Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KARAJATA ENGINEERING Vol. x No. x, Bulan 20xx, pp.

xx-xx, eISSN: xxxx-xxxx


Logo Jurnal
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/karajata
DOI http://dx.doi.org/xx.xxxx/karajata

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG TIRAM SEBAGAI


PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN
BETON
Annisa Ramadhani1 Jasman2 Mustakim3
1 2 3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Parepare, Indonesia

Informasi Artikel ABSTRACT


Utilization of oyster shell's waste as a substitute for coarse aggregate to the compressive
Riwayat Artikel:
strength of concrete (guided by Jasman and Mustakim). This research was motivated by oyster
Dikirim: .. Agustus 2021 that only the meat was sold and consumed while the shell pile up in the home, the coast of the
Revisi: .. Agustus 2021 sea and estuaries. The purpose of this research was to determine how much influence the use of
Diterima: .. Agustus 2021 oyster shells as coarse aggregate in terms of the compressive strength of different mixture
Tersedia online: .. Agustus 2021 variations. Using quantitative methods, named experimental research strategy to compare
between two variations by reducing or eliminating the other variation. The results showed that
the use of oyster shell waste as a substitute for coarse aggregate in the concrete mixture resulted
in a decrease in the compressive strength of normal concrete. The highest average compressive
strength value is the addition of 35% oyster shells with a compressive strength value of 10,852
Keywords:
MPa.
compressive strength test, oyster
shell waste.

ABSTRAK
Pemanfaatan limbah cangkang tiram sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan
beton (dibimbing oleh Jasman dan Mustakim). Dilatarbelakangi oleh tiram yang dijual dan
dikonsumsi hanya dagingnya saja sedangkan cangkangnya menumpuk di bagian halaman
rumah maupun pesisir laut dan muara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
*Penulis Korespondensi: seberapa besar pengaruh penggunaan cangkang tiram sebagai agregat kasar ditinjau dari kuat
Annisa Ramadhani, tekan dari variasi campuran yang berbeda. Menggunakan metode kuantitatif yaitu strategi
Program Studi Teknik Sipil, penelitian eksperimennya itu untuk membandingkan antara dua variasi dengan mengurangi
Universitas Muhammadiyah atau menyisihkan variasi yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah
cangkang tiram sebagai pengganti agregat kasar pada campuran beton mengakibatkan
Parepare,
penurunan kuat tekan dari beton normal. Nilai kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu
Jl Jenderal Ahmad Yani KM. 6,
penambahan 35% cangkang tiram dengan nilai kuat tekan sebesar 10,852 MPa.
Kota Parepare, Indonesia.
Email:
annisaramadhani219@gmail.com

This is an open access article under the CC BY-SA license.

I. PENDAHULUAN kekuatan beton, salah satunya melakukan subtitusi atau


penggantian pada material agregat.
Industri konstruksi pada saat ini, mengalami
Tiram merupakan salah satu komoditas
perkembangan yang sangat cepat dalam memenuhi
perikanan yang banyak digemari masyarakat, namun
kebutuhan manusia akan tempat tinggal, sarana dan
cangkangnya belum dimanfaatkan secara optimal
prasarana. Namun industri konstruksi menghasilkan
sehingga menjadi limbah padat [1]. Kulit kerang
sampah atau reruntuhan yang berdampak pada
merupakan sumber bahan mineral yang pada umumnya
lingkungan. Jumlah sampah konstruksi ini demikian
berasal dari hewan laut berupa Kerang yang telah
besar sehingga menjadi perhatian dunia untuk menjaga
mengalami penggilingan dan mempunyai karbonat
sumber alam yang ada.
tinggi [2]. Selain menjadi hama, tiram mempunyai nilai
Seiring dengan perkembangan pembangunan
ekonomis yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
yang sangat pesat diiringi dengan jumlah populasi
untuk makanan sehari-hari dan juga untuk dijual ke
manusia yang semakin banyak membuat kebutuhan
konsumen. Oleh karena nilai ekonomis yang dimiliki
akan material beton semakin menipis. Telah banyak
tiram ini, maka anggapan tiram sebagai hama seakan
metode yang dikembangkan untuk meningkatkan
tidak diperhatikan [3]. Sehingga tiram ini tidak dibatasi

▪1
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx

pertumbuhannya. Rohanah dkk (2009) melaporkan II. METODOLOGI PENELITIAN


bahwa kandungan kalsium yang terdapat pada
Jenis penelitian yang digunakan dalam
cangkang Kerang (bivalvia) adalah 39, 38% [4].
penyusunan skripsi dan penelitian ini adalah penelitian
Besarnya jumlah limbah padat cangkang kerang
kuantitatif yang merupakan metode penelitian yang
yang dihasilkan memerlukan upaya serius untuk
banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
menanganinya agar dapat bermanfaat dan mengurangi
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan.
serta penampilan dari hasilnya disertai dengan gambar,
Limbah padat kerang atau tiram berupa cangkang
tabel, grafik, atau tampilan lainnya. Kemudian data hasil
selama ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan
penelitian dianalisis sesuai dengan prosedur pengujian
kerajinan dan hiasan. Padahal cangkang kerang
dilaboratorium. Strategi penelitian ini menggunakan
menyimpang kandungan zat-zat seperti kalsium dalam
strategi penelitian eksperimennya itu untuk
jumlah tinggi [5].
membandingkan antara dua variasi dengan mengurangi
Masyarakat Dusun Lajari, Desa Garessi,
atau menyisihkan variasi yang lain.
Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru terkhusus
merupakan daerah yang berada di pinggiran pantai. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Oleh sebab itu kebanyakan masyarakatnya berprofesi Struktur dan Bahan Prodi Sipil Fakultas Teknik
sebagai nelayan.Pada saat air laut sedang surut, mereka Universitas Muhammadiyah Parepare. Sedangkan
biasanya mencari tiram untuk dijual maupun untuk pengambilan material cangkang tiram berlokasi di desa
dikonsumsi. Namun hanya dagingnya saja yang biasa Lajari, Kab. Barru. Pengujian material di laboratorium
mereka manfaatkan, sedangkan cangkangnya hanya dilakukan selama seminggu, sedangkan pencampuran,
dibiarkan saja dan menjadi limbah. Hal ini pun perawatan, serta pengujian benda uji dilakukan selama 2
menimbulkan permasalahan berupa sampah cangkang (dua) bulan lamanya. Penelitian ini menggunakan
tiram yang menumpuk di bagian halaman rumah bahan yang terdiri dari : a) Portland Composit Cement
maupun pesisir laut dan muara [6]. (PCC), b)Agregat halus (pasir), c) Agregat kasar
Pada hari biasa, pengunjung yang datang bisa (kerikil), d) Limbah cangkang tiram dari desa Lajari,
mencapai puluhan orang dalam satu rumah. Sedangkan Kab. Barru dan e)Air yang digunakan untuk
pada hari libur, pengunjung yang datang bisa mencapai pencampuran dan perendaman benda uji adalah air
ratusan orang jika dijumlahkan setiap rumahnya. Tiap yang berasal dari Laboratorium Struktur dan Bahan
satu rumah disana bisa menghasilkan kurang lebih 1 m3 Prodi Sipil Fakultas Teknik Universitas
limbah cangkang tiram tiap harinya, artinya jika tiap Muhammadiyah Parepare. Penelitian ini
minggunya bisa menghasilkan kurang lebih 7 m3 limbah menggunakan alat-alat yang tersedia di Laboratorium
cangkang tiram. Sedangkan di dusun Lajari terdapat Struktur dan Bahan Prodi Sipil Fakultas Teknik
beberapa rumah yang menyediakan tempat untuk Universitas Muhammadiyah Parepare. Alat-alat yang
menikmati tiram bakar. digunakan adalah sebagai berikut : Timbangan, Oven,
Dalam penelitian ini, agregat kasar yang Saringan/ayakanmesin penggetar ayakan
digunakan adalah limbah cangkang tiram. Limbah (Shieveshaker), Corong konik/ conicalmould, Kerucut
cangkang tiram dipecah-pecah kemudian disaring sesuai Abrams, Universal Testing Machine, Mesin
dengan ukuran maksimal 20 mm. Perencanaan Pencampur bahan (mixer/molen), Cetakan benda uji
campuran beton (mix design) terdiri dari 4 (empat) (silinder), Bak Perendaman dan Alat Bantu berupa:
variasi, yaitu 0%, 35%, 50% dan 100% agregat kasar Cetok semen, Piknometer, Pengukur waktu, Ember
limbah cangkang tiram. Berdasarkan latar belakang di dan talam serta Mistar.
atas, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian Jumlah sampel atau benda uji yang digunakan
adalah: 1) Bagaimana pengaruh pemanfaatan limbah adalah 36 buah dengan cetakan Silinder berdiameter
cangkang tiram sebagai pengganti agregat kasar 15cm dan tinggi 30cm. Teknik pengumpulan data
terhadap kuat tekan beton? 2) Berapakah besar dilakukan dengan 1), Pengumpulan data sekunder yaitu
persentase pengganti limbah cangkang tiram terhadap berupa standar mutu, serta mencari literatur-literatur
kuat tekan beton optimum? terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Data

▪2
Annisa Ramadhani. Pemanfaatan Limbah Cangkang (…)

tersebut dipergunakan untuk menentukan mutu beton Dari hasil pengujian material agregat kasar pada
yang akan diteliti, serta menentukan langkah kerja lebih beton normal untuk kadar air 1.33%, kadar lumpur 0.86%,
lanjut dalam tahap penelitian yang akan dilakukan. 2) berat jenis 2.78, absorsi 1.11%, berat volume lepas 1.65
Pengumpulan data primer yaitu berupa hasil pecahan kg/liter, berat volume padat 1.82 kg/liter dan keausan
limbah cangkang tiram secara langsung sebagai bahan 22.1%. Jadi dari hasil pengujian yang didapat bahwa
penelitian untuk mencari kekuatan tekannya, apakah agregat kasar yang akan digunakan sebagai bahan
baik digunakan kembali sebagai bahan agregat kasar campuran beton, dapat dipakai karena memenuhi
dalam campuran beton atau kurang baik. standar yang ditentukan pada SNI 03-2834-2000 [7].
Tabel 4.2. Hasil pengujian pada material agregat halus
Penelitian diawali dengan pengujian bahan
(sumber: hasil olah data)
material untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah
material digunakan. Selanjutnya dilakukan pengolahan No Jenis Hasil Syarat Keterangan
data hasil uji material untuk menentukan mix design. pengujian
Setelah itu dilakukanlah pencampuran beton dan dicetak 1 Kadar air 3,85% 2 – 5% Memenuhi
dalam sebuah cetakan silinder. Dua hari kemudian 2 Kadar 3,55% Maksimal Memenuhi
lumpur 5%
cetakan dilepas dan benda uji di keringkan selama 24 jam.
3 Berat jenis 2,75 1,6 – 3,3 Memenuhi
Setelah itu barulah dilakukan perendaman sesuai dengan
4 Absorsi 1,82% 0,2 – 2% Memenuhi
jumlah hari penelitian yang direncanakan. Setelah hari 5 Berat 1,44 1,4 – Memenuhi
perendaman berakhir, benda uji dikeringkan 24 jam. volume Kg/liter 1,9Kg/liter
Setelah itu dilakukanlah pengujian kuat tekan benda uji lepas
dengan alat Universal Testing Machine (UTM). 6 Berat 1,69 1,4 – Memenuhi
Kemudian hasil dari uji kuat tekan yang dilakukan volume Kg/liter 1,9Kg/liter
akan diolah dan dianalisis dengan evaluasi padat
karakteristik bahan dan analisa kuat tekan beton. 7 Kadar No.1 < No.3 Memenuhi
organik

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian material agregat halus pada beton
normal untuk kadar air 3.85%, kadar lumpur 3.55%, berat
A. Pengujian Material jenis 2.75, absorsi 1.82%, berat volume lepas 1.44 kg/liter,
Sebelum melakukan perancangan campuran (Mix Design) berat volume padat 1.69 kg/liter dan kadar organik
terlebih dahulu memeriksa/menguji material yang akan terdapat pada warna no.1. Jadi dari hasil pengujian yang
digunakan pada perancangan campuran data yang dapat bahwa agregat halus yang akan digunakan sebagai
didapat dari hasil pengujian pada material di bahan campuran beton, dapat dipakai karena memenuhi
laboratorium struktur dan bahan terdapat tabel berikut: standar yang telah ditentukan pada SNI 03-2834-2000.
Tabel 4.1. Hasil pengujian material agregat kasar Tabel 4.3 Hasil pengujian pada material agregat
(sumber: hasil olah data) cangkang tiram (sumber: hasil olah data)
No Jenis Hasil Syarat Keteranga
No Jenis Hasil Syarat Keterangan
pengujia n
pengujian
n
1 Kadar air 1,33% 0,5 - 2% Memenuhi
1 Kadar air 1,93% 0,5 – 2% Memenuhi
2 Kadar 0,86% Maksimal Memenuhi
2 Kadar 0,99% Maksimal Memenuhi
lumpur 1%
lumpur 1%
3 Berat jenis 2,78 1,6 – 3,3 Memenuhi
3 Berat 2,31 1,6 – 3,3 Memenuhi
4 Absorsi 1,11% Maksimal Memenuhi
jenis
4%
4 Absorsi 3,98% Maksimal Memenuhi
5 Berat 1,65 1,6 – Memenuhi
4%
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
5 Berat 1,62 1,6 – Memenuhi
lepas
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
6 Berat 1,82 1,6 – Memenuhi
lepas
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
6 Berat 1,69 1,6 – Memenuhi
padat
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
7 Pemeriksaan 22,1% Maksimal Memenuhi
padat
keausan 50%

▪3
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx

Dari hasil pengujian material agregat kasar pada beton Volume 15 x 30 0,0053m3
normal untuk kadar air 1.93%, kadar lumpur 0.99%, berat silinder cm
jenis 2.31, absorsi 3.98%, berat volume lepas 1.62 kg/liter,
berat volume padat 1.69 kg/liter dan keausan 22.1%. Jadi 2. Berdasarkan SNI 03-2834-2000
dari hasil pengujian yang didapat bahwa agregat kasar a. Standar deviasi (Sr): 5,6MPa
yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton, b. Nilai tambah (margin):
dapat dipakai karena memenuhi standar yang M = 1,64 × Sr
ditentukan pada SNI 03-2834-2000. = 1,64 × 5,6
= 9,18 MPa
B. Mix Design c. Kuat tekan rata-rata (fcr) uji silinder 28 hari:
1. Agregat natural Fcr = f’c+ M
Slump 30 – 60 mm = 20,8 + 9,18 MPa
Kuat tekan yang 20 MPa = 29,9 MPa
d. Pemilihan faktor air semen
disyaratkan
(Mpa) Hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang
Faktor air semen (fasmaks) 0.58 diperoleh adalah Fcr = 29,9 MPa atau 360 kg/cm2 maka
faktor air semen minimum 0.58 MPa dapat dilihat pada
Modulus kehalusan 6.79
gambar di bawah.
agregat kasar (kerikil)
Ukuran maksimum 20 mm
agregat
Berat jenis spesifik SSD 2,66
pasir
Berat jenis spesifik SSD 2,72
kerikil
Kadar air pasir (Wp) 3,85%

Absorbsi pasir (Rp) 1,82%

Kadar air kerikil (Wk) 1,33%

Absorbsi kerikil (Rk) 1,11%

Prosentase gabungan
terbaik :
a. pasir 40,30%
Gambar 4.1 Korelasi Fas dan Fc (semen type I, agregat
b. kerikil 59,70% batu pecah, pada umur 28 hari.
e. Berdasarkan nilai slump 30-60 mm dan ukuran
Berat volume kering 1654,76kg/m3 maksimum agregat 20 mm, maka diperoleh:
lepas kerikil Kadar air bebas alami = 180 kg/m3
Berat volume kering 1823,43kg/m3 Air bebas batu pecah = 210 kg/m3
padat kerikil Wair = (2/3 × 180) + (1/3 × 210)
Berat volume kering 1436,63 = 190.00 kg/m3
lepas pasir kg/m3 f. Penetapan kadar semen
Berat volume kering 1694,01 kadar air bebas (Wair) 190
Wsemen = faktor air semen (Fas) = 0.58 =327,59kg/m3
padat pasir kg/m3
Berat volume kering 1651,10 g. Berat jenis gabungan
lepas cangkang tiram kg/m3 Bj = (a% × bj. Spesifik ssd pasir) + (b% × bj. Spesifik ssd
Berat volume kering 1694,87 kerikil)
padat cangkang tiram kg/m3 = (0.40 × 2.66) + (0.60 × 2.72)
= 2.70

▪4
Annisa Ramadhani. Pemanfaatan Limbah Cangkang (…)

h. Perkiraan berat volume beton segar (basah) Semen = 327,59 kg/m3


Berat jenis beton, diperoleh dari grafik 4.1 dengan jalan
membuat grafik linier baru yang sesuai dengan nilai 3. Perancangan campuran untuk masing-masing
berat jenis agregat gabungan yaitu 2.70. Titik potong variasi benda uji
grafik baru ini sesuai dengan garis tegak lurus yang a. Menentukan rasio jumlah semen
berat bahan
menunjukkan kadar air bebas (dalam kasus ini 190.00 Rasio = berat semen
kg/m3) akan menghasilkan nilai berat jenis beton yang b. Menentukan berat untuk 1 (satu) sampel
direncanakan (diperoleh BJ beton = 2425 kg/m3). silinder
berat bahan
Berat 1 (satu) sampel silinder = volume silinder
Volume sililnder = 3.14 × 0,0752 × 0,30 = 0,0053 m3
170,09
Berat air = 0.0053 = 0,91 kg
327,59
Berat semen = 0.0053 = 1,74 kg
785,13
Berat pasir = 0.0053 = 4,16 kg
1) Untuk variasi 0% agregat cangkang tiram
1141,38
Berat kerikil = 0.0053 = 6,05 kg
Tabel 4.4 Mix Design campuran 0% agregat cangkang
tiram (sumber: hasil olah data)
Bahan beton Berat/m3 Rasio Berat 1
beton jumlah sampel
Gambar 4.2 Hubungan kandungan air, berat jenis (kg) semen silinder
agregat campuran dan berat isi beton (kg)
Air 170,09 0,51 0,91
i. Berat total agregat (pasir + kerikil) Semen 327,59 1.00 1,74
Berat total agregat = BJ – Wair – Wsemen
= 2425 – 190 – 327,59 Agregat 785,13 2,40 4,16
= 1907,41 kg/m3 halus
Agregat 1141,38 3,48 6,05
j. Berat masing-masing agregat
kasar
Berat pasir : 40.30% x 1907,41 kg/m3 = 768,68kg/m3
Cangkang 0 0 0
Berat kerikil : 59.70% x 1907,41 kg/m3 = 1138,73
tiram
kg/m3
Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk
Jumlah : 1907,41 kg/m3
perancangan campuran (Mix design) untuk presentase
k. Hasil mix design ssd karakteristik agregat
campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu)
Air (Wa) : 190,00 kg/m3
sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat
Semen (Ws) : 327,59 kg/m3
halus 4,16 kg dan agregat kasar 6,05 kg.
Pasir (BSSDp) : 768,68 kg/m3
2) Untuk variasi 35% agregat cangkang tiram
Agregat kasar (BSSDk) : 1138,73 kg/m3
Berat cangkang tiram:
l. Koreksi campuran beton untuk pelaksanaan
Bssdp Diketahui:
Berat lapangan pasir (BLp) = (1+Rp)×(1 – Wp) Bkerikil = 6,05 kg
768,68
=(1+0.0182)×(1−0.0385) BVkerikil = 1,82 kg/liter
BVcangkang = 1,69 kg/liter
= 785,13kg/m3 B 6,05
Bssdk Vkerikil = BVkerikil = 1,82 = 3,32 liter
Berat lapangan kerikil (BLk)= (1+Rk)×(1 – Wk) kerikil

