan barang)
2. Berdasarkan undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan
undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa timbal balik atau kontreprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh
pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran
yang bermanfaat bagi masyakat luas.

Percantuman definisi pajak pajak dalam UU ini diatas baru terjadi pada tahun 1997,
sedangkan sebelumnya pajak tidak didefinisikan. Tidak didefinisikannya pajak dalam
perundang-undangan perpajakan di Indonesia (yang lama) merupakan suatu hal yang sangat
bertentangan dengan prinsip-prinsip perundang-undangan secara umum. Hal itu dapat
mengakibatkan pajak didefinisikan semua orang. Jika yang mendefinisikannya adalah
pemungut pajak, maka cenderung akan dibuat agar mengguntungkan pemungutnya, yang bisa
menjadi suatu kezaliman. Sebalikmya jika pajak didefinisikannya oleh pembayarnya,
cenderung akan dibuat agar menguntungkan pembayar, sehingga pajak akan dibuat bagaimana
supaya seminimal mungkin.

Sedangkan definisi pajak menurut syariah, secara etimologi, pajak dalam bahasa Arab
disebut dengan dharibah yang artinya mewajibkan, menetapkan, menentukan, memukul,
menerangkan atau membebankan, dan lain-lain. Sedangkan pengertian pajak secara istilah ,
banyak pendapat dalam hal ini. Pendapat yang lebih komprehensif tentang definisi pajak ini
adalah yang disampaikan oleh Abdul Qadim Zallum, bahwa pajak merupakan harta yang
diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslim untuk membiayai berbagai kebutuhan dan pos-
pos pengeluaran yang memang diwajibkan atas mereka, pada saat kondisi Baitul Mal tidak ada
uang/harta. Menurut Yusuf Qardhawi, pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat berupa
pengeluaran-pengeluaran umum dan juga untuk merealisasikan sebagian tujuan ekonomi,
politik, dan tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai Negara.

2. Dasar Pajak

Dasar utama perpajakan di Indonesia berpijak pada pasal 23A Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 yang berbunyi “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dalam undang-undang”.

3. Fungsi Pajak

a. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgetair)


Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk memiayai pengeluaran-
pengeluarannya (Sumber Keuangan Negara).
b. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulered )
Pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
c. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)
Pajak digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian
pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat.
d. Fungsi Stabilisasi
Pajak digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomiaan,
seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi,
sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai