ABSTRAK
Pemanfaatan limbah cangkang tiram sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan
beton (dibimbing oleh Jasman dan Mustakim). Dilatarbelakangi oleh tiram yang dijual dan
dikonsumsi hanya dagingnya saja sedangkan cangkangnya menumpuk di bagian halaman
rumah maupun pesisir laut dan muara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
*Penulis Korespondensi: seberapa besar pengaruh penggunaan cangkang tiram sebagai agregat kasar ditinjau dari kuat
Annisa Ramadhani, tekan dari variasi campuran yang berbeda. Menggunakan metode kuantitatif yaitu strategi
Program Studi Teknik Sipil, penelitian eksperimennya itu untuk membandingkan antara dua variasi dengan mengurangi
Universitas Muhammadiyah atau menyisihkan variasi yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah
cangkang tiram sebagai pengganti agregat kasar pada campuran beton mengakibatkan
Parepare,
penurunan kuat tekan dari beton normal. Nilai kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu
Jl Jenderal Ahmad Yani KM. 6,
penambahan 35% cangkang tiram dengan nilai kuat tekan sebesar 10,852 MPa.
Kota Parepare, Indonesia.
Email:
annisaramadhani219@gmail.com
▪1
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx
▪2
Annisa Ramadhani. Pemanfaatan Limbah Cangkang (…)
tersebut dipergunakan untuk menentukan mutu beton Dari hasil pengujian material agregat kasar pada
yang akan diteliti, serta menentukan langkah kerja lebih beton normal untuk kadar air 1.33%, kadar lumpur 0.86%,
lanjut dalam tahap penelitian yang akan dilakukan. 2) berat jenis 2.78, absorsi 1.11%, berat volume lepas 1.65
Pengumpulan data primer yaitu berupa hasil pecahan kg/liter, berat volume padat 1.82 kg/liter dan keausan
limbah cangkang tiram secara langsung sebagai bahan 22.1%. Jadi dari hasil pengujian yang didapat bahwa
penelitian untuk mencari kekuatan tekannya, apakah agregat kasar yang akan digunakan sebagai bahan
baik digunakan kembali sebagai bahan agregat kasar campuran beton, dapat dipakai karena memenuhi
dalam campuran beton atau kurang baik. standar yang ditentukan pada SNI 03-2834-2000 [7].
Tabel 4.2. Hasil pengujian pada material agregat halus
Penelitian diawali dengan pengujian bahan
(sumber: hasil olah data)
material untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah
material digunakan. Selanjutnya dilakukan pengolahan No Jenis Hasil Syarat Keterangan
data hasil uji material untuk menentukan mix design. pengujian
Setelah itu dilakukanlah pencampuran beton dan dicetak 1 Kadar air 3,85% 2 – 5% Memenuhi
dalam sebuah cetakan silinder. Dua hari kemudian 2 Kadar 3,55% Maksimal Memenuhi
lumpur 5%
cetakan dilepas dan benda uji di keringkan selama 24 jam.
3 Berat jenis 2,75 1,6 – 3,3 Memenuhi
Setelah itu barulah dilakukan perendaman sesuai dengan
4 Absorsi 1,82% 0,2 – 2% Memenuhi
jumlah hari penelitian yang direncanakan. Setelah hari 5 Berat 1,44 1,4 – Memenuhi
perendaman berakhir, benda uji dikeringkan 24 jam. volume Kg/liter 1,9Kg/liter
Setelah itu dilakukanlah pengujian kuat tekan benda uji lepas
dengan alat Universal Testing Machine (UTM). 6 Berat 1,69 1,4 – Memenuhi
Kemudian hasil dari uji kuat tekan yang dilakukan volume Kg/liter 1,9Kg/liter
akan diolah dan dianalisis dengan evaluasi padat
karakteristik bahan dan analisa kuat tekan beton. 7 Kadar No.1 < No.3 Memenuhi
organik
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian material agregat halus pada beton
normal untuk kadar air 3.85%, kadar lumpur 3.55%, berat
A. Pengujian Material jenis 2.75, absorsi 1.82%, berat volume lepas 1.44 kg/liter,
Sebelum melakukan perancangan campuran (Mix Design) berat volume padat 1.69 kg/liter dan kadar organik
terlebih dahulu memeriksa/menguji material yang akan terdapat pada warna no.1. Jadi dari hasil pengujian yang
digunakan pada perancangan campuran data yang dapat bahwa agregat halus yang akan digunakan sebagai
didapat dari hasil pengujian pada material di bahan campuran beton, dapat dipakai karena memenuhi
laboratorium struktur dan bahan terdapat tabel berikut: standar yang telah ditentukan pada SNI 03-2834-2000.
Tabel 4.1. Hasil pengujian material agregat kasar Tabel 4.3 Hasil pengujian pada material agregat
(sumber: hasil olah data) cangkang tiram (sumber: hasil olah data)
No Jenis Hasil Syarat Keteranga
No Jenis Hasil Syarat Keterangan
pengujia n
pengujian
n
1 Kadar air 1,33% 0,5 - 2% Memenuhi
1 Kadar air 1,93% 0,5 – 2% Memenuhi
2 Kadar 0,86% Maksimal Memenuhi
2 Kadar 0,99% Maksimal Memenuhi
lumpur 1%
lumpur 1%
3 Berat jenis 2,78 1,6 – 3,3 Memenuhi
3 Berat 2,31 1,6 – 3,3 Memenuhi
4 Absorsi 1,11% Maksimal Memenuhi
jenis
4%
4 Absorsi 3,98% Maksimal Memenuhi
5 Berat 1,65 1,6 – Memenuhi
4%
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
5 Berat 1,62 1,6 – Memenuhi
lepas
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
6 Berat 1,82 1,6 – Memenuhi
lepas
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
6 Berat 1,69 1,6 – Memenuhi
padat
volume Kg/liter 1,9Kg/liter
7 Pemeriksaan 22,1% Maksimal Memenuhi
padat
keausan 50%
▪3
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx
Dari hasil pengujian material agregat kasar pada beton Volume 15 x 30 0,0053m3
normal untuk kadar air 1.93%, kadar lumpur 0.99%, berat silinder cm
jenis 2.31, absorsi 3.98%, berat volume lepas 1.62 kg/liter,
berat volume padat 1.69 kg/liter dan keausan 22.1%. Jadi 2. Berdasarkan SNI 03-2834-2000
dari hasil pengujian yang didapat bahwa agregat kasar a. Standar deviasi (Sr): 5,6MPa
yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton, b. Nilai tambah (margin):
dapat dipakai karena memenuhi standar yang M = 1,64 × Sr
ditentukan pada SNI 03-2834-2000. = 1,64 × 5,6
= 9,18 MPa
B. Mix Design c. Kuat tekan rata-rata (fcr) uji silinder 28 hari:
1. Agregat natural Fcr = f’c+ M
Slump 30 – 60 mm = 20,8 + 9,18 MPa
Kuat tekan yang 20 MPa = 29,9 MPa
d. Pemilihan faktor air semen
disyaratkan
(Mpa) Hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang
Faktor air semen (fasmaks) 0.58 diperoleh adalah Fcr = 29,9 MPa atau 360 kg/cm2 maka
faktor air semen minimum 0.58 MPa dapat dilihat pada
Modulus kehalusan 6.79
gambar di bawah.
agregat kasar (kerikil)
Ukuran maksimum 20 mm
agregat
Berat jenis spesifik SSD 2,66
pasir
Berat jenis spesifik SSD 2,72
kerikil
Kadar air pasir (Wp) 3,85%
Prosentase gabungan
terbaik :
a. pasir 40,30%
Gambar 4.1 Korelasi Fas dan Fc (semen type I, agregat
b. kerikil 59,70% batu pecah, pada umur 28 hari.
e. Berdasarkan nilai slump 30-60 mm dan ukuran
Berat volume kering 1654,76kg/m3 maksimum agregat 20 mm, maka diperoleh:
lepas kerikil Kadar air bebas alami = 180 kg/m3
Berat volume kering 1823,43kg/m3 Air bebas batu pecah = 210 kg/m3
padat kerikil Wair = (2/3 × 180) + (1/3 × 210)
Berat volume kering 1436,63 = 190.00 kg/m3
lepas pasir kg/m3 f. Penetapan kadar semen
Berat volume kering 1694,01 kadar air bebas (Wair) 190
Wsemen = faktor air semen (Fas) = 0.58 =327,59kg/m3
padat pasir kg/m3
Berat volume kering 1651,10 g. Berat jenis gabungan
lepas cangkang tiram kg/m3 Bj = (a% × bj. Spesifik ssd pasir) + (b% × bj. Spesifik ssd
Berat volume kering 1694,87 kerikil)
padat cangkang tiram kg/m3 = (0.40 × 2.66) + (0.60 × 2.72)
= 2.70
▪4
Annisa Ramadhani. Pemanfaatan Limbah Cangkang (…)
▪5
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx
Tabel 4.5 Mix Design campuran 35% agregat cangkang Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk
tiram (sumber: hasil olah data) perancangan campuran (Mix design) untuk presentase
Bahan Berat/m3 Rasio Berat 1 campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu)
Beton Beton jumlah sampel sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat
(kg) semen silinder (kg) halus 4,16 kg, agregat kasar 3,24 kg, dan cangkang tiram
Air 170,09 0,51 0,91 2,81 kg.