1138,73 Vcangkang = Vkerikil × 35% = 1,162 liter


=(1+0.0111)×(1−0.0133) Maka, Bcangkang = Vcangkang × BVcangkang
= 1141,38kg/m3 = 1,162 × 1,69
Air = Wa + (BSSDp – BLp) + (BSSDk – BLk) = 1,96 kg
= 190 + (768,68) – 785,13) + Berat kerikil = (
1141,38
) – 1,96 = 4,09 kg
0,0053
(1138,73 – 1141,38)
= 170,90 kg/m3

▪5
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx

Tabel 4.5 Mix Design campuran 35% agregat cangkang Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk
tiram (sumber: hasil olah data) perancangan campuran (Mix design) untuk presentase
Bahan Berat/m3 Rasio Berat 1 campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu)
Beton Beton jumlah sampel sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat
(kg) semen silinder (kg) halus 4,16 kg, agregat kasar 3,24 kg, dan cangkang tiram
Air 170,09 0,51 0,91 2,81 kg.
Semen 327,59 1.00 1,74 4) Untuk variasi 100% agregat cangkang tiram
Agregat 785,13 2,40 4,16 Berat cangkang tiram:
halus Diketahui:
Agregat 771,70 2,36 4,09 Bkerikil = 6,05 kg
kasar BVkerikil = 1,82 kg/liter
Cangkang 369,81 1,12 1,96 BVcangkang = 1,69 kg/liter
B 6,05
tiram Vkerikil = BVkerikil = 1,82 = 3,32 liter
kerikil
Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk Vcangkang = Vkerikil × 100% = 3,32 liter
perancangan campuran (Mix design) untuk presentase Maka, Bcangkang = Vcangkang × BVcangkang
campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu) = 3,32 × 1,69
sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat = 5,61 kg
halus 4,16 kg, agregat kasar 4,09 kg, dan cangkang tiram
1,96 kg. Tabel 4.7 Mix Design campuran 100% agregat cangkang
3) Untuk variasi 50% agregat cangkang tiram tiram (sumber: hasil olah data)
Berat cangkang tiram: Bahan Berat/m3 Rasio Berat 1
Diketahui: beton beton jumlah sampel
Bkerikil = 6,05 kg (kg) semen silinder
BVkerikil = 1,82 kg/liter (kg)
BVcangkang = 1,69 kg/liter Air 170,09 0,51 0,91
B 6,05
Vkerikil = BVkerikil = 1,82 = 3,32 liter Semen 327,59 1.00 1,74
kerikil
Vcangkang = Vkerikil × 50% = 1,66 liter Agregat 785,13 2,40 4,16
Maka, Bcangkang = Vcangkang × BVcangkang halus
= 1,66 × 1,69 Agregat 0 0 0
= 2,81 kg kasar
1141,38
Berat kerikil = ( 0,0053 ) – 2,81 = 3,24 kg Cangkang 1058,49 3,23 5,61
tiram
Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk
perancangan campuran (Mix design) untuk presentase
Tabel 4.6 Mix Design campuran 50% agregat cangkang
campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu)
tiram (sumber: hasil olah data)
sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat
Bahan beton Berat/m3 Rasio Berat 1
halus 4,16 kg, dan cangkang tiram 5,61 kg.
beton jumlah sampel
(kg) semen silinder
(kg) C. Pengujian Nilai Slump
Air 170,09 0,51 0,91 Uji slump adalah pengujian yang dilakukan untuk
Semen 327,59 1.00 1,74 mengetahui besaran kekentalan (viscocity) adukan beton
segar. Kekakuan dalam suatu campuran beton
Agregat 785,13 2,40 4,16 menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk
halus
itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
Agregat 611,32 1,87 3,24
kekurangan, kelebihan, atau cukup air.
kasar
Cangkang 530,19 1,62 2,81 Uji slump mengacu pada SNI 03-2834-2000, slump dapat
tiram dilakukan di laboratorium atau di lapangan (biasanya
ketika ready mix design sampai dan diuji setiap

▪6
Annisa Ramadhani. Pemanfaatan Limbah Cangkang (…)

kedatangan). Hasil dari uji slump beton yaitu nilai slump, adalah pengujian kuat tekan benda uji. Pengujian kuat
nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional tekan beton dilakukan pada benda uji umur 7, 14 dan 28
(SI) dan mempunyai standar. hari dengan mutu beton yang direncanakan (f’c) sebesar
Tabel 4.8 Hasil pengujian slump (sumber: hasil olah data) 20 MPa sebanyak 36 sampel dengan menggunakan
N Persenta Umu Waktu Slump Slum metode SNI 03-2834-2000, yang terdiri dari 4 (empat)
o se r pencampur lapang p variasi campuran, yaitu 0%, 35%, 50% dan 100%. Untuk
campur beto an an maksi masing-masing variasi campuran dibuat 9 (sembilan)
an n (menit) (mm) mal sampel untuk kuat tekan dengan luas penampang rata-
(hari (mm) rata 17662,500mm2. Hasil pengujian dapat dilihat pada
) grafik berikut:
1 0% 7 ± 10 57 60
14 Rekapitulasi Hasil Uji Kuat
28
2 35% 7 ± 10 60 60
Tekan
14 25
28 20.854
3 50% 7 ± 10 50 60 20 18.023
14

Kuat Tekan (MPa)


28 14.154
15
4 100% 0%
7 ± 10 60 60 10.852
14 9.153 35%
10 7.36 7.455
28 6.511 6.134 50%
4.907 4.624
5 3.583 100%
Berdasarkan hasil pengujian slump pada tabel di atas
didapatkan nilai slump untuk 0% 57mm, 35% 60mm, 50% 0
50mm, dan 100% 60mm. Dari hasil pengujian slump yang 7 hari 14 hari 28 hari
telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa beton Umur Perendaman (hari)
yang telah dicampur dapat digunakan karena tidak
melewati batas maksimal nilai slump yaitu 60 mm. Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Kuat Tekan (sumber:
hasil olah data)

Grafik Nilai Uji Slump Grafik di atas menjelaskan bahwa kuat tekan rata-rata 0%
cangkang tiram yang didapat pada umur 7 hari sebesar
6.5 14,154 MPa, umur 14 sebesar 18,023 MPa, dan umur 28
Nilai Slump (cm)

6 hari sebesar 20,854 MPa. Kuat tekan beton campuran 0%


5.5 pada perendaman 14 hari mengalami kenaikan sebesar
5
4.5 22% dari perendaman 7 hari, sedangkan pada
100 perendaman 28 hari mengalami kenaikan sebesar 14%
0% 35% 50%
% dari perendaman 14 hari.
Nilai Slump 5.7 6 5 6 Kuat tekan rata-rata 35% cangkang tiram yang didapat
pada umur 7 hari sebesar 7,360 MPa, umur 14 sebesar
Grafik 4.1 Nilai Hasil Uji Slump (sumber: hasil olah 9,153 MPa, dan umur 28 hari sebesar 10,852 MPa. Kuat
data)
tekan beton campuran 35% pada perendaman 14 hari
Grafik di atas menjelaskan bahwa dari hasil pengujian mengalami kenaikan sebesar 20% dari perendaman 7 hari,
nilai slump didapatkan nilai slump untuk 0% 5.7 cm, 35% sedangkan pada perendaman 28 hari mengalami
6.0 cm, 50% 5.0 cm, dan 100% 6,0 cm. kenaikan sebesar 16% dari perendaman 14 hari.
D. Kuat Tekan
Kuat tekan rata-rata 50% cangkang tiram yang didapat
Setelah dilakukannya pembuatan, uji slump, dan pada umur 7 hari sebesar 4,907 MPa, umur 14 sebesar
perawatan benda uji silinder, selanjutnya yang dilakukan 6,511 MPa, dan umur 28 hari sebesar 7,455 MPa. Kuat