Semen 327,59 1.00 1,74 4) Untuk variasi 100% agregat cangkang tiram
Agregat 785,13 2,40 4,16 Berat cangkang tiram:
halus Diketahui:
Agregat 771,70 2,36 4,09 Bkerikil = 6,05 kg
kasar BVkerikil = 1,82 kg/liter
Cangkang 369,81 1,12 1,96 BVcangkang = 1,69 kg/liter
B 6,05
tiram Vkerikil = BVkerikil = 1,82 = 3,32 liter
kerikil
Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk Vcangkang = Vkerikil × 100% = 3,32 liter
perancangan campuran (Mix design) untuk presentase Maka, Bcangkang = Vcangkang × BVcangkang
campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu) = 3,32 × 1,69
sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat = 5,61 kg
halus 4,16 kg, agregat kasar 4,09 kg, dan cangkang tiram
1,96 kg. Tabel 4.7 Mix Design campuran 100% agregat cangkang
3) Untuk variasi 50% agregat cangkang tiram tiram (sumber: hasil olah data)
Berat cangkang tiram: Bahan Berat/m3 Rasio Berat 1
Diketahui: beton beton jumlah sampel
Bkerikil = 6,05 kg (kg) semen silinder
BVkerikil = 1,82 kg/liter (kg)
BVcangkang = 1,69 kg/liter Air 170,09 0,51 0,91
B 6,05
Vkerikil = BVkerikil = 1,82 = 3,32 liter Semen 327,59 1.00 1,74
kerikil
Vcangkang = Vkerikil × 50% = 1,66 liter Agregat 785,13 2,40 4,16
Maka, Bcangkang = Vcangkang × BVcangkang halus
= 1,66 × 1,69 Agregat 0 0 0
= 2,81 kg kasar
1141,38
Berat kerikil = ( 0,0053 ) – 2,81 = 3,24 kg Cangkang 1058,49 3,23 5,61
tiram
Berdasarkan hasil yang didapat di laboratorium untuk
perancangan campuran (Mix design) untuk presentase
Tabel 4.6 Mix Design campuran 50% agregat cangkang
campuran 0% Agregat cangkang tiramuntuk 1 (satu)
tiram (sumber: hasil olah data)
sampel silinder yaitu, air 0,91 kg, semen 1,74 kg, agregat
Bahan beton Berat/m3 Rasio Berat 1
halus 4,16 kg, dan cangkang tiram 5,61 kg.
beton jumlah sampel
(kg) semen silinder
(kg) C. Pengujian Nilai Slump
Air 170,09 0,51 0,91 Uji slump adalah pengujian yang dilakukan untuk
Semen 327,59 1.00 1,74 mengetahui besaran kekentalan (viscocity) adukan beton
segar. Kekakuan dalam suatu campuran beton
Agregat 785,13 2,40 4,16 menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk
halus
itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
Agregat 611,32 1,87 3,24
kekurangan, kelebihan, atau cukup air.
kasar
Cangkang 530,19 1,62 2,81 Uji slump mengacu pada SNI 03-2834-2000, slump dapat
tiram dilakukan di laboratorium atau di lapangan (biasanya
ketika ready mix design sampai dan diuji setiap
▪6
Annisa Ramadhani. Pemanfaatan Limbah Cangkang (…)
kedatangan). Hasil dari uji slump beton yaitu nilai slump, adalah pengujian kuat tekan benda uji. Pengujian kuat
nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional tekan beton dilakukan pada benda uji umur 7, 14 dan 28
(SI) dan mempunyai standar. hari dengan mutu beton yang direncanakan (f’c) sebesar
Tabel 4.8 Hasil pengujian slump (sumber: hasil olah data) 20 MPa sebanyak 36 sampel dengan menggunakan
N Persenta Umu Waktu Slump Slum metode SNI 03-2834-2000, yang terdiri dari 4 (empat)
o se r pencampur lapang p variasi campuran, yaitu 0%, 35%, 50% dan 100%. Untuk
campur beto an an maksi masing-masing variasi campuran dibuat 9 (sembilan)
an n (menit) (mm) mal sampel untuk kuat tekan dengan luas penampang rata-
(hari (mm) rata 17662,500mm2. Hasil pengujian dapat dilihat pada
) grafik berikut:
1 0% 7 ± 10 57 60
14 Rekapitulasi Hasil Uji Kuat
28
2 35% 7 ± 10 60 60
Tekan
14 25
28 20.854
3 50% 7 ± 10 50 60 20 18.023
14
Grafik Nilai Uji Slump Grafik di atas menjelaskan bahwa kuat tekan rata-rata 0%
cangkang tiram yang didapat pada umur 7 hari sebesar
6.5 14,154 MPa, umur 14 sebesar 18,023 MPa, dan umur 28
Nilai Slump (cm)
▪7
JURNAL KARAJATA ENGINEERING - Vol. x No.x, Bulan 20xx
▪8