▪7
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx

tekan beton campuran 50% pada perendaman 14 hari REFERENSI


mengalami kenaikan sebesar 25% dari perendaman 7 hari,
sedangkanpada perendaman 28 hari mengalami [1] Handayani, Lia & Faisal Syahputra. (2017). Isolasi dan
Karakterisasi Nanokalsium dari Cangkang Tiram (Crassostrea
kenaikan sebesar 13% dari perendaman 14 hari. gigas). JHPI, 20(3).
Kuat tekan rata-rata 100% cangkang tiram yang didapat [2] Setyaningrum, S., H.I. Wahyuni dan Sukamto. (2009).
pada umur 7 hari sebesar 3,586 MPa, umur 14 sebesar Pemanfaatan Kalsium Kapur dan Kulit Kerang untuk Pembentukan
Cangkang dan Mobilisasi Kalsium Tulang pada Ayam Kedu.
4.624 MPa, dan umur 28 hari sebesar 6,134 MPa. Kuat Puslitbang Peternakan.
tekan beton campuran 100% pada perendaman 14 hari [3] Andika, R., &Safarizki, H. A. (2019). Pemanfaatan Limbah
mengalami kenaikan sebesar 23% dari perendaman 7 hari, Cangkang Kerang Dara (Anadara Granosa) Sebagai Bahan
Tambah Dan Komplemen Terhadap Kuat Tekan Beton
sedangkan pada perendaman 28 hari mengalami Normal.MoDuluS: Media Komunikasi Dunia Ilmu Sipil,
kenaikan sebesar 25% dari perendaman 14 hari. 1(1).
Dari Grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa [4] Rohana S. (2009). Pemanfaatan Tepung Limbah Kulit Kerang
Sebagai Bahan Paduan Semen Portland.Institut Pertanian Bogor.
semakin lama umur beton maka kuat tekan beton juga [5] Agustini. (2011). Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Simping
semakin meningkat. Dan nilai kuat tekan rata-rata (Amusium Pleuronectes) Dalam Pembuatan Cookies Kaya
tertinggi pada penambahan cangkang tiram yaitu pada Kalsium,(https://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/342
3, diakses 26 juni 2020).
penambahan 35% dengan nilai kuat tekan sebesar 10,852 [6] Sopiyadi. (2019). Studi Karakteristik Kuat Tekan Beton
MPa yang mengalami penurunan sebesar 48% dari kuat Menggunakan Bahan subtitusi Cangkang Kerang Di Kabupaten
Barru. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
tekan beton normal. Muhammadiyah Parepare.
[7] SNI 03-2834-2000. Tentang Tata Cara Pembuatan Rencana
IV. SIMPULAN Campuran Beton Normal.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,


maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah: 1) Hasil pengujian kuat tekan dengan
penambahan 0% cangkang tiram umur 7, 14, dan 28 hari,
masing-masing menghasilkan kuat tekan rata-rata beton
7.757 MPa, 8.964 MPa, dan 12.078 MPa. Beton dengan
penambahan 35% cangkang tiram umur 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari, masing-masing menghasilkan kuat tekan
rata-rata 6.605 MPa, 7.455 MPa, dan 8.209 MPa. Beton
dengan penambahan 50% cangkang tiram umur 7 hari,
14 hari, dan 28 hari, masing-masing menghasilkan kuat
tekan rata-rata 5.473 MPa, 5.850 MPa, dan 6.700 MPa.
Beton dengan penambahan 100% cangkang tiram umur 7
hari, 14 hari, dan 28 hari, masing-masing menghasilkan
kuat tekan rata-rata 4.435 MPa, 4.624 MPa, dan 5.096 MPa.
Nilai-nilai tersebut menunjukan bahwa semakin lama
umur beton maka kuat tekan beton juga semakin
meningkat, sedangkan semakin banyak penambahan
cangkang tiram pada beton maka kuat tekan beton juga
semakin menurun, nilai kuat tekan beton cangkang tiram
pada penelitian ini tidak dapat mencapai kuat tekan
rencana dan lebih rendah dari kuat tekan beton normal.
2)Penggunaan limbah cangkang tiram sebagai pengganti
agregat kasar pada campuran beton mengakibatkan
penurunan kuat tekan. Nilai kuat tekan rata-rata
tertinggi yaitu penambahan 35% cangkang tiram dengan
nilai kuat tekan sebesar 10,852 MPa.

▪8

Anda mungkin juga menyukai